Sinopsis Ashoka Samrat episode 66 by Jonathan Bay. Charu menasehati Sushim, tapi Sushim tidak mendengarkan, dia asyik main mata dengan Ahenkara. Dan momentnya selalu tepat, sehingga charu tidak melihat kelakuan anaknya. Setiap kali Cahru memandang Sushim, dia pura-pura memperhatikan Charu, tapi ketika Charu meleng, Sushim senyum-senyum pada Ahenkara. Charu menasehati Sushim, “kau tidak punya pilihan selain menang…” Sushim berkata kalau dirinya akan melakukan apa yang dia suka.
Di tempat lain, Noor juga menasehati Siamak. Siamak mendengarkan dengan khidmat. Kata Noor, “kau harus menang bagaimanapun caranya. Kau harus membuktikan kalau kau lebih baik dari Sushim. Kau harus membuatku bangga.” Khorasan datang menghanpiri mereka, sambil mengelus kepala Siamak, Khorasan berkata, “Siamak akan melakukan segala sesuatunya dnegan baik. Aku bermimpi melihatnya duduk di tahta..” Khorasan memperingatkan Siamak agar tidak membuat kesalahan sambil melirik ke arah Noor yang tertunduk salah tingkah.
Bindu sedang bersama Perdana menteri di ruang tahta. Bindu dengan rasa ingin tahu bertanya, “apa yang telah Ashok lakukan yang membuat dia harus berlari setelah 1 jam kompetisi?” Perdana menteri menjawab, “ini adalah keputusan acharia, bahkan jika dia lari di waktu yang sama, dia tidak akan bisa mengalahkan pangeran Sushim dan Siamak.” Bindu berkata kalau ini bukan tentang menang dan kalah, “Ashok sangat cerdas. Dia berdedikasi. Dia cinta pada tanah ini. Aku tidak pernah melihat yang seperti itu dalam diri anakku.” Perdana menteri berkata, “tapi satu hal buruk dapat menghancurkan kebaikan dalam diri seseorang. Dan Ashok membuat kesalahan itu. Dia tidak bisa mematuhi peraturan. Aturan yang membuat kita disiplin. Ashok selalu mendapat hukuman karena tidak mematuhi peraturan…” Chanakya muncul dan menyela perkataan perdana menteri, “..berapa banyak orang yang kau kenal, yang mau menerima hukuman mereka dan memperbaiki kesalahanya? Kau adalah perdana menteri, tapi kau tidak bisa melakukan pendekatan, ini sangat tidak sesuai dengan posisimu. Biarkan kompetisi berakhir lalu kau akan melihat kenapa samrat sangat mempercayai Ashok.” Bindu mengangguk setuju.
Chanakya kembali ke kamarnya. Dia terlihat larut dalam pikirannya. Radhagupta bertanya, ‘apa yang anda pikirkan?” Chanakya menjawab, “jika Ashok memenangkan kompetisi ini, maka aku akan mengatakan pada Bindu kalau dia adalah anaknya dan pewarisnya.” Radgagupta menyahut, “ini bagus, tapi kenapa anda tegang?” Chanakya memberitahu radha kalau dia memikirkan Khuramir (manusia cebol), “dulu Dhananand menyuruh Khuramir ini membuat istana rahasia di mana dia dapat menyimpan kekayaanya. Khuramir adalah arsitek yang handal. Dia merancang struktur kompleks. Jika dia ada di sana, di lokasi istana Justin, itu artinya mereka sedang membuat sesuatu yang rahasia di tempat itu. AKu ingin kau memata-matai Khuramir.” Radha mengangguk dan segera pergi melaksanakan tugasnya.
Justin melemparkan peta istana kehadapan Raja Ji. Dengan nada geram dia berkata, “kenapa anda tidak memberitahu kalau pintu rahasia sedang di buat dari kamar istanaku? Anda telah menipu ibuku.” Raja ji dengan geram membalas kata-kata Justin dengan menghunuskan pedang ke lehernya, “aku bukan pelayan tapi raja Ujjain. Kau tidak bisa mempertanyakan aku.” Helena datang kesana tepat waktu dan menepis pedang raja ji dari leher Justin. Justin mengusap lehernya yang berdarah. Helena dengan marah memperingatkan Raja Ji karena telah berbuat kesalahan dengan menodongkan pisau pada putranya, “…aku bisa memberimu hukuman mati karena melakukan ini.” Raja Ji membela diri dengan mengatakan kalau justin telah bersikap kurang ajar padanya. Helena memberitahu Justin kalau pintu rahasia itu di buat untuk jaga-jaga, kalau sesuatu terjadi mereka bisa keluar dari sana. Justin dengan heran bertanya, “kenapa aku tidak diberitahu?” Helena menjawab karena dia merasa hal itu tidak begitu penting untuk di katakan. Nikator datang dan mengeru Justin, “kau seharusnya tidak meragukan ibumu.” Justin dengan kesal menjawab, “aku mempercayainya, tapi ini bukan pertama kali dia tidak memberitahuku tentang sesuatu.” Dia kemudian pergi. Raja Ji memperingatkan Helena kalau kemarahan Justin dapat menghancurkan segalanya. Helena meminta Raja Ji tidak khawatir.
Aakramak memberikan petunjuk tentang aturan kompetisi, “peserta dari kedua tim harus berlari dan melewati jalur yang telah di tentukan dan mencapai barang-barang. Tim yang tiba pertama kali akan mendapatkan barangnya dan segalanya tapi mereka dapat meninggalkan barang tim yang lain dan hanya mengambil barangnya saja.” Aakramak memberitahu tim Justin, karena posisi mereka yang lemah sebab Ashok harus menjalani hukumannya hingga 1 jam setelah kompetisi baru boleh bergabung, “Hingga matahari terbenam, kalian semua harus mencapi tahap pertama dari trak yang telah di tetapkan.” Aakramak memberi setiap tim peluit dan menyuruh menggunakan pluit itu jika ingin keluar dari kompetisi. Aakramak juga memberitahu kalau pada malam hari, semua peserta harus berkumpul dengan timnya dan jika ada peserta yang melanggar peraturan itu akan di keluarkan dari kompetisi.
Semua peserta mengambil ancang-ancang siap untuk bberlari. Aakramak memberi isyarat pada penjaga untuk membuka pintu gerbang. Dia lalu mengambil bendera dan mengayunkannya. Para siswa segera berlari saling mendahului. hanya tinggal Ashok yang harus berdiri menunggu selama 1 jam sebelum mulai bergabung dengan mereka. Para peserat memasuki areal rawa-rawa. Siamak dengan cerdik mencari jalan menggunakan tongkat. Dan memancu teman-temannya. Tapi SUbaho terjebak dalam kibangan dan perlahan-lahan ternggelam. Semua peserta sudah jauh di depan, tinggal Sushim saja. Subaho memanggil Sushim meminta dia menolongnya. tapi Sushim tida mau menolong, karena sekarang Subaho bukan temannya, tapi lawannya. Sushim dengan tega meninggakan Subaho yang berteriak minta tolong. Ashok tidak tega melihatnya. Dia beranjak hendak menolong, tapi Aakramak mencegahnya, tapi Ashok bertekad untuk menolong Subaho. Dia pun pergi ke rawa, mengambil kayu dan meminta Subaho agar tidak khawatir, “aku akan menolongmu!” Subaho bertanya, “bagaimana caranya?” Ashok masuk kerawa sambil memegang tongkat, dengan tongkat itu dia membebaskan Subaho dari jebakan rawa. Subaho pun bebas. Ashok menyuruhnya segera pergi melanjutkan kompetisi. Ketika Ashok akan kembali ke tempat hukuman, kakinya terperosok dalam lubang tempat Subaho terjebak. Kini Ashok yang akan tenggelam. Melihat itu, Aakramak segera mengambil tali hendak menolongnya. Aakramak bertanya, “kenapa kau menolong SUbaho?” Ashok menjawab kalau ibunya mengajarkan dia bahwa antara hidup dan mati, seseorang harus memilih hidup dan menyelamatkan nyawa orang lain. Aakramak menarik Ashok keluar dari rawa dan menyuruhnya memulai kompetisi. Ashok dengan heran mengingatkan Aakramak kalau hukumannya belum selesai. Aakramak menjawab, ” kau melakukan hal baik dengan menyelamatkan Subaho, ini imbalan untuk itu. Larilah!” Ashok mengucapkan terima kasih dan berlari pergi.
Ashok dan peserta yang lain berlari. Sayangnya Tim Sushim tiba lebih dahulu di tempat barang-barang. Sushim menyuruh anggotanya mengambil semua barang-barang termasuk yang milik kelompok Siamak. Ada buah-buahan, minuman, tenda dan semuanya. Ketika Siamak tiba di sana, semua sudah lenyap. Ashok sangat marah dan berkata dengan geram, “sekarang aku akan memberitahu Sushim agar tidak menggunakan aturan iblis tapi aturan Samrat vanraj…!” Sinopsis Ashoka Samrat episode 67 by Jonathan Bay