Rendezvous bag 35 by Sally Diandra. Jalal tidak menyadari kalau Rukayah mengikutinya berenang dibelakang, gerakan renang Jalal yang begitu cepat membuat Rukayah tidak mampu mengimbangi Jalal yang telah melakukan beberapa lap bolak balik, hingga akhirnya Jalal mengakhiri acara renangnya, ketika Jalal sudah sampai dibibir kolam renang dan berhenti disana, Rukayah segera menghampiri Jalal “Gerakan renangmu cepat sekali !” Jalal segera menoleh kearah Rukayah “Kamu juga berenang ? Aku kira kamu masih ngobrol sama Jodha” tepat pada saat itu Jodha mendekati mereka ketika Jalal keluar dari kolam renang, Jodha menyodorkan kimono handuk ke Jalal “Terima kasih, sayang … Rukayah, sorry aku tinggal, aku mau mandi dulu” ujar Jalal lalu ngelonyor pergi ke kamarnya, Rukayah yang masih berendam didalam kolam renang merasa kesal karena ditinggal begitu saja oleh Jalal, dirinya mengira bisa berduaan dengan Jalal walaupun hanya beberapa menit didalam kolam renang tersebut “Rukayah, apakah kamu mau mandi juga ? Ini handuknya, mari aku antar kamu ke kamar mandi” Jodha menyodorkan handuknya ke Rukayah “Aku mandinya nanti saja, aku mau berendam dulu, maksudku mau berenang” Jodha hanya tersenyum “Kalau begitu, aku tinggal dulu ya, kalau perlu sesuatu aku ada dikamar, aku mau beres beres kamar dulu” Rukayah hanya mengangguk kesal kemudian melanjutkan renangnya, sementara Jodha bergegas menuju ke kamar setelah terlebih dahulu memberesi piring piring kotor bekas makan tadi.
Sesampainya dikamar, Jodha segera membereskan ranjang, merapikannya seperti semula kemudian menyiapkan baju untuk Jalal, namun Jodha bingung, baju yang mana yang mau disiapkannya untuk Jalal, bergegas Jodha masuk ke dalam kamar mandi, dilihatnya Jalal sedang berendam didalam air hangat jaquzzi sambil mendengarkan musik melalui headset walkmannya dengan mata terpejam, Jodha mengusap perlahan bahu Jalal yang kekar dengan jemari lembutnya, Jalal membuka matanya dan tersenyum “Ada apa ?” Jodha juga membalas senyuman Jalal “Kamu mau pakai baju apa ?” Jalal tersenyum sambil membuka headsetnya dan diletakkannya disamping dekat walkman, kemudian memegang tangan Jodha “Baju apa saja yang kamu siapkan aku mau” ujar Jalal sambil menggeret lengan Jodha agar mendekat kearahnya “Jalal …” Jalal tertawa nakal “Ayoo sini berendam denganku” Jodha menggelengkan kepalanya “Ada Rukayah, nggak enak kan kalau sampai dia nungguin kita lama” Jalal memasang muka cemberut dan berkata “Salah sendiri datang kerumah pengantin baru, lagian siapa yang nyuruh datang !”, “Hussssh !” Jodha langsung menutup mulut Jalal dengan tangannya “Jangan ngomong gitu, nggak enak kalau dia denger nanti” ujar Jodha sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Jalal “Nanti, kalau dia sudah pulang, aku mau berendam sama kamu” Jalal menyeringai senang “Ya udah kalau gitu suruh saja dia pulang !” Jalal merajuk “Oh iya, bilang juga sama dia, kalau hari ini kita mau pergi, kamu jadi kan beli mobil ? Ada baiknya kita jalan jalan hari ini” Jodha menganggukkan kepalanya kemudian berlalu meninggalkan Jalal yang masih asyik berendam di Jaquzzi.
Baru saja Jodha hendak membuka pintu kamar mandi, tiba tiba Rukayah sudah ada didepan pintu “Rukayah … ada apa ?” Rukayah salah tingkah didepan Jodha “Sorry, tadi aku lihat pintu kamar kamu terbuka jadi aku masuk saja kesini, nyari kamu, aku mau mandi, dimana ya ?” Jodha segera menutup pintu kamar mandinya “Kamu bisa mandi dikamar sebelah, ayok aku antar, kamu mau pinjam bajuku ?” Rukayah menggelengkan kepalanya “Aku biasa bawa baju cadangan, ini sudah aku bawa” Rukayah menunjukkan sebuah tas besar yang dibawanya “Oke, kalau gitu kita ke kamar sebelah, mari” Rukayah segera mengekor Jodha menuju kekamar sebelah. Setelah selesai bebenah dan berdandan, Rukayah kembali harus menelan kecewa karena kembali dia tidak bisa meluangkan waktunya bersama Jalal, Jalal dan Jodha memutuskan untuk menghabis hari itu diluar berdua, alhasil Rukayah hanya bisa gigit jari menerima kenyataan ini.
“Sorry banget, Ruk … karena kami harus pergi dan selama tiga hari kedepan kami tidak bisa diganggu” Jodha langsung kaget dan menoleh kearah Jalal “Tidak bisa diganggu ? Maksudmu ?”, “Kamu lupa kalau kita punya acara khusus didalam gua ?” ujar Jalal sambil mengedipkan matanya ke Jodha, Jodha tersipu malu “Iyaa, aku tau … aku juga yang salah, bertamu pada saat yang tidak tepat, aku ngerti kok kalau selama beberapa hari ini, kalian masih ingin menikmati bulan madu kalian, kalau gitu aku pulang dulu ya” ujar Rukayah sambil membuka pintu mobil Lamborghini merahnya, sementara Jalal dan Jodha masih berdiri sambil berangkulan melepas kepergian Rukayah, sepeninggal Rukayah, Jodha melancarkan capitan kepiting tangannya mencibut Jalal “Aduuuh … kok nyubit sih ?” Jalal mengaduh kesakitan “Ya abis kamu itu nggak punya perasaan, gimana juga kan Rukayah kan tamu kita, masa kamu usir gitu ?” kedua bola mata Jodha membulat membuat Jalal juga ikut melotot “Sayang, tapi aku kan mengusirnya secara halus, nggak ada maksud untuk menyakit hatinya dan lagi kita memang berencana mau pergi kan ?” ujar Jalal dengan tatapan mata tidak bersalah, Jodha cuma melengos dan segera masuk kedalam mobil, Jalal hanya bisa mengangkat tangannya keatas dan menyusul Jodha masuk kedalam mobil
“Kamu marah, sayang ?” ujar Jalal setelah masuk didalam mobil, Jodha cuma diam saja, memasang muka cemberut sampai menatap kearah depan tanpa mempedulikan Jalal, Jalal merasa sangat bersalah ke Jodha “Sayang, aku minta maaf, maaf kalau kata kataku …” Jodha tertawa cekikikan ketika melihat Jalal menjewer kedua telinganya sendiri sebagai tanda permintaan maaf “Kok ketawa ?”, “Gimana nggak ketawa ? Lihat muka kamu kayak gitu” ujar Jodha sambil masih tertawa sambil memandang Jalal, Jalal hanya tersenyum “Dasar perempuan” Jalal tertawa nakal, “Hei ! Ada apa dengan perempuan ?” sambil mengontak mobilnya Jalal berkata “Yaaa, perempuan selalu membingungkan, kadang manis, kadang marah, kadang nangis, kadang tertawa”, “Itulah enaknya jadi perempuan, bisa memainkan berbagai macam perasaan dan mulai hari ini kamu harus beradaptasi dengan perempuan disebelahmu ini tuan Jalal !” ujar Jodha sambil mencubit pipi Jalal, Jalal hanya tersenyum lebar sambil melirik ke arah Jodha.
Waktu cuti yang masih tersisa tiga hari, benar benar dimanfaatkan Jodha dan Jalal untuk menambah keintiman diantara mereka berdua, setelah selesai urusan pembelian mobil baru untuk Jodha, sebelum kembali ke guanya, mereka berdua menyempatkan diri untuk membeli semua bahan bahan makanan untuk keperluan rumah selama satu minggu kedepan, Jalal sudah memutuskan kalau tiga hari yang tersisa ini benar benar dimanfaatkan untuk keintiman mereka, meskipun tanpa bulan madu ke luar negeri atau ke tempat tempat wisata didalam negeri, bagi mereka berdua, bulan madu di gua mereka sendiri lebih menyenangkan, Jalal dan Jodha telah memutuskan untuk jauh dari dunia luar, semua ponsel mereka matikan, yang ada hanya acara nonton bersama di ruang blue ocean home theatre lalu bercinta, masak masakan favourite mereka, makan bareng kemudian bercinta, memainkan semua permainan di ruang permainanl, mulai dari scrabble, catur, play station, dan permainan yang lain yang ujungnya diakhiri dengan bercinta lagi, termasuk juga ketika mereka berendam di jaquzzi, berenang, semua ruangan telah mereka eksplor, dimana mereka disitulah mereka bercinta, Jalal dan Jodha benar benar menikmati kebersamaan mereka digua tercinta.
“Moti benar saat ini bercinta memang menjadi sebuah kebutuhan bagiku, Jalal bukan hanya sebagai suami yang hebat akan tetapi kekasih yang sempurna” bathin Jodha dalam hati ketika mereka baru saja selesai bercinta sambil menikmati rendaman air hangat dijaquzzi berdua bareng Jalal, saat itu tubuh Jodha bersandar ditubuh Jalal, perlahan lahan Jalal membasahi rambut Jodha yang panjang “Kalau punya anak nanti, kamu ingin punya anak berapa ?” pertanyaan Jalal membuat Jodha kaget ketika Jalal mulai menyinggung soal anak “Anak ?”, “Iya … anak kita” Jodha bingung tiba tiba pikirannya blank ketika Jalal menanyakan soal anak
“Kenapa, Jo ?”, “Nggak papa” Jalal memegang dagu Jodha dan dipalingkan wajah Jodha kearahnya “Kamu kan suka sekali sama anak anak kecil, kenapa kamu jadi bingung ketika aku bilang soal anak ?” Jodha salah tingkah didepan Jalal “Iyaa … aku sangat suka dengan anak anak kecil tapi aku rasa apa saat ini kita sudah siap mempunyai anak ?” Jalal terkejut mendengar ucapan Jodha “Kamu tidak berniat untuk menundanya kan ?” ujar Jalal sambil menaruh dagunya dibahu Jodha, Jodha semakin gelisah “Eeenggaaak”, “Kok kedengarannya ragu ragu begitu, hmm… ?” ujar Jalal sambil menciumi bahu dan leher Jodha, Jodha bisa diam sambil memejamkan matanya “Aku ingin punya banyak anak, biar gua kita ramai, apalagi kemarin dokter bilang sebelum kita menikah, kita berdua ini sehat jadi kita bisa cepat punya momongan, iya kan ?” Jodha bingung apa yang harus dia katakan ke Jalal, apakah dirinya harus berterus terang atau tetap menyimpan rahasia surat kontraknya bersama produk kosmetik Lamour’ itu, dimana dirinya tidak boleh hamil selama masa kontrak berlangsung… Rendezvous bag 36 by Sally Diandra.