Sinopsis Ashoka Samrat episode 153 by sally Diandra. Bindusara memasuki ruang keluarga bersama sama seluruh keluarga besarnya, ketika semua orang sudah masuk ke ruangan tersebut, Helena dan Khurasan sengaja tidak masuk terlebih dahulu tapi berhenti dipintu masuk sambil bebincang bincang sebentar “Panglima Khurasan, bagaimana bisa kerajinan tangan itu bisa ada disini ? Di mana Ashoka ?” Helena mulai penasaran “Aku sudah berbicara dengan Ashoka, aku yakin Dharma pasti akan menghubungi Ashoka sebelum bertemu dengan Bindusara, Ashoka akan mengatakan padaku dan itu akan menjadi hari terakhir bagi Dharma dan anaknya” ujar Khurasan optimistis “Kali ini tidak boleh sampai terjadi kesalahan, panglima Khurasan !” ujar Helena kemudian berlalu dari sana, pada saat yang bersamaan Ashoka memasuki ruang keluarga itu pula “Ashoka, apakah kamu mendapatkan sebuah pesan dari Dharma ?” Ashoka menggelengkan kepalanya ketika Khurasan mencegatnya dengan pertanyaan tersebut “Tidak, tapi aku pikir ketika pesta perayaan itu dimulai, maka mereka akan datang kesini, kamu mengawasi aku dari jauh saja” ujar Ashoka tenang “Sekali aku bisa menemukan dia dan anaknya, maka ,,,” Ashoka segera memotong ucapan Khurasan “Maka apa ?”, “Aku akan membawa mereka menghadap kedepan Samrat Bindusara karena mereka adalah pengkhianat !” ujar Khurasan geram
Di ruang keluarga Bindusara mengungkapkan perasaannya pada seluruh keluarga besarnya yang hadir saat itu “Ini adalah hari yang sangat luar biasa buat aku ! Inilah saatnya aku mengumumkan sesuatu, untuk mengejutkan kalian semua, semua orang tua pasti menghadapi saat saat anak anak mereka tumbuh, keluargaku saat ini memang sedang menghadapi masa sulit tapi aku ingin mengumumkan sesuatu setelah semuanya berubah, akan ada seseorang yang baru yang akan datang dalam keluarga kita, dia akan menjadi menantu perempuan keluarga kita, aku menyarankan untuk menikahkan pangeran Sushima dan putri Ahenkara” Ahenkara langsung shock dan kaget begitu mendengar usulan Bindusara “Maharani Niharika, aku harap kamu setuju dengan hal ini” Niharika memberikan senyumnya yang dibuat buat di depan Bindusara “Apakah kalian semua tidak senang mendengarnya ?” Bindusara merasa heran ketika semua orang tidak begitu antusias menanggapi usulannya “Mengapa keputusan ini tiba tiba sekali, Samrat ?” sela Helena “Aku sudah memikirkannya sejak lama karena ini tentang masa depan anakku, aku juga telah bertanya pada Chanakya tentang hal ini dan dia memberikan ijin”, “Dimana Chanakya saat ini ?” timpal Charumitra “Chanakya saat ini sedang mengurus sebuah misi penting, dia akan segera kembali” semua orang nampak tegang mendengarkan ucapan Bindusara “Maharani Niharika, apakah kamu setuju dengan hubungan ini ?” kembali Bindusara bertanya “Ini adalah lamaran yang sangat tiba tiba, Samrat ,,, tapi karena hari ini hari yang sangat special dan tidak ada seorangpun yang lebih baik untuk putri Ahenkara selain pangeran Sushima, maka aku sampaikan terima kasih untuk lamaran ini” Charumitra juga menyetujui pendapat Niharika, kemudian Charumitra memberikan selamat pada Ahenkara dan Sushima, Sushima tersenyum sinis sementara Ahenkara sedikit tegang, sedangkan Ashoka yang saat itu masih berada di depan pintu bersama Khurasan segera pergi keluar setelah melihat ini semua, Khurasan menguntitnya di belakang.
Di halaman istana, Ashoka menyambut orang orang yang datang ke istana Magadha, Khurasan masih terus mengawasi segala gerak gerik Ashoka dari kejauhan “Panglima Khurasan, hanya ada satu gerbang yang terbuka” ujar salah satu anak buah Khurasan “Jika Dharma dan anaknya masuk ke dalam istana maka mereka pasti akan menghubungi Ashoka, aku akan menangkap mereka tepat pada saat itu juga” ujar Khurasan geram
Siang itu Bindusara sedang menikmati makan siang dengan keluarganya diruang makan, Dharma juga ada di ruangan tersebut sambil melihatnya dari kejauhan, Bindusara sedang menikmati makanan dan teringat ketika Dharma biasanya memasak makanan tersebut, Dharma tersenyum senang melihat suaminya itu seraya berkata “Paling tidak aku bisa melihatnya hari ini dari kejauhan dan bisa melakukan sesuatu untuknya” ujar Dharma senang
Ditempat Ashoka berada di halaman istana, Ashoka sengaja menjatuhkan sebuah surat dari saku celananya, saat itu juga Khurasan segera mengambilnya dan membacanya, surat itu surat dari Dharma yang berisi bahwa Dharma dan anaknya akan menemui Bindusara dan akan akan mengatakan padanya apa yang terjadi lima belas tahun yang lalu “Dimana mereka sekarang ?” Khurasan mulai penasaran “Aku tidak tahu” ujar Ashoka santai “Surat ini ada didalam saku celanamu, apa yang kamu sembunyikan, Ashoka ?” tanya Khurasan penuh selidik “Kamu tidak mempercayai aku ? Baiklah, biarkan aku menghadap ke Samrat Bindusara , dia pasti akan mempercayai aku” ujar Ashoka sambil hendak melangkah pergi, namun Khurasan mencegahnya “Aku tidak bermaksud seperti itu, hanya kamu yang melihat anaknya Dharma jadi bagaimana bisa kamu tidak mengenalinya ?” ujar Khurasan curiga “Kamu selalu mengawasi aku maka bagaimana bisa kamu tidak melihat seseorang yang menaruh surat ini di saku celanaku ? Jika mereka bisa mengelabui seorang panglima perang maka aku hanyalah seorang anak kecil, mereka sangat pintar, mereka akan datang di tempat terbuka, jadi tenanglah” ujar Ashoka santai kemudian berlalu meninggalkan Khurasan. Sepeninggal Ashoka, Khurasan berkata dalam hati “Aku tidak tahu dimana anak Dharma ini tinggal” sementara dari kejauhan kali ini Ashoka yang memperhatikan Khurasan seraya berkata “Jika aku harus mengakhiri bagian Khurasan maka aku harus menanggung resikonya sekali maka aku akan memastikan kalau Khurasan bisa melihat ibuku tapi tidak bisa menggapainya” bathin Ashoka dalam hati sambil melirik ke arah Khurasan
Setelah makan siang, Bindusara bergegas meninggalkan ruang makan, Bindusara masih merasakan enaknya makanan yang baru saja di santapnya tadi, Bindusara sangat menyukai makanan itu, kemudian Bindusara segera meninggalkan ruangan tersebut diikuti oleh keluarga besarnya. Setelah semua orang pergi, para pelayan mulai memberesi seluruh piring piring bekas makanan keluarga kerajaan, Dharma juga ada disana ikut memberesi piring piring tersebut, Dharma tersenyum ketika melihat piring Bindusara yang bersih tidak bersisa, tepat pada saat itu Ashoka datang menghampiri ibunya “Ibu, dia menyukai hadiah ibu” Dharma kaget dan panik “Maksudku, ibu telah membantu Maharani Subhrasi membuat hadiah untuk Samrat Bindusara dan dia menyukainya”, “Lalu bagaimana dengan hadiahmu sendiri ?” Ashoka tersenyum seraya berkata “Itu nanti pada bagian terakhir, ibu ,,, aku akan segera memberikannya hadiah”, “Ketika kamu telah mengambil tanggung jawab itu maka penuhilah, ketika tujuanmu ada didepanmu maka seorang ksatria tidak pernah menengok kembali ke belakang, kamu harus bekerja keras dan ibu tahu kamu akan mencapai apa yang kamu inginkan dan Samrat Binudusara akan menyukainya ,,, aku tahu bagaimana anakku, jika dia ingin mendapatkan sesuatu maka dia pasti akan mendapatkannya” Ashoka kemudian meminta restu ibunya “Apakah kamu tidak makan dulu ?” Ashoka tersenyum seraya berkata “Setelah pesta perayaan berakhir, datanglah ke ruang makan, kita akan makan siang bersama seperti sebuah keluarga hari ini, bu” ujar Ashoka kemudian meninggalkan tempat tersebut, sesampainya di pintu ruang makan, sejenak Ashoka berhenti sambil melirik kebelakang melihat ibunya yang masih berdiri disana, Ashoka teringat ucapannya tadi kalau mereka akan makan siang bersama, Ashoka terharu sambil menyeka airmatanya dan bergegas meninggalkan tempat tersebut
Di koridor istana Helena kembali mengajak Khurasan untuk ngobrol “Kamu tidak bisa melihat siapa yang menaruh surat di saku celana Ashoka ? Itu sama saja artinya mata kamu tidak bekerja dengan baik atau Ashoka yang mempermainkanmu !” ujar Helena kesal “Ashoka itu hanya anak anak, dia tidak bisa mempermainkan aku, dia tahu siapa aku, dia telah menceritakan padaku tentang banyak hal, kamu pikir Chanakya yang membantu Ashoka tapi Chanakya sendiri saat ini tidak berada di Patliputra” Khurasan juga nampak kesal “Baiklah, sekarang kita percaya pada Ashoka, Dharma telah menulis sebuah surat yang isinya dia akan menemui Bindusara di sore hari tapi dia bisa saja bertemu dengannya kapan saja”, “Aku akan terus mengawasi Ashoka !” ujar Khurasan
Di halaman istana Ashoka sedang berbincang bincang dengan Radhagupta “Ashoka, apakah hadiahnya sudah siap ?” Ashoka mengangguk seraya berkata “Iya sudah siap ! Tapi aku sangat mengkhawatirkannya” ujar Ashoka cemas, tanpa sepengetahuan mereka rupanya ada seseorang yang sedang mengawasi mereka berdua dari kejauhan “Semua ini akan aman ditanganmu, jika kamu mengikuti semua petunjuk maka tidak akan terjadi apa apa” Ashoka mengangguk kemudian meninggalkan Radhagupta
Di ruang sidang Khurasan mencegat Ashoka “Apa yang kamu katakan dengan Radhagupta barusan ?”, “Kenapa kamu tidak percaya denganku ?” ujar Ashoka kesal “Aku memang tidak bisa percaya padamu makanya aku menanyakannya padamu !”, “Aku hanya menceritakan tentang rahasiaku ke Radhagupta”, “Apa maksudmu ?” Khurasan semakin penasaran, saat itu orang yang dari tadi mengawasi Ashoka bersama Radhagupta kali ini kembali mengawasi Ashoka bersama Khurasan “Saat ini Chanakya sedang keluar kota jadi dia memberikan aku tanggung jawab untuk memberikan hadiahnya untuk Samrat Bindusara jadi aku sedang mempersiapkan hadiah itu untuknya”, “Saat ini kamu bisa menikmati pesta perayaan ulang tahun Samrat Bindusara tapi jangan lupa tentang pekerjaan kita” ancam Khurasan “Kamu bisa melupakan Maharani Dharma tapi bukan aku” ujar Ashoka sambil berlalu dari hadapan Khurasan
Di ruang sidang kerajaan Magadha, semua orang mengelu elukan nama Bindusara “Hidup Samrat Bindusara ! Hidup Samrat Bindusara ! Hidup Samrat Bindusara !” Bindusara memasuki ruang sidang diikuti oleh seluruh keluarga besarnya kemudian Bindusara duduk di singgasana kerajaan, Ashoka juga ada di ruang sidang tersebut, Dharma juga ada disana memandang suami dan anaknya dengan penuh haru dan bangga, tak lama kemudian Ashoka menuju ke sebuah panggung yang di setting untuk pentas drama, Ashoka mulai membuka acara “Pada ulang tahun Samrat Bindusara, aku akan menceritakan sebuah cerita sandiwara, aku harap semua yang hadir disini bisa menyaksikan pertunjukkan ini” Bindusara memberikan ijin untuk Ashoka memulai sandiwaranya, Helena juga tersenyum senang sementara seluruh undangan dan keluarga yang hadir disana merasa penasaran dengan sandiwara apa yang akan dipentaskan nanti… Sinopsis Ashoka Samrat episode 154 by sally Diandra.