Sinopsis Ashoka Samrat episode 99 by Sally Diandra. Di luar istana yang baru Aaramak memberikan instruksi kepada para prajuritnya “Kalian harus tetap berada di posisi kalian masing masing di belakang para prajurit Ujjain, jumlah prajurit kita memang sangat sedikit, tapi ini adalah perang, hidup atau mati kita harus mengumpulkan keberanian dan melawan mereka dengan bertarung” para prajurit siap melaksanakan perintah, kemudian para prajurit itu pun berlalu meninggalkan Aaramak.
Diruangan yang lain, Ashoka yang telah berganti baju dengan baju Vasu memasuki sebuah ruangan, di ruangan tersebut Ashoka melihat banyak semut yang berkeliaran di lantai “Pasti di sini ada banyak makanan basi tapi ini kan istana baru, itu berarti makanan itu dibawa ke salah satu ruangan di sini dan pasti Chanakya yang telah membawa makanan itu bersamanya” tak lama kemudian Ashoka melihat ada beberapa prajurit yang sedang berjaga di depan sebuah kamar, Ashoka segera bersembunyi di balik pilar seraya berkata dalam hati “Sekarang aku yakin kalau Chanakya ada disini” saat itu Ashoka membawa beberapa duri yang beracun yang diberikan oleh Vasu “Aku akan menusukkan duri ini pada tubuh para prajurit itu, maka begitu duri ini tertusuk di tubuh mereka maka racunnya akan membuat mereka pingsan” Ashoka segera melancarkan taktiknya dengan mencuri perhatian salah satu prajurit agar mendekat ke arahnya yaitu dengan melemparkan batu, prajurit itupun mendekat untuk mengecek, tak lama kemudian Ashoka segera melemparkan duri beracun tersebut ke leher prajurit, prajurit itupun langsung limbung dan jatuh pingsan, hal ini juga dilakukannya pada prajurit yang lain, semuanya tumbang akibat duri beracun yang dibawanya. Setelah berhasil melumpuhkan para prajurit yang berjaga, Ashoka segera membuka kamar yang digembok dari luar, diambilnya pedang salah satu prajurit untuk membuka gembok tersebut, setelah terbuka, bergegas Ashoka masuk ke dalam kamar yang gelap gulita, dipanggilnya Chanakya berulang kali namun tidak ada jawaban, hingga akhirnya kakinya tersandung dan terjatuh, ketika Ashoka melihat ke sekelilingnya, dilihatnya Chanakya terbaring lemas dengan tangan dan kakinya yang diikat kencang juga mulutnya dibekap dan tidak sadarkan diri, Ashoka segera menghampiri Chanakya dan berusaha untuk membangunkannya “Chanakya, bangun ! Bangun ! Ini aku Ashoka ! Aku telah menemukan kamu ! Bangun, Chanakya !” Ashoka menangis ketika Chanakya tidak merespon panggilannya “Buka matamu, Chanakya ! Ini aku Ashoka ! Bangun !” Chanakya tetap diam tidak sadarkan diri.
Diruangan yang lain Vasu yang saat itu mengenakan pakaian Ashoka rupanya diikuti oleh salah prajurit Helena, prajurit tersebut mengira kalau Vasu adalah Ashoka, sementara itu Ashoka membawa Chanakya ke ruangan lain yang dirasa lebih aman, sedangkan Vasu yang masih dibuntuti oleh prajurit Helena memasuki ruang pesta, Vasu menyapa orang orang yang berada disana dengan berpindah pindah tempat dengan cepat, membuat prajurit Helena yang membuntutinya sedari tadi merasa bingung, tak lama kemudian Vasu segera bersembunyi dan menghilang, prajurit nampak bingung mencari carinya namun tiba tiba dilihatnya sosok Ashoka ada di depannya, prajurit segera mengeceknya dan ternyata itu adalah Ashoka yang sebenarnya “Kamu disini rupanya” ujar prajurit Ashoka hanya tersenyum seraya berkata “Salam Samrat !” prajurit menoleh ke arah belakang untuk melihat siapa yang ada di sana, ternyata tidak ada siapa siapa, rupanya Ashoka telah membodohinya dan bergegas berlalu dari sana dengan berlari.
Radhagupta masih ngobrol dengan Aakramak “Aku yakin kalau Chanakya itu ada di dalam istana ini” ujar Radhagupta geram “Konspirasi ini dipersiapkan untuk membunuh seluruh keluarga besar dinasti Maurya, istana ini terbuat dari batu yang mudah terbakar” Aakramak juga kesal “Kalau begitu kita harus segera menemukan Chanakya apapun caranya” belum juga selesai ucapan Radhagupta, Ashoka menemui mereka seraya berkata “Aku telah menemukan Chanakya tapi kondisinya saat ini sedang tidak sadarkan diri sehingga dia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun”, “Kita tidak tahu sama sekali tentang penyerangan ini dan ketika itu terjadi, siapa yang berada di balik semua ini ?” ujar Aakramak penasaran
Di ruang pesta pernikahan, Justin dan Agni memasuki ruangan tersebut sebagai pengantin pria dan pengantin wanita, semua orang tersenyum menyambut mereka, saat itu tanpa Dharma duga ternyata Khurasan curiga terhadapnya karena Dharma selalu menutupi wajahnya, Dharma segera meninggalkan ruang tersebut, Khurasan pun bergegas mengikutinya dari belakang.
Kembali ke tempat Ashoka dengan dua gurunya yang sedang melihat upacara pernikahan Justin dan Agni dari atas balkon “Chanakya selalu curiga pada Raja Ji dan ibu suri Helena, jika mereka berada di pesta itu, itu berarti mereka telah siap melancarkan rencana mereka untuk keluar dengan selamat dari istana ini” ujar Radhagupta “Ashoka, lalu kapan penyerangan itu akan terjadi ?” Ashoka segera menggelengkan kepalanya “Aku tidak tahu, Radhagupta ,,, kita hanya bisa berharap untuk menemukan pemimpin lainnya”
Di ruang pesta pernikahan, saat itu acara pernikahan Justin dan Agni akan di mulai, para prajurit tiba tiba menutup pintu gerbang utama ruangan tersebut, semua orang melihat ke arah pintu gerbang tersebut yang tertutup “Mengapa pintu gerbangnya harus di tutup ?” Bindusara merasa heran dengan hal tersebut “Itu karena agar acara pernikahan Justin dan Agni ini bisa berlangsung secara hikmad, ini adalah ritual bangsa Yunani” Helena memberikan penjelasan sambil senyum yang dibuat buat pada semua orang, semua orang yang hadir disana tidak menaruh rasa curiga apapun
Dari atas balkon, “Radhagupta, berarti saat ini kita semua terjebak disini, kita tidak punya waktu yang banyak lagi”, “Itu bisa jadi mereka akan menyerang setelah acara pernikahan itu, Ashoka” ujar Radhagupta panik “Kalau begitu lebih baik kamu merawat Chanakya dan menyembuhkan dia, aku akan mengurusi prajurit prajurit Ujjain” saat mereka hendak pergi mereka bertemu dengan Vasu dan Subaho yang menghampiri mereka “Vasu dan Subaho, kalian berdua ikut denganku” ujar Aakramak kemudian berlalu bersama kedua teman Ashoka itu, sedangkan Ashoka mengajak Radhagupta menemui Chanakya
Acara pernikahan Justin dan Agni mulai berlangsung, Agni dan Justin berdiri berhadap hadapan di atas panggung, Helena bertanya “Putri Agnishika di depan semua saksi yang ada di depanmu ini apakah kamu menerima Justin menjadi suamimu ?” Agni tersenyum sambil memandang ke arah Justin “Ya, aku terima” ujar Agni mantap, Justin memandang Agni dengan perasaan kesal “Justin, sekarang kamu buka cadar yang menutupi wajah putri Agnishika” Helena meminta Justin melakukan hal tersebut, Justin ragu ragu membuka cadar yang menutupi wajah Agni, semua orang tersenyum melihat ritual pernikahan mereka, Sushima yang juga sedang melihat acara itu segera mengajak Ahenkara untuk keluar dari ruangan tersebut
Sementara itu Noor dan Siamak masih di sekap dalam sebuah kamar “Bagaimana bisa Justin tetap menikahi perempuan itu setelah dia mengetahui semua rahasia yang aku simpan selama ini ? Apakah dia yang menyekap kami dalam kamar ini ? Bagaimana bisa dia menipu aku ?” Noor berbicara pada dirinya sendiri dengan perasaan gelisah dan cemas “Ada apa, ibu ?” Siamak merasa heran dengan ibunya “Siamak, ibu harus pergi menghadiri pernikahan pangeran Justin ,,, lakukanlah sesuatu, nak” ujar Noor sambil menangis, Siamak segera menggedor gedor pintu kamar yang terkunci “Buka ! Buka pintu ! Buka pintunya !” teriak Siamak sekuat tenaga, namun tidak ada jawaban dari arah luar, Noor hanya bisa menangis
Di luar di sepanjang lorong Dharma sedang berlari menjauhi Khurasan yang terus mengejarnya di belakang, Dharma masuk ke sebuah gudang perbekalan makanan dan bersembunyi disana, namun Khurasan berhasil mengetahuinya karena pintu gudang itu terbuka, Khurasan segera masuk ke dalam gudang “Aku tahu kalau kamu ada di sini ! Keluarlah !” Dharma sedang bersembunyi dibalik timbunan karung karung beras dengan wajah ketakutan, Khurasan segera mencabut pedangnya sambil melihat lihat ke kanan dan ke kiri, berkali kali dia mencoba menghunuskan pedangnya pada karung karung beras itu dengan harapan akan mengenai Dharma, namun pedangnya tidak tepat pada sasaran, pedang Khurasan berada di sisi kanan dan kiri dan Dharma, Dharma panik dan dilihatnya ada serbuk cabai di sebuah nampan, ketika Khurasan hendak menuju ke arahnya, Dharma segera menaburkan bubuk cabai tersebut ke arah muka Khurasan, mata Khurasan perih terkena bubuk cabai hingga terhuyung ke belakang dan Dharma segera berlari keluar dari gudang dengan ketakutan, Khurasan marah dan di carinya air yang bisa membasuh matanya, ditemukannya disana ada kendi berisi air, Khurasan segera membasuh wajahnya kemudian menyusul mengikuti Dharma kembali keluar dari gudang.
Di ruang pesta pernikahan, semua orang sedang menikmati ladu yang disajikan oleh Helena, Helena menyuapkan ladu itu ke mulut Bindusara “Selamat putri Agnishika” Agni hanya tersenyum mendengar ucapan Subhrasi, Raja Ji menemui mereka dan memberikan ladu ke Subhrasi, kemudian Raja Ji mengajak Agni untuk ngobrol berdua, ketika di rasanya sudah menjauh dari mereka “Agni, dimana Ahenkara ? Rencana kita sudah semakin dekat dan dia tidak terlihat dimana mana, kemana dia ?” Raja Ji cemas karena dirinya tidak menemukan Ahenkara
Sementara itu Radhagupta dan Ashoka sudah memasuki kamar dimana Chanakya terbaring lemas dan tidak sadarkan diri, Ashoka dan Radhagupta berusaha membangunkan Chanakya dengan menggosok gosokkan telapak tangan dan kakinya, namun Chanakya tetap tidak bergeming, Radhagupta sedih melihat kondisi gurunya, Radhagupta mulai menangis seraya berkata “Ashoka, aku telah mencoba semua cara agar Chanakya bangun tapi rasanya semuanya sia sia, Chanakya tetap tidak merespon, dia hanya diam saja” Ashoka mulai panik. Sinopsis Ashoka Samrat episode 100 by Sally Diandra.