Sinopsis Ashoka Samrat episode 145 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, tepatnya di dapur istana, semua pelayan sedang sibuk mempersiapkan dapur untuk Bindusara karena sebentar lagi Bindusara akan membuat mentega, saat itu Dharma memasuki dapur dan langsung diminta untuk berbaur dengan yang lain oleh kepala koki, tak lama kemudian Bindusara memasuki dapur istana dimana alat pembuat mentega diletakkan disana, Bindusara berusaha membuat mentega dari susu tapi tidak tahu bagaimana cara menggunakannya, semua pelayan hanya terdiam sambil memperhatikan Bindusara yang sedang kebingungan dengan alat pembuat mentega tersebut. Karena kesal Bindusara meminta semua orang meninggalkan dapur, akhirnya semua orang meninggalkan Bindusara seorang diri termasuk Dharma. Setelah dapur sepi, Bindusara mencoba berkali kali menggunakan alat pembuat mentega itu tapi tetap saja tidak bisa, Ashoka yang ternyata diam diam ada didapur memperhatikan tingkah Bindusara yang kebingungan, Ashoka tertawa geli, Bindusara baru menyadari kalau Ashoka ada disana memperhatikannya “Ashoka, kenapa kamu tertawa ? Coba kamu lakukan ini maka kamu akan tahu bagaimana sulitnya membuat mentega !” ujar Bindusara kesal “Aku pernah melihat ibuku membuatnya dan aku tahu bagaimana sulitnya membuat mentega, aku tahu seseorang yang bisa membantumu membuatnya, Samrat” Bindusara penasaran dengan ucapan Ashoka “Siapa dia ?”, “Seorang pelayan” Ashoka langsung menjawab pertanyaan Bindusara “Tapi tidak tidak ! Kalau ada salah satu ratu yang mengetahuinya maka itu akan menjadi masalah buatku” ujar Bindusara cemas “Ini akan menjadi rahasia kita berdua, Samrat” bisik Ashoka sambil menyeringai senang melihat ketidakberdayaan ayahnya ini “Kalau begitu kenapa kamu masih disini ? Ayooo cepat bawa dia kesini !” Ashoka segera pergi meninggalkan Bindusara.
Tak lama kemudian Ashoka menemui Dharma yang saat itu juga sedang sibuk menyiapkan makanan untuk pesta perayaan, Ashoka segera menghampiri ibunya seraya berkata “Ibu, ikutlah denganku, Samrat Bindusara membutuhkan bantuanmu” Dharma panik dan kaget “Ashoka, bagaimana bisa ibu mendatanginya ?” Ashoka tersenyum memandang ibunya “Aku tahu ibu pasti takut kalau dia mungkin menyadari kehadiranmu karena ibu adalah seseorang yang akan dia hukum” Ashoka segera menutupkan dupatta di wajah ibunya hingga menutupi sebagian wajah ibunya dan mengajaknya menemui Bindusara
Ashoka membawa Dharma masuk ke dalam dapur, saat itu Bindusara masih berada disana, Dharma hadir didepan Bindusara dengan menutupi wajahnya dengan dupatta, Dharma merasa canggung dan takut bertemu dengan Bindusara, Bindusara memperhatikan Dharma dari atas sampai bawah tapi tidak menyadari kalau itu adalah Dharma istrinya, Dharma mulai menjalankan alat pembuat mentega tersebut, lagu Tum hi to mere ho mulai terdengar mengalun ,,, Bindusara mencoba mengambil tali dari Dharma dan mencoba membuatnya tapi tetap saja tidak bisa, Dharma kembali mengambil tali dari Bindusara dan menunjukkan padanya bagaimana cara membuat mentega dengan alat itu ,,, lagu Tum se hi jeevan mulai tedengar lagi, kemudian Dharma memberikan salah satu tali yang dipegangnya tadi ke Bindusara, keduanya bekerja bersama sama dengan alat pembuat mentega tersebut dan hal ini berjalan lancar, Bindusara sangat bahagia dengan pekerjaannya itu akhirnya dirinya berhasil membuat mentega dibantu oleh Dharma. Ashoka yang melihat kebersamaan ayah dan ibunya itu merasa terharu, kedua bola mata Ashoka berkaca kaca, apalagi ketika melihat ayahnya tersenyum senang, hingga akhirnya mentega pun selesai dibuat, Dharma segera meninggalkan Bindusara tanpa berkata apa apa, Bindusara memperhatikan Dharma dengan tatapan penasaran namun Ashoka segera menghampiri Bindusara “Ashoka terima kasih atas bantuanmu” ujar Bindusara sambil memperhatikan mentega yang berhasil dibuatnya bersama Dharma “Ashoka, kemarilah dan coba rasakan mentega ini, aku bisa mendapatkan ini semua karena kamu, jadi kamu harus merasakannya” Bindusara kemudian mengambil dan menyuapkan mentega itu ke mulut Ashoka dengan tangannya sendiri, Dharma yang saat itu mengintip dari jendela merasa terharu dan menangis melihat pemandangan ini dari kejauhan “Bagaimana ? Enak ?” Ashoka menganggukkan kepalanya sambil menyeringai senang “Tidak ada yang lebih enak dari pada yang ini, Samrat” ujar Ashoka sambil mengambil dan menyuapkan pula mentega itu ke mulut Bindusara, mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, Dharma semakin terharu bahagia melihat hal ini “Terima kasih Dewa, kamu memang luar biasa, kamu telah memenuhi keinginan semua orang, anakku akhirnya mendapatkan cinta dari ayahnya” Dharma menangis bahagia sambil memperhatikan mereka secara diam diam dari kejauhan.
“Ashoka, kamu tahu, pada saat kamu masuk dalam kehidupanku, kamu selalu membantu aku dalam mengatasi semua permasalahanku, aku sangat berterima kasih untuk hal itu” ujar Bindusara “Samrat, aku tidak pernah melakukan sesuatu hal karena suatu niat, ibuku selalu mendukung aku” Bindusara tersenyum senang “Ibumu pasti sangat hebat mengasuh kamu, sayangnya ayahmu tidak beruntung” ujar Bindusara sambil memberikan restunya pada Ashoka dan meninggalkan tempat itu. Sepeninggal Bindusara, Ashoka segera mengumpulkan mentega yang masih tersisa yang dibuat oleh Bindusara tadi “Semua pot mentega istri Samrat akan digantungkan di suatu tempat, pot ini berisi mentega yang dibuat oleh ayah dan ibuku bersama sama jadi seharusnya juga di gantungkan dengan pot pot yang lain, ini adalah hak ibuku dan aku akan memenuhinya” Ashoka segera membawa pot berisi mentega itu keluar dari dapur, dari kejauhan Khurasan melihat Ashoka keluar dari dapur, Khurasan segera memerintahkan anak buahnya untuk menguntit Ashoka dari belakang.
Di tempat Chanakya, Chanakya sedang mengajar murid muridnya “Kadang kadang orang melampoi batasannya dalam sebuah masalah dan menghilangkan sisi baik mereka tapi orang yang baik tidak pernah melampoi batasannya, kita semua mempunyai sebuah kelas rahasia untuk membuat kalian semua siap untuk melindungi kerajaan Magadha” dari kejauhan Helena memperhatikan Chanakya dan terus menerus mengawasi gerak geriknya, tak lama kemudian Helena melihat Ashoka hendak menghampiri Chanakya sambil membawa pot yang berisi mentega tadi, Helena segera menghentikan langkah Ashoka dan bertanya “Ashoka, apa yang kamu lakukan disini ?” Chanakya yang kebetulan melihat mereka segera berteriak “Aku yang memanggilnya kesini karena aku ingin mengatakan padanya untuk mulai bekerja pada hari Janmashtmi nanti di istana, biarkan dia masuk kesini dan aku seharusnya bertanya sama kamu, apa yang kamu lakukan disini, Rajmata Helena ?”, “Apakah begini caramu berbicara pada seorang tamu ?” ujar Helena sengit “Ini adalah caranya Chanakya, Rajmata Helena” Helena segera membuat sebuah alasan “Aku tadi sedang membeli sebuah hadiah untuk Samrat Bindusara ketika aku dengar khotbahmu, aku rasa khotbahmu menarik jadi aku berhenti untuk mendengarkannya” bela Helena, saat itu Chanakya sedang memberikan pelajaran pada murid muridnya dimana tempatnya itu sangat jauh dari pemukiman orang orang, mereka berdua memang manis manis tapi memiliki racun dalam pikiran mereka masing masing “Lalu apa yang Ashoka lakukan disini ? Mengapa dia tidak bekerja di istana ?” tanya Helena penuh selidik, Ashoka menganggukkan kepalanya pada Chanakya seraya berkata “Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Chanakya” ujar Ashoka, kemudian Chanakya memberikan satu lagi pelajaran pada murid muridnya, Ashoka bisa memahami hal ini kemudian bergegas meninggalkan tempat Chanakya, tak lama kemudian Helena juga meninggalkan tempat tersebut. Sepeninggal mereka, Chanakya kembali memberikan pelajaran pada murid muridnya “Murid murid, kamu seharusnya tidak perlu menceritakan apa yang kamu pikirkan pada setiap orang, kamu seharusnya pergi ke tempat yang tepat untuk menceritakannya”… Sinopsis Ashoka Samrat episode 146 by Sally Diandra.