Rendezvous bah 41 by Sally Diandra. Jalal masih terus memperhatikan Jodha yang masih asyik menikmati es krim sambil ngobrol dengan seorang laki laki yang berada di depannya yang tidak Jalal kenal karena hanya sebagian tubuh dan wajahnya yang terlihat, sementara Jalal masih terus menatap tajam ke arah Jodha, saat itu Rukayah yang duduk di sampingnya mulai memesan makanan pada waiter yang sedang berdiri di sebelahnya “Jalal … kamu mau pesan apa ?” Jalal tidak menyahut pertanyaan Rukayah “Jalal, kita lagi pesan makanan, kamu mau yang mana ?” ujar Rukayah lagi sambil menyodorkan menu makanan ke Jalal” namun kembali Jalal tidak menyahut, Jalal terlalu asyik memperhatikan istrinya yang sedang bercengkrama di depannya dengan laki laki lain, Rukayah yang merasa diabaikan begitu saja oleh Jalal, mencoba mengikuti arah mata Jalal dan dilihatnya di sebrang sana agak jauh dari tempat mereka duduk, Rukayah melihat Jodha dan teman temannya, sesaat Rukayah merasa kesal karena keberadaan Jodha di depan mereka membuat Jalal mengabaikannya
“Mas, aku pesan itu dulu, nanti saya pesan lagi” ujar Rukayah ke waiter yang berdiri di sebelahnya, waiter itu hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan mereka. Sementara itu di ujung sana, Jodha yang mulai merasa ada seseorang yang memperhatikan gerak geriknya sedari tadi, mencoba untuk melihat ke arah mata elang yang sudah sangat di kenalnya selama ini, Jodha baru menyadari kalau Jalal telah duduk di sana menatapnya, lama mereka saling memandang “Jo, itu bukannya Jalal ?” Zakira mencoba mengusik pandangan Jodha “Kamu nggak lihat datangnya, Zakira ?” ujar Jodha sambil melirik ke arah Zakira “What’s wrong, Jo ?” tanya Kent yang saat itu bersamanya sambil menengok ke arah Jalal, sesaat Jalal terperangah begitu mengetahui laki laki yang duduk di depan Jodha itu wajahnya mirip sekali dengan Kevin fotografer Jodha, sementara itu Rukayah mulai memegang tangan Jalal
“Jalal …” Jalal langsung menoleh kearah Rukayah dan menoleh lagi kearah Jodha, keduanya Jalal dan Jodha saling canggung satu sama lain “Zakira, lebih baik kita pergi dari sini saja, aku takut kalau nanti Jalal meledak lagi marahnya” Zakira hanya mengangguk menyetujui permintaan Jodha “Kent, can we go now ? Or you want to stay here for a while ?”, “No, no ! I will go with you, I’m done, let’s go !” tak berapa lama kemudian Jodha, Zakira dan Kent segera berdiri dan beranjak dari tempat duduk mereka. Jalal yang masih mengawasi mereka saat itu juga berupaya ikut berdiri, namun Rukayah segera menahannya
“Jalal, kamu mau kemana ? Kita kan belum makan” Jalal tidak menyahut permintaan Rukayah, hanya duduk kembali di kursinya sambil berkata dalam hati “Siapa laki laki itu ? Kenapa wajahnya mirip sekali dengan Kevin ? Bukankah Kevin sudah meninggal ? Aku sendiri yang mengantar Jodha waktu pemberangkatan jenazahnya di bandara, kenapa dia bisa hadir lagi ? Apakah dia hanya mati suri ?” beribu pertanyaan memenuhi benak Jalal, ingin rasanya Jalal berlari mengejar Jodha namun Rukayah menahannya untuk tetap ditempatnya saat ini “Jalal, kamu kan sudah janji mau makan siang denganku, iya kan ? Tapi ngomong ngomong, sepertinya kamu lagi bersitegang dengan istrimu ?” Jalal hanya diam saja sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya “Kamu bisa menceritakannya padaku, Jalal … kamu bisa mengeluarkan semua keluh kesahmu, aku kan temanmu, dari dulu sampai sekarang aku tetap temanmu, ada apa ?”
Jalal masih tetap terdiam sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya dan menghela nafas panjang lalu menoleh ke arah Rukayah “Aku harus pergi, Rukayah” sesaat Rukayah tercengang “Tapi kita kan belum makan ? Sambil menunggu makanan datang, kita bisa ngobrol dulu kan ? Ayolah …” ujar Rukayah manja namun Jalal tidak bergeming, Jalal malah berdiri dan berkata “Aku tidak berselera makan, maaf … aku harus pergi” Jalal segera ngeloyor pergi meninggalkan Rukayah yang terheran heran dengan sikap Jalal yang mengacuhkan dirinya “Jalaaaaalllll !” rutuk Rukayah dalam hati “Kenapa kamu tidak pernah membiarkan aku menikmati kebersamaan kita berdua walau hanya sebentar saja, aku benci sama kamu Jalal ! Ini semua gara gara Jodha ! Aku harus bikin perhitungan dengannya ! Aku harus ! Iya aku harus bisa memisahkan Jalal dari Jodha !” umpat Rukayah dalam hati
Sementara itu di luar restaurant, ketika Jalal sudah sampai di sana, Jalal tidak menemukan Jodha, mobil Porche Macan hitamnya telah menghilang, Jalal segera menuju ke mobilnya sendiri dan begitu masuk ke dalam mobil, Jalal segera membuka ponsel andronya dan langsung mengecek keberadaan mobil Jodha via internet di ponselnya “Kemana kamu pergi Jodha ? Dan siapa laki laki itu ?” ujar Jalal sambil terus mencari cari lokasi mobil Jodha, hingga akhirnya Jalal menemukan mobil Jodha sedang bergerak ke arah pantai “Apakah dia ada pemotretan kali ini di pantai ? Biarlah … Aku yakin nanti malam pasti dia pulang ke rumah” bathin Jalal dalam hati kemudian mengontak mobil BMW roadsternya dan melesat masuk ke jalanan ibukota.
Sementara itu Jodha sedang melajukan mobilnya menuju ke pantai bersama Zakira, siang ini ada pemotretan di pinggir pantai dan rupanya Kent sudah tidak bersamanya lagi, mereka berpisah sejak dari restaurant “Lalu nanti malam, apa kamu mau menginap di rumahku lagi Jodha ?” Zakira mencoba mencari tahu apa rencana Jodha selanjutnya “Tidak, Zakira … nanti malam aku mau menginap di rumah orang tuaku, aku kangen sama mereka”, “Lalu kapan kamu pulang ke rumahmu sendiri ?” sesaat Jodha terdiam seperti memikirkan sesuatu “Aku belum tahu, aku belum siap bertemu suamiku, aku takut kalau dia marah lagi sama aku, apalagi tadi dia melihat aku bersama Kent, kamu tahu kan gimana cemburunya Jalal kalau melihat aku bareng laki laki lain” Zakira mengangguk sambil memegang tangan Jodha “Itu semua karena dia sangat mencintai kamu, Jodha … seperti ibuku bilang tadi pagi, dia memang posesif tapi itu semua dia lakukan karena dia terlalu mencintai kamu, dia tidak ingin kehilangan dirimu, kamu segalanya buat dia” Jodha hanya tersenyum “Aku juga sangat mencintainya Zakira, saat ini aku merasa sangat bersalah sekali telah mengkhianatinya, kamu ingat kan kenapa kami bertengkar semalam ?” Zakira teringat ketika tadi pagi Jodha menceritakan semuanya pada dirinya dan ibu kandungnya.
“Aku yakin semuanya akan baik baik saja, percaya itu, Jo !”, Terima kasih, Zakira” tak lama kemudian mereka telah sampai di lokasi pemotretan. Begitu petang hari menjelang maghrib pemotretan Jodha akhirnya selesai sudah, dari lokasi pemotretan Jodha mengantar Zakira terlebih dahulu pulang ke rumahnya, kemudian melanjutkan perjalanannya ke rumah kedua orang tuanya, namun sebelumnya Jodha menyempatkan diri untuk membeli buah buahan untuk oleh oleh di pasar modern, Jodha segera memarkirkan mobilnya di supermarket buah tersebut. Setelah membeli beberapa buah kesukaan ayah, ibu dan adiknya, Jodha segera menuju ke mobilnya lagi, namun tak disangka sangka ketika meletakkan tas kresek berisi buah buahan itu di kursi belakang, dilihatnya ban mobilnya kempes, saat itu hari sudah malam sudah hampir jam 9 malam “Aduuuuh kenapa bannya kempes ? Mana aku lupa bawa ban serep, oooh lengkap sudah penderitaanku” ujar Jodha sambil menepuk dahinya sendiri, tak lama kemudian Jodha segera sibuk menelpon bengkel langganan Jalal, namun karena mungkin hari sudah malam jadi tidak ada yang menjawab, Jodha mulai gelisah, “Jodha, are you here ?” Jodha langsung mendongak melihat kearah suara yang mengenali dirinya, dilihatnya Kent sedang berdiri tepat di depannya.
“Oh, thanks God ! Kent are you here ?” Jodha merasa sedikit lega begitu melihat ada Kent di depannya “Yeah, I just buy some fruits there, what’s wrong with you, ada apa ?” tanya Kent dengan logat bulenya “Ban mobilku kempes, I mean … my car tire deflated” ujar Jodha sambil menunjuk ke arah ban belakang mobilnya “Oh I see, do you have one ?” ujar Kent sambil berjongkok di depan ban belakang mobil Jodha “That’s the problem ! I forgot, I do not carry a spare tire” ujar Jodha dengan nada lemas “So you have to call the mechanic” ujar Kent sambil berdiri dan mendekat ke arah Jodha “I just call them but they didn’t answer it” Kent tersenyum “You have to call a mechanic which open 24 hours, don’t you ?” Jodha menganggukkan kepalanya “Let me see, I have to check it first” Jodha segera mencari via internet bengkel yang buka 24 jam, akhirnya Jodha menemukan nomer telfon mereka dan tak lama kemudian montir dari bengkel 24 jam itupun datang dan langsung mengerek mobil Jodha karena ternyata setelah di cek, ban mobil Jodha bukan sekedar kempes tapi ada yang merobeknya hingga ke dalam, sementara peralatan yang mereka bawa tidak lengkap, jadi mobil Jodha harus di geret menuju ke bengkel mereka, Jodha baru bisa mengambilnya besok, terpaksa malam itu Jodha pulang dengan taxi.
“Don’t worry, Jodha … I will take you home” ujar Kent sambil menghentikan salah satu taxi yang lewat di depan mereka, Jodha dan Kent akhirnya berlalu bersama taxi tersebut. Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam saja, sesekali Kent melirik ke arah Jodha yang termangu menatap ke arah luar lewat jendela taxi, Kent semakin tahu kenapa Kevin saudara kembarnya sangat mencintai wanita yang saat ini sedang duduk disebelahnya, selain cantik, Jodha juga sangat lemah lembut dan mampu mempesona setiap pria yang melihatnya, termasuk dirinya.
Tiba tiba saja tanpa ada angin tanpa ada hujan, Kent merasakan perutnya sakit bukan kepalang, Jodha yang duduk di sebelahnya bingung “Kent, what’s wrong with you ?” Kent hanya diam mengerang kesakitan dengan nafasnya terengah engah “We go to the hospital, okay ?” Kent langsung menggelengkan kepalanya “No ! No ! No ! I don’t want go there, Jodha … please I beg you, just take me to my apartment, I mean Kevin’s apartment, I left my medicine there, I will be okay if I take them, it just happen, don’t worry, please I beg you, Jodha” Jodha yang tidak tahu kalau Kent menderita sesuatu, meminta ke supir taxi untuk merubah arahnya menuju ke apartemen Kent yang dulu adalah apartemen Kevin.
Setelah sampai di apartemen Kent, Jodha mencoba merangkul lengan Kent dibahunya dan memapahnya untuk berjalan perlahan lahan, security yang menjaga apartemen tersebut juga ikut turun tangan, membantu memapah Kent hingga sampai di depan pintu apartemennya, Jodha segera mengambil kunci apartement Kent dan dibukanya pintu itu, security yang sedari tadi memapah Kent, segera membaringkan Kent di sofa “Thank you, thank you, Sir” ujar Kent sambil masih memegangi perutnya, security itu hanya mengangguk anggukkan kepalanya “Nona, maaf saya tinggal dulu, saya harus berjaga lagi di depan”, “Terima kasih, pak … atas bantuannya” security itupun segera meninggalkan mereka “Kent, where do you put your medicine” tanya Jodha masih dengan nada panik karena tak tahan melihat Kent yang menderita seperti itu “You can look it up in my room, there !” ujar Kent sambil meringis kesakitan dan menunjuk ke arah kamarnya, bergegas Jodha segera masuk ke kamar tersebut.
Ketika Jodha masuk ke kamarnya, Kent segera berdiri dan menuju ke pintu depan lalu menguncinya rapat, tepat pada saat itu Jodha sudah kembali dari kamar Kent namun tidak menemukan apa apa disana, ketika Jodha hendak bertanya, dilihatnya Kent berdiri di depan pintu utama apartement dengan wajah yang biasa biasa saja, seperti tidak terjadi apa apa, tidak begitu menderita atau kesakitan sama sekali seperti tadi “Kent, kamu tidak apa apa ?” Kent hanya menyeringai dengan senyum sinisnya dan menatap Jodha tajam, membuat Jodha bergidik ketakutan. Rendezvous bah 42 by Sally Diandra.