Sinopsis Ashoka Samrat episode 123 by Sally Diandra. Begitu keluar dari kamar Ahenkara, di koridor tengah istana, Sushima segera menghentikan langkahnya dan mengibaskan tangannya dari genggaman tangan ibunya “Ibu, kenapa ibu selalu menghentikan aku ?” Charumitra kesal melihat perilaku anaknya “Apakah kamu gila ? Tidakkah kamu melihat bahwa ayahmu sendiri yang memerintahkan untuk menjaga Ahenkara dan Ashoka telah diberikan tanggung jawab untuk itu, itulah mengapa Ashoka ada dibelakang gadis itu !” ujar Charumitra geram “Sushima, ingat ! Kamu akan melakukan apa yang hanya aku dan perdana menteri Khalatak perintahkan padamu !” Charumitra segera menggandeng lengan Sushima dan membawanya pergi dari sana dengan perasaan kesal.
Di dalam ruang sidang, Khurasan memberitahukan ke Bindusara bagaimana pasukan Niharika telah mengepung Patliputra dari semua penjuru dan prajurit mereka telah memasuki Patliputra “Aku tidak mengerti bagaimana bisa para prajurit itu memasuki Magadha ?” ujar Bindusara sambil memperhatikan miniatur kerajaan yang ada di depannya “Panglima Khurasan, kamu adalah panglima perang dan kamu tidak tahu apa apa tentang hal ini, kamu bahkan tidak mempunyai ide bagaimana mereka bisa memasuki tempat kita ?” ujar Helena kesal “Ini bukan saatnya menyalahkan satu sama lain, sekarang siapa yang bisa memikirkan sesuatu ?” sela Chanakya “Kita seharusnya mengirimkan prajurit kita ke garis perbatasan dan sisanya melindungi Patliputra” usul Khalatak “Kita juga seharusnya berbicara dengan mereka dan prajurit kita akan melindungi Patliputra” Khurasan juga ikutan memberikan usulannya “Jika panglima perang berbicara tentang pertahanan maka bagaimana bisa prajurit prajurit kita mempunyai keberanian dalam melakukan perang ?” ujar Helena dengan nada mengejek” dalam benak Chanakya, Chanakya sepertinya melihat ada sesuatu yang tidak beres dengan argumen mereka berdua antara Khurasan dengan Helena “Perang itu bukan solusi yang benar, Samrat ,,, kita harus menemukan apa yang menjadi keinginan Niharika” ujar Chanakya “Chanakya benar, anak perempuannya ada bersama dengan kita, kita bisa mencari jalan keluar dengan berbicara dengannya, aku akan pergi menemui dia dan berbicara dengannya” Khurasan segera mencegah Helena “Mengapa harus kamu ibu suri ?” tanya Khurasan “Justin telah menempatkan namaku bersamanya dan beberapa orang mungkin masih meragukan keinginanku maka lebih aku pergi untuk menyelamatkan Magadhaku” ujar Helena dengan nada memelas
Sementara pada saat itu Aakramak membawa seluruh anggota keluarga kerajaan ke dalam sebuah ruangan yang aman dan menyuruh para prajurit untuk melindungi mereka “Tidak ada seorangpun yang boleh pergi dari sini tanpa seijin aku” kemudian Aakramak mengabarkan kalau sebentar lagi akan terjadi perang, saat itu para ratu dan anak anak mereka berada di dalam ruangan tersebut, Subhrasi melihat Guru Ji ada bersama mereka “Bagaimana kalau kita meminta restu pada Guru Ji, kebetulan Guru Ji ada disini” ujar Subhrasi “Aku tidak percaya dengan semua ini sama sekali !” ujar Noor dengan tatapan yang kesal, namun Subhrasi tetap menyuruh mereka untuk menghampiri Guru Ji, mereka semua akhirnya mendekat ke arah Guru Ji, termasuk Dharma yang ada di belakang mereka “Guru Ji, kami ingin menanyakan tentang keadaan Magadha, bagaimana menurutmu ?” Guru Ji tersenyum “Semuanya akan baik baik saja, Dewa mempunyai keinginan pada Samrat Bindusara dan ketiga anak anak laki lakinya” dari belakang Dharma berkata dalam hati “Bukannya Samrat mempunyai 4 anak laki laki, lalu dimana Ashoka ?” bathin Dharma
Masih di ruang sidang, Bindusara masih berkumpul dengan orang orang kepercayaannya “Ibu suri Helena, mengapa kamu membicarakan masa lalu ? Kita harus menyelesaikan permasalahan kita saat ini” ujar Chanakya “Aku juga berfikiran yang sama seperti Chanakya, kita seharusnya membicarakan hal ini dari sisi kita” sela Bindusara “, “Chanakya juga terlibat dalam tertangkapnya Raja Jiraj, bisa saja Niharika nanti menjadi semakin marah begitu melihatnya, seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang politik dan posisinya netral dalam hal ini bisa pergi kesana” ujar Helena “Kalau begitu bagaimana kalau panglima Khurasan saja” Helena tersenyum sinis mendengar usulan Khalatak “Aku tidak ingin mengirimkan dia kesana karena dialah semua ini terjadi !” ujar Bindusara kesal “Tapi aku pikir mungkin kehadirannya akan bisa menyelesaikan kasus kita dengan baik, dia itu ayah mertuamu, Samrat ,,, dia bisa memberitahukan padanya dengan cara yang tepat” Bindusara akhirnya menyetujui untuk mengirimkan Khurasan
Di tenda Niharika, salah satu prajurit Bindusara memberikan pesan pada Niharika bahwa Bindusara ingin mengadakan gencatan senjata dan berdiskusi mengenai hal ini, namun Niharika malah marah melihat utusan prajurit tersebut.
Tak berapa lama kemudian di istana Magadha, seluruh anggota keluarga kerajaan Magadha terutama Bindusara dikejutkan oleh kedatangan jenazah prajurit yang mereka kirim ke Niharika, saat itu mereka melihat jenazah tersebut tergeletak di dalam sebuah gerobak yang memasuki halaman istana Magadha, semua orang terperangah melihat isi di dalam gerobak itu.
Dharma dan Ashoka sedang ngobrol di sebuah ruangan “Ashoka bagaimana dengan nyawamu ?” ujar Dharma cemas “Aku hanya akan menyelamatkan istana saja, bu ,,, aku tahu mayat prajurit itu dibunuh oleh Niharika, aku ingin melihatnya”, “Ashoka, apa perlunya melihatnya, kamu itu bukan ksatria, kamu seharusnya tidak ikut campur untuk melindungi Magadha dengan keinginanmu sendiri” Dharma semakin mencemaskan nyawa anak semata wayangnya ini “Meskipun Samrat Bindusara tidak ingin aku ikut berpartisipasi dalam hal ini, tapi kita tidak mempunyai cara lain selain berperang, ibu”, “Selalu ada cara untuk menemukan kedamaian anakku” Ashoka hanya tersenyum memandang ibunya “Semuanya akan baik baik saja, ibu” ujar Ashoka kemudian pergi berlalu meninggalkan Dharma.
Di suatu tempat Subaho dan Vasu sedang saling ngobrol satu sama lain “Para prajurit itu melindungi keluarga kerajaan tapi tidak ada seorangpun yang berfikir tentang rakyat biasa dan para prajurit !” tepat pada saat itu Ashoka menemui mereka dan berkata “Kamu tidak akan mendapatkan apa apa dengan hanya duduk terus disini !”, “Kita tidak bisa berbuat banyak, Ashoka ,,, ini bukan pertandingan tapi ini benar benar perang yang sesungguhnya” ujar Vasu cemas “Siapa yang meminta kamu untuk membantu aku ? Tapi aku tidak akan tinggal diam, aku akan pergi keluar dari Patliputra tapi sayangnya pintu gerbangnya di tutup” mata Vasu langsung berbinar terang “Oh aku tahu ! Ada satu cara keluar dari sini !” ujar Vasu sambil menyeringai senang. Akhirnya Ashoka, Vasu dan Subaho bisa keluar dari Patliputra, saat itu mereka telah berada di sebuah bukit “Bagaimana caranya kamu tahu jalan keluar rahasia ini ?” tanya Ashoka penasaran “Saat itu aku lupa jalan pulang pada kompetisi kemarin dan tanpa sengaja aku menemukan jalan ini” ujar Vasu “Kalau begitu sekarang kita harus mencari Niharika !” ujar Ashoka mantap
Seorang prajurit mengabarkan pada keluarga kerajaan dan para pelayan yang telah bersembunyi di sebuah ruangan tertutup bahwa Bindusara telah mengumumkan peperangan “Jika peperangan ini terjadi maka itu akan sulit menemukan Dharma, dia bisa saja menemui Bindusara pada saat terjadi huru hara nanti, aku harus menemukan dia bagaimanapun caranya karena aku harus membalaskan dendamku pada Bindusara karena dia telah membunuh Justinku !” bathin Noor dalam hati
Ashoka dan teman temannya sedang mencoba mencari Niharika, mereka menemukan jalan yang penuh dengan teka teki “Ini akan sangat sulit untuk menemukan dia, Ashoka !” ujar Vasu cemas “Kita tidak tahu dimana dia berada dan musuh bisa saja ada dimana saja !” Ashoka tidak menjawab ucapan Vasu, dalam hatinya berkata “Aku harus melakukan sesuatu untuk menemukan wanita itu !” bathin Ashoka .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 124 by Sally Diandra.