Semut dan Kepompong by Meysha Lestari. Seekor semut sedang berjalan dengan gesit di bawah terik matahari. Dia sedang terburu-buru untuk mengumpulkan makanan. Tiba-tiba di sebuah daun dia melihat sebuah kepompong sedang menggantung di tangkai daun. Kepompong itu sudah mendekati akhir masa perubahannya. Ekor kepompong bergerak-gerak. Gerakan itu menarik perhatian si semut. Untuk pertama kalinya semut melihat bahwa kalau kepompong itu adalah benda hidup. Lalu dengan rasa kaget dan jijik melihat bentuk kepompong yang di anggapnya aneh, dia berkata, “sungguh hewan yang menyedihkan! Alangkah malang nasibmu, ketika aku bisa berlari kesana kemari dengan senang hati, bisa naik hingga ke pucuk pohon, kau terpenjara di sini, dalam cangkangmu. Kau hanya memampu mengerakan sendi dan ekormu yang bersisik itu.” Kepompong mendengar semua yang di katakan semut, tapi tidak mencoba untuk menjawawabnya.
Keesokan harinya, semut kembali melewati daun di mana kepompong menggantung di tangkai daun yang di lewatinya. Semut melirik kearah kepompong dengan tatapan jijik. Tapi alangkah terkejutnya dia saat menyadari kalau kepompong itu telah robek dan kosong. Tidak ada apa-apa di dalamnya. Dengan rasa heran dan ingin tahu, semut bertanya-tanya tentang apa yang mungkin terjadi pada penghuni kopompong kosong itu. Sedang asyik berpikir dan menebak-nebak, seekor kupu-kupu cantik meneduhinya dan mengipasinya dengan sayapnya yang indah. Semut menoleh dan terkagum-kagum melihat keindahan kupu-kupu itu.
Kupu-kupu menyapa, “lihatlah aku! Teman yang kau kasihani. Tambah kekuatanmu sekarang untuk berlari dan mendaki pohon ini. Kejarlah daku jika kau mampu!” Setelah berkata begitu, kupu-kupu pun terbang ke angkasa bersama tiupan angin musim semi yang sepoi-sepoi. Dalam sekejap, kupu-kupu pun lenyap dari tatapan semut yang masih di hingapi rasa pertanyaan dan menyimpan ribuan pertanyaan dalam benaknya..selamanya!
Maka dari itu, jangan melihat sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja. Karena penampilan itu menipu!