Sinopsis Ashoka Samrat episode 162 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Ashoka masih berhadap hadapan dengan Sushima di ujung koridor di dekat kamar Ahenkara “Aku kira kamu itu murahan tapi ternyata kamu juga pengecut dengan melibatkan nyawa ibumu dalam bahaya untuk mendapatkan tahta kerajaan !” mendengar sindiran Sushima, Ashoka benar benar marah sambil berteriak “Kakkkaaaakkk !!!” Sushima tertawa sinis “Apa yang akan kamu lakukan ? Apakah kamu akan menghajarku ? Kamu ini bukan rakyat biasa lagi sekarang” ejek Sushima “Kamu benar benar egois ! Dan kamu masih saja seperti itu !” ujar Ashoka geram “Suatu saat nanti kamu pasti akan dilempar dari istana ini !”, “Sudah aku katakan dengan sejelas jelasnya kalau aku tidak menginginkan tahta apapun ! Kamu pasti tidak akan percaya pada apa yang aku katakan ini jadi aku juga tidak akan mencobanya dari sekarang ! Aku tidak bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaanmu karena aku bukan anak biasa lagi sekarang !” ujar Ashoka sambil menatap kearah Sushima tajam “Pertarungan diantara kita sekarang sama, camkan itu dalam benakmu !” ujar Ashoka kesal dan segera berlalu meninggalkan Sushima, sementara Sushima hanya bisa menahan amarahnya
Di kamar Chanakya, Chanakya sedang merenung sambil memperhatikan gambar labirin yang terpampang di depannya, tak lama kemudian Radhagupta menemuinya dan berkata “Guru, apakah kamu tidak tidur ?”, “Aku sedang bermimpi, beberapa mimpi harus dilihat ketika kita terjaga, Radhagupta ,,, kadang kadang sangat sulit untuk membuatnya menjadi sebuah kenyataan dan impianku adalah membuat Ashoka menjadi Samrat” ujar Chanakya cemas “Orang orang bisa saja masuk ke dalam labirin tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk keluar dari labirin itu, seseorang yang ada didalam sana harus menemukan jalan keluar dan juga harus bisa melindungi dirinya sendiri, Ashoka telah memasuki istana yang penuh teka teki ini, kecuali Samrat Bindusara, semua orang telah menentangnya dan musuh terbesar Ashoka adalah Sushima yang selalu menginginkan tahta kerajaan untuk dirinya sendiri, yang kedua adalah Rani Noor yang ingin melakukan balas dendam untuk ayahnya dan menjadikan anaknya sendiri menjadi Samrat dan yang ketiga, ini adalah musuh yang paling penting yaitu Rajmata Helena, dia akan mencoba untuk melukai Ashoka dengan cara melukai Bindusara juga” Radhagupta hanya terdiam mendengarkan penjelasan gurunya ini “Hari ini panglima Khurasan terdiam di dalam ruang sidang, hal ini menunjukkan kalau antara Rajmata Helena dan panglima Khurasan memang telah terjadi kesepakatan, panglima Khurasan tahu kalau anak laki lakinya itu dibunuh hanya oleh orang orang Yunani tapi kenapa dia malah membantunya ?” Chanakya merasa heran “Ketika seorang musuh terdiam, hal itu sangat sulit untuk menemukan rencana apa yang sedang mereka lakukan ? Bagaimana mereka akan menyerang kita ? Ini sangat sulit untuk menemukan musuh musuh kita dari orang orang kita sendiri, Ashoka bisa saja takut untuk bertarung dengan orang orang yang sangat dekat dengannya, saat ini bahaya sedang mendekati Ashoka, kita harus berhati hati, Radhagupta” ujar Chanakya cemas
Ashoka sedang di kepung oleh para prajurit lalu Ashoka mulai bertarung dengan para prajurit tersebut “Kamu tidak akan bisa pergi dari sini, Ashoka ! Kamu akan tinggal di penjara ini sekarang !” dari kejauhan Ashoka mendengar suara ibunya yang meminta tolong, tiba tiba saja Ashoka terbangun seraya berteriak “Ibuuuuu !!!” rupanya Ashoka bermimpi buruk “Aku pikir aku akan merasa damai setelah menangkap panglima Khurasan, tapi kenapa aku bermimpi seperti itu tadi ? Kata Chanakya ini baru saja permulaan, apa maksudnya ?” Ashoka merasa heran dan bingung juga bertanya tanya
Keesokan harinya, Dharma sedang memberikan berkat ke seluruh ruangan kamarnya, Bindusara datang menemuinya, Bindusara terpesona padanya seraya berkata “Kamu telah menghadapi begitu banyak penderitaan tapi masih saja bisa tersenyum” ujar Bindusara dengan senyumnya yang menawan “Kehidupan itu adalah tentang hidup untuk orang lain” ujar Dharma sambil tersenyum manis “Pemikiranmu ini telah memaksa aku untuk hidup selama bertahun tahun, Dharma” ujar Bindusara “Dan sekarang, aku harus belajar bagaimana caranya untuk menjadi seorang ratu, bagaimana caranya berpolitik, bagaimana caranya untuk bersikap” ujar Dharma “Jadilah dirimu sendiri, kamu sudah sempurna” ujar Bindusara sambil tersenyum kemudian berlalu meninggalkannya. Sepeninggal Bindusara, tiga orang pelayan menemui Dharma dan berkata “Maharani Charumitra mengirimkan kami untuk membantu anda, Rani Dharma” Dharma tertegun “Aku tidak memerlukan kalian” ujar Dharma “Kamu mungkin memang tidak memerlukan pelayan tapi seorang teman masih diperlukan bukan ?” ujar Kasturi sambil berdiri di ujung pintu kamar Dharma, Dharma tersenyum senang seraya berkata “Mengapa tidak ?”
Para pelayan mendatangi kamar Ashoka dan tidak menemukan dia dimana mana “Kemana dia pergi ? Orang orang bisa saja mencurigai kita kalau kita telah menculik dia” para pelayan pada kebingungan, salah seorang prajurit yang ditanyaipun tidak tahu kemana Ashoka pergi, tiba tiba Ashoka terbangun dilantai disisi tempat tidurnya, para pelayan keheranan melihatnya “Pangeran, kenapa kamu tidur di lantai ?”, “Aku tidak suka tidur diatas ranjang, jangan katakan pada ibuku ya kalau aku tertidur terlalu lama” ujar Ashoka “Kami akan memandikanmu, pangeran ,,, dan membantumu berdandan layaknya seorang pangeran, kami harus melakukan semacam ritual yang biasanya kami lakukan ketika seorang pangeran lahir” ujar salah satu pelayan “Kami juga akan menghiburmu, pangeran ,,, dengan nyanyian kami” ujar para pemusik yang juga mendatangi kamar Ashoka “Apa yang dikatakan oleh Chanakya memang benar adanya, memang tidak mudah menjadi seorang pangeran” bathin Ashoka dalam hati
Sementara itu diluar, digerbang istana kerajaan Magadha, Radhagupta memberikan perintah pada kepala prajurit yang sedang berjaga “Tidak ada seorangpun yang bisa memasuki istana tanpa kartu tanda pengenal dan interogasi !” ujar Radhagupta, kepala prajurit mengangguk tanda mengerti. Sepeninggal Radhagupta, tak lama kemudian terlihat seorang gadis pendatang baru mendatangi pintu gerbang istana, kepala prajurit segera menghentikannya dan memintanya untuk menunjukkan kartu tanda pengenalnya, gadis itupun menunjukkan kartunya itu, akhirnya sang prajurit membiarkannya masuk ke dalam istana.
Ashoka memasuki kamar mandi kerajaan, para pemusik dan penyanyi mulai mendendangkan lagu tentang Ashoka untuknya, dua pelayan yang melayani Ashoka mandi juga mulai menuangkan susu yang dicampurkan ke dalam air kamar mandi “Heei heiii, sudah sudah cukup ! Cukup !” Ashoka segera menghentikan kedua pelayannya itu menuangkan susu lebih banyak ke bak mandinya “Aku tidak ingin membuang begitu banyak susu didalamnya” ujar Ashoka “Ini adalah satu satunya ritual memandikan pangeran dengan susu ketika dia lahir, pangeran” ujar salah satu pelayan “Aku hanya tidak ingin membuang buang susu itu, kamu tidak usah melakukan ritual dengan menambahkan sejumlah susu, berikan susu yang masih tersisa ini untuk orang orang miskin saja” ujar Ashoka, para pelayan itupun menurut dan menaruh bejana yang berisi susu itu dibawah kemudian Ashoka menyuruh mereka berbalik dan berdiri di pojokkan selama dia mandi, para pelayan itu kembali menuruti perintah Ashoka. Ashoka segera melepas pakaiannya satu per satu dan masuk ke dalam bak kamar mandi kerajaan, para penyanyi dan pemusik masih menyanyikan lagu Ashoka hai untuk menghibur Ashoka yang bermain main air dengan senangnya
Sementara itu gadis msterius yang baru saja memasuki istana kerajaan Magadha mengahmpiri kamar Ashoka, dia membuka dupattanya sendiri “Tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan Ashoka dari seranganku” tiba tiba seekor ular kobra keluar dari balik rambutnya yang panjang dan meluncur turun melalui tangannya, ular itu memasuki kamar Ashoka melalui lubang bawah pintu, ular gadis misterius itu mengigit para pemusik yang sedang bernyanyi satu per satu, mereka pun langsung pingsan tidak sadarkan diri. Didalam kamar mandi Ashoka masih asyik bermain air, para pelayan yang menemani Ashoka mulai heran ketika tidak didengarnya lagi suara para penyanyi tersebut “Aku akan mengeceknya tapi kita tidak bisa meninggalkan pangeran Ashoka begitu saja” ujar salah satu pelayan yang masih berdiri membelakangi Ashoka, Ashoka sendiri juga merasa heran ketika tidak didengarnya lagi nyanyian untuknya “Kenapa para penyanyi itu menghentikan nyanyian mereka ?” tepat pada saat itu ular kobra itu telah menghampiri Ashoka dan tepat berada di belakangnya tanpa Ashoka sadari.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 163 by Sally Diandra.