Sinopsis Ashoka Samrat episode 181 by Sally Diandra. Ashoka menemui teman temannya di dalam penjara “Apakah kamu mencoba mengatakan bahwa kami ini pembohong ?” teman teman Ashoka mulai kesal dengan Ashoka “Aku melihat cap sidik jarimu di kertas tanah itu, jika kamu tidak berbohong, Sushima juga tidak berbohong lalu siapa yang benar ?” Ashoka mulai gelisah “Kami tahu kebenaran kami dan kamu sendiri telah berjanji untuk membawa kenyataan yang sebenarnya tentang Shtrujeet ke dunia, sekarang penuhilah janjimu itu, Ashoka !”
Ahenkara yang hendak menemui Dharma di kamarnya bertemu dengan Kasturi di koridor istana dan bertanya tentang Dharma, apakah Dharma ada di dalam kamarnya atau tidak, Kasturi hanya mengangguk “Aku ingin bicara dengan Rani Dharma tapi pangeran Sushima telah memerintahkan para prajurit ini untuk terus bersamaku” Kasturi bisa melihat penderitaan Ahenkara yang dikawal oleh prajurit kemana mana “Prajurit tidak boleh masuk ke dalam kamar Rani Dharma” ujar Kasturi sambil menggandeng Ahenkara masuk ke dalam kamar Dharma, sesampainya di kamar Dharma, Dharma yang sedang istirahat senang melihat Ahenkara datang “Rani Dharma, bagaimana kondisi kesehatanmu ?” Kasturi segera meninggalkan mereka berdua “Aku baik baik saja, Ahenkara” Ahenkara merasa nyaman bila bertemu dengan Dharma “Rani Dharma, bolehkah aku berada disini untuk sementara waktu ? Aku merasa aman bersamamu” Dharma hanya mengangguk
Sementara itu Charumitra dan Helena sedang bermain Chausar di kamar Helena “Rasanya sangat sulit untuk mengalahkanmu dalam permainan ini, Rajmata Helena” Helena hanya tersenyum sinis “Kamu juga telah memainkan permainan ini dengan baik, Maharani Charumitra” Charumitra hanya tersenyum getir . Dikamar Dharma, Dharma memeluk Ahenkara erat, sedangkan Ahenkara malah memeluk Dharma sangat erat seperti enggan dilepaskan, Dharma heran dengan perubahan sikap Ahenkara “Apa yang terjadi denganmu, Ahenkara ?” Ahenkara hanya menatapnya dengan tatapan matanya yang kosong, kembali ke kamar Helena dimana Charumitra dan Helena yang masih asyik bermain Chausar, Charumitra rupanya melakukan trik terbaru untuk mengalahkan Helena. Di kamar Dharma, masih dengan tatapan matanya yang kosong Ahenkara menunjukkan sebuah serangga ke Dharma sambil membuka genggaman tangannya dan berkata “Rani Dharma, dia ini telah menunggu kamu dan teman temannya juga” ujar Ahenkara sambil menunjuk ke arah jendela, tiba tiba banyak sekali serangga yang masuk ke dalam kamar Dharma, Dharma panik begitu melihat banyak serangga masuk ke dalam kamarnya “Ahenkara, singkirkan serangga serangga itu atau mereka akan melukai kamu” Dharma semakin panik, Ahenkara malah tertawa terbahak bahak (rupanya Ahenkara dalam pengaruh ilmu hitam Charumitra) dan tak lama kemudian serangga serangga itu mulai merayapi tubuh Dharma, Dharma hanya bisa menangis dan minta tolong, Kasturi segera menghampirinya “Rani Dharma, ada apa ?” tiba tiba Dharma melihat sudah tidak ada lagi serangga serangga yang menyelimuti tubuhnya, semua itu ternyata hanya imaginasinya belaka “Kasturi, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku ini, aku mohon jangan beritahu Ashoka, dia tidak perlu tahu tentang semua ini” Ahenkara sendiri seperti orang linglung tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, kemudian Ahenkara dan Kasturi berlalu meninggalkan Dharma sendirian di kamarnya.
Di kamar Helena, Helena dan Charumitra masih bermain Chausar dengan sengit, hingga akhirnya Charumitralah yang menang “Kamu telah memenangkan pertandingan ini, Maharani Charumitra” puji Helena “Ini baru saja permulaan, Rajmata Helena” Helena tersenyum sinis
Di tempat Ashoka, Ashoka nampak gelisah dan bingung memikirkan teman temannya “Di satu sisi ada teman temanku dan orang orang yang tidak bersalah yang telah menghadapi kekejaman dan di sisi lain ada prajurit ayahku yang telah melakukan kekejaman dan telah menentang Samrat Bindusara, Sushima tidak mempunyai ide apapun dengan apa yang telah terjadi di belakangnya dan aku tidak mempunyai bukti untuk membuktikannya” ujar Ashoka pada dirinya sendiri “Ayah telah mengatakan padaku sebelum dia pergi kalau Sushima mungkin memang menjadi Samrat tapi aku haru memenuhi tugasku, tapi bagaimana ? Apapun yang aku lakukan dengan kondisi seperti ini, Sushima pasti akan berfikir kalau aku telah melawannya, bagaimana caranya membuat teman temanku mengerti bahwa orang orang Rajvanshi itu tidak jahat dan aku tidak menipu mereka” Ashoka terus berfikir keras bagaimana caranya agar bisa menolong teman temannya “Bagaimana caranya mengurus semua ini ?” tiba tiba Ashoka membayangkan jiwanya keluar dan mengenakan topeng singa seraya berkata “Ashoka, tidak usah khawatir, aku tahu kamu itu tidak bersalah” kemudian jiwa Ashoka itu melepas topeng singanya, Ashoka tertegun melihat jelmaannya sendiri, jelmaan Ashoka berkata “Aku tahu kalau niatmu tidak buruk tapi bagaimana dengan tujuanmu yang ingin melayani rakyatmu ? Aku bisa mengerti kalau kamu telah menghadapi semua kesulitan karena Sushima, teman temanmu tidak mempercayai kamu karena Sushima, karena Sushima juga rakyat telah menderita begitu banyak penderitaan, tanah mereka di renggut oleh prajurit Sushima” Ashoka mendengarkan semua ucapan jelmaannya itu “Dengan hanya diam saja itu sama artinya membiarkan ketidakadilan semakin merajalela” jelmaan Ashoka mengangguk angguk dan berkata “Kamu mulai berfikir seperti Yuvraj tapi untuk kali ini kamu perlu berfikir seperti Vanraj, ketika ketidakadilan terjadi secara umum maka kamu harus mencari cara untuk membawa keadilan yang artinya mungkin dengan cara yang tidak benar atau legal” Ashoka tertegun “Keadilan tidak bisa dibawa dengan cara yang ilegal” jelmaan Ashoka segera menjawab “Itu tidak menjadi masalah, ingat ketika kamu belajar di sekolah bangsawan kalau kamu harus berperilaku terhadap orang lain dengan melihat perilaku mereka dan apa yang mereka pantas dapatkan, kamu harus menentang peraturan yang ada untuk membawa kedamaian seperti yang biasa kamu lakukan sebelum menjadi Yuvraj, tujuanmu sangat besar, Ashoka ,,, jangan fikirkan apakah ini salah atau benar, kamu harus bertarung untuk rakyatmu, kamu harus membawa Yuvraj dan Vanraj bersama sama, kamu harus menggunakan kedua kekuatanmu itu bersama sama sebagai Yuvraj dan Vanraj ! Jika kamu ingin mengalahkan kekejaman orang orang ini maka kamu harus berfikir 100 kali ke depan dibanding mereka” Ashoka mulai mengerti apa yang harus dia lakukan “Kamu benar ! Jika aku ingin bertarung untuk rakyatku maka aku tidak perlu memikirkan apakah itu benar atau salah, aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan tentang aku, aku berjanji sampai aku tidak bisa membawa keadilan dan kedamaian untuk orang orang yang tidak bersalah, aku tidak akan menyentuh pedang Chandragupta ini !” ujar Ashoka kemudian berlalu meninggalkan pedang itu disana sambil mengusap sedikit tanah ke kepalanya kemudian berlalu dari sana, jelmaan Ashoka tersenyum senang sambil mengenakan topeng singanya kembali
Kepala pegawai pencatat data yang menyimpan semua catatan tentang surat surat tanah itu sedang minum minuman keras di kantornya, Ashoka memang sengaja membuat dia meminum banyak arak hingga dia jatuh pingsan karena mabuk, Ashoka segera membawa orang itu ke sebuah tempat tersembunyi dan mengikatnya disana, tak lama kemudian kepala pegawai itu tersadar, Ashoka segera mencecar sejumlah pertanyaan “Bagaimana caranya kamu mendapatkan cap sidik jari dari teman temanku ?” kepala pegawai itu bingung “Apa yang kamu pikirkan ? Apakah aku akan mengatakan yang sebenarnya ? Aku tahu semuanya tapi aku tidak akan mengatakannya ke kamu !” Ashoka tersenyum sinis “Kamu tahu apa yang telah aku balurkan di tubuhmu ini ? Ini adalah madu dan disana ada sarang lebah di sekitar kamu, jika aku melempar batu pada sarang itu maka semua lebah akan menghampirimu sampai kamu tidak bisa hidup lagi, pikirkan jika semua lebah lebah itu menyengatmu, maka kamu akan merasakan kesakitan yang amat sangat, tidak ada pilihan lain semuanya terserah padamu, apakah kamu akan menceritakan yang sesungguhnya atau tidak ?” kepala pegawai itu merasa ketakutan “Kami telah mengirimkan mata mata kami ke tempat Shtrujeet, mata mata itulah yang mengatakan pada kami dimana mereka bersembunyi, kami mendatangi tempat mereka dan membuat mereka tidak sadarkan diri dan mengambil cap sidik jari mereka secara paksa, kami melakukan hal yang sama pada cap sidik jari Shtrujeet” kepala pegawai itu nampak semakin ketakutan “Aku telah mengatakan semua kebenarannya padamu, jadi sekarang lepaskan aku !” Ashoka menunjukkan sebuah belati di tangannya kemudian memotong tali yang mengikat tubuh kepala pegawai itu, Ashoka membebaskan dia “Jangan coba coba untuk mengikuti aku dan jangan tinggalkan tempat ini dengan terburu buru !” ujar Ashoka kemudian meninggalkan kepala pegawai itu, kepala pegawai itu mulai meninggalkan tempat tersebut tapi dia sangat ceroboh, tanpa sengaja kepala pegawai itu menginjak papan yang berjungkit sehingga papan itu melontarkan batu ke arah sarang lebah, lebah lebah itu mulai berdatangan dan menyengat tubuh si kepala pegawai, kepala pegawai berteriak kesakitan, Ashoka berbalik melihat laki laki itu dan berkata “Sudah aku bilang tadi jangan terburu buru meninggalkan tempat ini !” Ashoka segera mengenakan syalnya dan berlalu dari sana
Teman teman Ashoka sedang tertidur di penjara, tiba tiba mereka dikagetkan dengan dua buah pengait yang terkait di terali jendela, di luar penjara Ashoka sedang berdiri disana dengan baju kebesarannya yang berwarna serba hitam dengan plisir emas pada tepinya, Ashoka mengenakan cadar hitam yang menutupi wajahnya, Ashoka segera mengikatkan tali pada pengait itu dan mengikatkan tali sisanya pada kuda kudanya, Ashoka mulai menunggangi kudanya, pengait itu berhasil menjebol keluar terali jendela hingga jendela terbuka sekarang, Ashoka segera melemparkan tali agar teman temannya bisa memanjat keluar kemudian Ashoka menyuruh teman temannya untuk keluar dari penjara, teman teman Ashoka sangat berterima kasih pada Ashoka dan berkata “Teman kami pangeran Ashoka telah menipu kami tapi kamu malah telah menolong kami” rupanya teman teman Ashoka tidak tahu kalau yang menolong mereka adalah Ashoka, Ashoka segera menyuruh teman temannya itu untuk pergi dari sana karena dilihat dikejauhan ada prajurit yang hendak berjalan ke arah mereka “Jika kalian dalam masalah maka kibarkan bendera merah di benteng tinggi itu, aku akan datang untuk menolong kalian” teman teman Ashoka hanya mengangguk sambil melihat kearah benteng yang tinggi, lalu kembali bertanya “Siapa namamu ?” dengan sigap Ashoka menjawab “Agratoot !” mereka pun pergi meninggalkan Ashoka dengan kuda yang sudah disiapkan oleh Ashoka
Ashoka sedang berdiri di benteng tinggi, dia mengibarkan bendera merah bersimbol singa dan melihat kearah kerajaan Magadha, Ashoka teringat bagaimana dia melihat orang orang yang tidak bersalah mati sekarat karena kelaparan, bagaimana teman temannya menghadapi permasalahan mereka, Ashoka membuka cadar yang menutupi wajahnya dan berkata “Identitasku telah menghentikan aku untuk mendapatkan keadilan untuk rakyatku tapi ini adalah takdirku kalau aku telah mendapatkan nama baru dan identitas baru tapi niatku adalah sama kalau aku tidak akan membiarkan ketidakadilan terjadi ! Aku ada disini untuk membawa keadilan dan aku adalah Agratoot !” ujar Ashoka sambil mengenakan cadarnya kembali menutupi wajahnya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 182 by Sally Diandra