Sinopsis Ashoka Samrat episode 168 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Ashoka sedang berada di kamarnya sendiri sambil memperhatikan pedang milik kakeknya Samrat Chandragupta seraya berkata “Mulai dari sekarang, kita akan bertarung dengan pedang kita masing masing sampai kita menemukan sebuah kata kata” ujar Ashoka “Aku berharap aku tidak menyakiti siapapun dengan kata kataku khususnya pada saudara sudaraku” ujar Ashoka lagi, sementara itu di kamar Sushima, Sushima juga sedang berkata pada dirinya sendiri “Semuanya itu selalu adil dalam perang dan cinta !” ujar Sushima
Di kamar Sushima, saat itu Sushima masih mempelajari catatan yang diberikan oleh perdana menteri Khalatak, tepat pada saat itu Ahenkara sedang berjalan perlahan lahan menyusuri koridor, Sushima melihatnya lewat jendela kamar “Mau kemana dia ?” ujar Sushima kesal sambil menaruh catatannya itu di meja dan segera keluar menyusul Ahenkara. Di koridor Ahenkara masih berjalan dengan santai namun tiba tiba Sushima menghentikan langkah Ahenkara sambil menggeret tangan Ahenkara dan berkata “Mau pergi kemana kamu kali ini ?” tanya Sushima kesal “Aku dengar Ashoka ,,,” belum juga selesai Ahenkara menyelesaikan kalimatnya, Sushima langsung memotongnya “Jangan begitu khawatir tentang dirinya, apakah kamu lupa batasanmu sendiri ? Jika aku berada di tempatmu aku akan sangat peduli tentang saudaraku daripada seorang teman, kamu lebih baik pergi dan berdoa untuk kemenanganku ! Suatu ketika aku akan menjadi Samrat, maka aku akan membuat semuanya beres ! Apakah kamu mau mendoakan aku ?” pinta Sushima sambil mencengkram lengan atas Ahenkara keras, Ahenkara merintih kesakitan dan dengan nada ketakutan Ahenkara berkata “Ya, aku akan mendoakan kamu” Sushima segera mendorong Ahenkara begitu saja dan berkata “Sekarang, kembalilah ke kamarmu sendiri !” Ahenkara yang tidak bisa berkutik apa apa, akhirnya hanya menuruti perintah Sushima dan berlalu dari sana sambil menangis sedih, sepeninggal Ahenkara, Sushima segera kembali ke kamarnya sendiri, sesampai di kamar, rupanya Charumitra sudah menanti Sushima disana sambil melihat ke arah jendela yang terbuka, Charumitra menghampiri Sushima seraya berkata “Sushima, ibu nanti yang akan mengurus Ahenkara dan Ashoka, kamu tinggal fokus pada misi kamu sendiri ! Kamu harus fokus untuk memenangkan pertandingan ini ! Kamu harus bisa duduk di singgasana kerajaan !” ujar Charumitra geram
Keesokan harinya, di ruang latihan, saat itu semua anak anak anggota keluarga kerajaan sedang berlatih bertarung dengan menggunakan pedang, saat itu Ashoka sedang berlatih pedang bersama Subaho, sedangkan Sushima sedang berlatih memanah dengan boneka sebagai sasaran targetnya, Ashoka dan Sushima saling berpandang pandangan dengan tatapan tidak suka, tak lama kemudian ketika Sushima melesatkan anak panahnya ke boneka tersebut, tepat pada saat itu Ashoka melangkah mundur dan anak panah Sushima hampir mengenai Ashoka namun meleset, mereka berdua terlibat perang mulut, pada saat yang bersamaan perdana menteri Khalatak menghampiri mereka dan berdiri di belakang Sushima, begitu pula Chanakya dan Radhagupta juga menghampiri mereka dan berdiri di belakang Ashoka “Aku akan menunjukkan padamu siapa yang akan menjadi sasaranku dan bagaimana caranya aku menyerangnya ?” ujar Sushima sombong “Ini bukan mengenai sebuah sasaran ketika kamu meleset mengenai, kak” ujar Ashoka, kemudian mereka berdua bertarung dengan menggunakan pedang mereka masing masing “Pangeran Ashoka ! Pangeran Sushima !” Sushima dan Ashoka segera menghentikan pertarungan mereka “Pertarungan itu bukanlah suatu solusi, pikiran yang menjadi solusi dari segalanya !” ujar Chanakya lantang, Sushima dan Ashoka hanya terdiam sambil berpandang pangan satu sama lain lalu pergi berlalu meninggalkan tempat latihan itu
Tak lama kemudian Khalatak menghampiri Chanakya dan berkata “Ashoka belum mendapat pelajaran tentang semua hal yang berkaitan dengan istana kerajaan, Ashoka benar benar belum pernah mendapatkan pelajaran tentang hal ini” ucapan Khalatak ini bermaksud menyindir Chanakya “Tidak ada kerajaan untuk kebijaksanaan, ini tentang sebagaimana bijaksananya dirinya itu dan Ashoka pasti akan memenangkan semua ujian ini” ujar Chanakya optimistis “Aku juga menunggu hal itu, Chanakya” sindir Khalatak “Ashoka harus bisa membimbing dirinya sendiri dan itulah cara bagaimana dia akan membimbing orang lain” Khalatak nampak tidak suka dengan ucapan Chanakya barusan
Di dalam penjara, Noor kembali menemui ayahnya “Noor, siapa yang mencoba meracuni Ashoka ?” tanya Khurasan penasaran “Aku tidak peduli, ayah ,,, jika Ashoka mati atau hidup ! Aku hanya peduli pada Siamak, Bindusara menyuruhnya pergi berjalan jalan hari ini ,,,” Khurasan langsung memotong ucapan Noor yang belum selesai “Kalau begitu kamu seharusnya juga pergi dan temui Dastaan !” perintah Khurasan “Bagaimana bisa aku, ayah ? Aku memang tidak setia pada Bindusara karena dia tidak pernah mencintai aku, aku jatuh cinta pada Justin karena dia bisa memberikan aku cinta yang aku inginkan, tapi kini Justin telah pergi dan sekarang ayah meminta aku untuk ,,,” ujar Noor marah “Saat ini kita tidak berdaya, Noor ,,, dan itulah mengapa aku meminta padamu untuk pergi dan temui Dastaan, dia pasti tidak akan pernah lupa pada apa yang telah aku lakukan untuknya, tapi kita membutuhkan bantuannya, kamu bisa pergi menemuinya sebagai seorang ibu jika tidak sebagai seorang perempuan, apakah kamu bisa melakukan hal ini demi anakmu ?” tantang Khurasan
Di kamar Sushima, Sushima sedang mempelajari materi pembelajarannya, pada saat yang sama Charumitra dan Khalatak datang menemuinya di kamarnya “Ibu sangat bangga pada kamu, Sushima ,,, ibu bangga pada caramu belajar dengan begitu keras untuk mengalahkan Ashoka” ujar Charumitra bangga “Suatu saat aku akan duduk di singgasana kerajaan, ibu ,,, aku tidak akan kalah !” ujar Sushima sombong “Tapi ingat pangeran Sushima, tidak ada seorangpun yang boleh tahu kalau aku memberikan kamu pertanyaan pertanyaan ini untuk ujian hari ini sebelumnya” Sushima mengangguk mantap dengan senyumnya yang mengembang “Maharaj Shri Vinjendar akan mananyai kamu beberapa pertanyaan pada babak pertama, dia itu sangat bijaksana dan berpengalaman, kemudian babak berikutnya adalah Krinath, dia juga akan menanyakan beberapa pertanyaan padamu dan itu yang akan memastikan kamu kalau kamu tidak hanya hafal dengan pelajarannya tapi kamu juga mengerti tentang hal tersebut, kemudian Akhandanand adalah yang ketiga dan yang paling keras, dia yang paling berat, tidak ada seorangpun yang tahu apa yang ada dalam benaknya” ujar Khalatak “Dengan begitu Ashoka pasti akan kalah, Dharma juga akan kalah juga ! Aku tidak akan pernah membiarkan dia menang lagi kali ini !” ujar Charumitra dengan senyumnya yang sinis
Di kamar pribadi Ashoka, Dharma sedang ngobrol dengan Ashoka “Ashoka, jangan pikirkan tentang menang dan kalah, nak ,,, semua ibu itu sama, pangeran Sushima juga sudah ibu anggap seperti anak ibu sendiri” ujar Dharma “Ketika aku tahu kalau dia itu saudaraku, aku ingin melupakan semuanya, ibu ,,, aku fikir pikirannya juga akan berubah, dia pasti tidak ingin menganggap aku sebagai saudaranya” ujar Ashoka sedih “Kamu seharusnya menyayangi dia meskipun dia tidak menyayangi kamu, ibu tahu kamu pasti menyayanginya, kamu telah menghormatinya dari dalam hatimu padanya kan, kamu tidak melakukan hal ini untuk egomu sendiri” ujar Dharma, kemudian Dharma pergi meninggalkan Ashoka
Di koridor istana, ketika Dharma sedang berjalan menuju ke kamarnya sendiri, tiba tiba Dharma mendengar suara Ahenkara yang sedikit menjerit, Dharma segera menghampiri kamar Ahenkara dan dilihatnya Sushima sedang menggendong adik Ahenkara yang masih bayi namun Dharma tidak tahu apa yang diperbuat Sushima terhadap adik bayi Ahenkara, saat itu Sushima sedang mengusap usapkan belatinya di tubuh adik Ahenkara, sehingga Ahenkara merasa ketakutan melihatnya, sementara Sushima membelakangi Dharma, tak lama kemudian Charumitra datang menghampiri Dharma seraya berkata “Sushima itu mencintai Ahenkara, ketika Sushima melihat Ahenkara dan Ashoka saling berpelukkan, dia itu sangat marah, Ashoka itu tidak tahu bagaimana etika kerajaan, dia seharusnya tahu kalau Ahenkara itu adalah calon istri saudaranya” ujar Charumitra dengan tatapan yang dingin dan sinis “Aku percaya pada pelajaran yang telah aku berikan padanya, Maharani Charumitra ,,, dia tidak akan pernah melanggar batasannya” ujar Dharma “Aku juga berharap itu benar, Rani Dharma” ujar Charumitra sinis kemudian meninggalkan tersebut, Dharma juga segera berlalu dari sana, sementara itu di kamar Ahenkara, Sushima masih menggendong adik Ahenkara dan berkata “Aku tidak akan membunuhnya semudah ini, aku memerlukan dia sampai aku menjadi Samrat setelah itu aku mengurung kalian berdua dalam penjara” ujar Sushima sambil tersenyum sinis, Ahenkara hanya bisa terdiam dan ketakutan…. Sinopsis Ashoka Samrat episode 169 by Sally Diandra.