Sinopsis Ashoka Samrat episode 164 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, di ruang pribadi Chanakya, Chanakya dan Radhagupta masih membahas soal orang orang yang meninggal di kamar Ashoka karena gigitan ular berbisa “Guru, kita seharusnya menyelidiki racun ini” ujar Radhagupta “Kita tidak mempunyai banyak waktu, pembunuh ini pasti akan mencoba untuk menyerang kembali, kita harus menghentikannya !” ujar Chanakya geram “Tapi kita tidak tahu tentang pembunuh ini, guru ,,, bagaimana caranya kita menangkapnya ?”, “Apa cara yang paling mudah untuk memberikan racun pada seseorang ?” sela Chanakya “Mencampurkannya dalam makanannya !” jawab Radhagupta “Tepat ! Kalau begitu awasi dapur dengan mengirimkan mata mata kita kesana dan mintalah mereka untuk merasakan setiap masakan yang dibuat, mata mataku yang bernama Yashesvri juga berada di dapur” Radhagupta memohon ijin dan segera menuju ke dapur, sementara Chanakya terduduk di kursinya seraya berkata “Ashoka telah menjadi seorang pangeran sekarang dan serangan baru saja dimulai pula mulai dari sekarang sampai mendapatkan tahta kerajaan Magadha, apa yang akan terjadi nanti pada Ashoka ?” ujar Chanakya cemas
Sementara saat itu Ashoka sedang bersama Ahenkara di kamar Ahenkara, Ashoka sedang menidurkan adik Ahenkara yang masih bayi dengan mengayun ayunkan tempat tidurnya “Paling tidak dengan membunuh ibuku dan ayahku, akhirnya kamu menjadi seorang pangeran” ujar Ahenkara sedih “Jika kamu ingin membunuh aku maka kamu bisa melakukannya tapi jangan bunuh aku dengan ucapanmu yang pedas itu, jika aku bisa melakukan sesuatu, aku pasti akan melakukannya, putri” ujar Ashoka sambil terus mengayunkan ayunkan box bayi itu “Kenapa kamu sangat perhatian padaku ?”, “Kamu adalah temanku dan masalahmu adalah masalahku juga” Ahenkara tertegun dengan ucapan Ashoka “Jadi hanya karena alasan itu saja ?”, “Apapun yang terjadi dalam kehidupanmu, sepertinya selalu terkait dengan aku, ibumu telah meninggal dan aku adalah salah satu penyebabnya jadi jika kamu membutuhkan sesuatu dari aku maka kamu tinggal bilang saja” ujar Ashoka dengan senyumnya yang menawan “Apapun ?” Ashoka segera mengangguk “Ya ! Apapun !” kedua bola mata Ahenkara berkaca kaca, Ahenkara terharu sambil memalingkan wajahnya,
Ashoka menghampiri Ahenkara seraya berkata “Kamu khawatir tentang pangeran Sushima ?” Ahenkara menggelengkan kepalanya “Bukan seperti itu” Ashoka memegang dagu Ahenkara lembut dan memalingkan wajah Ahenkara agar menatapnya “Jika kamu tidak mau menceritakan ke aku maka bagaimana aku bisa menyelesaikan masalahmu ?” Ahenkara menatap ke arah Ashoka sedih kemudian memeluknya sambil menangis pilu, tepat pada saat itu Sushima memasuki kamar Ahenkara dan melihat Ashoka dan Ahenkara sedang berpelukan, Sushima sangat marah, di tariknya tubuh Ashoka dan di dorongnya sambil ditonjoknya dengan keras hingga Ashoka jatuh terjerembab ke lantai, Ahenkara kaget dan terkejut, Sushima menatap Ashoka penuh dengan kebencian, Ashoka segera berdiri “Berani beraninya kamu menyentuh calon istriku !” bentak Sushima lantang “Bukan seperti itu, kak !” jawab Ashoka lantang pula “Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri”, “Apa yang kamu pikirkan itu salah, pangeran Sushima !” sela Ahenkara “Itu artinya kamu memberikan tanganmu dengan kemauanmu sendiri ! Aku melihatnya sejak kamu tahu kalau Ashoka itu seorang pangeran ! Kamu selalu mencoba untuk dekat dengannya !” bentak Sushima “Kamu tidak bisa menuduh dia dengan tuduhan seperti itu, kak !”, “Jadi kamu ingin aku ini diam saja setelah melihat semua ini ? Ahenkara ini rupanya ingin menyingkirkan aku, itulah mengapa di terus mendekati Ashoka dan Ashoka juga ingin menikahi seorang putri, itulah mengapa kamu berusaha mendekati Ahenkara” ujar Sushima kesal
“Putri Ahenkara, jangan lupa kalau aku telah melakukan kebaikan pada kamu dengan menikahi kamu, kamu hidup disini ini atas biayaku !” ujar Sushima sambil menatap tajam kearah Ahenkara “Setiap orang mempunyai hak untuk bermimpi !” ujar Ashoka dari arah belakang Sushima “Suruh dia untuk meninggalkan tempat ini !” bentak Sushima lagi sambil melotot ke arah Ahenkara kemudian berbalik melotot ke arah Ashoka “Ini adalah kamar putri Ahenkara, kamu tidak berhak berada disini dengan seperti ini !” ujar Ashoka lantang sambil menatap tajam ke arah Sushima “Sudah ! Sudah ! Sudah ! Aku tidak mau menjadi alasan penyebab pertengkaran antara dua bersaudara, kalian berdua pergi dari sini !” bentak Ahenkara lantang “Pangeran Sushima, kamu memang saudaraku tapi jangan uji kesabaranku dengan cara seperti ini, aku tidak akan melupakannya !” ujar Ashoka kemudian berbalik dan meninggalkan mereka berdua, sepeninggal Ashoka, Sushima langsung mencengkram kedua pipi Ahenkara seraya berkata “Jika kamu berusaha untuk menceritakan pada orang lain kalau kamu tidak ingin menikah denganku maka kamu akan kehilangan adik kecilmu itu juga, seperti kedua orangtuamu !” tiba tiba Sushima mengeluarkan sebilah belati dari balik pakaiannya sambil mendekati adik Ahenkara yang berada di ayunan dan bersiap siap hendak membunuh adik Ahenkara itu namun Ahenkara segera mencegahnya “Jangan ! Baiklah, aku tidak akan menceritakan pada siapapun, jangan sakiti adikku” ujar Ahenkara sambil menangis pilu “Bagus, seperti itu seharusnya seorang istri yang baik” ujar Sushima kemudian berlalu meninggalkan Ahenkara yang masih menangis sedih
Sementara itu di kamar Bindusara, Bindusara dan Dharma sedang berbincang bincang ditemani oleh Kasturi “Samrat, dulu aku biasanya yang memasak makanan untuk keluarga kerajaan ketika aku masih menjadi Shevika dan sekarang setelah aku menjadi bagian dalam keluarga kerajaan maka aku ingin memasak makanan untuk keluargaku juga” Bindusara tersenyum mendengar ucapan istrinya ini “Mengapa tidak ?” Dharma dan Kasturi tersenyum “Kasturi, atur semuanya di dapur, kamu telah cukup lama bersama dengan keluargaku dengan baik” ujar Bindusara, tepat pada saat itu Ashoka menemui ayahnya di kamarnya “Ashoka, anakku, masuklah, nak” Ashoka hanya diam saja sambil menahan kekesalannya kepada Sushima “Ashoka, kenapa kamu ? Apakah kamu marah ?” Bindusara dan Dharma terlihat bingung melihat sikap Ashoka yang tidak biasanya seperti ini “Apakah ada sesuatu yang terjadi, Ashoka ?”, “Ya dan kita harus memberikan perhatian yang lebih padanya atau hidupnya akan hancur ! Dia tidak ingin menikah dengan kak Sushima, dia memang tidak mengatakannya padaku tapi dia bilang ibunya telah memanfaatkannya” Bindusara mengangguk angguk begitu mendengar ucapan Ashoka “Iya, ayah bisa mengerti tapi kata Maharani Charumitra, Sushima dan Ahenkara itu saling mencintai satu sama lain ketika ayah mengumumkan pernikahan mereka dan Ahenkara kelihatannya bahagia” ujar Bindusara “Mungkin saja dia bersandiwara, ayah” Dharma teringat ketika Ahenkara membantunya membersihkan ruang penggiling gandum, saat itu Ahenkara memuji Ashoka didepan Dharma, Dharma juga teringat ketika Sushima bertindak tidak senonoh ke Ahenkara dengan memaksanya untuk meminum arak “Samrat, kita harus membicarakan hal ini karena kamu juga tidak ingin kan pangeran Sushima hidup tanpa cinta ?” Bindusara menyetujui usulan Dharma “Kamu benar Rani Dharma” kemudian Bindusara menyuruh prajuritnya untuk memanggil Sushima ke kamarnya.
Saat itu Sushima memasuki kamarnya dengan perasaan kesal, Sushima menendang dan melempar semua barang barang yang ada dikamarnya dengan marah, Charumitra langsung memasuki kamar anak semata wayangnya itu dan bertanya ”Sushima, apa yang telah kamu lakukan ?”, “Ibu, aku telah setuju untuk menikahi dia tapi aku tidak bisa kalau dihina terus seperti ini !” Charumitra tertegun mendengar ucapan Sushima yang penuh amarah “Apa kamu bilang ? Dia menghina kamu ?”, “Ahenkara lebih memperhatikan Ashoka daripada aku ! Aku telah memperingati dia !” ujar Sushima kesal “Kamu ini gila ! Tidak akan terjadi apa apa kalau kamu hanya memberinya peringatan karena jika Ashoka mengatakan semuanya ke ayahmu tentang kelakuanmu selama ini, maka mimpimu untuk menjadi Samrat akan berakhir ! Sebelum Ahenkara menemui Samrat Bindusara, aku harus berbicara dengannya !” ujar Charumitra kesal
Sementara itu Ahenkara dan Ashoka sedang bersama dengan Bindusara dan Dharma di kamar pribadi Bindusara “Putri Ahenkara, cobalah untuk menceritakan semuanya secara jelas” ujar Bindusara “Kamu tidak usah merasa takut, ini tentang kehidupanmu sendiri”, “Dan lagi aku telah berjanji pada ayahmu kalau aku akan melindungi kamu, jika kamu tidak ingin pernikahan ini maka katakan padaku” Ahenkara hanya terdiam sambil menangis “Ahenkara, katakanlah” ujar Ashoka “Kalian telah menerima anak perempuan musuh kalian sendiri dan telah memberikan hak untukku untuk menjadi menantu kalian, aku tidak akan bisa membayar semua hutang hutangku, dulu aku memang mencintai pangeran Sushima tapi sekarang ,,,” belum juga Ahenkara selesai mengutarakan isi hatinya, tiba tiba mereka mendengar tangisan adik Ahenkara yang masih bayi, Ahenkara panik ketika melihat Sushima dan adik bayinya yang digendong oleh Charumitra berdiri di depan pintu kamar Bindusara “Kata Sushima, jika aku ingin menemukan putri Ahenkara maka aku harus menemukan pangeran Ashoka terlebih dulu, persahabatan kalian berdua memang sangat menakjubkan” terlihat jelas Sushima sedang memegang sebuah belati, untuk menunjukkan pada Ahenkara kalau dirinya tidak main main, Ahenkara ketakutan “Putri Ahenkara, adikmu ini menangis dari tadi jadi aku pikir aku harus mencari kamu” ujar Charumitra sambil mengayun ayun adik Ahenkara
“Putri Ahenkara rupanya sedang sibuk ngobrol dengan Samrat Bindusara, kalau begitu biar aku yang merawat adiknya ini, ibu ,,, karena bagaimanapun juga dia adalah tanggung jawabku” ujar Sushima sambil mengambil adik Ahenkara dari tangan Charumitra dan berakting seolah olah adik Ahenkara hampir lepas dari tangannya tapi kemudian Shusima menggendongnya lagi” Ahenkara semakin panik, sementara Dharma, Bindusara dan Ashoka tertegun melihat ibu dan anak ini “Pangeran Sushima, kamu harus berhati hati, ketika kamu sudah menganggapnya sebagai sebuah tanggung jawab maka kamu harus bisa memenuhinya” ujar Dharma “Apakah kamu ingin mencoba mengatakan kalau anakku ini tidak bisa melakukan tanggung jawabnya ?” sela Charumitra kesal “Bukan begitu Maharani Charumitra” Charumitra tidak menggubris ucapan Dharma “Putri Ahenkara, kamu belum menyelesaikan ucapanmu, sekarang lebih baik kamu selesaikan dulu ucapanmu itu” Ahenkara gelisah dan nampak ketakutan begitu mendengar ucapan Charumitra “Dulu aku dan pangeran Sushima saling mencintai satu sama lain tapi setelah insiden kebakaran istana, hubungan kami sedikit tegang, pangeran Sushima marah padaku dan dia juga menuduh aku telah ikut berkonspirasi dengan ayahku, sejak itu aku mulai yakin kalau pangeran Sushima tidak mencintai aku lagi tapi itu semua hanya kesalahpahamanku saja” ujar Ahenkara sedih, Sushima tersenyum sinis mendengarnya, sementara Ashoka menatap Sushima dengan tatapan marah…. Sinopsis Ashoka Samrat episode 165 by Sally Diandra.