Sinopsis Ashoka Samrat episode 19 by Jonathan Bay. Chanakya dan Radhagupta menemui petugas yang mengurus izin masuk ke Patliputra. Chanakya pura-pura bertanya tentang daftar beberapa orang, petugas langsung tegang dan bingung. Dia membolak-balik buku yang ada di tanganya samabil sesekali menatap Chanakya. Chanakya memberi isyarat pada Radhagupta. Rahagupta maju untuk menunjukan sebuah buku dan surat izin masuk pada si petugas. Si petugas melihat gulungan kertas yang mempunyai cap kerajaan yang diberikan Radhaagupta terlihat panik. Dengan kalem Chanakya bertanya, mengapa petugas itu sampai memberikan dokumen sepenting itu pada orang yang tidak setia? Chanakya bertanya pada siapa petugas memberikan dokumen itu. Si petugas coba mengelak. Chanakya memberi isyarat, prajurit yang mengikutinya dengan pedang terhunus mendekati si petugas, yang seketika terlihat bertambah panik dan ketakutan.
Sushim dan kawan-kawannya pergi ke istal. Mereka menyelipkan sesuatu di barang-barang Ashok. Sushim berkata kalau sekarang dia akan membawa prajurit untuk menangkap Ashok dan Bindusara akan membatalkan niatnya untuk mengirim Ashok kesekolah kerajaan.
Rencana Rakhasa mulai di jalankan oleh Guru, Helena dan Justin. Setelah Helena menghasut Bindu tentang Chanakya yang akan menjadikan Ashok Samrat, kini guru Amakya menjalankan tugasnya untuk menfitnah Chanakya dengan meletakan surat palsu yang berisi persekongkolan Chanakya dan orang-orang Kalinga untuk membunuh Bindu. Dengan membodohi pendeta yang membersihkan kamar Chanakya, Guru berhasil menelipkan surat palsu itu didalam laci meja Chanakya. Sedangkan Justin berhasil pula meletakkan akar herbal diantara barang-barang Ashok.
Sushim melaporkan kehilangannya dan menyuruh prajurit memeriksa kamar Ashok. Prajurit menurut apa yang di perintahkan Sushim. Dia mengeledah setiap sudut kamar Ashok dan menemukan herbal yang di selipkan Justin. Sushim dan kawan-kawannya kaget. Prajurit memberitahu Sushim kalau akar itu seperti herbal yang terlibat dengan kasus yang kini sedang di selidiki Chanakya. Prajurit berkata kalau dia akan melaporkan penemuannya itu pada Bindusara. Justin yang mengintip semua itu dari balik jendela merasa sedikit cemas, karena segalanya tidak sesuai dengan rencana Rakhasa.
Bindu sedang bersama Helena, keduanya sedang melihat aktivitas para prajurit yang hilir mudik mengangkuti air untuk di bagikan pada penduduk. Melihat hiruk pikuk itu Helena tersenyum puas karena rencana Rakhasa berjalan lancar. Prajurit yang mengeledah kamar Ashok muncul sambil membawa akar herbal. Dia melapor kalau menemukan akar itu di kamar Ashok. Bindu tertegun kaget, “apa dalam kamar Ashok?” Helena terlihat heran, pikirnya, “bagaimana langkah ini muncul lebih dulu dalam rencana? pasti Justun melakukan kesalahan.” Prajurit memberitahu Bindu kalau Sushim yang mengajaknya memeriksa barang-barang Ashok dan dia menemukan akar herbal itu. Helena kesal. Dalam hati dia mengumpat, “Sushim sungguh bodoh. Dia membuat rencana kami berubah.”
Bindu berkata kalau Ashok tidak mungkin menjadi bagian dari konspirasi itu. Tapi Helena terus menghasutnya dengan mengatakan kalau itu semua adalah rencana Chanakya dan Ashok, “achari selalu membela Ashok dalam segala hal. Ini menunjukan kalau dia begitu ingin menjadikan Ashok sebagai samrat baru.” Bindu menyangkal, “tidak seperti itu.” Prajurit yang lain datang memberitahu kalau perdana menteri telah mengirim surat yang mengatakan kalau petunjuk yang di berikan Chanakya salah. Nikator tidak memiliki petunjuk apapun tentang serangan dan juga tidak punya rencana untuk menyerang Patliputra. Bindu terlihat binggung. Helena kembali menghasutnya dengan mengatakan kalau semua itu adalah rencana Chanakya, “pertama dia menciptakan masalah dengan air, lalu membuat anda berperang dengan Yunani, setelah itu dia akan merebut tahta dari anda…” Helena menyarankan agar mereka mengeledah kamar Chanakya untuk mencari tahu rencana apa lagi yang dia punya. Bindu dengan penuh keyakinan berkata kalau dirinya percaya pada Chanakya, “tapi untukmu ma, aku akan mengirim prajurit untuk mengeledah kamarnya.”
Di aula kerajaan, pengadilan sedang berlangsung. Ashok di hadapkan dengan tubuh di rantai di depan semua orang. Dharma terlihat cemas dan panik. Seorang prajurit datang dan dengan gugup menberitahu kalau dia menemukan surat di kamar Chanakya. Dalam surat itu di tulis kalau samrat akan di bunuh lalu kekuatan kalinga akan menyerang Patliputra untuk menguasainya. Dan Chanakya yang telah menyusun rencana ini dengan bekerja sama dengan pasukan Kalinga. Prajurit menyerahkan surat itu pada Bindu, Bindu membacanya. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Selesai membaca dia menanyai Ashok, “apa kau tahu tentang konspirasi ini?” Ashok menjawab, “saya tidak tahu apa-apa. Apa yang sedang terjadi disini? Saya juga tidak tahu bagaimana akar herbal itu ada bersama barang-barangku.” Helena meminta Bindusara memanggil Chanakya, karena dia yang membawa Ashok ke istana, “kita menemukan akar herbal di kamar Ashok dan surat konspirasi di kamar achari Chanakya. Panggil dia…” Belum selesai Helena bicara, Chanakya sudah muncul. Semua orang menatap kehadiran Chanakya dan dengan rasa penasaran memberi hormat.
Bindu memberitahu Chanakya kalau prajurit menemukan surat di kamarnya. Chanakya mengangguk cepat dan menyela, “ya Samrat. Aku tahu dalam surat itu tertulis kalau aku dan Ashok di bantu oleh orang Kalinga akan menjadikan Ashok sebagai samrat baru…” Semua orang tertegun dan semakin penasaran. Chanakya berkata kalau bukti di temukan dengan begitu mudah, pasti ada konspirasi yang jauh lebih besar daripada bukti yang di temukan. Helena berkata dengan nada mengejek pada Chanakya bahka ketika bukti yang menentang Chanakya di temukan, dia mengatakan kalau ini konspirasi. Padahal bukti itu di peroleh berkat kerja keras prajuritnya. Chanakya tidak membantah kata-kata Helena, tapi malah menyetujuinya. Chanakya mengatakan kalau Helena benar, tapi orang yang membuat konspirasi itu melakukan kesalahan besar. Chanakya tahu kalau rencana mereka membuat kekacauan di Magadha dengan memanipulasi air adalah untuk mengalihkan perhatiannya. Konspirator itu yakin kalau dirinya pasti akan menyelidiki masalah air itu, karena itu mereka memberikan petunjuk melalui surat yang mengatakan kalau Yunani akan menyerang Patliputra. Para konspirator itu berpikir rencana mereka akan berjalan dengan lancar, itu kesalahan mereka. Chanakya mengatakan kalau hatinya terluka karena Bindu mengirim tentara untuk mengeledah kamarnya, “tapi saya tahu, itu penting untuk menemukan kebenaran. Aku senang anda mau mendengarkan dan mempercayaiku..”
Kilas balik terlihat bagaimana Chanakya memberitahu Bindu kalau sebuah konspirasi sedang berlangsung. Dia meminta Bindu mengirim pasukan ke perbatasan dan sedikit pasukan untuk mengecek apakah Yunani punya niat menyerang Magadha.
Di pengadilan Chanakya berkata bahwa terbukti Yunani tidak berniat menyerang Magadha. Bindu bertanya, “lalu konspirasi ini tentang apa?” Chanakya berkata dia tidak tahu, dan akan segera mencari tahu mengapa semua ini terjadi dan untuk apa. Chanakya juga berkata kalau dalam prosesnya, pelaku konspirasi selalu membuat kesalahan yang akan memudahkan dirinya melakukan penyelidikan. Kesalahan itu memberinya celah untuk mengetahui rencana apa yang sedang di jalankan konspirator.
Kilas balik memperlihatkan bagaimana Chanakya mengertak petugas yang memberikan stempel surat izin untuk masuk ke Patliputra. Karena takutnya petugas itu menyebutkan sebuah nama.
Bindu meminta Chanakya mengatakan nama orang yang menyuruh petugas itu memberikan surat izin, dia akan menghukum orang itu seberat-beratnya. Chanakya mengatakan kalau orang yang terlibat adalah Guru Amakya. Justin dan Helena terlihat tegang. Bindu terkejut, “kenapa dia melakukan itu?” Chanakya berkata hanya Amakya yang bisa menjawab itu dan hanya dia pula yang bisa menjawab mengapa dirinya dan Ashok di jebak. Helena dan Justin bertatapan. Helena memberi siyarat, Justin mengangguk. Justin llau menatap seorang prajurit dan memberinya isyarat dengan gerakan mata dan dagu. Si prajurit mengangguk dan segera menyelinap peri meningalkan aula. Bindu memerintahkan seorang prajurit memanggil Amakya. Bindu berkata kalau semua ini jelas-jelas sebuah konspirasi dadn Ashok tidak terlibat di dalamnya karena itu dia menyuruh prajurit membebaskaan Ashok. Ashok tertawa senang. Dharma tersenyum lega. Begitu pula Chanakya.
Di kamarnya, sambil membakar surat, Amakyaokar berkata, “achari Chanakya, kau adalah pemimpin politik yang hebat tapi sekarang aku akan mengambil tempatmu.” amakyaokar tertawa senang dan membuang kertas yang terbakar di tangannya. Seorang prajurit bersenjata mengendap-endap di belakangnya. Amakyaokar merasakan kehadiran prajurit itu. Dengan cepat dia berbalik, tapi begitu dia berhadapan dengan si prajurit, secepat kilat pula si prajurit suruhan Justin itu menikamkan pisau tepat ke jantungnya. Guru Amakyaokar tak sempat menjerit, tubuhnya seketika jatuh ketanah dalam keadaan tak bernyawa. Begitu korbannya mati, si prajurit suruhan Justin segera kabur dari tempat itu. Tak lama kemudian prajurit suruhan Bindu datang dan terkejut melihat guru Amakyaokar sudah tak bernyawa.
Prajurit bergegas memberitahu Bindu kalau Amakyaokar tewas di bunuh. Semua orang terkejut dan prihatin. Justin dan Helena saling bertukar pandang dan tersenyum. Chanakya dengan prihatin berkata, “kita menyebut namanya dan dia tewas di bunuh. Ini membuktikan siapapun pelakunya, dia berjalan dua langkah di depan kita. Tapi dia juga harus tahu, kalau tidak sulit bagi kita untuk melompat dua langkah. Segera aku akan mencapai mereka dan mengetahui apa rencana mereka berikutnya, samrat.”
Dengan marah, Helena bergegas ke kamarnya. Justin mengejarnya sambil memangil namanya. Tapi Helena tak perduli. Sampai di kamar, dia segera meluahkan amarahnya dengan membanting perabotan. Justin hanya bisa melihat dengan rasa bersalah. Helena bertanya kemana perginya penyerang itu? Kenapa dia tidak menyerang Bindu? Justin mengingatkan Helena agar bicara perlahan, karena Chanakya memiliki telinga yang besar dan bisa menguping pembicaraan mereka. Helena sangat penasaran dan heran, “kemana perginya penyerang itu? Kenapa dia tidak datang?”
Penyerang yang di tunggu-tunggu Helena sedang di siksa oleh prajurit Chanakya di penjara khusus di saksikan oleh Chanakya dan Radhagupta. Prajurit menyuruh si penyerang mengatakan siapa yang mengirim dirinya. Tapi penyerang itu tetap bungkam, walaupun sudah di siksa begitu rupa. Radhagupta bertanya bagaimana Chanakya bisa tahu kalau Bindu akan di serang? Chanakya berkata kalau tidak ada yang lebih penting bagi sebuah negeri selain samrat. Dan Chanakya punya perasaan kalau konspirasi itu adalah untuk membunuh samrat Bindusara sedangkan masalah air minum adalah sebagai pengalih perhatian saja. Karena itu dia meminta prajuritnya agar selalu waspada.
Kilas balik memperlihatkan bagaimana si penyerang mengendap-endap di dean kamar bindu dengan belati terhunus siap untuk menrobohkan penjaga. Tapi ptajurit Chanakya terlebih dulu menyergapnya dan membawanya pergi tanpa menimbulkan keributan.
Radhagupta bertanya kalau penyerang itu sudah tertangkap kenapa tidak menghadirkannya di pengadilan? Chanakya yakin kalau itu dia lakukan, Bindu pasti akan menyuruh prajurit memasukan penyerang itu ke penjara. Dan kemudian seperti Amakyaokar, penyerang itu pasti akan tewas terbunuh. Chanakya mengatakan kalau dirinya ingin mencapai ke dalam pokok masalah, “Ratu Helena terlibat dalam masalah ini dan sepertinya dia mendapat bantuan dari luar karena akar herbal yang digunakan untuk meracuni air danau bukan berasal dari Patliputra. Aku ingin tahu dari penyerang itu, apa alasan dia datang ke sini dan menyerang samrat Bindusara.” Setelah berkata begitu, Chanakya meninggalkan penjara.
Di kandang kuda, Ashok sedang duduk di kelilingi oleh teman-temannya dan beberapa orang prajurit. Pada mereka semua Ashok berkata, “masalah kita adalah kita hanya duduk menunggu dan tidak memikirkan kewajiban kita.” Prajurit bertanya apa yang bisa mereka lakukan dalam masalah konspirasi itu? Ashok menjawab kalau mereka bisa membantu membagikan makanan, obat-obatan dan menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing, “dengan cara itu kita membantu negeri kita. Jika kita menjaga sesama kita, maka Samrat dapat kosentrasi pada perang yang terjadi di perbatasan. Jika kita bersatu, maka musuh tidak akan bisa memanipulasi air minum kita. Jika kita terpecah belah, maka musuh akan mengambil keuntungan dari kita.”
Sedang Ashok bicara seperti itu, Bindu dan Chanakya datang. Anak-anak segera berdiri memberi hormat, termasuk Ashoka. Chanakya tersenyum melihat Ashoka. Samrat dengan kagum menghampiri Ashok dan berkata, “pemikiranmu sangat bagus, tapi kau juga harus tahu bagaimana menyalurkan pemikiran-pemikiran yang bagus ini. Katakan padaku, Samrat Vanraj, bagaimana rakyat bisa membantu samrat?” Ashok dengan bersemangat menjawab, “ketika rakyat merasa dirinya penting bagi rajanya dan ketika rakyat merasa raja memperhatikan mereka, maka rakyat akan membantu raja. Di negeri di mana rakyat sangat mempercayai rajanya, maka tidak akan ada masalah yang timbul.”
Dengan rasa kagum, Bindu memuji, “pemikiranmu sangat hebat, kau bukan anak biasa. Jadi aku telah mengambil keputusan untuk mendaftarkanmu ke sekolah kerajaan.” Ashok terkejut, “kesekolah kerajaan?” Bindu mengangguk, “mengapa tidak? Kau anak yang hebat. aku ingin memoles keterampilanmu. Aku ingin kau menjadi orang hebat dan melayani negara…” Bindusara mengatakan kalau dirinya sudah memafkan kesalahannya dan menghapus denda yang harus di bayar Ashok sehingga dia bisa kosentrasi pada pelajarannya. Ashoka tersenyum senang dan mengucapkan terimakasih dengan melipat tangan di depan dada. Bindu tersenyum dan memberkatinya, setelah itu dia pergi dari kandang kuda. Chanakya tersenyum penuh arti.
Melihat anugerah samrat pada Ashok, teman-teman Ashok segera membopong Ashok sambil mengelu-elukan dia seperti biasa,”hidup samrat vanraj!” … Sinopsis Ashoka Samrat episode 20 by Jonathan Bay