Sinopsis Ashoka Samrat episode 129 by Mey Lest. Di ruang sidang di hadapan semua orang, Bindu berkata dengan jelas dan lantang bahwa status Dharma akan di putuskan setelah ada penyelidikan. Kata Bindu, “selama belum terbukti, aku umumkann kalau Dharma tidak bersalah karena bukti yang di sajikan di sini tidak cukup. Dulu achari Chanakya juga di tuduh seperti ini dan aku memberi waktu untuk membuktikannya. Kali inipun aku akan melakukan hal yang sama karena dilubuk hatiku terdalam aku yakin kalau Dharma tidak terlibat dalam semua ini. Tapi kewajiban tetaplah kewajiban aku harus menjalankannya. Hanya Mir Khorasan yang pernah melihat Dharma dan hanya dia yang bisa mencarinya. Aku memberinya tanggungjawab untuk menemukan dharma dan membawanya padaku dengan segala hormat. Penyelidikan ini adalah rahasia. Jika dia terbukti tidak bersalah maka aku akan menerimanya sebagai ratuku, tapi jika dia terbukti bersalah maka aku akan menghukumnya dengan tanganlku sendiri.” Setelah berkata begitu Bindu meninggalkan ruang sidang. Chanakya terlihat sedikit cemas dan membatin, “aku harus mengirim Dharma peri ke tempat lain.” Ashok punya pikiran berbeda, dia bertekad akan menemukan Dharma sebelum orang lain, “aku harus membuat pasangan kekasih ini bertemu..!”
Ashok pergi ke kamar patung untuk menemui bindu. Dia menemukan Noda darah dan terkejut saat melihat patung Dharma hancur. Dia menemukan potongan wajah patung tapi setengah rusak. Ashok membawanya pergi.
Dharma memberitahu Chanakya kenapa dulu dia tidak mau datang ke istana, “para penjahat menuduh mereka yang tidak bersalah. Aku tahu Bindu mempercayaiku. Dia mencintaiku tapi aku tidak ingin masalah ini mempengaruhi Ashok. Apa yang harus kita lakukan achari?” Ashok muncul sambil berkata , “kita harus menolong samrat Bindusara. Aku telah mengambil keputusan. Aku tidak bisa melihat temanku sedih. Dia seorang diri. Serangan musuh ini sangat menyakitkan baginya. Berapa banyak lagi rasa sakit yang harus dia tanggung? Dia yakin kalau Dharma tidak bersalah. Aku percaya pada keyakinanya. Demi dia, aku akan menemukan ratu Dharmanya yang paling berharga. Aku akan membawa dia kehadapan semua orang dan membuktikan kalau mereka semua salah. Aku ingin cinta samrat menang. Aku tahu bersatunya Dharma dengan samrat akan membuat hati Samrat tenang.” Dharma tertegun mendengar tekad Ashok. Chanakya bertanya dengan rasa ingin tahu, “bagaimana kau akan menemukan dia? Kau tak tahu apapun tentang dirinya…tak pernag melihat dia.” Ashok menunjukan serpihan wajah patung di tanganya, “aku mendapatkan sesuatu dan akan mencarinya dengan ini! AKu mendapatkannya dari kamar samrat bindusara. ” Dharma dan Chanakya tertegun melihatnya. Ashok bertanya pada Chanakya, ‘apakah kau pernah melihat wanita seperti ini?” Chanakya tertegun, dia tidak bisa menjawab, tapi batinnya berkata, “situasi seperti apa ini, seorang anak ingin menemukan ibunya untuk di pertemukan pada ayahnya dan terjebak dalam jaring musuh. Jika ini terjadi maka semua orang harus membayar untuk ini, lebih-lebih magadha akan membayar untuk semua ini.” Ashok menunjukan bongkahan wajah patung pada Dharjma. Dharma menjadi tegang. Ahsok berkat pada Chanakya, “kalau anda tidak tahu tapi seseorang pasti ada yang tahu. Aku harus menemukan orang yang tahu tentang dia.” Setelah berkata begitu Ashok pergi di iringi tatapan tegang Dharma dan Chanakya.
Helena, Nikator, Noor dan Khorasan sedang berbincang-bincang dalam satu ruangan. Helena berkata pada noor kalau mereka telah menganggu ketentraman Bindusara, “ini akan menyebabkan badai dalam hidupnya.” Noor menimpali, “bukan hanya Bindusara tapi seluruh Dinasti Maurya.” Keduanya lalu tertawa gembira. Nikator yang melihat kegembiraan anaknya memberitahu Khorasan kalau dirinya sangat bahagia hari ini, “sudah lama aku tidak melihat Helena tertawa setelah sekian lama.” Khorasan menoleh kearah Helena dan Noor. Helena kembali berkata, “kita harus semakin memperdalam keraguan Bindusara pada Dharma.” Noor menyahut, “sehingga ketika Dharma bertemu dengan Bindusara, dia yakin kalau Dharma adalah penjahat. Kita harus menemukan Dharma sebelum orang lain menemukan dia.” Helena dengan keji berkata, “begitu kita menangkapnya, aku akan menyakitinya sehingga dia tidak akan bisa membuka mulutnya.”
Melihat kepergian Ashok, dengan cemas Dharma bertanya pada Chanakya, “kenapa anda tidak menghentikannya achari?” Chanakya menjawab, “aku tidak dapat menghentikannya. Tapi dia tidak akan bisa menemukan dirimu, karena dia tidak tahu caranya. Kalau kau mencegahnya, dia pasti akan menanyakan alasan nya.” Dharma mengatakan kalau dirinya mengkhawatirkan Ashok. Chanakya menyahut kalau dirinya lebih mengkhawatirkan keselamatan Dharma, “khorasan mencoba membunuhmu dan dia menduga kau tinggal di istana sebagai pelayan, dia akan berusaha menemukanmu. Makanya aku harus mengirimmu ke tempat yang aman.” Dharma tertegun, “bagaimana mungkin? Kalau aku peri dari sini, semua orang pasti akan curiga.” Chanakya menyahut, “tiak masalah. Tapi kau jangan sampai tertangkap. Kalau tidak kebenarannya akan terungkap dan jika kita tidak berhasil membuktikan kalau kau tidak bersalah maka samrat akan di paksa untuk menghukummu. Keselamatanmu dan Ashok adalah tanggungjawabku. Dan aku akan melakukan apapun yang aku bisa. karena itu aku harus membawamu keluar dari Patliputra ke tempat yang aman.” Dharma terlihat berpikir.
Noor bertanya pada Helena, “apakah mudah menemukan Dharma? bagaimana kita akan menemukannya?” Helena mengatakan kalau Dharma lugu, “dengan begitu dia akan keluar atau melarikan diri, dalam kedua kasus itu, kita akan bisa menangkapnya.” Khorasan memberitahu Helena dan Noor kalau dirinya sudah meyuruh anak buahnya untuk menemukan Dharma dan bertanya pada semua orang tentang dia, “aku juga telah mengirim prajurit kerumahnya yang lama. jadi jika dia pergi kesana, maka dia akan tertangkap.”
Niharika memberitahu Ahenkara kalau dirinya tdiak akan meninggalkan Patliputra hingga dia yakin kalau DInasti Maurya tidak akan menyakitinya. Ashok datang, Ahenkara menyambutnya. Dia memegang tangan Ashok dan membawanya ke hadapan ibunya. Ahenkara berkata, ‘bu, dia adalah temanku. Kalau tak ada dia aku tidak akan hidup. Melalui dia aku mengirim pesan padamu.” Niharika mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Ashok. Ashok berkata dengan nada hormat tapi tegas, “maaf karena mengatakan ini, tapi anda telah salah. Samrat tidak pernah mengkhianati Dharma. Dan sebanyak yang kutahu, dia juga tidak mungkin mengkhianati Samrat.” Niharika menyahut, “dengan mengatakan hal ini, bukti tidak akan berubah.” Ashok berkata, “kita tidak tahu apakah itu semua benar atau salah dan siapa yang tahu apa yang terjadi 14 tahun yang lalau?” Nharika setuju, “aku pun ingin mengatakan hal yang sama. Siapa yang tahu apa yang terjadi 14 tahun yang lalu? Jika ingin tahu, kita harus pergi ke masa lalu dan itu tidak mungkin. jadi kita tidak seharusnya menyia-nyiakan waktu.” Niharika mendengar anak-anaknya menangis, dia bergegas menghampiri mereka dan meninggalkan Ashok. Ashok membatin, ‘mungkin aku tidak bisa pergi ke masa lalu tapi aku bisa pergi ke tempat di mana semua ini dimulai.”
Siamak dengan sedih duduk di kamarnya. Ashok datang dan duduk disampingnya. Siamak bertanya apda Asho, “apakah kau tahu kalau ayahku punya satu istri lagi? AKu tak tahu apapun tentang ini. Apa yang terjadi sampai kemarin, Justin menjadi penjahat, sekarang dewi Dharma…” Ashok menyahut, “Aku tahu situasimu. tapi seperti kata Samrat, sampai hingga kejahatan tidak terbukti semua orang adalah tidak bersalah. Dan kita harus mendengarkancerita dari kedua belah pihak.” Siamak bertanya lagi, “apakah menurutmu dewi Dharma penjahatnya?” Ashok menjelaskan kalau samrat percaya Dharma tidak bersalah, “karena itu aku menemukan dewi Dharma untunya. Sehingga semuanya bisa terbukti.” Siamak terharu mendengarnya, “kau telah menjaga ayahku.” Ashok memberitahu Siamak bahwa saat dia sendirian di desa Vann, Bindu telah datang untuk mebeirnya kehidupan, “kini aku harus membantunya.” Siamak menyarankan agar mereka meminta bantuan Khorasan. Ashok menolak, “tidak boleh ada yang tahu kalau aku akan mencari Dharma. Musuh tidak boleh tahu.” Ashok bertanya apakah Siamak tahu prajurit yang pernah bekerja pada Khorasan 14 tahun yang lalu. Siamak memberitahu namanya, “dia bernama Eravat. Dia pejuang tapi dia telah meninggalkan tentara dan kini mengolah klub bertarung, dimana pegulat bertarung untuk menghibur penonton. Klubnya ada di luar patliputra.” Ashok berharap eravat tahu tentang Dharma, ‘aku akan bicara padanya.” Siamak berkata cepat, “aku ikut. Jika kesedihan ayahku berkurang setelah bertemu Dharma, maka aku siap untuk menemukannya.” Keduanya lalu berpelukan…. Sinopsis Ashoka Samrat episode 130 by Mey Lest