Sinopsis Ashoka Samrat episode 157 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, di ruang pribadi Bindusara yang dikhususkan untuk Dharma, Bindusara yang sangat bahagia mengetahui kalau Dharma, istrinya yang tercinta masih hidup dan ternyata Ashoka adalah anaknya sedang menikmati makan siang bersama sama, dengan senang hati Bindusara menyuapkan makanan itu ke istri dan anaknya “Hari ini aku baru tahu kalau aku ini salah, aku telah meragukan cintaku, aku tidak bisa mempercayai Samrat Bindusara dan aku terus menjauhkan Ashoka dan diriku sendiri dari cinta ini, aku memang lemah” ujar Dharma penuh haru, Bindusara segera menggenggam tangan istrinya “Ibu, apa yang ibu lakukan itu bukan suatu kelemahan, hanya orang yang kuat yang bisa melakukannya” Ashoka berusaha menghibur hati ibunya “Ini semua sebenarnya adalah salahku, aku telah berjanji padamu bahwa aku akan kembali tapi aku tidak kembali, tapi ketika aku melihat kamu di istana ini pada malam itu, aku menjadi tidak berdaya kemudian aku juga tidak tahu bagaimana keadaanmu saat itu padahal kamu berada di depanku setiap waktu dan kamu tidak menemuiku” Bindusara teringat ketika dulu pernah mengajak Dharma yang saat itu masih menjadi pelayan untuk melihat patung Dharma yang dibuatnya khusus untuk mengenang Dharma, Dharma terharu dengan ucapan suaminya “Aku telah bersalah dengan mempercayai panglima Khurasan dan percaya begitu saja kalau kamu telah meninggal, karena aku, kamu dan Ashoka harus menghadapi berbagai macam masalah yang begitu banyak” Ashoka terdiam mendengarkan ucapan ayahnya “Ashoka menjadi begitu membenci ayahnya dan aku memang pantas untuk itu” ujar Bindusara sedih, Ashoka teringat ketika dulu dia meluapkan amarahnya pada ayahnya di depan Bindusara ketika mereka berdua berada di rumah Ashoka di desa
“Aku memang sangat membenci ayahku pada saat itu sampai aku tidak tahu kenyataan yang sebenarnya tapi setelah mengetahui semua kebenaran ini, aku tidak bisa membencimu, ayah ,,, karena itu adalah dosa” Bindusara tersenyum bahagia mendengar ucapan Ashoka, Dharma juga sangat senang mengetahui Ashoka tidak marah lagi pada ayah kandungnya “Aku berjanji padamu, aku menyingkirkan semua tuduhan yang ditujukan padamu Dharma, Ashoka dan kamu akan mendapatkan kehormatan yang layak kalian dapatkan” Dharma tersenyum senang sambil memegang tangan suaminya itu, begitu pula Ashoka dengan senyumnya yang menawan “Dharma, aku tidak akan pernah melanggar kepercayaanmu, aku akan selalu bersamamu bahkan kematianpun tidak akan bisa memisahkan kita” Dharma langsung menutup mulut Bindusara dengan tangannya ketika mendengar ucapan Bindusara sambil menggelengkan kepalanya, siang itu mereka bertiga benar benar menikmati kebersamaan mereka sebagai keluarga yang utuh sambil menikmati makan siang bersama.
Di ruang sidang kerajaan Magadha, Bindusara telah mengundang seluruh anggota keluarga dan para petinggi kerajaan Magadha untuk berkumpul disana, semua orang sudah di hadir disana, semua orang merasa penasaran kenapa mereka semua disuruh berkumpul diruang sidang “Radhagupta tadi mengajak Samrat Bindusara keluar dan dia juga tidak kelihatan” ujar Subhrasi heran “Panglima Khurasan juga tidak berada disini” sela perdana menteri Khalatak tepat pada saat itu Bindusara memasuki ruang sidang bersama Ashoka dan Dharma yang saat itu menutupi wajahnya dengan dupattanya yang diturunkan kebawah menutupi sebagian wajahnya, semua orang semakin penasaran dan bertanya tanya “Sekarang aku akan mendapatkan saudara saudaraku yang sangat mengkhawatirkan aku” bathin Ashoka dalam hati, di belakang mereka Chanakya juga ikut memasuki ruang sidang “Samrat, ada apa ini semua ?” tanya Charumitra ketika Bindusara telah duduk di singgasananya “Bagaimana kamu mendapatkan luka itu, Samrat ?” tanya Subhrasi cemas ketika melihat tangan Bindusara dibalut kain “Samrat, kamu dari mana saja ? Dan dimana panglima Khurasan ?” tanya Noor penuh curiga, sementara Helena juga hanya diam saja sambil menduga duga ada apakah gerangan
“Kalian semua yang hadir disini pasti mempunyai banyak sekali pertanyaan dan aku akan menjawabnya disini” suara Bindusara mulai terdengar, semua orang tegang “Selama ini kita telah menghadapi banyak sekali masalah akhir akhir ini akan tetapi sekarang permasalahan tersebut akan segera berakhir, aku ingin mengatakan pada semua orang siapa yang berada di balik semua konspirasi ini !” Helena dan Noor semakin tegang, semua orang juga penasaran, sementara Chanakya dan Ashoka tenang saja “Maharani Niharika mengatakan selain pangeran Justin dan Raja Jiraj, Dharma juga terlibat dalam konspirasi ini, dia telah menghadirkan sejumlah bukti dan aku juga mengatakan padanya ketika aku bisa mengetahui semua kenyataan yang sebenarnya maka aku akan memberi tahukan pada semua orang kalau Dharma dan anakku berada disini !” suasana semakin tegang ketika Bindusara mengucapkan hal tersebut, semua orang penasaran di mana gerangan Dharma dan anaknya “Ashoka dan Chanakya telah menemukan Dharmaku dan menceritakan padaku semua kenyataan yang sebenarnya, sebelum aku mengatakan kalau Dharma itu seorang pengkhianat atau bukan, pertama aku ingin mengenalkan pada kalian semua untuk bertemu dengan Dharma !”
Bindusara segera berdiri dan turun dari singgasananya dan menghampiri Dharma yang berdiri didepannya dengan wajah tertunduk kemudian Bindusara membuka dupatta yang menutupi wajah Dharma seraya berkata “Inilah dia istriku, Dharma !” semua orang yang hadir di ruang sidang itu terkejut begitu melihat kalau pelayan kerajaan yang bernama Shevika ternyata adalah Dharma, sementara Dharma merasa gelisah dan tegang “Semua yang terjadi ini untuk kebaikan dan semua yang terjadi hanya untuk kebaikan saja” ujar Bindusara sambil memegang tangan Dharma, kemudian Bindusara kembali duduk di singgasananya “Bagaimana mungkin kalau Shevika itu adalah Dharma seseorang yang kamu cintai, Samrat ?” Subhrasi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini, sementara Helena teringat ketika Dharma berada di depannya setiap waktu, Charumitra juga teringat ketika dia menghina Dharma dulu, Noor sangat ingat bagaimana sikapnya yang buruk ke Dharma selama ini, sementara Sushima juga teringat ketika dia melukai Dharma, sedangkan Siamak juga teringat ketika dulu dia menyelamatkan Dharma di hutan ketika di kejar kejar oleh anak buah kakeknya, kemudian Ahenkara juga teringat ketika dirinya bersama sama Dharma membersihkan ruang penggiling gandum ketika Dharma di hukum, dan Drupata juga sangat ingat Dharma adalah pelayannya yang selama ini menemaninya kemana mana, berlari lari dan bersenda gurau bersama
“Dia tidak bisa menjadi Maharani Dharma, karena dia itu Shevikaku, ayah !” ujar Drupata polos, Bindusara hanya tersenyum “Untuk keselamatan Dharma dan anaknya, Dharma menyamar sebagai pelayan karena sangat penting baginya untuk hidup di istana ini, Chanakya lah yang mengatur semua ini” ujar Bindusara tenang “Lalu apa perlunya itu semua ?” ujar Charumitra kesal “Jika dia itu Dharma, maka di mana anaknya ?” Helena mulai buka suara dengan perasaan tegang “Dia ada disini juga ! Tidak hanya hari ini tapi selama beberapa hari yang lalu, seorang anak yang selalu siap untuk menyelamatkan keluarga dan tanahnya, ketika kalian tahu tentang anakku maka kalian akan tahu bahwa ibunya tidak mungkin menjadi musuh Magadha, anak inilah yang membuktikan kalau Dharma tidak bersalah selama ini” semua orang semakin tegang menanti siapa anak Dharma “Anakku dan Dharma adalah ,,, Ashoka !” semua orang semakin terperangah tidak percaya begitu mendengar nama Ashoka disebut sebagai anak Dharma dan Bindusara, semua orang menatap kearah Ashoka dengan tatapan heran, sementara Ashoka hanya terdiam dan membusungkan dada, sedangkan Bindusara tersenyum senang melihat anaknya ini… Sinopsis Ashoka Samrat episode 158 by Sally Diandra