Sinopsis Ashoka Samrat episode 155 by Sally Diandra. Ashoka dan Khurasan mulai naik ke atas melalui jalan rahasia, mereka menemukan jejak kaki disana “Sepertinya ada seseorang yang baru saja lewat sini” ujar Ashoka sambil memperhatikan jejak kaki tersebut “Sepertinya ada seseorang yang di sembunyikan disini” timpal Khurasan, saat itu Ashoka menemukan sebuah daun bekas makanan yang tergeletak disana sambil berkata “Sepertinya mereka ada disini selama beberapa hari” ujar Ashoka lagi “Itu artinya, Dharma dan anaknya tinggal di atap ini !” Khurasan mulai naik lagi ke atas, Ashoka mengikutinya dari belakang sambil tersenyum sinis “Mereka pasti bersembunyi di atap ini tapi Ashoka itu bersamaku dan aku tidak ingin Ashoka melihat aku ketika aku membunuh mereka” bathin Khurasan dalam hati cemas “Ashoka, pergilah ke bawah dan bawa beberapa prajurit ke sini !” perintah Khurasan “Tapi Maharani Dharma dan anaknya ingin bertemu denganku, aku seharusnya mengabarkan hal ini pada Samrat Bindusara, dia pasti akan datang ke sini”, “Lakukan seperti apa yang aku katakan !” ujar Khurasan sambil mengeluarkan pedangnya “Baiklah, aku bersamamu dan kamu hanya memperingatkan aku saja bukan ? Aku seharusnya menceritakan pada Samrat Bindusara tentang semua ini” ujar Ashoka lagi namun tiba Khurasan menyerangnya seraya berkata “Kamu tidak akan bisa menemui Samrat Bindusara !” Ashoka segera mengeluarkan pedang kebanggaan yang dibawanya sedari tadi dan berusaha untuk menyerang balik Khurasan “Kenapa kamu melakukan ini, panglima Khurasan ? Kenapa kamu tidak membiarkan aku memberitahu Samrat Bindusara tentang semua hal ini ?” tanya Ashoka kesal “Kamu telah membuat aku menemui Dharma, pekerjaanmu telah selesai !” jawab Khurasan sambil terus bertarung dengan Ashoka “Tapi aku berjanji pada Samrat Bindusara untuk membawakan kebenaran tentang Maharani Dharma padanya, tugasku belum selesai !” teriak Ashoka lantang “Kamu telah melakukan banyak hal untukku tapi sekarang aku akan melakukan tugasku !” kembali Khurasan bertarung dengan Ashoka, kemudian Khurasan mendorong Ashoka menuju ke jendela dan melemparnya kebawah, Ashoka jatuh sambil berteriak “Ibuuuuu ,,,” saat itu Dharma ada diatas atap istana dan terkejut ketika mendengar teriakan Ashoka “Ashoka ? Apakah Ashoka baik baik saja ? Mengapa dia tidak memanggilku sekarang ?” ujar Dharma cemas
Sementara itu di ruang pesta ulang tahun Bindsara “Ibu , kamu telah membuat hari ulang tahunku menjadi sangat special dan juga kamu telah membuatku menjadi sangat kuat untuk menghadapi ini semua” ujar Bindusara tulus “Setiap ibu pasti ingin anaknya bahagia” ujar Helena dengan senyumnya yang dibuat buat “Aku ingin mengakhiri hari ini dengan sebuah catatan kebahagiaan, aku ingin melukis seluruh anggota keluargaku bersama sama, aku akan memanggil semua istri dan anak anakku , mereka akan ke sini” ujar Bindusara penuh semangat
Seluruh anggota keluarga kerajaan sedang berkumpul bersama sama “Aku harus pergi dan mencari panglima Khurasan” bathin Niharika dalam hati ketika Charumitra diminta untuk berkumpul bersama anggota keluarga kerajaan yang lain, Charumitra segera menghampiri seluruh anggota keluarga kerajaan Magadha yang lain yang saat itu sedang berdiri bersama sama untuk di lukis, tiba tiba Helena merasa penat “Aku lelah, aku mau ke kamarku dulu” ujar Helena lemah “Rajmata Helena, bertahanlah dulu bersama kami, lukisan seluruh keluarga kerajaan harus dibuat bersama sama” Helena akhirnya menyetujui permintaan Drupata dan kembali bergabung bersama anggota keluarga kerajaan yang lain.
Di atas atap, Khurasan merasa puas karena telah berhasil menyingkirkan Ashoka “Sekarang Ashoka telah aku singkirkan dari jalanku !” ujar Khurasan sinis, sementara pada saat yang bersamaan Dharma juga berada di atas atap sedang menunggu kedatangan Ashoka sambil menata makanannya karena Ashoka berjanji untuk makan siang bersama sama dengannya. Khurasan memasuki atap tersebut dan membuka pintu sebuah ruangan dimana ada Dharma di dalamnya, Dharma sangat kaget begitu dilihatnya Khurasan yang berdiri disana dengan pedangnya, bukan Ashoka, secara reflek Dharma berteriak, Khurasan juga terkejut begitu melihatnya seraya berkata “Dharma !” ujarnya sambil tersenyum sinis, Khurasan mulai menghampiri Dharma “Dimana Ashoka ? Apa yang telah kamu lakukan padanya ?” jerit Dharma sambil melihat darah yang mengalir di pedang Khurasan yang tadi sempet sedikit melukai lengan Ashoka “Dia telah mati !” ujar Khurasan lantang, Dharma terkejut “Tidak ! Itu tidak mungkin !” Dharma segera terkulai lemas dan terjatuh di lantai “Kalau kamu sangat sedih begitu mendengar kabar kematian Ashoka maka hal itu juga akan terjadi pada kamu ketika aku membunuh anakmu di depan matamu sendiri !” ujar Khurasan sadis
Sementara saat itu, Ashoka tidak terjatuh namun berhasil bergantung di sebuah dinding, Ashoka mulai menaiki dinding tersebut menuju ke atas seraya berkata “Aku tidak bisa mengandalkan Samrat Bindusara atau siapapun untuk melindungi ibuku” ujar Ashoka geram
“Dimana anakmu ? Dan kenapa kamu datang kesini ? Kamu telah tinggal dengan penuh kedamaian selama 14 tahun, selama ini aku tidak mengikuti kamu tapi kamu malah datang kesini ! Kamu seharusnya atau paling tidak memikirkan anakmu” Dharma masih terduduk lemas dilantai sambil menangis, sementara diluar Ashoka sedang berusaha memanjat dinding dan melompat ke dalam bangunan tersebut melalui sebuah jendela dan menemukan pedang kebanggaannya masih berada disana, Ashoka segera mengambil pedangnya tersebut seraya berkata “Panglima Khurasan aku tidak akan membiarkan kamu berhasil dengan cara apapun !” ujar Ashoka marah
Dharma masih terus menangis memikirkan nasib Ashoka seraya memanggil nama Ashoka “Ashokaaa ,,” tepat pada saat itu Ashoka memasuki ruangan itu, Dharma sangat senang melihatnya, sementara Khurasan terkejut tidak percaya melihat Ashoka yang ternyata masih hidup, Dharma segera berlari menghampiri Ashoka dengan deraian airmata, Dharma memeluk anak semata wayangnya itu dengan erat dan penuh kebahagiaan, Ashoka juga ikut menangis dan terharu, sedangkan Khurasan nampak bingung dengan pemandangan di depannya “Ashoka, anakku apakah kamu baik baik saja ?” Ashoka mengangguk sambil tersenyum “Aku baik baik saja, ibu ,,, tidak ada yang terjadi padaku” Khurasan terkejut “Apa ? Ashoka ini adalah anakmu ?” Khurasan teringat bagaimana Ashoka mempermainkannya selama ini “Sekarang aku tahu rencanamu ! Dharma, kamu tidak akan bisa menghadap ke depan Samrat Bindusara ! Dengan begitu kamu bisa menyerahkan anakmu ini padanya dan dia bisa memenangkan keyakinannya ! Dan begitu dia tahu kenyataan yang sebenarnya tentang Ashoka maka dia pasti akan menjadikannya sebagai putra mahkota !” ujar Khurasan geram “Ashoka, kamu memang sangat pintar, kamu bilang ke Samrat Bindusara kalau ibumu telah meninggal, kamu sekolah di sekolah anak anak bangsawan lalu menjadi putra mahkota tapi jika semua itu tidak berjalan dengan baik maka kamu menipu keturunan Maurya !” Ashoka marah “Itu tidak benar !”, “Bukti apa yang kamu punya ?” ejek Khurasan “Kebenaranlah yang diperlukan bukan bukti !” Ashoka kemudian bertarung melawan Khurasan, Dharma panik sambil memanggil nama Ashoka “Ashoka !” Ashoka menatap ke arah ibunya, kesempatan ini digunakan oleh Khurasan, Khurasan segera melempar pedang Ashoka kemudian Khurasan berusaha membunuh Dharma namun Ashoka langsung bersimpuh dilantai sambil memegang kaki Khurasan dan memintanya untuk menghentikan aksinya ini “Dharma, kamu telah kalah dalam kesempatan terakhir untuk hidup !” ujar Khurasan lantang “Ashoka, kamu dan ibumu ini akan mati ditanganku dan kalian berdua akan diingat sebagai pengkhianat !” Ashoka menggelengkan kepalanya “Tidak ! Kamu ingin membunuh kami berdua ? Bunuh saja kami tapi jangan fitnah nama ibuku ! Aku memang tidak bisa memberikan penghormatan pada apa yang pantas di dapatkan dalam kehidupan ibuku tapi biarkan dia mendapatkan kematian yang terhormat, jangan tunjukkan dia sebagai seorang pengkhianat setelah kematiannya” pinta Ashoka dengan mengiba “Apa yang akan aku katakan pada Samrat Bindusara ? Aku telah meminta Maharani Niharika untuk menghadirkan Dharma sebagai seorang pengkhianat karena aku dalam bahaya, Samrat Bindusara mencurigai aku, jadi sekarang aku akan melimpahkan semua kesalahan ini padamu, apa yang tidak bisa aku lakukan pada empat belas tahun yang silam, akan aku lakukan sekarang !” saat Khurasan hendak menghajar Ashoka dengan pedangnya tiba tiba Bindusara hadir ditengah tengah mereka dan menghentikan tindakan Khurasan dengan meletakkan pedangnya di pedang Khurasan, Khurasan tercengang, sedangkan Dharma dan Ashoka juga terkejut menatap kearahnya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 156 by Sally Diandra