Sinopsis Ashoka Samrat episode 74 by Jonathan Bay. Ashok hendak berlari, tapi Sushim lebih dulu memukul punggungnya dengan tongkat. Ashok berteriak kesakitan hingga tubuhnya melengkung. Sushim berkata kalau dia akan menghabisi Ashok. Ashok menatap SUshim dnegan garang. Dia tidak bersenjata. Tongkatnya tergeletak di tanah. Sushim memegang tongkat dengan kedua tangan dan bersiap menyerang Ashok. Tapi begitu tongkat sushim mengarah ke ashok, Ashok bersalto ke arah tongkat. Begitu mendarat dengan sempurna di tanah, ashok sudah memegang tongkat di tanganya. Pertarungan sengitpun terjadi antara keduanya. Ashok teringat bagaimana Sushim selalu menganiaya. kegeraman Ashok semakin menjadi-jadi. Dia bertarung dengan bebas tanpa beban. Setiap kali dia teringat perlakukan Sushim padanya, semanagta Ashok semakin berkobar. Sushim pun begitu. Segala kebencian, iri hati dan kecemburuannya pada Ashok tergugah kembali. Dia ingat bagaimana Bindu menyuruhnya meminta maaf pada Ashok. Teringat itu, Sushim semakin marah. Dia memukul Ashok dengan tongkatnya. Ashok berhasil menghindar. Sushim semakin kesal. Diangat bagaimana Ahenkara mengejeknya karena kalah dari Ashok dan bagaimana Bindu memeluk Ashok dengan penuh kasih sayang. Semua yang terjadi yang melibatkan mereka berdua terbayang lagi. Sushim memukul Ashok dengan tongkatnya. Ashok menangkis dan menahan serangannya. Ternyata Sushim lebih kuat dari Ashok, sekali sentak tongkat Ashok terlempar jauh. Merlihat Ashok terkejut, Sushim tidak melewatkan kesempatan itu. Sushim segera meraup tanah dan melemparkannya ke arah Ashok. Ashok mengucek matanya yang terkena tanah. Sushim dengan tenang berkata kalau dia yang akan memenangkan kompetisi ini. Dan Ashok hanya akan jadi pecundang. Ashok tak bisa melihat. Sushim melirik pedang Chadragupta yang sudah menunggunya. Ashok terjatuh dan tanganya menyentuh tongkat. Sushim dengan bernafsu berlari ke arah pedang. Ashok berdiri, dia teringat ajaran Aakramak, dia lalu berkosentrasi dan melemparkan tongkat kearah Sushim yang berlari. Tongkat itu tepat mengenai Sushim, dia terjerebab jatuh ke tanah dan meringins kesakitan. Untuk beberapa saat Sushim tak bisa bangun. Ashok yang bisa melihat kembali tersenyum melihat lemparan tepat mengenai sasaran. Ashok berguman, “aku yang akan memenangkannya!” Ashok berlari kearah pedang. Sushim yang masih terbaring di tanah terkejut melihat Ashok berlari kearahnya. Dia berpikir Ashok akan menginjaknya. padahal tidak, begitu dekat dengan tubuh Sushim, Ashok melompatinya. Sushim tidak melihat karena dia menutup matanya dengan gentar. Ashok melangkah mendekati pedang chadnragupta seperti seorang pedagang yang menaksir barang yang akan di belinya.
Dengan seulas senyum kemenangan, Ashoka memegang gagang pedang. Sushim yang melihat itu mencoba untuk bangkit tapi tak mampu. Ashok mengangkat pedang tinggi-tinggi keudara. Semua blokade terbuka, dan jalan keluar terbentang di depan mata. Janji Ashok pada Chanakya kalau dirinya ingin menjadi orang yang kuat agar tidak ada anak yang di pisahkan dari ibunya kembali terngiang di telinganya. Di ajuga teringat bagaimana dia meminta berkat dari Dharma agar dia bisa menang. Semua kenangan itu semakin membuat Ashoka bersemangat. Smabil membawa pedang dia berlari keluar dari labirin. Sushim bangkit dan mengejarnya dengan langkah tertatih-tatih. DI asangat ingin merebut pedang dari Ashok sebelum tiba di garis finish.
Sementara itu, Subaho menghentikan larinya dan mencoba untuk menemukan jalan yang tepat ketika dia melihat Ashok berlari sambil membawa pedang. Dia membuntuti Ashok hingga Ashok lenyap dari pandangan matanya. Subaho tersenyum senang melihat ashok menang dan merasa buruk karena selama ini dirinya selalu menganiaya Ashok atas perintah Sushim. Tak lama kemudian Sushim datang dari arah nerlawanan dengan nafas terengah-engah. Sushim kebingunan mau mengejar ashok kearah mana. Subaho memanggil Sushim, “teman..!” SUshim menoleh kearahnya dengan tatapan marah. Sushim memarahi Subaho kerana tidak mendengarkan perintahnya, tidak membantunya mengalahkan Ashok dan terus melanjutkan kompetisi. SUbaho mendekati Sushim dan berkata kalau dirinya tidak meninggalkan kompetisi untuk membantu Sushim mengalahkan Ashok. Sushim teringat Ashok, dia bertanya pada Subaho, “Ashok? Kemana dia pergi?” Subaho berkata apakah sushim masih menganggapnya sebagai teman kalau dia mebantunya. Karena sushim seperinya sangat marah pada dirinya. Sushim dengan halus berkata kalau dirinya masih menganggap Subaho sebagai temannya dan meminta Subaho mengatakan kemana Ashok berlari. Subaho teringat bagaimana Sushim mengabaikannya ketika dia butuh perolongan. Subaho merasa ini saatnya balas dendam. Sushim tidak curiga. Subaho kemudian menunjukan arah yang salah pada Sushim. Sushim segera berlari ke arah itu. Subaho tersenyum puas, kemudian dia meniup pluitnya dan berhenti dari kompetisi.
Ashok berlari sambil membawa pedang. Di tempat yang agak lapang dia menghentikan larinya dan menatap pedang chandragupta dengan rasa puas. Dia berpikir bahwa dharma akan merasa bangga padanya, ” samrat juga akan merasa bahagia melihat aku menjadi pemenangnya. Semua orang akan memandangku dengan sudut pandang yang berbeda. Dan aku akan di nobatkan sebagai Maha =yudha magadha..!” Ashok kemudian melanjutkan larinya.
Di lain tempat, Sushim terus berlari, tapi dia tidak melihat Ashok. Sushim terus berlari. Hingga dia tiba di sebuah tempat. Dia baru sadar kalau di tipu Subaho. Sushim kemudian melnajutkan lari kearah yang di pilihnya sendiri. Semakin terus dia berlari, semakin dia tersesat. Di tempat yang banyak pepohonan, Sushim menghentikan larinya dan menatap daerah sekitar dengan bingung. Ashok masih berlari sambil membawa pedang. DI suatu tempat, Ashok mendengar auman harimau. Ashok menghentikan larinya dan menatap sekeliling dengan waspada. Tiba-tiba terdengar suara teriakan minta tolong. Ashok mengenali suara itu, “pangeran Sushim?”
Seekor harimau belang yang besar meloncat ke depan Sushim. Sushim terkejut dan ketakutan. Dia terpaku berdiri dan hilang akal. Perlahan tapi pasti, harimau mendekati Sushim. Sushim berkeringan dingin. Harimau mengambil ancang-ancang dan meloncat kearah Sushim. Tapi Ashok dari arah lain juga meloncat mendorong Sushim ke tanah. Sushim selamat, tapi pedang Ashok terlempar jauh dan dia merintih kesakitan. Harimau menghampiri mereka. Sushim segera bangkit. Dia melihat pedang dan segera mengambilnya. lalu tanpa perduli pada Ashok dia segera berlari memanjat pohot sambil membawa pedang.
Harimau semakin dekat. Ashok segera bangkit berdiri dan bersiaga. Dia melihat Tongkat Sushim tergeletak di tanah. Ashok dengan gerakan pelan mendekati tongkat itu dan memungutnya. Ashok bersiaga penuh, “tidak. Samrat vanraj tidak akan mati oleh seekor harimau!” Harimau mengaum keras danmeloncat kearah Ashok. Dengan bertumpu pada tongkatnya, Ashok meloncat tinggi. Tubuhnya hanya beberap inci dari Harimau. Sushim melihat pertarungan itu dari atas pohon dengan tegang. Sekali lagi harimau hanya berhasil menerkam tempat kosong. Ashok mendarat di tanah dengan gagah dan bersiap membela dirinya lagi… Sinopsis Ashoka Samrat episode 75 by Jonathan Bay