Sinopsis Ashoka Samrat episode 62 by Jonathan Bay. Ashok berhasil melengkungkan jeruji besi dengan kecerdikannya. Begitu sela jeruji melebar, Ashok segera meloloskan diri. Tanpa membuang waktu, dia bergegas berlari pergi. Dharma masih mencari Ashok dengan panik. Dia berlari meneajang angin puting beliung yang kencang, yang menerbangkan dedauan. Ashok pun begitu, dia berlari hendak kembali ke sekolah dengan menerjang angin yang sama. DI satu tempat, ketika angin menjadi sangat kencang, dan daun0daun menghalangin pandangan mata mereka, Ashok dan Dharma berhenti. Mereka berusaha menepiskan daun-daun yang menerpa wajahnya. Jarak mereka tidak jauh. Tapi mereka tidak saling melihat karena sibuk dengan daun-daun yang tertiup angin.
Ketika angin hampir redah di arah Dharma, dia menepiskan dedaunan dan menatap kedepan. Dia melihat sosok Ashok yang masih sibuk menepis dedaunan. Dharma berguman memanggilnya, “Ashok..anakku!” Ashok tidak melihat Dharma. Dharma mengawasi Ashok. Tiba-tiba Dharma melihat prajurit bersenjata mengendap-endap di belakang Ashok. Dengan panik Dharma berteriak, “Ashok…!” Ashok mendengar teriakan Dharma. Angin puting beliung berhenti. Ashok menatap kearah suara. Dia tertegun melihat Dharma, “ma..!” tapi Ashok merasa sangsi, “tidak…itu hanya bayangan!” Ashok membalikan badan hendak pergi. Dharma mendekatinya sambil berkata, “bukan bayangan. Tapi ini aku! Ibumu…” Ashok menatap Dharma untuk memastikan apa yang di alihat. Dharma mengangkat tangannya siap memeluk Ashok. Melihat itu, Ashok segera berlari kearahnya. Keduanya saling berpelukan dan bertangisan. Ashok berkata antara sangsi dan percaya, “ma.. ma masih hidup!” Dharma menyahut sambil menangis, “aku masih hidup, nak!” Keduanya masih terus berpelukan sambil bertangisan.
Ashok melepas pelukan Dharma, dan menatapnya penuh kerinduan. Dia lalu berdoa mengucap syukur pada tuhann karena telah megembalikan ibunya. Dharma tersenyum haru. Ashok juga meminta maaf pada DHrama karena telah pergi meninggalkan Vann tanpa menunggu dirinya. Dharma melarang Ashok meminta Ashok, “jangan, nak. Aku yang yang seharusnya minta maaf, aku ada di dekatmu, melihatmu menderita tapi tidak bisa memberitahu kalau aku masih hidup.” Ashok terkejut. Dia sama sekali tak menyangkah Dharma melakukan itu padanya. Dharma mengatakan alasannya. Ashok meminta Dharma pergi denganya menemui Samrat. Tapi Dharma menolak.
Di istana, Sushim sedang berdiksusi dengan teman-temannya. Siamak dan Vasu datang. Dengan berani Siamak berdiri diepan Sushim dan bertanya, “Ashok dimana?” Subaho tersenyum. Sushim menyerigai dan balik bertanya, “temanmu?..” Sushim mengatakan kalau dirinya tidak tahu. Teman-teman Sushim tertawa. Siamak berkata kalau dia melihat dan atahu apa yang di lakukan Sushim. Sushim menyuruh Siamak diam dan mengurusi urusan nya sendiri saja. Siamak mengancam akan mengatakan semuanya pada achari. Sushim kesal. Jeet membela Sushim dan mengejek Siamak. teman-temannya tertawa menipali. Siamak menatap mereka semua dengan kesal.
Ashok dan Dharma masih di hutan. Keduanya masih terlibat pembicaraan yang sulit. Ashok masih tidak bisa terima dengan apa yang di lakukan Dharma. pura-pura mati dan tidak memberitahunya kalau masih hidup. Ashok menceritakan apa yang telah di laluinya. Bagaimana dia mengatakan pada semua orang kalau ibunya masih hidup, tapi tidak ada yang mempercayainya. Ashok kemudian mengajak Dharma pergi ke hadapan orang. Dharma menolak. Dia bahkan meminta Ashok berjanji tidak akan memberitahusiapapun kalau dirinya masih hidup. Ashok terkejut. Dia tidak mau melakukan itu. Tapi Dharma menyuruhnya berjanji. Ashok dengan berat hati terpaksa menuruti permintaan Dharma meski dengan berat hati. lalu sambil menangis dia pergi meninggalkan Dharma. Dharma memanggilnya, tapi Ashok menguatkan hatinya untuk terus melangkah.
Siamak dan Sushim menunggu kedatangan Ashok di kamar. Hari sudah tenggelam. Siamak dan Vasu sepakat akan melaporkan kejadian ini pada achari. Tapi Sushim megancamnya. Tiba-tiba seorang prajurit datang menuntun Ashok yang seperti orang linglung. Siamak menyambut Ashok dan menanyainya. tapi Ashok tidak mengatakan apa-apa. Tatapan matanya mata. Ketiga achari datang ke kamar. Ashok dan siswa lain berdiri dan memberi khormat. Prajurit memberitahu achari tentang kondisi Ashok. Aakramak menanyainya. Tapi Ashok tidak menjawab. Achari Kitasaraya juga berkata buruk tentang kelakukan Ashok, tapi dia juga tidak berkutik. Begitu pula saat Achari Shrist menanyainya dan mengancamnya, Ashok tetap tidak sanggup bersuara. Tatapannya hampa, dan pikirannya melayang kemana. Dengan putus asa, ketiga guru meninggalkan kamar Ashok. Sushim menyerigai senang. Siamak was-was. Siamak menanyai Ashok lagi, tapi ashok tetap tidak menjawab.
Dharma tiba kembali di kamar Drupat. Drupat sedang duduk dengan Subhrasi. Subhrasi bertanya, “pelayan kau dari man saja?” Drupat memberitahu ibunya. Dharma sudah takut-takut. Tapi rupanya Subhrasi punya pemikirans endiri. Ratu yang baik hati itu merasa kalau Dharma sedih karena di benatk maharani Charumitra. Subhrasi bahkan meminta maaf pada Dharma. Dharma sedikit lega. Subhrasi kemudian meminta Dharma mengurus Drupat. Subhrasi mencium kening Drupat dan beranjak pergi.
Bikator tiba diperbatasan Magadha. DI aberdiri di puncak bukit sambil menatap ke arah istana Magadha yang berdiri mega di kejauhan… Sinopsis Ashoka Samrat episode 63 by Jonathan Bay