Sinopsis Ashoka Samrat episode 54 by Jonathan bay. Juru masak sedang berbicara dengan seorang pelayan mereka membicarakan tentang Ashok yang menyerang Sushim. Pelayan berkata kalau kali ini Samrat pasti tidak akan memaafkan Ashok karena telah menyerang anaknya. Dharma mendengar pembicaran itu dan terkejut. Setelah juru masak peri, dia mencoba berlari keluar dari dapur. Tapi kasturi menahannya, “jangan pergi dewi, anda tidak bisa pergi keluar. Aku bertanggung jawab pada keselamatan anda.” Dharma memohon pada Kasturi kalau dirinya hanya ingin melihat Ashok sekali saja. Itupun dari jauh, “tidak tahu bagaimana dia akan keluar dari kemelut ini. Betapa banyak besar rasa sakit yang di rasakannya. Biarkan aku bertemu denganya, aku mohon padamu!” Kasturi menjawab, “baiklah akan ku coba..”
Bindu menyerahkan belati pada Justin. Justin menerima belati itu. Dia teringat bagaimana Noor mengancamnya akan menceritakan semuanya pada Samrat bindusara jika Justin mencuranginya. Dengan peikiran bercabang, Justin melempar pisau itu. Hasilnya, pisau tidak menancap tapi terpental. Bindu menarik nafas heran. Raja ji menegatakans esuatu untuk membesarkan hati Justin. Justin tersenyum.
Agni berbincang-bincang dengan Helena. Dia berkata, “ibu suri, aku tahu hubungan ini bukan di dasarkan pada cinta, tapi jika hubungan ini terbentuk maka seharusnya akan bisa hidup dengan damai. Aku merasa pangeran Justin menjauh dariku.” Helena tersenyum dan menasehatinya, “kau cantik, dekatilah dia kalau dia menjauh.”
Justin berjalan di lorong sambil berpikir kalu dirinya akan menghentikan Noor bagaimanapun caranya. Tiba-tiba seseorang menyert Justin ke dalam ruangan. DIadalah Agni. Keduanya begitu dekat. Justin bertanya dengan gugup, “puteri…anda??” Agni berkata kalau dia ingin mengenal Justin lebih baik lagi. Agni melepas jubah Justin lalu mendorongnya ke tempat tidur. Perlahan namun pasti, Agni melepas selendangnya dan membuang dupattanya. Maka terjadilah yang mungkin memang harus terjadi. Noor melihat adegan itu dari luar dan merasa geram campur sakit hati. Tanpa pikir panjang Noor meraih senjata yang menempeldi dinding dan hendak menghambur masuk ke ruangan ketika Helena mencekal tanganya. Dengan wajah tanpa kompromi, Helena menatap Noor. Keduanya saling bertatapan. Helena merebut pedang Noor dan membuangnya, “kukatakan padamu kalau Justin adalah anakku. Dan Agni adalah calon istrinya. Aku mencoba memdekatkan mereka dan siapa saja yang menghalangi, maka aku akan melenyapkannya. yang terbaik adalah aku hanya akan memberitahu tentang perselingukanmu hanya apda Samrat amaka kau tak akan dapat menunjukan wajahmu pada semua orang.” Setelah berkata begitu Helena pergi di ikuti tatapan panik Noor.
Sushim menemui Charu. Meneukan luka di wajah Sushim, Charu menjadi marah, “siapa yang melukaimu?” Sushim tanpa rasa bersalah menjawab kalau Ashok telah melukai dirinya. Charu dengan marah berkata kalau Ashok telah menghina dinasti Maurya dan harus di hukum. Charu kemudian membawa Sushim kepengadilan, kedepan Bindusara, yang saat itu sedang berincang-bincang dengan Raja ji dan anggota keluarganya. Semua menatap heran melihat wajah Sushim, begitu pula Bindusara. Charu berkata, “cukup Samrat, anda tak boleh melakukannya lagi.” Bindu dengan heran bertanya, “apa yang terjadi pada Sushim?” Charu meminta Bindu bertanya siapa yang melakukannya. Binndu meminta Charu agar tenang. Charu berteriak dengan kesal, “seseorang menyerang anak saya dan anda meminta saya untuk tenang? Kalau anda memberi hukuman pada Ashok maka saya akan tenang. Dia yang melakukan ini.” Bindu dengan rasa heran bertanya, “Ashok yang melakukan ini pada Sushim? Bagaimana bisa Ashok melakukannya?” Sushim tersenyum sinis, “lihat ma, sudah kubulang ayahanda raja tidak akan percaya padaku.” Lalu Sushim memnagarang kronologis peristiwa dan menceritakannya pada Bindu dan semua yang hadir, “….semua siswa menjadi saksi ketika Ashok menodongkan tombak ke leherku. Ketika aku coba menyelamatkan diri, maka dia menyerang aku.” Charu membela Sushim, “ini terjadi karena anda memberikan perhatian pada orang biasa. Anda membawanya kembali kemari, dan sekarang lihat apa yang dia telah lakukan? Ini membuktikan kalau Ashok tidak layak berada di sekolah bangsawan. Tidak bisakah anda melihat keburukannya?” helena meminta Charumitra agar tenang, “kalau itu benar maka akan di selidiki. Jika Bindu telah mengirim Ashok kesekolah kerajaan, dia pasti sudah memikirkannya. Tidak pantas kau menanyainya seperti ini.” Charu menjawab, “saya tidak mempertanyakan tindakan Samrat. tapi ketika telah jelas kalau Ashok adalah ular yang meludahkan racunnya pada siapapun, kenapa samrat hanya diam? Bagaimana bisa dia menyerang samrat berikutnya?” Helena berkata kalau belum ada keputusan siapa yang akan menjadi samrat berikutnya. Noor berkata kalau Sushim telah menganiaya Ashok beberapa kali, “kita semua tahu itu. Mungkin dia yang memprovokasi Ashok.” Charu meminta agar Bindu menghukum Ashok karena telah menghina Dinasti Maurya. Chanakya yang sedari diam berkata, “aku ragu, bagaimana mungkin Ashok yang kalem bisa menyerang seseorang seperti ini. Mari kita selidiki masalah ini dan menghukum pelakunya.” Charu berkata, “saya rasa penyelidikan tidak di perlukan. Semua menyaksikan ini. Cukup hukum saja dia.” Bindu menyetujui pendapat Charu, “dia harus di hukum. Tapi hal ini terjadi di sekolah dan hanya achari Shrist saja yang berhak untuk mengambil keputusan. Apapun keputusannya, aku akan menerimanya.” Chanakya berpikir, “kalau sampai achari Shrist menghukum Ashok, maka tudak akan bagus..”
Ketika guru mengadakan pertemuan. Achari Kipa, Aakramak dan achari Shrist. Achari Kipa mengatakan kalau Aakramak telah memghukum Ashok berkali-kali. Aakramak mengiyakan, “tetapi dia siswa yang sangat berdedikasi. Dia selalu menjalankan hukumanku dan berlari berjam-jam hanya untuk mengikuti apa yang kukatakan. Kita harus menyelidiki hal ini, kenapa Ashok mengambil langkah seperti itu.” Acahri kipa berkata kalau Ashok telah melakukan kesalahan, “kita tidak bisa membiarkan siswa manapun mengambil langkah seperti itu. Kita harus menghukumnya.” Aakramak mencoba untuk membela, “Achari Shrist, Ashok anak biasa tapi punya potensi, kita harus membantunya.” Achari Kipa menuduh Aakramak hendak membuat konspirasi untuk membuat anak biasa menjadi pejuang danbukan seorang pangeran. Aakramak memberikan alasannya, “jika dia layak, mengapa tidak?”
Ashok duduk terpengkur. Siamak datang menjelaskan situasi yang akan di alami Ashoka. Ashoka berkata pada Siamak, “pasti ada cara untuk menyelamatkan aku.” Chanakya datang dan berkata, “ada cara. Tentu saja ada cara.” Ashok dan siamak menatap Chanakya. Chanakya mengajak Ashok bicara 4 mata. Ashok memberi salam pada Chanakya dan meminta maaf, “saya telah melakukan kesalahan, achari. Saya harus di hukum.” Chanakya setuju, “kau harus di hukumatas apa yang telah kau lakukan. Tetapi tidak lebih dari itu.” Ashok berkata kalau dirinya orang biasa dan akan menanggung hukuman apapun yang di berikan padanya. Chanakya menasehati Ashok, “kau tidak boleh meremehkan diri mu sendiri hanya karena kau seorang pria biasa. Orang biasa melindungi keluarga kerajaan. Jika kau pikir kau kurang dari orang lain, maka kautidak akan mampu menegakkan keadilan. Chandragupta Maurya adalah orang biasa. Tapi ketidak adilan terjadi. Dhananad memenjarakannya dan Chandragupta meminta maaf padanya. Semua itu di lakukan untuk menghina Chandragupta.” Ashok tertarik mendengar kisahnya, “apa yang dia lakukan?” Chanakya memberitahu Ashok kalau Chandragupta menantang Dhananand bertarung denganya, “jika Dhananand menang maka Chandragupta akan mengikuti perintahnya, tapi jika dia kalah maka dia harus membebaskan Chandragupta. Dhananand berpikir bahwa itu hanyalah tantangan dari oragbiasa. Tapi semua tahu sejarahnya. Ingan orang biasa punya kekuatan juga. Aku kesini hanya untuk menunjukan cara itu saja. Semu aterserah padamu yang mana yang akan kau pilih.” Chanakya memberkati Ashok lalu peri meninggalkannya. Ashok memikirkan ucapan Chanakya.
Kasturi meminta Dharma berpikir sekali lagi sebelum memasuki sekolah. Dharma terus berjalan. kasturi berkata, “aku akan memberitahu prajurit kalau kau pelayan dari ahenkara. Khoras amemergki mereka dan menegurnya, “apa yang kalian bawa?” Kasturi menjawab kalau itu adalah ladoo untuk Ahenkara. Khorasan mencicipinya dan meminta mereka mengantarkan sepiring ke kamarnya. Dharma dan kasturipun pergi dari sana.
Sushim sedang melakukan push-up dalam sebuah lingkaran. Ahenkara mengamatinya dari luar lingkaran. Sushim berkata, “kau pasti telah lelah menghitung jumlah push-up ku, tetapi aku tidak akan bosan melakukannya.” Ahenkara bertanya, “benarkah?” Sushim megangguk, “ya, karena aku dapat terus melakukan push-up untuk melihat senyummu.” Ahenkara bertanya, “berapa banyak gadis yang telah berdiri di garis ini?” Sushim menyahut, “percayalah, kau sangat mempengaruiku.” Ahenkara berkata, “kita akan melihatnya seiring dengan datangnya waktu. Sekarang apa yang harus kita lallukan?” Ashok datang kesana dan berkata, ‘kenapa tidak menerima tantangan untuk saat ini?” Sushim dengan marah menatapnya…Sinopsis Ashoka Samrat episode 55 by Jonathan bay.