Sinopsis Ashoka Samrat episode 11 by Sally Diandra. Masih diruang sidang, Maharaja Bindusara memutuskan agar kedua anaknya Sushima dan Siamak saling berkompetisi adu ketangkasan pedang, Ratu Noor memberikan dukungan pada anaknya Siamak, kemudian mereka berdua Sushima dan Siamak berjalan agak menengah untuk mengambil tempat, setelah ada aba aba dari salah satu pendeta kerajaan, Sushima dan Siamak saling beradu ketangkasan pedang satu sama lain, Sushima dengan sombongnya hanya menggunakan satu tangan sementara Siamak menggunakan kedua tangannya menyerang Sushima, walaupun tubuh dan usianya yang masih kecil namun kemampuan Siamak tidak bisa dianggap sebelah mata karena beberapa kali Sushima berusaha menahan serangan Siamak hingga akhirnya Siamak berhasil menjatuhkan pedang Sushima.
Semua yang hadir disana terkesan dengan ketangkasan Siamak tidak terkecuali Ratu Noor dan Maharaja Bindusara. Namun sayangnya Sushima tidak terima dirinya dikalahkan begitu saja oleh adik tirinya yang masih kecil ini, Sushima segera mengambil belati yang telah dibawanya sedari tadi dipinggangnya dan melemparkannya ke arah Siamak, untungnya Siamak mampu mengelak serangan belati Sushima dengan cepat, tiba tiba belati yang dilempar oleh Sushima tadi dipegang oleh seorang anak yang berdiri dibelakang Siamak yang mengenakan sebuah topeng, semua yang hadir disana terkejut melihat kehadiran anak bertopeng ini “Cukup untuk hari ini !” Maharaja Bindusara segera menghentikan kompetisi tersebut “Sushima, sebelum kamu menggunakan senjata ini, kamu seharusnya tahu apa konsekwensinya” Acharaya menasehati Sushima, Sushima mencoba menahan amarahnya.
“Nampaknya Ratu Charumitra tidak memberitahu pada anaknya tentang peraturan dalam sebuah pertandingan, Sushima telah menyerang anakku” ujar Ratu Noor sambil melirik sinis kearah Ratu Charumitra “Mereka berdua adalah saudara, jangan buat mereka jadi saling bermusuhan, lihat aku dan Justin, aku ingin Sushima dan Siamak mengikuti kebersamaan yang aku miliki bersama Justin” ujar Bindu sambil melirik ke arah Justin, Justin hanya tersenyum, begitu pula Helena hanya memandangi kedua anaknya itu “Sushima, kamu harus menjadi Samrat yang baik, kamu harus menjadi orang yang baik dan menjadi orang yang baik itu harus bisa mengontrol emosi, kemarahan adalah musuhmu, hal itu bisa membuat kamu kehilangan kontrol” Sushima hanya diam saja sambil terus menahan amarahnya
“Sekarang, pertunjukkan bisa dimulai” tak lama kemudian datanglah tiga anak bertopeng, anak bertopeng yang memegang belati Sushima juga masih disana “Kami datang untuk mencari Samrat dari Vanraj tapi inilah Samrat yang sesungguhnya, jika kami tidak memberikan hiburan maka kami akan dipukul !” ujar anak anak bertopeng itu, namun secara diam diam anak bertopeng pemegang belati tadi pergi menyelinap kebelakang secara diam diam, ketika melihat diruangan itu banyak makanan, anak bertopeng itu sangat senang dan bermaksud ingin mengambilnya, tiba tiba salah seorang prajurit menghentikannya “Hei ! Kamu tidak boleh makan disini, bukannya kamu seharusnya bergabung dengan teman temanmu ?” prajurit mendorong anak bertopeng pembawa belati tadi ke tengah ruangan untuk bergabung dengan anak bertopeng yang lain.
Salah satu anak bertopeng yang melihat anak bertopeng itu berkata “Kami datang kesini cuma bertiga, bagaimana bisa menjadi empat, kamu datang dari mana ?” anak bertopeng tadi hanya diam saja, kemudian ketiga anak bertopeng mulai melakukan hiburannya dengan melompat, kemudian teman temannya bergabung dan mereka melakukan aksi lucu lucuan dengan saling menjatuhkan diri satu sama lain sambil bermain bola bola ditangan mereka, semua yang hadir disana merasa terhibur dan tertawa termasuk Bindusara. Anak bertopeng pemegang belati yang sedari tadi hanya diam saja memperhatikan mereka, tiba tiba ikut bergabung dengan ketiga anak bertopeng itu, kemudian dia memainkan lempar bola dengan sangat lihai, tidak ada satupun bola yang jatuh, Bindusara terkesan melihatnya.
Dharma yang sedari tadi melihat aksi anak anak ini juga terkesan dengan permainan anak anak ini sambil menutupi wajahnya. Semua orang menikmati permainan bola tangkap anak bertopeng itu “Permainan bagus seperti itu hanya bisa dilakukan oleh satu orang saja yaitu Samrat dari Vanraj Ashoka” ujar salah seorang anak bertopeng. Ashoka yang sedari tadi memakai topeng menghentikan permainan bola tangkapnya “Permainan yang bagus !” puji Bindusara, hiburanpun berakhir dan Ashoka meninggalkan ruang sidang.
Ashoka yang masih memakai topeng masuk ke dapur kerajaan, Ashoka teringat ketika dirinya mengatakan pada teman temannya yang bekerja diistal kuda bahwa dia akan membawakan mereka makanan dari istana, belum sempat Ashoka mengambil makanan makanan itu, tiba tiba Sushima memegang bahunya dari belakang, ketika Ashoka menoleh, Sushima segera membuka topeng yang dikenakan Ashoka dan terkejut ketika mengetahui bahwa anak bertopeng itu adalah Ashoka. Sushima segera membawa Ashoka keruang sidang, untuk dihadapkan pada ayahnya “Ayah, selama ini ayah telah menghormati anak ini, menyuruhnya untuk duduk dikudamu tapi apa yang telah aku dapatkan saat ini, aku telah menangkap basah anak ini ketika dia sedang mencuri makanan didapur !” ujar Sushima marah “Apakah kamu mencuri makanan ?”, “Ya, itu betul, Samrat tapi aku memikirkan tentang seseorang yang terpaksa mencuri makanan, aku memberikan makanan di istal kuda dimana kuda saja tidak mau memakannya, kemudian aku juga tahu bahwa ada 56 pelayan diistana ini, maka hatikupun tergerak, anda boleh saja memberikan hukuman padaku tapi tolong katakan padaku apa masalahnya ? Apakah ini adalah masalah rakyat jelata yang terpaksa mencuri makanan atau masalah Samrat yang tidak bisa memberikan makanan yang layak untuk para pekerjanya ?” Acharaya tersenyum dan berkata “Yang dikatakannya benar, Samrat” sesaat Bindusara menatap Ashoka tajam “Rupanya aku telah melewati untuk memberikan semua anak anak pekerja ini makan makanan istana” Ashoka tersenyum dengan senyuman khasnya “Siapa anak ini ?” Charumitra mulai penasaran “Seorang anak yang telah mengalahkan anakmu di pertandingan kemarin” ujar Noor dengan senyuman sinisnya, Charumitra merasa kesal.
Ditempat Bal Govin disekap, Bal Govin berusaha melarikan diri dari ikatan yang dibuat oleh pria misterius itu, dengan perasaan yang panik dan was was Bal Govin mulai membuka tali yang mengikat tubuhnya, ketika sudah terbuka, tiba tiba saja dirinya jatuh diruangan yang gelap dan kotor itu, Bal Govin segera melarikan diri dari sana.
Sementara itu, Ashoka hendak pulang ke istal kuda dengan membawa makanan istana untuk teman temannya, tiba tiba saja dia melihat semak semak disampingnya bergerak gerak, saat itu hari sudah malam jadi Ashoka tidak bisa melihat dengan jelas “Hey ! Siapa itu yang disana ?” teriak Ashoka, tidak ada jawaban dari balik semak semak, Ashoka segera menghampiri dan dilihatnya Bal Govin sedang bersembunyi dibalik semak semak sambil menatapnya ketakutan “Bal Govin, apa yang terjadi ?”, “Selamatkan aku, iblis itu akan membunuhku !” ujar Bal Govin dengan wajah ketakutan dan gelisah “Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan apapun yang terjadi pada kamu” Ashoka segera memapah Bal Govin pergi dari tempat tersebut.
Ashoka membawa Bal Govin yang terluka itu ke hadapan Maharaja Bindusara diruang sidang, semua orang yang hadir disana terkejut melihat kedatangan Ashoka, Ashoka kemudian membaringkan Bal Govin dilantai “Ada apa ini ?” ujar Khurasan “Ada seorang iblis disini dan ini adalah kenyataan yang sebenarnya” ujar Ashoka “Iblis ?” Bindusara terkejut “Ada seorang iblis yang suka sekali membunuh anak anak di Patliputra, iblis ini mengambil anak anak dalam beberapa hari ini, meskipun dia tidak kembali atau datang ke daerah ini tapi lihatlah Bal Govin, apa yang telah iblis itu lakukan padanya, tadinya aku tidak mempercayai kalau ini adalah perbuatan iblis tapi ketika aku melihat Bal Govin dalam keadaan seperti ini, aku merasa yakin dia ada disini” ujar Ashoka “Kita sedang menyelidiki permasalahan ini, kita akan segera tahu tentang hal itu” Guru menimpali ucapan Ashoka, “Nona, tolong obati anak itu” Dharma segera mendekati Bal Govin, mengecek kondisinya dan berkata “Iblis itu bisa jadi adalah seorang manusia”, “Dan iblis itu juga bisa menyerang anak ini lagi” ujar Acharaya “Khurasan, kamu yang bertanggungjawab pada keselamatan anak ini” perintah Bindusara, Bal Govin langsung diangkat oleh para prajurit dan dibawa dari sana “Rakyat mencuri makanan, iblis mengambil anak ini, makanan kerajaan tidak berarti lagi untukku sekarang, lakukan sesuatu dengan kekuatan kamu dan tetap mencari tahu tentang iblis ini” perintah Bindusara pada anak buahnya “Kita seharusnya melakukan sesuatu, seperti umumkan pada semua orang bahwa siapa saja yang bisa menangkap iblis ini maka mereka akan mendapatkan hadiah, oleh karena itu semua orang harus mengumpulkan keberaniannya juga” ujar Acharaya geram, Bindu menyetujui ucapan Acharaya dan berkata “Kalau begitu buat pengumumman kepada semua orang bahwa siapapun yang bisa menangkap iblis itu akan mendapatkan hadiah !” perintah Bindusara “Jika permasalahannya seperti itu maka aku berjanji aku akan memberikan informasi tentang iblis itu pada anda, dengan cara ini maka aku akan terbebas dari hukuman anda” Acharaya tersenyum mendengar ucapan Ashoka.
Ashoka sampai di istal kuda sambil membawa makanan dari istana untuk teman temannya “Samrat telah mengirimkan makanan dari istana ini untuk kalian” ujar Ashoka sambil menunjukkan makanan yang dibawanya sedari tadi “Kalian benar, ternyata iblis itu ada, Bal Govin telah melarikan diri dari tempat iblis itu” teman teman Ashoka terperangah “Ini artinya si iblis itu pasti sangat marah, dia pasti akan membunuh kita sekarang” Ashoka tersenyum dan berkata “Sekarang iblis itu pasti takut, aku akan menangkap iblis itu !” teman teman Ashoka tidak percaya “Apakah kamu tidak takut ?” dengan lantang Ashoka berteriak “Samrat Vanraj tidak akan takut pada siapapun !” tepat pada saat itu teman teman Ashoka yang memakai topeng tadi yang datang dari Vann (tempat tinggal Ashoka) menemuinya, Ashoka sangat sekali melihat kedatangan mereka
“Kalian seharusnya tidak usah datang kesini” ujar Ashoka “Kami harus menghadapi banyak masalah untuk bertemu denganmu tapi kami tahu jika ada seseorang yang melihat kami maka itu akan menjadi masalah untuk kamu, oleh karena itu kami akan segera pergi dari sini” ujar salah satu teman Ashoka “Tapi sebentar, pertama kalian harus makan makanan dari istana dulu bersama aku, bagaimana ?” teman teman Ashoka dari Vann setuju, kemudian mereka menikmati makanan dari istana bersama sama. Setelah selesai menikmati makan malam, Ashoka mengantar teman temannya yang datang dari Vann hingga pintu keluar istal, sepeninggal teman temannya itu Ashoka mencuci tangannya di kolam air yang berada ditengah tengah istal kuda kemudian mendekati Gul Bushan dan berkata “Gul Bhusan, kamu tahu, hari ini adalah hari yang sangat sibuk untukku, apakah kamu pernah melempar pangeran Sushima dari punggungmu ? Jangan pernah mencoba ya ! Dia itu jahat ! Aku tidak tahu mengapa dia itu begitu egois ? Dia itu bukan Samrat, dia tadi hampir saja mau membunuh adiknya sendiri” tiba tiba terdengar ada suara gaduh dan anginpun bertiup sangat kencang, Ashoka hanya menatapnya sambil sesekali memejamkan matanya, Gul Bhushan gelisah sambil meringkik ketakutan
“Gul Bhushan, aku tidak takut ! Samrat Vanraj tidak takut pada siapapun !” ujar Ashoka bangga tiba tiba Ashoka mendengar ada suara aneh dan ketika berbalik menghadap ke Gul Bhushan lagi, dari arah belakang ada seseorang yang menutup kepala Ashoka dengan kain hitam, orang itu adalah iblis yang menculik Bal Govin, sang iblis segera membawa Ashoka dari tempat tersebut” Gul Bhushan meringkik ketakutan, sementara teman teman Ashoka sedang bersiap siap untuk tidur, sedangkan Ashoka dibawa oleh iblis itu ketempat rahasianya, sang iblis mengikat Ashoka persis dimana dirinya mengikat Bal Govin yaitu pada sebuah pilar, tak lama kemudian sang iblis datang menemuinya dan membuka kain penutup kepala Ashoka, Ashoka terkejut ketika melihat didepannya sudah berdiri sang iblis “Hari ini kamu tidak akan selamat !”, “Tidak hari ini !” ujar Ashoka lantang, tiba tiba sang iblis mengambil sebuah besi yang telah dipanaskan di api dan mulai menyakiti Ashoka dengan besi panas tadi, Ashoka berteriak menahan sakit, tubuhnyapun terluka.
Sementara Acharaya ada dikamarnya, Acharaya sedang menulis sesuatu, tiba tiba ketika Acharaya sedang memandang keluar jendela, dilihatnya singa yang biasanya menandakan keberadaan masa depan Magadha yaitu Ashoka, Acharaya sangat kaget ketika melihat singa yang merupakan jelmaan Chandragupta (kakek Ashoka / ayah Bindusara) terlihat sangat khawatir, Acharaya segera menghentikan aktifitas menulisnya dan melangkah kearah jendela sambil terus melihat singa tersebut “Apa yang akan terjadi ini ?” tepat pada saat itu Radhagupta menemui Acharaya “Acharaya, Maharaja Bindusara menginginkan kehadiranmu disidang” Acharaya mulai khawatir akan sesuatu.
Keesokan harinya, teman teman Ashoka yang bekerja diistal kuda bangun dari tidur mereka “Teman teman, Gul Bhushan meringkik terus sejak tadi malam” ujar salah seorang anak tersebut, mereka kemudian membahas soal Bal Govin “Ashoka tidak penah percaya pada kita sebelumnya bahwa iblis itu benar benar ada !” kemudian salah seorang anak menyadari kalau Ashoka tidak ada bersama mereka “Dimana Ashoka ?” tepat pada saat itu Acharaya menemui anak anak tersebut diistal kuda dan berkata “Ashoka tidak ada disini rupanya ?”, “Mungkin dia pergi untuk mencari iblis itu” ujar salah seorang anak “Tapi mengapa Gul Bhushan terus meringkik ketakutan ?” Acharaya merasa ada yang tidak beres dengan teriakan kuda Maharaja “Kami tidak tahu” tiba tiba salah seorang anak menemukan sebuah gelang yang tergeletak ditanah dan menunjukkan pada Acharaya, Acharaya memperhatikan gelang itu kemudian memperhatikan jejak ditanah yang menunjukkan ada seseorang yang diseret sampai keluar pintu istal kuda.
Dharma masih mengobati Bal Govin disebuah kamar, Bal Govin mulai siuman “Apakah kamu sudah merasa baikkan sekarang ?” Bal Govin berteriak ketakutan “Tolong selamatkan aku ! Selamatkan aku !” Dharma panik “Tidal ada siapa siapa disini, jangan khawatir” tepat pada saat itu beberapa prajurit menemui Dharma dan berkata “Samrat memerintahkan pada kami untuk membawa anak ini ke ruang sidang”
Diruang sidang, Bindu bertanya pada Khurasan “Panglima Khurasan, mengapa kamu tidak memberitahu padaku tentang iblis ini ?”, “Saat itu kamu sedang sakit jadi aku pikir aku akan menangkap iblis ini sendirian” jawab Khurasan kalem “Aku ingin bertanya padamu bagaimana caranya menyelamatkan anak anak ini ? Iblis itu telah menculik Bal Govin dari istal kuda kerajaan dan orang orang kamu tidak melakukan apa apa” tepat pada saat itu Sushima datang keruang sidang dan duduk dikursinya, Bindu kurang suka dengan kedatangan Sushima yang datang begitu saja seenak hatinya “Sushima, disini kamu bukan anakku dengan mendatangi ruang sidang seenaknya saja, kamu seharusnnya datang keruang sidang pada saat yang tepat” ujar Bindusara, para prajurit datang keruang sidang sambil memapah Bal Govin
“Bal Govin, sekarang kamu aman, kami ingin menangkap iblis itu secepat mungkin, apakah kamu bisa menceritakan pada kami tentang iblis ini ? Apakah kamu ingat dimana tempatnya ?” Bal Govin teringat bagaimana iblis itu menyiksa dirinya dan tiba tiba saja terjatuh tidak sadarkan diri, Dharma segera mendekati Bal Govin dan berkata “Mental anak ini belum siap untuk memberikan kesaksian, Samrat … berikan dia waktu hingga saatnya nanti dia siap” Khurasan kurang suka dengan pendapat Dharma “Kita tidak mempunyai banyak waktu karena anak anak yang lain dalam keadaan bahaya !”
Acharaya datang keruang sidang bersama Radhagupta dan berkata “Itu memang benar ! Bal Govin memang belum sembuh benar, aku meminta padamu untuk mengirimkannya ke rumah pengobatan” Bindusara menyetujui pendapat Acharaya, Dharma segera membawa Bal Govin yang digotong oleh para prajurit keluar dari ruang sidang. Sepeninggal Dharma dan Bal Govin, Acharaya berkata “Saat ini iblis itu telah menculik lagi seorang anak dan nama anak itu adalah Ashoka” Bindu kaget kemudian dirinya teringat ketika Ashoka memenangkan pertandingan lari dan terjatuh dipelukkannya, ketika dirinya mengobati kaki Ashoka yang terluka, bagaimana mereka berdua naik kuda bersama sama “Kita harus segera mengambil keputusan secepatnya karena nyawa Ashoka dalam keadaan bahaya” Bindusara segera memerintahkan pasukannya untuk mencari Ashoka bagaimanapun caranya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 12 by Sally Diandra.