Sinopsis Ashoka Samrat episode 33 by Jonathan bay. Ashok pergi ke tempat yang muncul dalam mimpinya. Di mana di tempat itu dia melihat Dharma. Ashok menatap sekeliling, bunga-bunga indah bermekaran. Ashok yakin kalau itu adalah tempat yang sama yang dia datangi dalam mimpi. Tiba-tiba seekor kupu-kupu biru muncul. Ashok mengikutinya. Kupu-kupu itu membawa Ashok ke sebuah tempat. Tiba-tiba wajah Ashok terlihat berseri-seri. Senyum terukir di bibirnya. Dia melangkah perlahan dan dengan tatapan yang penuh kerinduan. Tanganya terulur untuk …..menyentuh sebuah batu. batu yang dalam mimpinya adalah merupakan penjelmaan Dharma. Ashok memeluk batu itu dan menangis haru.
Helena hendak meninggalkan istana dengan alasan akan pergi berdoa untuk Samrat. Para istri meminta Helena pergi setelah Bindusara kembali. Tapi Helena berkata kalau dirinya pergi setelah Bindu datang, bisa jadi Bindu tidak akan mengizinkan dirinya pergi. Charumitra berkata kalau demi keselamatan Bindu mereka tidak akan menghentikan Helena. Helena kemudian pamitan dan pergi dari sana.
Setelah helena pergi, Charumitra melirik Noor yang terlihat tegang dan bertanya, “mengapa anda diam, ratu Noor? Anda terlihat tegang.” Mendengar pertanyaan Charu, Subhrasi ikut-ikutan mengamati Noor dan menanyakan pertanyaan yang sama. Noor menjawab kalau dirinya baik-baik saja. Charu bertanya apakah Noor mengatakan yang sebenarnya? Noor setengah kesal melarang Charumitra mengkhawatirkan dirinya. Charu dengan sinis berkata, ‘bagaimana aku tiddak khawatir denganmu? Keluarlah dari dunia mimpi, kebenaran sedang menunggumu!” Setelah berkata begitu Charu beranjak pergi. Subhrasi dengan heran bertanya, “kenapa dia berkata begitu?” Noor dengan acuh tak acuh menjawab, “entahlah… tapi akan ku cari tahu!” Subhrasi meminta Noor agar berisitirahat, lalu dia pergi. Tinggal Noor yang berdiri seorang diri. Pelayan mendekatinya dan berkata kalau dirinya tidak suka melihat cara ratu Charumitra berbicara dengan Noor, “saya takut kalau Maharani Charumitra mengirimkan ilmu hitam pada anda.” Noor terkejut mendengar perkataan pelayan.
Ashok sedang mengumpulkan kayu bakar. Dia berkata pada batu yang dianggapnya Dharma, “lihatlah, ma. AKu telah mengumpulkan kayu bakar. Aku akan membawa sesuatu dari hutan untuk di makan.” Ashok kemudian dengan gembira pergi kehutan. Dia melihat pohon besar yang sedang berbuah lebat, Ashok segera memanjatnya. Dengan bersemangat dia meraih buah-buahan yang mengantung di cabang dan mengumpulkannya. Ketika dia hendak memetik buah di cabang yang agak jauh, Ashok kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Untung seseorang menangkap tubuhnya. Ashok membuka matanya dan melihat orang yang menyelamakan nyawanya, dia setengah terkejut melihat Bindusara tapi kemudian tersenyum gembira. Bindu juga turut tertawa bahagia karena telah bertemu dengan Ashoka. Khorasan melihat adegan itu dengan rasa heran dan penasaran. Bindu bertanya apakah Ashok baik-baik saja? Ashok menatap sekeliling dan balik bertanya, “samrat? Anda di sini?” Bindu menurunkan tubuh Ashok dari bopongannya. Keduanya berdiri berhadapan. Bindu berkata, “temanku sedang kesal padaku, jadi aku datang untuk mencarinya.” Lalu dia memeluk Ashok dengan penuh kasih sayang. Ashok balas memeluknya. Rasa penasaran Khorasan terjawab sudah, dia teringat bagaimana Chanakya membujuk Bindu agar pergi berlibur dengan harapan dapat bertemu dengan temannya. Khorasan berpikir, “jadi ini alasan Achari Chanakya menyuruh samrat keluar istana, agar dia dapat menemukan Ashoka.”
Bindu berkata kalau dirinya sangat senang melihat Ashok. Ashok menjawab kalau dia akan mengajak Bindu menemui ibunya, “sudah kukatakan kalau ibuku masih hidup.” Dengan heran Bindu bertanya, “ibumu? Di mana ibumu?” Ashok mengajak Bindu pergi kerumahnya. Ashok berlari terlebih dahulu, Bindu merasa sangat heran, “bagaimana mungkin?” Tapi dengan rasa ingin tahu dia mengikuti Ashoka ke rumahnya.
Di istana Patliputra, Justin mendatangi kamar Noor. Noor sedang duduk di atas tempat tidur dengan wajah tegang. Melihat Justin ketegangannya meredah. Justin mendekati Noor dan menanyakan keadaannya. Noor tidak menjawab, dia menarik kain Justin, hingga justin terduduk tepat di depannya. Noor berkata kalau sakitnya berkurang setelah melihat Justin. Noor hendak mencium Justin ketika pintu kamar terbuka. Justin cepat-cepat berdiri menjauh dan menunggu. Ternyata Siamak yang datang. Noor terlihat tegang. Justin bertanya, “pangeran siamak, anda di sini?” Siamak menjawab kalau dirinya mencari Justin untuk diajak berlatih tapi tak menemukannya, karena itu dia pergi menemui ibunya. Mendengar penuturan Siamak, Noor menarik nafas lega. Justin lalu mengajak Siamak pergi berlatih. Sebelum pergi dia tersenyum pada Noor.
Chanakya tiba di sebuah desa. Seorang wanita memberitahu Chanakya kalau ketika dia pergi mencari Nirjara, dia melihat wanita bercadar di desa ini, “kami pikir dia Nirjara karena dia menyembunyikan wajahnya. Dia tinggal di rumah itu. Tapi kemudian kami ragu apakah dia Nirjara.” Chanakya kemudian menyuruh wanita itu mengentuk pintu rumah dan meminta air. Chanakya berencana akan menangkap wanita itu kalau dia keluar, “ingat jangan sampai dia melarikan diri. Aku menginginkan Nirjara bagaimanapun caranya.” Wanita itu mendekati rumah untuk melaksanakan apa yang di suruh Chanakya. Para prajurit bersiap di posisinya masing-masing.
Rombongan Helena tiba di sebuah tempat. Tak jauh dari tempat itu ada sebuah kuil. Helena turun dari tandu dan menyuruh prajurit dan pelayannya menunggu di tempat itu sementara dia berjalan seorang diri menuju mandir. Tapi sampai di depan mandir, Helena berbelok untuk masuk kehutan. Radhagupta yang melihat itu menjadi kaget. Ketika dia sedang bingung, tiba-tiba terlihat seorang wanita serupa Helena berjalan menuju mandir. Tapi radhagupta tak bisa melihat wajah orang itu. Sementara Radhagupta terlihat lega melihat wanita serupa helena, Helena yang asli sedang berada di hutan bersama Nikator, ayahnya. Nikator mengajak helena pergi ke suatu tempat.
Bindu tiba di depan rumah Ashok. Ashok tergopoh-gopoh menemuinya. Dia memberi salam pada Bindu dan memberitahu kalau ibunya sedang sibuk bekerja, “samapi dia datang, biar aku yang akan melayanimu.” Bindu berkata kalau dia ingi bertemu dengan ibunya Ashok dulu. Ashok berkata kalau ibunya pasti senang melihat Bindu. Dia kemudian meminta Bindu mengikutinya, “mari Samrat..”
Perdana menteri menanyai prajurit tentang siapa yang menyuruh mereka mengirim prajurit pergi ke perbatasan? Prajurit menjawab kalau Achari Chanakya yang menyuruhnya, untuk melindungi Samrat dan Khorasan, takut kalau ada bahaya mengancam mereka. Perdana menteri terlihat kecewa karena tidak ada yang memberitahu dirinya, “apakah perdana menteri tak ada nilainya di sini?” Prajurit meminta maaf kemudian pergi dari hadapannya. Charu yang sedari tadi mendengarkan, menghampiri perdana menteri, “semua tahu apa posisi anda, tapi anda selalu diam saja. Karena itu achari Chanakya memanfaatkan kekuatanmu. Aku tidak pernah mendengar perdana menteri memberitahu prajurit tentang kekuasaannya. Anda dapat menunjukan diri anda jika anda mau membantu saya membuat Sushim menjadi Samrat baru. Jika anda mau membantuku, aku yakin anda akan di berikan semua kekuasaan dan kehormatan sebagai perdana menteri. Ini saatnya bagi anda untuk memutuskan.” Charumitra kemudian pergi, meninggalkan perdana menteri yang sedang berpikir.
Radhagupta mengendap-endap mendekati mandir. Dari balik pilar dia melihat Helena sedang berdoa. Tiba-tiba Radhagupta terlihat kaget saat mengetahui kalau wanita yang berdoa itu bukanlah helena. Tapi orang lain yang menyamar menjadi dirinya. Radhagupta berpikir, “benar kata achari Chanakya, ibu ratu Helena sedang menyusun sebuah rencana.” Sementara itu di hutan, Helena sedang memakai jubah hitam untuk meyamar. Dia dan Nikator kemudian menaiki kuda dan pergi ke suatu tempat secara rahasia.
Wanita anak buah Chanakya sedang mengetuk pintu rumah. Tapi tak ada siapa yang membukakan pintu. Wanita itu kemudian melapor pada Chanakya dan berkata kalau tak ada orang yang membukakan pintu. Chanakya menyuruh prajurit mendobrak pintu itu. Begitu prajurit masuk kedalam rumah, sebuah bom meledak. Kedua prajurit segera berlari keluar dengan tubuh terbakar. Para prajurit yang lain segera bergegas mencari air untuk menolong kedua prajurit tersebut. Ketika mereka sedang sibuk menolong temannya, Chanakya melihat seorang wanita berkerudung berlari dari dalam rumah. Chanakya segera menyuruh prajurit mengejar wanita itu dan menangkapnya.
Ashok mengajak Bindusara, Khorasan dan seorang prajurit masuk kedalam rumah untuk menemui Dharma. Dalam rumah itu ada seseorang yang sedang duduk sambil mengenakan dupatta. Wajahnya tidak terlihat. Ashok memanggil sosok itu dengan panggilan ibu dan memberitahunya kalau samrat Bindusara ingin bertemu dengannya. Sosok itu hanya diam mematung, tidak menoleh ataupun menjawab. Dengan heran Bindu datang kedepannya dan terkejut saat melihat kalau sosok itu adalah sebuah batu yang di tutupi dupatta. Ashok dengan penuh percaya diri memberitahu Bindusara kalau ibunya masih hidup, “anda harus percaya pada namuri seorang anak. Ibuku masih hidup.” Bindu dengan sedih dan prihatin menatap Ashok dengan perasaan bersalah…Sinopsis Ashoka Samrat episode 34 by Jonathan bay