Sinopsis Ashoka Samrat episode 171 by sally Diandra. Masih di arena pertandingan yang kali ini di adakan di tempat terbuka, semua orang sedang menanti kira kira pertandingan yang seperti apa yang kali ini akan dilakukan oleh kedua pangeran tersebut “Jika pangeran Sushima mencoba menggerakkan gerobak itu seperti caranya maka dia akan membahayakan hewan dan rerumputan itu” bathin Khalatak dalam hati, saat itu Sushima yang masih berhadapan dengan seekor anjing hitam segera mencabut pedangnya dan berusaha membunuh anjing hitam tersebut, salah satu guru besar segera menghentikan tindakannya seraya berkata “Apa yang kamu lakukan pangeran Sushima ?” tanya sang guru besar “Aku sedang berusaha menyingkirkan anjing itu dari hadapanku !” ujar Sushima lantang sambil memegang pedangnya “Kalau dengan cara itu maka kamu bisa menyakitinya, pangeran Sushima”, “Tapi aku menyelamatkan rerumputan itu juga” bela Sushima dengan tatapannya yang kesal “Aku hanya ingin tahu solusi apa yang kamu punyai, pangeran Sushima ,,, kembalilah ke tempatmu tadi !” Sushima menurut dan kembali ke tempatnya berdiri dengan perasaan kesal, tak lama kemudian Ashoka diminta maju ke depan, tiba tiba Ashoka berusaha menjauhi anjing itu dengan melompat menjauhinya, kemudian Ashoka membebaskan anak anak anjing yang dilihatnya terjebak di semak semak, anjing itupun segera berlalu dari sana bersama anak anaknya, semua orang tersenyum senang dengan apa yang telah dilakukan Ashoka “Pangeran Sushima, tidak bisa menyadari kalau anjing ini adalah anjing betina dimana dia sedang bersama anak anaknya, itulah mengapa dia berdiri terus disana” ujar salah satu guru besar “Kita seharusnya mencari tahu terlebih dulu apa alasan dibalik kemarahan binatang itu, dia hanya berusaha melindungi anak anaknya dan dia akan sangat marah jika ada seseorang yang melukai mereka” sela Ashoka “Sekarang bagaimana caranya kamu menggerakkan gerobak ini ? Karena gerobak ini bisa menghancurkan rerumputan itu” ujar guru besar itu lagi
“Aku tidak akan menghancurkan rerumputan apapun, guru” ujar Ashoka, kemudian Ashoka mengambil karung yang berada di dalam gerobak dan memanggulnya di punggungnya dan memindahkannya ke tempat yang dituju tanpa menginjak rerumputan yang tumbuh di tanah, Ashoka mencoba berjalan berhati hati selangkah demi selangkah dan hal ini dilakukannya berulang kali hingga barang barang yang ada didalam gerobak itu habis, Sushima yang melihat hal ini merasa kesal dan marah “Ini sebuah penipuan ! Kita seharusnya menggerakkannya bersama sama dengan gerobak itu kan !” ejek Sushima lantang, namun ketika Ashoka kembali lagi, Ashoka juga memanggul gerobak itu menuju ketempat dimana barang barangnya diletakkan disana dan menata kembali satu per satu ke dalam gerobak ketika gerobak sudah berhasil di pindahkan kesana “Ini benar benar penampilan yang mengagumkan, aku belum pernah melihat anak yang jenius seperti dia dalam beberapa tahun belakangan ini” ujar salah satu guru besar, semua orang terkesan dengan penampilan Ashoka, terutama Chanakya dan Radhagupta, lagu Ashoka hai Ashoka he pun mulai terdengar ,,,
Di ruang keluarga istana Magadha, salah satu prajurit melaporkan semua hasil pertandingan ke Bindusara dan keluarganya, Bindusara sangat bahagia dan menghampiri Dharma seraya berkata “Rani Dharma, kamu memang benar ! Persatuan kita harus dilakukan dengan dasar kemanusiaan dan hari ini Ashoka telah membuktikannya, aku sangat bangga pada Ashoka, dia itu anak kita !” ujar Bindusara bangga, Dharma hanya bisa menatap suaminya dengan penuh haru, namun para ratu yang berada di ruang keluarga itu nampak tidak suka dengan ucapan Bindusara, terutama Charumitra yang berusaha memprovokasi Subhrasi, Charumitra segera menghampiri Subhrasi “Aku tidak tahu apa yang kamu rasakan Rani Subhrasi tapi dari cara Samrat menunjukkan perasaan cintanya pada Dharma dan Ashoka, aku merasa kalau Ashoka pasti menang dan Dharma akan merebut semuanya dari kita, dia pasti akan membuat kita menjadi pelayan untuk para ratu” Subhrasi hanya terdiam mendengarkan ucapan Charumitra “Lihat saja Samrat Bindusara benar benar lupa menanyakan tentang Rani Noor, dia tidak bertanya tentang Rani Noor, Siamak ataupun Drupata sekali saja, iya kan ?” Subhrasi hanya terdiam dan mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ini
Di tempat pertandingan kembali ke dalam ruangan pertandingan “Tadi kita telah melihat penampilan kedua pangeran, sampai saat ini kita belum bisa mengatakan siapa yang lebih unggul didepan, putaran terakhir akan lebih jelas terlihat siapa pemenang sebenarnya” ujar sang pembawa acara “Aku tidak akan meninggalkan kesempatan terakhir !” bathin Sushima dalam hati dan tak lama kemudian babak terakhir pun di mulai “Pada babak terakhir ini kalian berdua akan diberikan sebuah situasi dimana kalian berdua harus melakukan sebuah keadilan layaknya seorang Samrat” ujar salah satu guru besar tersebut “Situasinya seperti ini, ada seorang anak, dia telah membunuh beberapa orang di negerinya, kemudian dia ditangkap, untuk menghukumnya, ibu kandungnya memutuskan untuk membunuhnya dengan tangannya sendiri, dengan melakukan hal ini akankah ibunya juga disebut sebagai penjahat ? Apakah dia harus di beri hukuman juga ?” sesaat Sushima melirik ke arah Khalatak meminta bantuan, namun Khalatak mengisyaratkan kalau dia tidak mempunyai jawaban untuk itu dan dia tidak bisa membantunya “Pangeran Sushima, silahkan anda yang pertama kali menjawab” ujar salah satu guru besar “Kejahatan tetaplah kejahatan dan seseorang seharusnya tidak melakukan tindakan keadilan dengan tangannya sendiri, jika seorang ibu telah melakukan pembunuhan maka dia seharusnya juga di hukum” ujar Sushima “Tidak ! Ibu itu tidak seharusnya di hukum !” sela Ashoka “Apa yang kamu katakan pangeran Ashoka ? Membunuh seseorang itu adalah tindakan kejahatan dan jika dia telah melakukan hal ini maka seharusnya dia diberi hukuman juga !” timpal Khalatak yang tiba tiba saja maju kedepan dan mulai menyerang pendapat Ashoka
“Sebelum menyebut ibu ini sebagai pembunuh, ingatlah terlebih dulu kalau dia adalah seorang perempuan, dia adalah seorang ibu, ibu ini melakukan apa yang seharusnya seorang prajurit atau Samrat lakukan, tidak ada alasan pribadi untuk membunuh seorang anak, dia juga sangat menderita dengan membunuh anak kandungnya sendiri” jelas Ashoka “Tapi bagaimanapun juga membunuh adalah tetap membunuh dan hukuman seharusnya diperlakukan sama untuk setiap orang” timpal Khalatak sengit “Situasi pembunuhannya seharusnya di pertimbangkan juga, perdana menteri Khalatak” ujar Ashoka “Peraturan seharusnya sama bagi setiap orang atau kamu mencoba untuk mengatakan bahwa peraturan yang selama ini kita ikuti selama bertahun tahun adalah salah juga ?” ujar Khalatak lagi
“Kamu mengatakan bahwa peraturan dan hukuman seharusnya sama bagi setiap orang maka mengapa para brahmana mempunyai kekebalan hukum dari hukuman tertentu ? Seorang Sudra bisa di hukum karena sebuah kesalahan yang sangat kecil tapi tidak bagi para brahmana, ada banyak hukuman dimana setengahnya untuk perempuan daripada laki laki, aku tidak menentang peraturan atau hukuman yang berlaku tapi aku ingin mengatakan bahwa kita seharusnya memutuskan sebuah hukuman setelah menganalisa situasi dimana kejahatan itu di lakukan” ujar Ashoka, para guru besar merasa kebingungan dan berkata “Guru Chanakya akan mengatakan jawaban yang mana yang benar”, “Tapi campur tangannya dalam hal ini tidaklah benar !” sela Khalatak dengan nada tidak suka “Kami hanya ingin tahu bagaimana pandangannya akan hal ini” ujar salah satu guru besar lagi, akhirnya Chanakya maju ke depan dan berkata “Aku setuju dengan pendapat pangeran Ashoka sepenuhnya, seorang perempuan yang telah membunuh anaknya telah memberikan hukuman pada dirinya sendiri juga tapi aku tidak setuju dengan jawabannya, jika pangeran Ashoka mulai melakukan keadilan dengan cara seperti ini maka rakyat akan bingung dengan keadilan itu sendiri untuk setiap orang, hukuman memang seharusnya diberikan tanpa syarat, hanya dengan cara itu seorang Samrat bisa dibenarkan melakukannya, situasi perempuan yang dihadirkan disini, dia tidak menghadirkan anaknya yang telah melakukan tindakan kejahatan pada Samrat, tapi dia melakukan keadilan sendiri dengan tangannya dan membunuh anak kandungnya sendiri dan membunuh seseorang itu harus di hukum dalam kasus apapun, tidak ada seorangpun yang bisa melakukan peraturan dengan aturannya sendiri, itulah mengapa perempuan ini di sebut sebagai penjahat dan dia telah melanggar aturan yang ada, dia pantas mendapatkan hukuman seperti yang dikatakan oleh pangeran Sushima, pangeran Ashoka mempunyai pemikiran dari hatinya yang paling dalam tapi tidak mempunyai pemikiran sebagai seorang Samrat, keadilan seorang Samrat adalah terbebas dari berbagai macam emosi dan perasaan dan itu seharusnya hanya seperti itu saja dan jika dia tidak menghukum ibu ini maka kepercayaan para rakyat tentang sebuah keadilan akan memudar atau hilang” ujar Chanakya lugas, semua guru besar yang hadir di arena pertandingan itu nampak puas dan memuji pandangan Chanakya “Sekarang semua guru besar akan mendiskusikan nilainya kemudian pemenangnya akan segera di umumkan” ujar sang pembawa acara, Ashoka nampak terluka dan sedih kemudian dia segera berlalu dari sana, sementara Sushima tertawa senang melihat kepergian Ashoka
Sementara itu Khalatak segera menghampiri Chanakya sambil berkata “Aku tidak pernah mengira kalau kamu akan mendukung pangeran Sushima, Chanakya” Chanakya nampak tertegun dan berkata “Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, ini bukan tentang pangeran Sushima, perdana menteri Khalatak” ujar Chanakya datar “Pangeran Ashoka nampaknya tertarik dengan tahta kerajaan namun tidak dia tunjukkan” sindir Khalatak “Perdana menteri Khalatak, matahari tidak membutuhkan cahaya untuk bersinar, karena dia akan selalu bersinar, meskipun kadang kadang gerhana datang menutupi di depannya tapi sesaat gerhana itu akan pergi meninggalkannya dan matahari akan bersinar kembali” ujar Chanakya tenang “Kita akan lihat itu nanti, Chanakya” ujar Khalatak dengan nada menyindir dan segera berlalu meninggalkan Chanakya, Chanakya hanya bisa tertegun memperhatikan kepergian Khalatak
Di sebuah ruangan, Ashoka sedang merenungi jawaban Chanakya tadi, Ashoka merasa sedih dan kecewa, Subaho dan Vasu menghampiri Ashoka seraya berkata “Ashoka kamu ini adalah Samrat masa depan ! Jawaban jawabanmu sangat menakjubkan yang kamu berikan di pertandingan tadi, apakah kamu akan melupakan kami berdua setelah kamu menjadi seorang Samrat ?” ujar kedua teman Ashoka itu sambil mengatupkan kedua tangan mereka di depan dada, Ashoka tersenyum sambil menghampiri kedua temannya itu dan berkata “Aku tetap tidak akan berubah” ujar Ashoka “Kamu adalah Samrat kami, Ashoka !” mereka bertiga kemudian berpelukkan erat, tepat pada saat itu Sushima menghampiri mereka bareng Indrajeet sambil berkata “Kamu mungkin menikmati kemenanganmu tapi ketika aku menjadi seorang Samrat maka aku akan menunjukkan pada kalian semua !” ujar Sushima sinis, dengan tenang Ashoka menghampiri kakak tirinya itu dan berkata “Kamu itu tidak mengerti apa apa tentang aku, kak Sushima ,,, aku hanya ingin melayani bangsaku dan untuk itu aku tidak membutuhkan sebuah tahta apapun !” ujar Ashoka sambil berlalu meninggalkan Sushima diikuti oleh Subaho dan Vasu yang mengekor dibelakangnya, Sushima sendiri nampak kesal dengan ucapan Ashoka.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 172 by sally Diandra.