Sinopsis Ashoka Samrat episode 83 by Jonathan Bay. Agni mengatakan kalau pernikahan mereka terjadi untuk kebaikan masyarakat. Kau harus bisa memberiku kehormatan seorang istri.” Justin memberitahu Agni kalau dirinya mencintai Noor, “sejak pertama kali bertemu aku sudah mencintainya. Bindu menikahinya tapi tidak mencintainya. AKu melakukan pernikahan ini demi ibuku. Aku tak bisa melupakan Noor. Aku akan memberimu kehormatan dan hak sebagai seorang istri.” Agni mengulurkan tangannya, “berjanjilah padaku pangeran Justin!” Justin meraih tangan Agni dan berkata, “aku berjanji padamu.” Setelah berkata begitu, Justin pergi di iringi tatapan cemburu Agnisika. Agni membatin, “aku tahu setelah beberapa hari Noor tidak akan hidup lagi, tapi tetap saja aku merasa benci melihat Justin mencintainya. hanya aku yang berhak atas Justin.”
Prajurit yang memata-matai Ashok datang untuk bertemu Helena si suatu tempat. Wajahnya terlihat gembira membayangkan hadiah apa yang akan di perolehnya setelah menyampaikan berita besar itu. Helena meuncul dengan mengenakan jubah. Dia bertanya pada prajurit, ‘kenapa kau ingin bertemu denganku?” Si prajurit berkata kalau dirinya punya kabar bagus tentang Ashok. Helena seperti tidak tertarik, “kenapa tentang Ashok?” Prajurit berkata, ‘berita tentang Ashok yang kubawa ini akan membuatmu terkejut.” Helena menyuruh prajurit mengatakannya dnegan cepat. Prajurit hendak berkata ketika tiba-tiba sebuah tulup beracun menancap di lehernya. Seorang mata-mata Chanakya yang telah membunuhnya. Mata-mata itu juga terkejut melihat Helena. Apalagi Helena, dia terlihat panik dan bergegas peri dari tempat itu.
Ashok terbangun diatas batu. Dia segera duduk, “hmmm…aku istirahat dan tertidur cukup lama. Tapi ini di mana?” Ashok menatap sekeliling. Dia melihat sebuah rumah bekas terbakar. Ashok bisa membayangkan saat api menjilati rumah itu. Ashok segera menghampiri rumah itu dan mengamatinya dari dekat. Seorang wanita tua muncul dan menyapa penuh harap, “subadgrangi, apakah itu kau? Subadrangi?” Ashok menoleh dan tertegun mengetahui ada orang yang masih mengenali ibunya. Ashok mendekati wanita itu yang ternyata buta. Wanita itu menyentuh Ashok, “Subadrangi? …” Ashok menggenggam tangan wanita tua itu dan berkata, “buka, nek. Aku anaknya, Ashok.” Wanita itu terlihat gembira.. “Ashok? Kau sudah dewasa dan seperti ayahmu..”
Helena dan Agnisika berjalan bersama menuju ruang makan. Agni bertanya tentang mata-mata yang terbunuh di halaman belakang, “apakah anda tahu siapa dia?” Helena menggeleng, “tidak, aku tidak tahu.” Helena memperkenalkan makanan Yunani. Seorang tukang masak Yunani menyapa helena, “kahlimehra, massa.” Helena membalas salam wanita itu. Keduanya lalu berbincang-bincang. Pelayan itu menatap Agnisika dan mengatakan sesuatu. Agnisika dengan rasa ingin tahu bertanya, “apa yang dia katakan?” Helena mengatakan kalau wanita itu bilang Agnisika cantik. Agni tersipu. Wanita itu membisikan sesuatu pada Agni sebelum pergi. Helena tersenyum. Agni bertanya lagi, Helena sambil tersenyum menjelaskan, “dia berharap kau bisa melahirkan seorang anak untuk Justin….” Noor yang berdiri di belakang AGnisika mendengarnya. Alisnya segera terangkat dan dia berpikir, “dia tidak akan pernah mendekati Justin seperi aku.” Agni bertanya apa yang akan mereka lakukan hari ini? Helena berkata kalau mereka akan melakukan ritual tradisi Yunani. Charu mitra datang Dia berpapasan lagi dengan Noor. Melihat Charu, Noor segera beranjak pergi di ikuti pelayannya. Charu ikut-ikutan pergi.
Dharma sambil menggandeng Drupat memasuki ruangan. Helena mendekatinya dan memintanya untuk memanggil Ashok karena dia ingin bertemu denganya. Dharma terkejut dan bertanya kenapa Helena ingin bertemu denganya. Helena balik bertanya, “kenapa kau mencemaskannya?” Dharma sadar dan segera mengangguk hidmat. Helena pun bernajak pergi di iringin tatapan cemas Dharma.
Bindu sedang mengadakan pertemuan dengan anggota kerajaan membahas penrikahan Justin. Bindu berkata, “sesuai ddengan keinginan ibuku, pangeran Justin akan menikahi AGnisika dengan adat Yunani….” Semua orang terlihat setuju dan tidak ada yang keberatan. Tiba-tiba Sushim datang dan menyela pertemuan itu. Bindu menatap Sushim dengan rasa ingin tahu, begitu pula semua orang yang ada di sana. Sushim maju ke tengan aula dan berdiri di depan samrat. Dia mengutarakan niatnya, “ayahanda maharaja, maaf telah menganggu anda. Jika anda izinkan, aku ingin melakukan sesuatu..” Bindu memberi izin. Sushim melanjutkan, “anda benar, aku telah melakukan dosa. Aku tidak seharusnya menghia guru dari segala guru….Da aku tahu, aku tidak seharusnya berada di sini setelah menyadarinya…” Intinya, Sushim ingin di beri kesempatan untuk meminta maaf pada chanakya di bawah tatapan ingin tahu orang-orang yang ada di sekitarnya. Ada yang merasa iba pada Sushim, ada yang menyangsikan ketulusannya. Sushim menghampiri Chanakya, bersimpuh di depannya dan menyentuh kakinya. Chanakya mengamati Sushim lama, seolah menilai tindakan Sushim. Sushim berkata, “maafkan aku achari, aku meminta anda menghukumku dengan hukuman terberat…” Tapi dalam hati, Sushim mengumpat, “satu hari nanti setelah aku menjadi samrat kau akan tahu bagaimana rasanya di permalukan.”
Chanakya membantu Sushim berdiri dan berkata, “mengetahui kesalahanmu sudah merupakan setengah dari pertobatan. Sisanya kau harus menunjukan. AKu memberimu hukuman yang akan menghapus dan kau harus melakukannya. Dengan cara itu kau akan belajar realita kehidupan. Aku ingin kau melayani para rogis dan melakukan apapun yang mereka inginkan. Jika kau tak mau melakukan hukuman ini, aku bisa memberikan ukuman yang lain.” Sushim menyahut cepat, “tidak, aku akan melakukan apa yang ini.” Bindu mengangguk puas, “maafku akan di terima jika achari chanakya merasa puas dengan apa yang kau lakukan.”
Ashok dengan rasa ingin tahu bertanya pad awanita tua itu, “anda mengenal ayahku?” Si nenek menjawab, “setelah peristiwa itu, ibumu tidak pernah datang lagi kemari, AKu mengerti apa yang sudah terjadi padanya. Dia harus peri dari sini. Tapi dia pernah datang, aku tidak bis amelihat tapi bisa merasakan kehadirannya… ~Nenekmenyentuh Ashok,~ aku melihatmu ketika masih bayi..” Ashok bertanya, “apakah anda juga melihat ayahku?” Di nenek menjawab, “ibumu adalah wanita tercantik didesa ini. Dia punya segalanya. Mereka berdua terlihat serasi saat bersama…” Ashok penuh harap bertanya, “anda tahu siapa dia?” Nenek mengangguk, “ya aku mengenalnya. Dia tinggi, berwajah bagus tapi tidak sebagus ibumu.” Ashok menanyakan namanya. Si wanita bertanya, ‘nama siaopa?” Ashok menjawab, “ayahku.” SI wanita seperti tersadar dan terlihat bingung, “kau siapa?” Ashok ikut-ikutan bingung juga, “ini aku, aku…” Si wanita dengan setengah bingung berkata kalau dirinya harus pergi kerumah anaknya. Ashok terlihat sedih dan putus asa. Beberapa pria yang ada di situ dan mendengarkan pembicaraan Ashok dan si nenek memberitahu Ashok kalau wanita itu tidak tahu apa yang dikatakannya. Ashok bertanya, “apakah ada orang lain lagi yang tahu tentang ibuku?” Pria itu menjawab, “tidak, Dia satu-satunya yang masih ada..” Sinopsis Ashoka Samrat episode 84 by Jonathan Bay