Sinopsis Ashoka Samrat episode 77 by Jonathan bay. Dharma mencari Ashok hingga ke pasar. Dia mendengar orang-orang sedang memuji Sushim. Dharma mendekati mereka dan bertanya tentang Ashok. Mereka berkata kalau Ashok mungkin ada di sekolah. Dharma mencarinya sambil berguman cemas, “Ashok… dia pasti sedih setelah kalah dalam kompetisi ini. Aku harus menemukannya.” Dharma pergi kesekolah, untuk mencari Ashok. Vasu dan Subaho sedang berjalan bersama sambil berbincang-bincang, Dharma menghampiri mereka dan bertanya tentang Ashok. Subaho berkata, “saat aku tersesat aku melihat Ashok membawa pedang dan dia sedang berlari menuju garis finish tapi kemudian Sushim di umumkan sebagai pemenang. Sushim pasti telah mencuranginya…” Mendengar itu, Dharma semakin cemas saja, dia bertekad untuk menemukan Ashok. Dia melihat prajurit dan bertanya padanya tentang Ashok. Prajurit balik bertanya, “anak yang kalah dalam kompetisi itu?” Dharma menjelaskan, “anak yang berjuang dengan berani, yang tegas dan yang tidak curang dalam kompetisi..” Prajurit memberitahu kalau semua orang sedang pergi ke istana, “pergilah kesana, mungkin kau akan menemukannya.” Dharma menurut.
Di ruang sidang, perdana menteri berkata pada Bindu bahwa Sushim telah membuktikan diri sebagai pejuang sejati, “dan tidak satupun yang bisa menandinginya, maka dia harus di umumkan sebagai ahli waris.” Siamak yang mendengar ucapan perdana menteri terlihat binggung, dia berpikir, “bagaimana caranya memberitahu mereka semua kalau Suhim telah berbuat curang, dia tidak bisa menjadi pejuang hebat tapi tak seorangpun akan percaya padaku.” Dharma tiba di ruang sidang. Bindu menanyakan pendapat Chanakya, tapi chanakya tidak bisa mengatakan apa-apa. Bindu kemudian memutuskan kalau kini bukan saatnya untuk berpikir, “Sushim telah membuktikan dirinya. Ini saatnya untuk mengambil keputusan. Aku putra Chandragupta Maurya mengumumkan Sushim sebagai pewarisku.” Semua orang tertegun. Sebagian gembira sebagian berduka. Bindu berkata lagi, “aku harap dia akan membuat magadha menjadi lebih kuat. Besok adalah hari yang baik, aku secara resmi akan menjadikan Sushim sebagai pewaris besok. Untuk hari ini, cukup sampai di sini.”
Ashok tiba-tiba muncul dan menyela, “tunggu Samrat!” Semua orang menoleh kearah Ashok. Sushim terkejut dan cemas. Ashok melangkah mendekat. Sushim terlihat gentar, “bagaimana kalau Ashok mengatakan yang sebenarnya?” Ashok tiba di samping Sushim. Dia berkata, “sebelum anda mengakhiri pertemuan hari ini, aku ingin mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan kompetisi…” Bindu menyela, “aku tahu!” Semua orang terkejut dan heran. Ashok terkejut senang, “anda tahu?” Bindu berkata, “teman sejati adalah yang tahu apa yang di pikirkan temannya tanpa di beritahu. Benar, kau telah memenangkan kompetisi dalam arti lain. Tanpa latihan dan persiapan kau ikut komeptisi. Bagiku kautelah menang sejak hari itu. Dan kemudian kau mencapai bagian akhir kompetisi. Kau menang tapi pada posisi kedua…” Ashok mengatakan kalau dirinya seharusnya berada pada posisi pertama. Bindu menyahut, “tidak penting siapa yang kalah dan siapa yang menang. yang penting adalah bagaimana kkita belajar dan menjadi suri tauladan. Dna alam kasus ini kau lebih unggul dari Sushim. Tidak ada keraguan kalau Sushim yang menang tapi yang mengejutkan kau dapat mencapai putaran terakhir. kau harus bangga karena dirimu menang dari siswa yang lain dan menjadi pemenang kedua karena Sushim pemenang pertama. Dia telah menjadi pemenang selama 2 tahun berturut-turut. Dia pejuang sejati. tak ada seorangpun yang bisa menandinginya. Dia pewaris tahta Magadha. Lihatlan kemenangan dalam kekalahanmu.”
Ashok sedih mendengar kata-mata BIndusara. Sushim menyerigai lega. Ashok teringat bagaimana Sushim telah memperingatkan dirinya bahwa tidak akan ada orang yang mempercayainya. Bindu mengatakan kalau Sushim telah menetapkan record, “di masa depan siswa harus memecahkan record Sushim untuk bisa di sebut pejuang sejati. Ini adalah yang membanggakan bagi seorang ayah. Dia juga telah membuat kakek dangurunya bangga. Dan besok, Sushim secara resmi akan di sebut sebagai pewaris dan aku menghargai mu karena penampilan hebatmu di komeptisi..” Bindu kemudian mengatakan kalau cukup segitu untuk hari ini. tanpa menoleh lagi, dia pun pergi. Ashok terluka dan sedih.
Dengan sedih Ashok meninggalkan istana. Dhnarma mengejarnya. Dia mencoba untuk menghentikan Ashok tapi dia melihat Khurasa datang, Dharma segera bersembunyyi. Begitu Khurasa peri, Dharma keluar untuk mencari Ashok, tapi Ashok sudah pergi. Drupat datang menghampiri Dharma dan mengajaknya pergi. Dharma menurut, dia melangkah mengikuti Drupat tapi matanya masih mencari-cari Ashok.
Chanakya sedang menginterogasi Vrahmir. Chanakya meminta vrahmir mengatakan kebenaran yang masuk akal. Vrahmi mengatakan kalau kebenaran itu lurus maka akan sangat mudah di katakan, “tapi ini tidak. Aku tidak bisa tidak menghormati kebenaran dengan mengatakannya setengah, makanya aku tidak mengatakan yang benar.” Chanakya meminta Vramir mengatakannya secara langsung dan jelas. Vrahmir menjawab, “seseotrang tidak boleh terlalu lurus dalam hidup, aku telah belajar banyak darimu.” Chanakya menyahut, “seseorang yang tidak opunya kepandaian, tidak akan bisa belajar apapun meskipun dari sebuah buku. Orang seperi itu bagaikan orang buta..” Chanakya kemudian memyuruh prajurit membawa pergi Vrahmir dan memasukannya kembali dalam penjara. Iswari bertanya dengan heran, “tapi achari dia belum mengatakan yang sebenarnya.” Chanakya berkata, “sekap dia dalam penjara. Sampai dia frustasi maka dia akan menjawan semuanya.”
Charma datang ke mandir danberdoa. kata Dharma, “hei Iswar, bagaimana anda dapat mengabaikan segalanya. Anakku tidak melakukan apa-apa tapi dia sedang di hukum. Di abegitu terluka sehingga tak mau menemuiku. Aku hanya ingin mengatakan padanya bahwa aku tidak kecewa padanya. Bagiku dia adalah pemenangnya.” Ashok sedang berjalan menuju ke mandir sambil berpikir, “bagaimana aku bisa menenui ibuku kalau aku telah mengecewakannya? Aku tak bisa melihat matanya..” Di mandir Dharma memohon pada dewa agar menunjukan Ashok jalan. Setelah berdoa, Dharma segera meninggalkan mandir. Dari arah yang lain Ashok muncul. Dia berdiri di depan dewa dan mengeluh, “tuhan, ibuku mengatakan tidak ada hal buruk terjadi pada orang baik..” Ashok menangis. Chanakya muncul dan berdiri di belakangnya. Dia mendengarkan apa yang di katakan Ashok tanpa di ketahui Ashoka. kata Ashoka, “aku sudah akan menang. AKu sudah mendapatkan pedangnya dan akan pergi ke garis finish ketika aku melihat Sushim dalambahaya. Aku tinggalkan pedangku dan menolongnya. AKu menyelamatkan nyawanya dari serangan harimau kerana ibu ingin aku menjadi seperti itu. tapi dia menipu ku. Dia mengambil pedang dan pergi ke garis finish. Kau menyaksikan semuanya lalu bagaimana kau bisa menjadikan dia sebagai pewaris? Ibu menentangnya tapi dia memberkati aku dan aku tidak bisa tidak menghormati restunya. AKu tidak bisa menjadi pejuang sehingga dia tidak akab bisa memelukku dengan bangga. Aku berhak mendapat hukuman. Danhukuman yang tepat bagiku adalah aku harus tinggal jauh dari ibuku…” Mendengar kesedihan Ashok, Chanakya jadi ikut sedih. tapi dia telah mendengar semuanya.. dan tahu apa yang harus di lakukannya untuk menyelamatkan magadha dari orang yang salah… Sinopsis Ashoka Samrat episode 78 by Jonathan bay