Sinopsis Ashoka Samrat episode 144 by Sally Diandra. Di kamar Helena, saat itu semua sekutu Helena sedang berkumpul di kamarnya, Helena membaca surat yang Khurasan dapatkan dari Ashoka secara diam diam setelah Ashoka membakar surat tersebut “Panglima Khurasan, bagaimana kamu bisa yakin kalau surat ini dikirimkan oleh Dharma atau anaknya ?” Helena mulai curiga “Aku melihat Ashoka membakar surat itu, dia melakukan hal itu untuk melenyapkan bukti bukti yang ada, dia juga meninggalkan pesan untuk anaknya Dharma di desa” ujar Khurasan optimis “Tidakkah kamu berfikir kalau semua ini sudah direncanakan ? Karena kamu mendapatkannya sangat mudah sekali” insting licik Helena mulai bermain, Helena tidak ingin percaya begitu saja dengan semua hal ini “Ratu Helena, kamu tidak tahu kalau sangat sulit untuk mendapatkan itu semua” Khurasan kelihatan kesal karena Helena tidak percaya dengan dirinya “Yaa mungkin saja itu hanya untuk kamu saja”, “Jadi kamu pikir, Ashoka telah membodohi kita ?” sela Noor yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka “Apa yang akan dia dapatkan dengan membodohi kita ?” Nicator juga mulai penasaran “Mungkin Ashoka tidak akan mendapatkan apa apa tapi Chanakya akan mendapat sesuatu, aku yakin itu !” Helena merasa yakin kalau ini semua adalah rencana Chanakya “Bagaimana bisa dia berhubungna dia ini semua ?, “Aku tidak tahu tapi aku merasa kalau Chanakya terlibat dengan semua ini, kemarin dia datang dan mengajak aku ngobrol, jelas sekali dalam kata katanya kalau dia mengetahui sesuatu” semua orang mulai tegang dan penasaran “Apa yang dia katakan padamu, Rajmata ?” sela Noor kemudian“Dia tidak mengatakan sesuatu yang special”, “Apa perlunya berbicara dengan Chanakya ?” Nicator mulai gemas, sementara itu Niharika yan gsedari tadi diam saja mulai buka suara “Kita semua sedang berada dalam bahaya dan kamu telah melibatkan kami ke dalam masalah yang lebih jauh lagi !” Niharika mulai tidak suka dengan permainkan yang dimainkan oleh Helena dan sekutunya “Jangan khawatir, Maharani Niharika … Chanakya tidak akan mengetahui apapun juga, dia hanya memperingati Bindusara saja, aku curiga Chanakya ada dibelakang Ashoka ! Kita seharusnya tidak terjebak dengan ini semua !” ujar Helena mantap “Kenyataan yang sebenarnya adalah kita tidak punya petunjuk apapun tentang Dharma jadi kita mesti mengikuti Ashoka” Helena menyetujui ucapan Kurasan “Kamu benar, kita hanya mempunyai cara ini saja, tetap awasi Ashoka dan aku akan mengawasi, jika kita bisa membuat hubungan mereka berdua melemah maka itu akan sangat mudah bagi kita untuk membuat rencana kita berhasil ! kita harus meyakinkan bahwa bahwa pada hari Janmashtmi Ashoka tidak mendapat bantuan apapun dari Chanakya dalam rencananya ini” ujar Helena mantap
Bindusara sedang berjalan jalan di koridor istana sambil merenungkan sesuatu tiba tiba didengarnya suara Drupata dan Ashoka yang sedang tertawa tawa senang sambil saling mengobrol, Drupata saat itu terbaring dipangkuan Ashoka, Ashoka menceritakan padanya tentang teman temannya dan tentang senda gurau mereka pada saat perayaan Janmashtmi “Aku tidak tahu apakah tahun ini kita merayakan atau tidak ?” ujar Drupata sedih “Kamu itu seorang pangeran, jika kamu berbicara pada Samrat Bindusara mungkin dia akan mengijinkan kamu” Drupata yang terlihat senang begitu mendengar ide Ashoka langsung bangun dan berkata “Baiklah, aku akan bicara sama ayah nanti” ketika mereka hendak berjalan, tepat pada saat itu mereka melihat Bindusara sedang berdiri disana menatap kearah mereka “Ayah, kami ingin merayakan hari Janmashtmi !” ujar Drupata sambil menyeringai senang “Aku juga ingin merayakannya, nak ,,, tapi situasinya saat ini tidak baik maka kita tidak akan melakukannya” ujar Bindusara sedih “Semua orang orang di istana ini sedang tegang, Samrat ,,, anda juga sedang terluka ,,, aku ingat ibuku yang pernah menghadapi banyak sekali penderitaan dalam hidupnya tapi dia tidak pernah mengeluh pada Dewa, Dewa sedang memberikan kamu penderitaan yang bisa kamu hadapi, dengan merayakannya maka semua orang akan mendapatkan kesempatan untuk hidup baru” Drupata membenarkan ucapan Ashoka “Katakan ya untuk aku, ayah ,,, ayah tidak bisa melakukan hal ini padaku” Bindusara tampak sedang memikirkan permintaan Drupata.
Sushima sedang tidur di kamarnya, tiba tiba Charumitra menyiram tubuhnya dengan air, Sushima kaget dan terbangun “Ibu tidak tidur selama ini untuk membuat masa depanmu dan kamu malah enak enakkan tidur disini ! Seperti yang ibu bilang ke kamu untuk menjalin pertemanan dengan Ashoka” ujar Charumitra dengan nada marah “Aku sudah melakukannya, ibu ,,, dia itu benar benar bodoh mengira apa yang aku katakan itu benar, dia tidak tahu apa apa tentang anaknya Dharma, bu ,,, dia bilang ke aku kalau dia tahu semuanya maka dia akan menceritakannya padaku !” tepat pada saat itu pelayan menemui mereka dan mengabarkan kalau Bindusara memanggil semua orang ke ruang sidang.
Semua orang sudah hadir di ruang sidang “Samrat, satu sesi sidang lagi diadakan, apakah kamu telah mendapat kabar tentang anakmu itu ?” Helena semakin penasaran dengan undangan dari Bindusara kali ini “Aku berharap ini tidak mengenai dia, aku memanggil semua orang kesini untuk membicarakan tentang perayaan Janmashtmi” ujar Bindusara “Samrat, saat ini saat yang sedang genting, bagaimana kita bisa merayakannya ?” sela Noor “Aku mengambil sisi sebaliknya, di situasi yang menyedihkan seperti ini, kita seharusnya memanggil para Dewa, ketika kita merayakan hari Shri Khrisna, aku yakin kita akan lupa pada penderitaan yang kita alami” semua orang terdiam mendengarkan “Samrat, berdasarkan keputusanmu, bangsa kita pasti akan senang, tahun ini kita akan menyelenggarakan Krishan Leela”, “Apa itu ?” Charumitra langsung memotong ucapan Chanakya “Keluarga kerajaan akan mengenakan baju seperti mereka” Bindusara mencoba menjelaskan pada istrinya itu, kemudian Sushima, Siamak dan Drupata memberikan beberapa ide ide yang mereka rencanakan “Ayah, bagaimana kalau kita mengadakan pesta mencuri mentega ?” ujar Drupata polos “Ya, betul ,,, aku akan membuat mentega seperti Yashoda” sela Subhrasi “Kalau begitu semua istri akan membuat mentega” timpal Charumitra “Lalu kita akan melihat pot siapa yang akan pecah pertama kali” Noor juga ikut menimpali “Ketika potnya pecah maka aku akan menyuapkan mentega itu ke anak anakku dengan tanganku sendiri” ujar Bindusara sambil menyeringai senang begitu melihat keluarganya nampak antusias dengan pesta perayaan Janmashtmi “Samrat, itu tidak adil ! Kami yang bekerja dan kamu yang menyuapkan mentega itu ke mereka” sela Charumitra lagi “Samrat, jika kamu ingin menyuapkan mentega itu pada anak anakmu maka kamu harus membantu kami untuk membuatnya” timpal Subhrasi “Mengapa tidak ? Aku akan datang ke dapur nanti” ujar Bindusara senang, semua orang yang hadir disana juga tersenyum senang menantikan hari istimewa itu
“Jadi kalau begitu, kita akan melakukan pooja dan kita akan menggelar pesta mencuri mentega, itu pasti akan mengasyikan dan menantang, pertama Samrat Bindusara akan membantu semua istrinya membuat mentega, kemudian para istri akan meletakkan mentega itu dalam ketiga pot masing maing dan akan di gantungkan di atas, agar aman dan tidak diambil oleh anak anak, kemudian anak anak akan memecahkan pot pot itu dan memakan mentega yang ada didalamnya, siapa yang menyiapkan pot itu lebih dulu maka istri itulah yang akan menang yang bisa menyiapkan potnya pertama kali dan terakhir Samrat Bindusara akan menyuapkan mentega tersebut ke anak anaknya dengan tangannya sendiri” perdana menteri Khalatak mencoba menjelaskan proses perayaannya nanti “Pesta ini akan memberikan kedamaian dalam hati kalian dan hanya kebenaran yang teringat di dalam hati, aku sangat berharap dengan perayaan Janmashtmi ini maka hatiku akan lebih tenang dan aku bisa membuktikan kalau Dharmaku tidak bersalah” ujar Bindusara dalam hati sambil memperhatikan keluarganya “Bindusara tidak akan menikmati perayaan ini karena sebelum pesta perayaan itu dimulai aku akan membawa Dharma dan anaknya kehadapannya sebagai seorang penjahat !” bathin Khurasan dalam hati “Tahun ini, aku akan membawa beberapa bukti bukti pada pesta perayaan nanti yang akan membuktikan kalau ibuku tidak bersalah !” bathin Ashoka dalam hati
Drupata mengajaknya ayahnya berkeliling di sekitar aula dimana semua orang sedang sibuk mendekorasi ruangan itu untuk pesta perayaan Janmashtmi, semua Ratu juga ada disana mengawasi para pelayan yang sedang mendekor “Ayah, lihat ini patung Dewa Khrisnanya” Drupata menunjukkan sebuah patung Khrisna pada Bindusara “Waaah, bagus sekali, siapa yang membuatnya ?”, “Shevika !” Drupata langsung menjawab pertanyaan ayahnya “Dimana dia ?” Drupata segera menunjuk kearah seorang perempuan yang saat itu sedang membasuh tangannya namun pada saat itu dari halaman luar terdengar suara Siamak yang berteriak ke arah teman temannya untuk lebih berhati hati, Bindusara segera menghampiri mereka dan melihat kedua anaknya Sushima dan Siamak sedang berlatih memecahkan pot dengan cara membuat piramida manusia “Kalian berdua harus lebih berhati hati ketika memanjat, ini bukan hanya tentang mencuri mentega akan tetapi juga tentang sebuah kerja sama, jika ada seseorang diantara anggotamu yang jatuh maka semuanya akan jatuh juga bersama sama dengannya” ujar Bindusara, tepat pada saat itu Charumitra juga menghampiri mereka dan berkata “Jika Samrat Bindusara ingin menyuapkan mentega pada anak anaknya maka kamu harus datang besok untuk membantu kami membuat mentega” Subhrasi yang juga ada disana ikut menimpali ucapan Charumitra “Jika kamu mempunyai masalah maka kamu tidak bisa menyuapi mereka karena kami nanti yang akan menyuapi mereka” Bindusara tersenyum sambil memperhatikan keluarganya “Besok hanya ayah yang akan menyuapi kami !” ujar Drupata lantang “Itu merupakan kehormatan sebagai orangtua untuk menyuapi anaknya maka aku akan menyuapi mereka semua” semua orang yang ada disana tersenyum senang dan saling berbicara satu sama lain, sementara itu dari kejauhan Dharma yang melihat semua pembicaraan mereka dari balik pilar merasa sedih sambil berfikir dalam hati “Ashoka tidak akan pernah mendapatkan cinta dari ayahnya meskipun dia itu sangat dekat dengannya” bathin Dharma dalam hati kemudian segera berlalu dari tempat tersebut sambil menundukkan kepalanya dengan sedih, Ashoka yang juga ada disana bisa melihat kesedihan di wajah ibunya, Ashoka juga merasa sedih “Paling tidak aku bisa berbicara dengan ayahku tapi ibuku tidak bisa menghadap ke depan ayah, tahun ini aku akan mengakhiri semua penderitaan yang dirasakan oleh ibu” bathin Ashoka dalam hati .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 145 by Sally Diandra.