Sinopsis Ashoka Samrat episode 172 by Sally Diandra. Di ruang keluarga kerajaan Magadha, saat itu para ratu Magadha sedang menunggu hasil pertandingan antara Sushima dan Ashoka “Saat ini antara Ashoka dan pangeran Sushima sudah mulai berselisih paham dan pertandingan ini akan membuat mereka saling jauh satu sama lain” ujar Dharma cemas, sementara ratu yang lain hanya diam saja mendengarkan “Khalatak pasti telah mengerjakan tugasnya” bathin Charumitra dalam hati, kemudian Charumitra menyuruh pelayannya untuk melihat bagaimana hasil pertandingannya
Di tempat pertandingan, para guru besar sedang berdikusi tentang hasil pertandingan antara Ashoka dan Sushima, salah satu guru besar berdiri dan maju ke tengah seraya berkata “Pangeran Ashoka, mempunyai pemikiran seperti Samrat Chandragupta” ujar salah satu guru, guru yang lain berkata “Pangeran Sushima telah menjawab dengan jawaban yang lebih akurat, jawabannya memang mendekati seperti yang tertulis dan apa yang telah di ikuti, pangeran Sushima tahu semua peraturan” tepat pada saat itu Khalatak menemui para guru besar yang sedang berdiskusi “Kita membutuhkan Samrat yang bijaksana yang mengetahui semuanya dan bisa mengambil keputusan dengan mudah” sela Khalatak “Pangeran Ashoka itu mempunyai pemikiran yang luar biasa tapi merupakan sebuah revolusi (perubahan), jika dia duduk di singgasana kerajaan maka dia akan merubah semua peraturan yang berlaku selama ini yang telah kita ikuti, di sisi yang lain pangeran Sushima mengetahui semua peraturan yang berlaku tapi dia tidak mempunyai pendapat sendiri untuk memutuskan sesuatu dengan pemikirannya sendiri, yang satu sudah siap untuk memerintah tapi tidak mempunyai kemampuan dalam berfikir yaitu pangeran Sushima, yang lainnya mempunyai pemikiran yang sangat luar biasa tapi belum siap untuk duduk di singgasana kerajaan yaitu pangeran Ashoka” semua guru besar nampak bingung, siapa yang harus mereka pilih antara Sushima atau Ashoka, akhirnya semua guru besar meninggalkan ruang berunding tersebut, tinggal satu orang guru yang masih tertinggal, Khalatak juga masih ada disana “Aku harus melakukan sesuatu” bathin Khalatak dalam hati “Jika saja Ashoka menjadi seorang Samrat maka dia akan mengambil semua kemewahan yang ada disini juga yang ada pada dirimu, dia itu mempunyai tipe sebagai seorang pemikir, dia akan memerintah semua orang menurut dirinya sendiri” ujar Khalatak yang berusaha untuk meracuni pemikiran guru besar itu, sang guru besar hanya bisa terdiam dan mendengarkan ucapan Khalatak dengan seksama
Samrat Bindusara dan para guru besar mulai memasuki ruang pertandingan untuk mengumumkan hasil pertandingan antara Ashoka dan Sushima, sementara Ashoka dan Sushima berdiri di depan mereka menanti hasilnya, Bindusara mulai membuka acara pengumuman pertandingan itu “Aku tahu keputusannya pasti akan sangat sulit, ini memang pertandingan yang sangat sulit” kemudian Bindusara mengucapkan terima kasih pada Khalatak yang telah memberinya ide tentang pertandingan pendidikan ini antara Sushima dan Ashoka, kemudian Bindusara duduk di singgasananya, sang pembawa acara mulai membuka kembali bagaimana caranya penentuan pemenang “Di depan kalian ada dua buah bejana, yang satu untuk pangeran Sushima dan yang lain untuk pangeran Ashoka, pengumpulan suara akan dilakukan dan salah seorang dari kalian yang mendapatkan koin yang lebih banyak maka dialah yang akan memenangkan pertandingan ini dan akan menjadi Samrat sementara” ujar sang pembawa acara,
Tak lama kemudian seorang guru besar yang pertama berdiri dan maju ke depan sambil mengambil koin emas tersebut dan berkata “Suaraku untuk seseorang yang mempunyai pemikiran yang tidak terduga, yaitu pangeran Ashoka !” ujar sang guru besar sambil meletakkan koin emasnya di wadah milik Ashoka, semua orang mengelu elu kan nama Ashoka dengan girang, kemudian guru besar yang lain datang dan maju ke depan sambil berkata “Ini merupakan pilihan yang sangat sulit untuk memilih diantara mereka tapi aku akan memberikan suaraku untuk seseorang uang siap duduk di singgasana kerajaan saat ini yaitu pangeran Sushima !” Sushima tersenyum senang ketika guru besar itu memasukkan koin emasnya ke wadah miliknya, pemungutan suarapun terus berlangsung hingga akhirnya pada akhir perolehan suara ternyata Sushima mendapatkan suara yang paling banyak, seorang guru besar maju ke depan dan berkata “Jika aku memberikan suaraku untuk pangeran Ashoka maka keduanya akan sama hasilnya dan aku harus memanggil satu orang lagi untuk melakukan pemungutan suara, sebelum pertandingan ini, aku pikir aku hanya akan memberikan suaraku untuk pangeran Sushima tapi setelah pertandingan ini berakhir, aku sangat terkesan dengan pemikiran Ashoka, aku sangat menghargainya tapi masalahnya adalah bukan pada apa yang dipikirkannya tapi masalahnya itu ada pada kita, pemikiran yang kamu punyai itu, kami tidak mempunyai kemampuan untuk mengimplentasikan pada kehidupan sosial kami, oleh karena itu aku memberikan suaraku untuk pangeran Sushima” ujar sang guru besar
“Jadi tidak di ragukan lagi sekarang kalau pangeran Sushima yang akan menjadi Samrat sementara !” ujar Khalatak lantang, semua orang mengelu elukan nama Sushima “Hidup pangeran Sushima ! Hidup pangeran Sushima ! Hidup pangeran Sushima !” saat itu Ashoka mencoba menjulurkan tangannya untuk mengucapkan selamat pada Sushima tapi Sushima tidak menggubrisnya sama sekali, Bindusara tersenyum senang dan memanggil Sushima, Sushima menghampiri ayahnya itu, Bindusara segera memeluknya erat seraya berkata “Penampilan kamu luar biasa, Sushima !” ujar Bindusara bangga, kemudian Sushima menghampiri Khalatak dan memeluknya erat, Bindusara juga memanggil Ashoka agar mendekat kearahnya juga kemudian Bindusara juga memeluk Ashoka, lalu Ashoka menghampiri ke Chanakya dan berkata “Guru, aku minta maaf, aku telah mencobanya tapi ,,,” Chanakya langsung memotong ucapan Ashoka “Seseorang belajar dari kegagalannya melebihi kesuksessannya, tidak usah bersedih dengan kekalahanmu, tujuanmu, misimu lebih besar daripada ini semua dan tidak ada seorangpun yang bisa merenggutnya dari kamu” ujar Chanakya, Ashoka hanya mengangguk kemudian meninggalkan tempat itu, dan tak lama kemudian Bindusara juga meninggalkan ruangan tersebut.
Di ruang keluarga kerajaan Magadha, pelayan Charumitra berlari lari dan mengabarkan pada Charumitra kalau Sushima telah memenangkan pertandingan “Aku benar benar tidak percaya !” ujar Charumitra senang “Maharani Charumitra, aku juga ikut bahagia, aku tahu pangeran Sushima pasti akan menang, dia telah bekerja keras selama ini” ujar Subhrasi tulus sambil memeluk Charumitra, Dharma yang berada disana juga ikut senang melihat kegembiraan mereka berdua, sementara itu di luar ruang keluarga, Ahenkara yang masih menguping dari luar merasa kesal “Tidak mungkin ! Ini tidak mungkin terjadi ! Ashoka tidak mungkin kalah !” ujar Ahenkara kesal, di dalam ruang keluarga Charumitra menghampiri Helena yang juga mengucapkan selamat untuknya “Aku juga turut bahagia untuk kamu, aku yakin dia akan menjadi seorang Samrat yang baik” mereka berduapun berpelukkan, Dharma juga mengucapkan selamat pada Charumitra “Aku tidak berharap anakmu menampilkan yang terbaik juga, Rani Dharma” ujar Charumitra sinis “Aku akan membantumu untuk menyiapkan penyambutan untuk pangeran Sushima, Maharani Charumitra” ujar Dharma tulus “Tidak ! Kamu tidak dibutuhkan !” sela Subhrasi “Kamu tidak tahu apa apa soal penyambutan ala kerajaan, jadi itu akan sia sia saja kalau kamu ikut bersama kami” sindir Charumitra, kemudian mereka berdua pun pergi meninggalkan ruang keluarga, Helena menghampiri Dharma seraya berkata “Kamu pasti sangat sedih karena anakmu telah kalah tapi Siamak membutuhkan aku, dia juga sangat sedih, aku minta padamu untuk meminta Ashoka agar menjauhi Siamak dulu untuk sementara waktu, karena Siamak mengira kalau temannya telah menipunya, aku akan mencoba untuk membujuknya” ujar Helena sambil berlalu dari sana juga, Dharma hanya bisa terdiam
Di kerajaan Magadha, Bindusara, Sushima dan Khalatak mulai memasuki gerbang istana, sementara Ashoka berjalan di belakangnya, Dharma yang melihat Ashoka cemberut langsung tersenyum pada Ashoka, Ashoka pun tersenyum ketika melihat ibunya “Maharani Charumitra, selamat anakmu telah memenangkan pertandingan, para juri telah memilihnya sebagai Samrat sementara” ujar Bindusara “Dia itu adalah bayanganmu, Samrat … Oleh karena itu dia bisa menang” ujar Charumitra, kemudian Charumitra melakukan aarti untuk Sushima “Ibu, aku telah mencapai kesini, ini semua hanya karena kamu” ujar Sushima “Tidak anakku, ini semua karena hasil kerja kerasmu sendiri dan ini adalah konsekwensinya” kemudian Sushima menyentuh kaki Charumitra meminta restu, kemudian bergeser menyentuh kaki Helena “Dalam beberapa hari ke depan, kamu harus melakukan tugas sebagai seorang Samrat yang hebat dan itu pasti tidak akan terlupakan dalam beberapa tahun kedepan” ujar Helena, kemudian Sushima menyentuh kaki Subhrasi, setelah itu beralih ke Dharma, sesaat Sushima melihat kearah ayahnya yang sedang memperhatikannya kemudian Sushima menyentuh kaki Dharma, dan yang terakhir Sushima menghampiri Ahenkara, sesaat mereka terdiam namun kemudian Ahenkara memberikan ucapan selamat padanya “Aku melakukan apa yang aku katakan” ujar Sushima sombong “Kalau begitu, aku akan meninggalkan istana bersama Chanakya pada malam ini dan pangeran Sushima akan mengambil alih mulai malam ini !” ujar Bindusara
Radhagupta dan Chanakya sedang memperhatikan singgasana Bindusara di ruang pertandingan “Guru, apakah kamu tahu bahwa ini yang akan terjadi ?” tanya Radhagupta cemas “Aku tahu pangeran Sushima pasti akan memenangkan pertandingan tapi aku terkejut melihat bagaimana para guru besar terkesan dengan pemikiran Ashoka, mereka telah siap berfikir dan siap untuk melihat perubahan maka ketika waktunya tiba nanti, semuanya pasti akan berubah dalam masyarakat sekitar kita, aku mungkin sudah tidak ada lagi di dunia tapi aku yakin Ashoka akan memenangkan hati setiap orang dengan pemikirannya yang luar biasanya dan cara dia melihat suatu masalah” ujar Chanakya “”Ashoka tidak hanya akan menjadi seorang Samrat yang agung dari Maurya tapi dia akan di sebut sebagai Samrat terhebat sepanjang masa, seseorang yang menghargai rasa kemanusiaan menjadi cinta seperti mencintai para Dewa” ujar Chanakya bangga… Sinopsis Ashoka Samrat episode 173 by Sally Diandra.