Sinopsis Ashoka Samrat episode 67 by Jonathan Bay. Sushim dan timnya sedang melintas di jalur yang di tentukan. Vasu terlihat yang paling kepayahan, karena dia membawa begitu banyak perbekalan sedangkan Sushim dan Inderjeet tidak membawa apa-apa. Vasu bertanya pada Suhim, “kenapa kau mengambil barang tim lain?” Sushim menjawab kalau itu adalah strategi untuk membuat tim lain menjadi lemah. Jeet tertawa, “aku berpikir apa yang Tim siamak akan lakukan tanpa barang-barang ini.” Sushim memuji Jeet dan berkata kalau dirinya menjadi Samrat nanti, Jeet akan di angkat menjadi tangan kanannya. Teman-temannya yang lain kecuali vasu kemudian mengelu-elukan Sushim. Ada yang bilang kalau Sushim itu hebat. Bahkan ada juga yang mengejek tim Siamak yang masih kekurangan peserta karena Ashok menjalani hukumannya dan Subaho terjebak di rawa-rawa. Vasu berkata, “kalian harus tahu, Ashok berlari sangat cepat.” Sushim menganggap Vasu gila karena membela tim lawan. Sushim menyuruh teman-teman yang lain memberikan barang bawaanya pada Vasu sebagai hukuman. Vasu hanya bisa pasrah. Sushim menyerigai puas, “sekarang kau tahu apa akibatnya kalau menentang aku.” Vasu masih berani menjawab, “inilah bedanya kau dan Ashok. Kau menentang anggota tim mu sendiri hanya karena aku menyukai Ashok. Dan Ashok bahkan bisa menolong musuh yang sedang membutuhkan pertolongan. Cobalah untuk mengerti Ashok dan kau akan belajar banyak.” Sushim menjadi geram dan hendak memukul Vasu, tapi Jeet menahan tangannya, “tidak Sushim, tidak sekarang!” Sushim kemudian mengajak teman-temannya melanjutkan perjalanan.
Siamak dan timnya masih berlari. Pada timnya Siamak berkata, “sangat sulit bagi kita untuk mencapai tahap pertama sebelum matahari terbit.” Ashok dan Siamak terus berlari, meski letih dan dahaga. Tapi beberapa anggota tim nya menyerah dan mengatakan kalau dirinya tidak bisa lari lagi, “aku haus sekali..” Siamak memaksa timnya untuk menahan rasa haus itu dan terus bergerak. Subaho bertanya, “berapa jauh kita bisa pergi tanpa air dan perbekalan?” Ashok menghibur teman-temannya dengan mengatakan kalau ini hanyalah siasat untuk melemahkan mental mereka, “kita harus bergerak.” Seorang teman menyerah, dia menyuruh yang lain pergi, “aku sudah tidak bisa bergerak lagi.” Ashok menatap sekeliling. Dia melihat pohon besar. Tiba-tiba terlintas ide cemerlang di benaknya, dia tersenyum. Ashok mengambil kayu dan melukai kulit dahan pohon besar itu. Air mengalir dari lubang di kulit pohon. Anggota tim siamak kegirangan melihat air. Bergantian mereka menampung air itu dan meminumnya. Siamak memuji Ashok, “kau hebat Ashok, aku tidak pernah belajar tentang ini di sekolah.” Ashok tersenyum, “kau akan mempelajarinya di Vann.” Simak terseyum, “karena itu kau Vanraj..! Aku sangat beruntung mempunyai pemimpin pasukan yang cerdas seperti dirimu. Mereka semua sudah berpikir kalau kita akan kalah dalam kompetisi ini, tapi kau memberi mereka harapan. Ayo kita segera bergerak maju!”
Sushim dan timnya tiba di tempat yang di selimuti kabut. Mereka terlihat sedikit kebingungan. Vasu berkata, “kabut ini dapat mengalihkan perhatian kita. Kita harus hati-hati.” Sushim dengan kesal menjawab, “orang bodoh sepertimu memang perlu berhati-hati, tapi bukan aku.” Seorang teman menunjuk ke suatu tempat, tiba-tiba sebuah anak panah meluncur dan mengenainya. Dia jatuh tergeletak tak sadarkan diri. Sushim segera memeriksanya. Dia mencabut anak panah dan menciumnya, “anak panah ini di beri obat, yang membuat dia tak sadarkan diri…” Sushim kemudian berdiri dan menatap sekeliling, “Kita di daerah suku Nomaden sekarang. Kita tidak bisa berhenti hanya karena satu orang tak sadarkan diri. Lindungi diri kalian dari anak panah dan ayo kita maju ke depan.” Panah meluncur dari segala arah. Mereka berjalan sambil merunduk agar bisa selamat tapi tak tahu kemana arah yang harus mereka tuju.
Tim Siamak juga tiba di area berkabut itu. Mereka juga kesulitan menentukan arah kemana akan melangkah. Mereka melihat anggota Tim Sushim, sedang ditandu oleh 2 orang prajurit. Ketika mereka sedang bingung dan terheran-heran, tiba-tiba sebuah anak panah meluncur kearah salah satu siswa, Ashok mendorong siswa itu untuk menyelematkannya. Panah lain lagi meluncur, mereka refleks merunduk untuk menghindarinya. Panah datang lagi dan lagi. Ashok mengajak timnya pergi ke tempat yang agak terlindung dari kabut sambil merangkak agar aman dari serbuan anak panah.
Di Patliputra, radhagupta memanggil semua hobbit (orang cebol) yang bekerja di istana Justin. Pada mereka Rdhagupta bertanya tentang Khuramir, “khuramir kemana?” Salah satu cebol dengan heran bertanya, “Khuramir? Siapa Khuramir?” Radha berteriak, “jangan bohong!” Chanakya datang dan menyela Radha, “mereka tidak bohong. Mereka tidak bekerja melakuan pekerjaan arsitektur dan tidak sedang membuat gua rahasia.” Radha dengan heran bertanya, ‘bagaimana anda bisa mengatakan itu?” Chanakya memberitahu Radhagupta, “ketika cebol membuat gua rahasia atau lorong, mereka akan merangkak kedalamnya dan siku mereka akan menghitam. Tapi mereka ini terlihat baik-baik saja dan tumitnya tidak menghitam.” Radhagupta bertanya, “lalu bagaimana kita akan menemukan Khuramir?” Chanakya menjawab, “kita tidak perlu mencarinya, dia akan datang dengan sendirinya.. dan aku tahu bagaimana..”
Dengan cerdik tim Siamak melewati daerah berkabut. Siamak berkata, “kita tidak punya senjata untuk perlindungan diri.” Ashok menyahut, “kita bisa memikirkan sesuatu yang lain juga.” Siamak bertanya, “bagaimana?” Ashok berjanji akan memberitahunya nanti. Ashok kemudian pergi meninggalkan tim nya. Subaho berkata kalau seperti ini mereka tidak akan mencapai tujuan tepat waktu, “kelompok Sushim pasti sudah melintasi tempat ini..”
Di sisi lain, Sushim dan timnya, juga masih terjebak dalam daerah berkabut. panah meluncur kearah mereka. Sushim membalas dengan melepaskan anak panah juga. Jeet berkata, “sulit sekali untuk pergi dari sini…”
Ashok meninggalkan timnya. Siamak dan kawan-kawannya menunggu. Salah satu siswa berkata kalau pemimpin kelompok ini adalah dirinya bukan anak murahan itu. Siamak dengan ketus membentak, “….namanya adalah Ashoka!” Ashoka kembali ke tim dan memberitahu mereka kalau ini adalah kabut buatan, “..tidak menutupi banyak tempat. Suku nomaden telah memerangkap kita di sini. Sushim dan Timnya juga terperangkap. Jika kita dapat keluar dari sini, maka kita akan aman dari mereka dan akan berada di depan Tim Sushim.” Subaho bertanya, “bagaimana caranya?”
Di sebuah tempat hiburan di Patliputra, seorang gadis Yunani sedang di lelang. Para pria india berebut menawarnya. Seseorang menawar gadis itu dan memberikan sejumlah uang, tapi juru lelang menolak uang itu karena terlalu murah. Tiba-tiba muncul seorang pria yang menawar dengan harga tinggi, dan tidak ada lagi yang bisa melampauinya. Maka gadis Yunani itupun menjadi miliknya. Melihat wanita yang di idam-idamkannya di bawa orang lain, para pria yang ada di tempat itu saling menyalahkan sehingga timbul pertengkaran. Wanita pemilik tempat hiburan menghampiri mereka, “jangan bertengkar, aku akan mengajak kalian ke suatu tempat di mana kalian akan mendapatkan penglihatan dari dewa.” Mereka semua menurut. Para pria itu mengikuti si wanita. Di lengan dan bahu pria itu ada tato yang serupa, tato yang di miliki oleh mata-mata Chanakya.
Wanita pemilik tempat hiburan itu juga memiliki tato. Dia mengajak para pria itu masuk ke sebuah kamar dan menutupnya rapat-rapat dari dalam. Chanakya menyambut mereka. Mereka semua memberi salam hormat padanya. Chanakay terlihat tidak sehat dan kepayahan. Dia berkata pada mata-mata itu, “aku memiliki pekerjaan yang penting untuk kalian..sebuah istana sedang di bangun, Khuramir ada di sana juga. Aku merasa ada konspirasi untuk menjebak keluarga kerajaan di dalam istana itu saat terjadi kerusuhan. Sehingga keluarga kerajaan menjadi tak berdaya. Dhananand pernah membuat jebakan serupa beberapa tahun yang lalu dengan bantuan Khuramir. Kini Justin, Nicator, Helena dan raja ji raj juga membuat hal sejenis. Aku ingin kalian mmengawasi semua orang yang bekerja di sana, terutama para cebol.” Chanakya juga menyuruh mata-matanya yang bernama Citragupta untuk memeriksa keuangan pemerintah dan melihat kemana uang-uang itu pergi. Pada wanita pengelola rumah hiburan, Chanakya memberinya tugas untuk mengawasi para pekerja dari Ujjain. Chanakya mengingatkan mereka semua kalau ini adalah tugas rahasia, jadi mereka harus berhati-hati. Mereka semua mengangguk mengerti… Sinopsis Ashoka Samrat episode 68 by Jonathan Bay