Sinopsis Ashoka Samrat episode 50 by Jonathan bay. Setelah lama berdiam diri dan berpikir, Semangat Ashok pulih kembali. Dia mencoba mendaki tepi lobang agar bisa keluar. Tapi usahanya gagal. Dia bahkan terjatuh, terantuk batu dan terluka hingga berdarah.
Kabar tentang Ashok yang terjatuh ke dalam lubang menyebar hingga dapur istana. Kasturi membawa kabar itu di hadapan para pelayan dan Dharma, “Ashok yang adalah putra Subhadragi ikut dalam kompetisi itu tapi dia terjatuh ke dalam lubang galian.” Mendengar itu dengan panik Dharma berlari meninggalkan pekerjaannya. Pelayan dan kasturi menatapnya dengan cemas dan heran. Dharma tiba di mandir. Dia berdoa pada Dewa agar membantu Ashok.
Tangan Ashoka berdarah. Dia melepas tali yang mengikat botol minuman. Dia menggunakan tali untuk mengikat nadinya agar darah berhenti. Ashok berusaha lagi menaiki tepi lubang, tapi gagal. Dia melihat botol minumnya dan terpikir untuk memecahkannya. Tiba-tiba dia melihat batu. Ashok memukulkan botol itu di batu sehinga pecah menjadi dua. Dengan masing-masing pecahan botol di keduanya tangannya, Ashok merayapi tepi lubang dan berhasil keluar. Ashoka tersenyum senang. Dengan tubuh dan baju belepotan lumpur dia melanjutkan larinya.
Sushim berlari di urutan terdepan. Siamak menyusul di belakangnya. Mereka terus berlari. Ada rintangan. Sushim dan Siamak berhasil mengatasainya. Tapi salah seorang peserta salah melangkah dan masuk dalam jaring yang kemudian terangkat di atas pohon. Ashok juga berhasil melewati rintangan itu. Sushim dan Siamak kelelahan. Mereka hanya berlari-lari kecil dengan jarak yang berdekatan. Siamak berkata pada Sushim kalau dirinya tahu Sushim yang telah mendorong Ashok hingga jatuh dalam lubang, “ini adalah kecurangan.” Sushim menyahut ringan, “kalau kau begitu mengkhawatirkannya, kenapa kau tidak menolongnya?” Siamak berkata, “aku ingin menolongnya, tapi…” Sushim menyela cepat, “tapi kau lebih mengkhawatirkan tentang kemenangan kan?” Sushim dan siamak berhenti berlari, Sushim memegangi pundak siamak. Siamak tertunduk. Sushim berkata, “tidak ada teman dan saudara dalam kompetisi. Satu-satunya yang harus di pikirkan adalah bagaimana caranya menang.” Siamak kecewa, “aku tidak mengharapkan yang seperti ini darimu.” Sushim menyahut sambil berlari mundur, “kau akan melihat siapa aku. Aku tidak akan membiarkanmu menang.” Tapi Sushim tidak melihat kalau ada rintangan di belakangnya. Dia terjatuh dan masuk dalam jaring yang langsung mengantungnya di pohon. Siamak tersenyum menatapnya. Sushim berteriak menyuruh Siamak menolongnya. Siamak menyahut ringan, “maaf saudaraku, tapi kau mengatakan kalau seseorang tidak boleh berpikir tentang teman atau saudara dalam kompetisi. Benarkan?” Siamak kemudian meneruskan larinya tak perduli pada teriakan sushim yang memanggilnya.
2 peserta lain datang. Sushim meminta mereka membantunya. Tapi mereka berpikir lain, “mantan pemenang terjebak, kini hanya siamak di depan. Kita punya kesempatan untuk menjadi pemenang ke 2 dan 3…” berpikir seperti itu, mereka tidak mau menolong Sushim dan segera melanjutkan larinya. Sushim berpikir, “jika siswa lain melihatku terperangkap begini, mereka pasti akan mengejekku.” Beberapa peserta berlalu di bawah Sushim, mereka tidak melihatnya. Sushim pun tidak meminta bantuan mereka. Tiba-tiba dia melihat Ashok berlari kearahnya. Sushim kaget campur heran, “bagaimana dia bisa keluar dari lubang? Dia tidak boleh melihat aku di sini.” Sushim menyembunyikan dirinya. Ashok berhenti tepat di bawahnya. Sushim merapatkan jaring. Ashok berdiri menatap sekeliling. Dia melihat butiran air jatuh dari atas dan menetesi lengannya. Ashok segera mendongak. Dia melihat seseorang terperangkap tapi tidak tahu siapa. Ashok mengambil batu dan melemparkannya. Sushim kaget dan membuka jaring yang menutupi wajahnya sehingga Ashok dapat mengenalinya. Melihat kalau Sushim yang terperangkap, Ashok tertawa mengodanya, “hei… pangeran Sushim? Ini lomba lari bukan menggantung. Aku akan membantumu kalau kau tidak menyingkirkan aku untuk menang.” Sushim berteriak dengan marah, “lebih baik aku tergantung dari pada menerima bantuanmu!” Ashok berguman, “seseorang tidak pernah berubah.” lalu tanpa memikirkan Sushim lagi, dia segera melanjutkan larinya.
Inderjeet dan temannya lewat. Sushim berteriak memanggilnya. Mereka mencari suara Sushim. Sushim menyuruh mereka mendongak keatas. Mereka heran melihat Sushim tergantung. Sushim menyuruh mereka membantunya lepas dari perangkap. Jeet dan temannya segera melepas tali perangkap dan menurunkan Sushim. Mereka memberi tahu Sushim kalau siamak sudah di depan dan Ashok pun menyalip mereka. Mendengar itu, Sushim segera mengajak temannya berlari lagi.
Siamak tiba di garis finish putaran pertama. Tentara memberinya selembar kertas. Petugas memberitahu Siamak kalau dia harus menunggu di tempat itu sampai air dalam mangkok penuh. Lalu datang 2 peserta lagi, mereka urutan ke 2 dan 3. Dan di urutan ke empat muncul Ashok. Siamak sangat senang melihatnya. Keduanya saling berpelukan. Siamak berkata, “ashok aku yakin kau bisa keluar dari sana.” Ashok menjawab, “terimakasih pangeran siamak. Aku beruntung mempunyai teman sepertimu. Ketika kau bersamaku tidak ada yang bisa berbuat buruk padaku.”
Sushim tiba di garis finish di ikuti Inderjeet dan temannya. Dia melihat nama yeng tertulis di papan. Dia kesal melihat nama Ashok tertulis di urutan ke empat. Lebih kesal lagi saat melihat Siamak dan Ashok berbincang-bincang akrab. Niat jahat muncul kembali di benak Sushim, “aku tahu bagaimana mengalahkan Siamak…” Jeet bertanya, “lalau bagaimana dengan Ashok?” Sushim menjawab kalau dia akan memberi ashok pelajaran yang tak akan pernah dia lupakan.
Di istana, pembicaran tentang rencana pembuatan istana baru sedang berlangsung. Chanakya mengatakan kalau Rajajiraj dapat melakukan apapun yang dia inginkan di Patliputra. Rajajiraj berkata kalau mereka punya beberapa perbedaan dalam desingnya, “saya ingin membuat design istana di mana generasi mendatang akan melihat bahwa pernikahan ini merupakan perpaduan dua budaya.” Helena mendukung usul rajajiraj.
Pengirim pesan datang. Dia memberikan laporan pada Aakramat. Aakramat membaca laporan itu, “pangeran Siamak dan pangeran Sushim telah tiba di garis finish putaran pertama. Pangeran Siamak menempati urutan pertama… ashok menempati urutan ke 4…” Charu bertanya dengan penasaran, “dan Sushim?” Aakramat memberitahu kalau Sushim menempati urutan ke 5. Cahru panik dan tegang. Khorasan pamit ingin memberitahukan kabar gembira ini pada Noor. Bindu mengangguk.
Noor dan Justin sedang bertengkar di lorong istana. Justin berkata kalau dirinya di paksa bicara baik dengan Agni. Noor dengan geram menyahut, “kau tidak lagi menemuiku setelah Agnisika datang kesini. Aku yang datang padamu. Aku merasa buruk. Kau mengabaikan aku.” Justin menyela, “lalu apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus terlihat sedih sehingga orang-orang akan menanyaiku? Pernahkan kau berpikir apa yang telah aku lalui selama ini? Kita telah merahasiakan hubungan kita selama bertahun-tahun. Kita tidak boleh menghancurkannya sekarang.” Noor berkata, “sudah di hancurkan. Agnisika sedang membuat istana baru. Dia tidak akan membiarkan dirimu menemuiku setelah kalian menikah. Kau menyerah pada kecantikannya.” Justin tak percaya mendengar kata-kata Noor, “kau meragukan cintaku? Kau menyakitiku dengan mengatakan itu. Satu yang pasti, pernikahan pasti akan terjadi bagaimanapun caranya. kalau tidak, metera tidak akan melepaskan dirimu atau aku.” Noor mengancam Justin, “ingat satu hal, kalau kau berubah setelah menikah, aku tidak akan melepaskanmu! AKu tidak takut pada siapapun. Aku telah mempertaruhkan hidupku untuk hubungan ini. Kalau kau mengkhianatiku dalam urusan ini, maka aku tidak akan membiarkanmu.” Justin menatap Noor tak percaya. Noor mengancam Justin, “ingat Justin, untuk mendapatkan dirimu jika aku harus mengatakan hubungan ini pada samrat maka aku akan melakukannya. Aku akan memberitahu dia.” Justin dengan hati terluka menyahut, “katakan saja, tapi aku tahu kau tak perlu melakukan ini.” Setelah berkata begitu, Justin meninggalkan Noor.
Noor membalikan badan hendak melangkah pergi, tapi dia terkejut saat melihat Khorasan berdiri menatapnya dengan wajah sangsi. Khorasan mendekati noor dan menamparnya, “aku telah setia pada Samrat selama bertahun-tahun untuk menjadikan Siamak Samrat. Tapi kau malah mengkhianati aku dan Siamak.” Noor berkata kalau Khorasan salah paham padanya. Khorasan menyangkal, “aku telah mendengar semuanya. Aku bisa saja membunuhmu dan Justin, tapi aku akan diam demi Siamak. Siamak telah membuatmu tetap hidup tapi aku tidak akan membiarkan dirimu merusak nama baik kami. Lupakan Justin kalau tidak lain kali aku tidak akan berhenti bahkan setelah memikirkan Siamak….” Sinopsis Ashoka Samrat episode 51 by Jonathan bay