Sinopsis Ashoka Samrat episode 98 by Sally Diandra. Masih di istana yang baru, saat Ashoka mencari ibunya, Ashoka bertemu dengan Ahenkara (adik Agni) dan Sushima “Aku tidak tahu kenapa Ibu Suri Helena mengundang orang rendahan seperti dia ini di pernikahan kerajaan, aku heran bagaimana caranya kamu mengesankan orang orang ini, padahal kamu telah melakukan banyak gangguan” Ahenkara mengejek Ashoka yang saat itu berpapasan dengan mereka “Aku juga sama, aku juga tidak tahu jika mereka terkesan padaku karena gangguanku atau karena dedikasiku dan kebaikkanku ?” Ashoka juga tidak mau tinggal diam di perlakukan seperti itu oleh Ahenkara yang memandangnya sinis “Jangan berfikir kalau kamu itu keluarga kerajaan, ibu Suri Helena meminta kamu untuk mengerjakan sesuatu karena kamu itu pelayan !” sela Sushima dengan ejekannya “Putri Ahenkara, selamat untuk pernikahan kakakmu” Ashoka tidak menggubris ejekan Sushima “Ketika seorang rendahan mengucapkan selamat padamu itu artinya dia itu meminta sejumlah imbalan” ejek Sushima “Ini ada beberapa koin emas untuk kamu” Ahenkara memberikan sejumlah koin emas ke Ashoka “Itu tidak perlu, putri” Ashoka menolak koin emas itu dengan halus “Rakyat jelata tidak boleh menolak bonus yang diberikan oleh seorang bangsawan, ambillah !” Ashoka akhirnya menerima koin tersebut “Terima kasih, putri Ahenkara” ketika Ashoka hendak meninggalkan mereka berdua, Sushima memegang bahu Ashoka seraya berkata
“Bukankah kamu tahu kalau kamu itu bukan saja berterima kasih pada anggota keluarga kerajaan ! Katakan terima kasih pada Raja dan Ratu masa depan Magadha, aku doakan semoga umurmu panjang !” Ashoka nampak menahan marah dan berkata “Aku tahu kamu melakukan hal ini untuk mempermalukanku tapi aku berdoa dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam untuk kesejahteraan kalian berdua, aku berdoa semoga kalian berdua terlindungi dari segala macam rintangan” ujar Ashoka tulus kemudian meninggalkan mereka berdua, Sushima dan Ahenkara menatap kepergian Ashoka dengan tatapan sinis “Dia selalu bersandiwara dan memenangkan hati ayahku” Ahenkara tidak menggubris ucapan Sushima karena dirinya masih asyik melihat kepergian Ashoka, Sushima memegang bahu Ahenkara dan berkata “Putri Ahenkara, ketika pesta pernikahan di mulai, kita akan pergi dari sini” Ahenkara bingung “Tapi ini adalah pernikahan kakakku”, “Tapi itu bukan berarti kamu akan berada disini terus selama pestanya berlangsung bukan ? Kita pergi saja, kamu tidak akan mengerti” Ahenkara tersenyum penuh arti ke Sushima “Katakan padaku, kapan aku harus mengadakan pestaku sendiri ?” Sushima hanya tersenyum mendengarnya.
Di ruang pesta, Bindusara sedang ngobrol dengan Perdana Menteri Amadya “Amadya, kamu tahu kalau Dharma itu telah memberikan aku kehidupan, melayani aku, melindungi aku, memberikan aku tempat tinggal di rumahnya, itulah mengapa aku jatuh cinta padanya” Amadya mendengarkan penjelasan Bindusara dengan seksama “Lalu apa yang terjadi kemudian, Samrat ?” tepat pada saat itu Dharma melewati mereka sambil membawa kendi yang berisi air sungai, tiba tiba ketika sampai di sebelah Amadya, kendi air yang dibawa oleh Dharma sempat hampir terjatuh, Bindusara segera menolongnya dengan memegang kendi tersebut, Dharma panik begitu mengetahui ada Bindusara di sebelahnya, Dharma segera menutupi wajahnya dengan dupatta, Bindusara sempat melihat sekilas wajah Dharma “Kamu bagaimana sih, jalan tidak hati hati !” Amadya merasa kesal dengan Dharma, Dharma hanya diam saja dan segera berlalu dari sana, Bindusara sempat menaruh curiga dengan sosok Dharma yang membawa kendi tadi namun pada saat itu Raja Raj menghampiri mereka sambil menawarkan ladu yang sengaja dibuatnya untuk membuat orang orang itu menjadi malas, Raja Raj menyuapkannya ke Amadya, namun Bindusara tidak memakannya, Bindusara masih merenungkan pertemuannya dengan wanita pembawa kendi tadi.
Dharma sampai di pemandian yang disiapkan untuk pengantin wanita, Dharma segera menuangkan air dari kendi tersebut ke dalam bak mandi bundar yang besar, Dharma terlihat tegang dengan tangannya yang bergetar, Subhrasi yang sempat melihatnya merasa heran “Shevika, ada apa ?” Dharma yang melamun sedari tadi segera tersadar dan menggelengkan kepalanya “Tidak ada apa apa, Maharani Subhrasi” tak lama kemudian Agni masuk ke dalam bak mandi tersebut sambil menyeringai senang, semua wanita sudah berkumpul di sana kecuali Noor “Dimana Maharani Noor ? Kenapa dia tidak kelihatan disini ?” Charumitra mencoba mencari Noor, sementara itu Helena dan Agni memberikan isyarat rahasia yang hanya di ketahui oleh mereka berdua.
Justin menemui Noor di sebuah ruangan, Noor nampak kurang nyaman di istana tersebut “Noor, lebih baik kamu tinggalkan istana ini !”, “Aku ingin melihat pesta pernikahanmu dengan kedua mataku ini, Justin ,,, aku tahu kamu tidak bisa menikah di depanku, kamu tidak bisa mengucapkan janjimu padanya di depanku, kamu itu sangat mencintai aku maka mengapa kamu menyakiti dirimu sendiri dan juga aku ?” Noor mulai menangis “Cobalah kamu mengerti posisiku, aku tidak bisa menghentikan pernikahan ini tapi kamu harus meninggalkan istana ini !” Noor kesal dengan ucapan Justin “Aku tidak akan pergi ! Kamu ingin membuang aku kan sebagai penghalang langkahmu ! Semua cintamu, janji janjimu adalah dusta !” Justin bingung “Hanya ada satu kebenaran dalam hidupku dan itu adalah cintaku padamu, aku melakukan ini semua untuk melindungi kamu !” ujar Justin sambil memegang lengan Noor “Melindungi aku dari siapa ? Waktu yang aku habiskan denganmu selama ini sangatlah berharga untukku dan akan lebih baik jika aku mati daripada aku harus pergi dari sisimu, kamu harus berani menghadapi aku dan Samrat Bindusara tapi aku tidak berdaya, aku tidak bisa melihat kamu dalam genggaman Agni, aku benci Agni ! Ketika dia memandangmu, aku cemburu !” Noor masih menangis meratapi nasibnya “Semuanya sepertinya berjalan tidak karuan sejak dia datang kesini, dia telah memisahkan kita dan sekarang aku takut kalau dia mungkin akan memisahkan kamu dari anakmu” Justin terkejut mendengar ucapan terakhir Noor
“Anakku ? Maksud kamu Siamak ? Jadi Siamak itu adalah anakku ?” Justin segera menghampiri Noor dan mencari kebenaran di kedua bola mata kekasihnya itu “Apakah kamu pernah berfikir mengapa kamu sangat mencintai Siamak ? Mengapa dia ingin menjadi seperti kamu ?” ujar Noor dengan matanya yang berkaca kaca, Justin segera memeluknya dan berkata “Dia adalah anakku ? Kenapa kamu tidak menceritakan hal ini sebelumnya ?”, “Aku minta maaf, aku takut kamu tidak bisa menerimanya” Noor pun membalas pelukkan Justin yang merasa senang begitu mengetahui kalau Siamak adalah anaknya “Kamu telah membuat aku menjadi seorang ayah, jadi bagaimana bisa aku menentangnya ? Katakan lagi padaku Noor kalau Siamak itu adalah anakku” Justin meminta kepastian dari Noor “Iya, Justin … dia adalah anakmu” Justin kembali memeluk Noor erat, keduanya tersenyum bahagia “Sampai sekarang aku selalu mencintaimu tapi sekarang kamu telah memberikan aku satu alasan lagi mengapa aku semakin mencintaimu, aku adalah ayah dari anakmu, dimana dia sekarang ? Aku ingin bertemu dengan anakku”, “Dia tadi sedang pergi jalan jalan melihat lihat istana, dia mencintai istana ini, dia berfikir istana ini adalah tempat tinggal kamu” Justin teringat ketika Nicator berkata padanya seluruh istana ini akan terbakar habis “Tidaaak !!!” tiba tiba tanpa dasar Justin berteriak “Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Siamak”, “Kenapa kamu sangat khawatir ?” Noor merasa ada yang tidak beres yang akan terjadi “Kamu harus pergi dari sini, Noor” ujar Justin sedih “Setelah mengetahui semuanya, bahwa Siamak adalah anakmu, lalu apakah kamu akan menikahi aku, Justin ?” Noor sangat berharap pada jawaban Justin “Kamu akan segera mendapatkan jawabannya, Noor tapi saat ini percayalah padaku, kamu harus pergi dari istana ini” ujar Justin cemas
Aakramak memberikan perintah pada para prajurit agar menjaga super ketat penjagaan, tepat pada saat itu Ashoka menemuinya dan berkata “Itu tidak akan berhasil” Aakramak merasa heran dan segera menghampiri Ashoka “Apa yang terjadi ?”, “Istana ini bukan sekedar istana tapi sebuah rencana mereka untuk membunuh semua orang, istana ini terbuat dari batu bata yang mudah terbakar, paman” Aakramak terkejut “Bagaimana mungkin tidak ada seorangpun yang mengetahui konspirasi yang sangat besar seperti ini ?” Ashoka mengambil belati yang dibawa oleh Aakramak kemudian menggores dinding istana tersebut dan batu bata merah yang terlihat jelas di depan mereka “Jika dinding istana ini terkena percikan api maka kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, aku harus mengatakan hal ini ke Samrat Bindusara” ujar Ashoka “Aku yakin kalau Chanakya tahu tentang hal ini, itulah mengapa dia diculik !” ujar Aakramak geram “Ashoka, kamu sebaiknya cari Chanakya terlebih dahulu, dengan begitu kita akan tahu siapa dalang di balik konspirasi besar ini” Ashoka menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Aakramak, ketika Ashoka sedang berjalan mencari Chanakya, tiba tiba ada seorang seorang prajurit yang menangkapnya dan membawanya pergi, Ashoka hanya bisa pasrah.
Sementara itu Siamak sedang berjalan jalan dengan Subaho, mereka berpapasan dengan Justin dan Noor, Justin yang melihatnya dari kejauhan segera berteriak memanggil Siamak “Siiiamaaakkk !!!” Siamak terkejut dan segera berlari ke arah Justin ketika Justin berlari ke arahnya, Justin segera memeluknya erat, Siamak pun membalas pelukkan Justin seraya berkata “Apakah semuanya baik baik saja ?” Justin tersenyum “Semuanya akan baik baik saja anakku, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu” Subaho yang melihat dari kejauhan segera berlalu dari sana, kemudian Justin menyuruh salah satu prajuritnya untuk mengantar Siamak dan Noor pulang ke istana yang lama “Tapi aku ingin melihat pesta pernikahanmu”, “Siamak, kamu harus mendengar dan menuruti kata kataku !” Justin berusaha meyakinkan Siamak, sementara Noor yang berada di belakang Justin semakin tidak mengerti apa maksud Justin “Prajurit, kamu harus melindungi Maharani Noor dan Pangeran Siamak karena mereka lebih penting daripada nyawaku !” ujar Justin “Jangan khawatir pangeran Justin” ujar prajurit “Noor, kamu dan Siamak ikutlah dengan prajurit ini” Noor gelisah ketika Justin menyuruhnya pergi, namun akhirnya Noor dan Siamak berlalu dari istana baru tersebut, baru beberapa langkah, Noor membalikkan tubuhnya dan memandang Justin dari kejauhan dengan penuh haru, Justin meyakinkan dirinya dan Noor segera berlalu dari sana.
Dalam perjalanannya menuju ke istana yang lama, Noor merasa curiga dengan prajurit yang mengantar mereka “Kamu mau membawa kami kemana ?” ujar Noor cemas “Kalian berdua akan aman disini” prajurit tersebut membawa Noor dan Siamak masuk ke dalam ruangan, kemudian mendorong mereka agar masuk ke dalamnya dan segera menguncinya dari luar “Heiii !!! Buka pintunya ! Buka pintunyaaa !!!” Noor dan Siamak berteriak dari arah dalam ruangan, prajurit itu malah tertawa terbahak bahak seraya berkata “Ibu Suri Helena telah memberikan aku sekantong koin emas yang banyak dengan mengunci mereka di dalam ruangan ini !” ujarnya sambil melempar lempar kantong koin emas yang ada ditangannya.
Di lain tempat Subaho dan Vasu sedang bejalan jalan melihat lihat istana baru itu, tiba tiba ada sesuatu yang mencurigakan mereka, saat itu Ashoka di sekap di sebuah kamar oleh prajurit yang menangkapnya tadi dan berjaga di luar kamar “Keluarkan aku, prajurit ! Keluarkan aku !” Ashoka berteriak dari arah dalam kamar, Subaho dan Vasu mendengarnya dan mengetahui kalau Ashoka butuh pertolongan mereka “Kita harus segera menolong Ashoka !” Subaho dan Vasu segera memberikan sinyal ke Ashoka berupa siulan burung sebagai pertanda mereka ada di dekatnya, Ashokapun membalasnya dari dalam. Kemudian mereka berdua pura pura mengajak ngobrol prajurit yang berjaga di depan kamar Ashoka, ketika prajurit lengah Subaho segera memukulnya hingga pingsan. Vasu membuka kunci pintu kamar dimana Ashoka di sekap dan tak lama kemudian Ashoka keluar kamar tersebut dengan berganti pakaian dengan Vasu. .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 99 by Sally Diandra