Sinopsis Ashoka Samrat episode 184 by Sally Diandra. Di jurang tempat Ashoka berada, akhirnya Ashoka benar benar menabrak dinding jurang tersebut dan melihat ada beberapa ular yang sangat dekat dengan kakinya.
Sementara itu di tempat Chanakya dan Bindusara, Chanakya bertanya pada para prajuritnya tentang Raj Vaid, gadis misterius yang membunuh Raj Vaid sengaja mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pepohonan, Chanakya ingin tahu siapa yang membunuhnya, semalam mereka melihat kalau Raj Vaid bersama dengan Ulka (Mirka si gadis beracun), para prajurit itu teringat kalau mereka melihat Raj Vaid bersama Ulka untuk yang terakhir kalinya “Sepertinya semalam Raj Vaid ngobrol bersama Ulka, lalu setelah itu kami tidak melihat dia lagi kemudian” Chanakya langsung membentak ke semua prajurit yang berdiri di depannya karena mereka ini sangat ceroboh “Begini caranya kalian semua menjaga seorang Samrat ? Satu orang hilang tepat di depan mata kalian dan kalian tidak tahu apa apa ! Keamanan harus di perketat dengan baik sebelum waktunya, apa yang akan kita lakukan jika Samrat Bindusara membutuhkan Raj Vaid ? Keamanan akan benar benar ketat sekarang ! Aku akan memutuskan prajurit yang mana yang akan menjaga Samrat Bindusara dan aku ingin Raj Vaid ditemukan bagaimanapun caranya ! Cari dia di semua tempat atau kalian akan di beri hukuman ! Tapi berhati hatilah !” para prajurit segera berlalu meninggalkan Chanakya “Sebaiknya aku meminta Samrat Bindusara untuk kembali ke Patliputra saja malam ini karena tempat ini sudah tidak aman lagi baginya” bathin Chanakya dalam hati, Ulka yang mendengarkan semua pembicaraan mereka merasa cemas karena dirinya mendapatkan kendala terbesar dalam melancarkan aksinya “Aku harus bisa menyingkirkan Chanakya dari sini segera agar aku bisa mencapai Bindusara !” bathin Ulka sinis
Di tempat Ashoka, Ashoka masih bergelantungan dengan seutas tali di dinding jurang, ular ular yang ada didekatnya mulai mendesis dan tiba tiba sebongkah batu jatuh ke arah mereka, Ashoka berusaha memanjat dinding jurang tersebut, sementara tali yang di pegang Ashoka lama kelamaan mulai aus karena terkikis oleh batu terus menerus
Di kerajaan Magadha, Sushima sudah datang untuk melakukan pemujaan, perdana menteri Khalatak memberitahukan pada Sushima kalau para prajurit suruhannya belum juga kembali sampai saat ini “Aku percaya mereka itu benar benar tangguh ! Mereka pasti telah membunuh para biarawan itu” Sushima hanya menganggukkan kepalanya mendapatkan laporan dari Khalatak “Tapi mengapa mereka sangat terlambat ?” Khalatak menjelaskan bahwa jalan yang menuju kesana penuh dengan tantangan “Mereka mungkin terjebak di suatu tempat” untuk sementara Sushima masih bisa menerima alasan dari Khalatak namun tiba tiba dirinya menyadari kalau Ashoka tidak ada disana untuk melakukan pemujaan, Sushima segera menanyakan tentang Ashoka pada salah satu pelayan “Saya tidak melihatnya keluar dari kamar sejak tadi pagi, Samrat” Sushima segera meminta pada Khalatak untuk mengumpulkan semua keluarganya di luar kamar Ashoka, Sushima segera pergi dari sana, Khalatak segera mengabarkan keinginan Sushima pada semua anggota keluarga kerajaan kemudian mereka pun berlalu dari sana.
Di tempat Ashoka, tali itu akhirnya benar benar putus, Ashoka pun terjatuh namun dia berhasil meraih salah satu batu yang menjorok keluar tepat pada waktunya, ular ular itu kembali mendesis dan bertarung satu sama lain sementara Ashoka kembali memanjat tebing jurang tersebut, kemudian dia berjalan tertatih tatih dengan kakinya yang pincang
Di kerajaan Magadha, Sushima akhirnya sampai didepan pintu Ashoka “Apakah dia sudah keluar dari kamarnya ?” para prajurit yang berjaga di depan pintu kamar Ashoka hanya menggeleng “Kami hanya disini sepanjang malam” kemudian salah satu prajurit itu mulai mengetuk pintu kamar Ashoka tapi tidak ada jawaban dari dalam “Kenyataan yang sebenarnya tentang Ashoka pasti akan segera ketahuan jika dia tidak berada di kamarnya, aku akan memutuskan untuk melempar dia keluar dari istana ! Tapi sebenarnya dia itu sangat membantu aku !” bathin Sushima sinis, tak lama para anggota keluarga kerajaan ikut bergabung bersama Sushima “Pangeran Sushima, apa maksudmu mengundang kami semua kesini ?” Dharma mulai cemas, Sushima menjelaskan kalau Ashoka tidak membuka pintu kamarnya, semua orang kaget “Seharusnya dia berada di sini di Havan, karena hal itu tidak mungkin bisa di lakukan tanpa dirinya” sela Helena, Sushima ingin agar Ashoka lebih pintar untuk sekali ini saja “Dia ini sedang mencoba untuk memalukan keluarga kita sekali lagi, aku tidak akan mentoleransinya jika dia keluar dari istana saat ini !” ujar Sushima kesal, Dharma semakin cemas dengan ulah Ashoka “Ashoka, buka pintunya, nak” Dharma menggedor gedor pintu kamar Ashoka namun tetap saja tidak ada jawaban dari dalam
Ashoka sedang dalam perjalanan menuju ke istana Magadha, dia bersembunyi dan melihat ketatnya keamanan di luar gerbang istana “Ini sangat tidak mungkin untuk memasuki kamarku karena mereka semua ada disini, aku harus menemukan caranya, aku harus berada di sana sebelum Havan di mulai” Ashoka melihat ada beberapa kuda yang berada didekatnya, Ashoka segera membebaskan salah satu kuda tersebut, oleh karena itu perhatian para prajuritpun jadi beralih ketika melihat ada salah satu kuda yang lepas, Ashoka segera masuk ke dalam istana ketika para prajurit mencoba untuk menenangkan kuda kuda yang tersisa
Di depan kamar Ashoka, Sushima memerintahkan para prajuritnya untuk mendobrak pintu kamar Ashoka tepat pada saat itu Ashoka sedang berusaha untuk memanjat dinding istana menggunakan seutas tali, Sushima sangat berharap bahwa hal ini akan menyenangkan baginya ketika dia tidak menemukan Ashoka di dalam kamarnya, hingga akhirnya para prajurit berhasil mendobrak pintu kamar Ashoka, mereka melihat tempat tidur Ashoka kosong, Sushima dan semua anggota keluarga kerajaan segera memasuki kamar Ashoka untuk mencari Ashoka, Sushima melihat jendela kamar Ashoka terbuka, Sushima segera menghampiri jendela itu dan dilihatnya tidak ada yang spesial baginya disana, sementara Dharma terus menerus memanggil manggil nama Ashoka, tiba tiba Dharma mendengar ada suara percikan air, Ashoka keluar dari dari bak kamar mandinya kemudian menghampiri anggota keluarganya “Ashoka, apakah kamu baik baik saja ? Kenapa kamu tidak membuka pintu, nak ?” Dharma merasa senang ketika melihat Ashoka ternyata ada di kamarnya “Aku sedang bersiap siap untuk Havan, ibu ,,, jadi aku tidak mendengar suara apapun” Sushima terlihat tidak suka ketika melihat Ashoka “Kak Sushima kenapa kamu kelihatan begitu tegang ? Apakah kamu mengira ini melarikan diri ? Bagaimana aku bisa melarikan diri sementara ada banyak prajurit di luar sana, mereka pasti akan melihat semua gerakanku dengan jelas” ujar Ashoka tenang “Bukan begitu Ashoka, aku hanya peduli tentang kamu karena aku adalah kakak kamu” Sushima berusaha menutupi perasaannya “Kalau begitu sekarang kita bisa segera melakukan pemujaannya” sela Helena, semua anggota keluarga kerajaan meninggalkan kamar Ashoka, Ashoka mulai mengganti pakaiannya, dia segera menutup pintu begitu semua orang pergi, Ashoka mengambil pakaian hitamnya dan menyembunyikannya di peti tempat pakaiannya kemudian bersiap siap untuk melakukan pemujaan
Semua pangeran melakukan pemujaan bersama sama, sementara para Ratu memperhatikan mereka dari tempat duduknya masing masing “Jika Samrat Chandragupta Maurya masih hidup hari ini maka dia pasti akan sangat bahagia melihat semua keempat cucu cucunya bersama sama saat ini, khususnya melihat seseorang yang akan membuatnya bangga di masa yang akan datang dengan menjadi seorang Samrat” Charumitra hanya tersenyum senang mendengar ucapan Helena “Apakah aku bisa berdoa untuk Pitamah hari ini ? tapi aku sadar tanggung jawab terbesar hari ini adalah kami bersaudara saling memiliki, Pitamah telah memberikan kami tanggung jawab untuk menjaga persatuan negeri India” bathin Ashoka dalam hati, tak lama kemudian Yagya segera di lakukan hingga selesai, ketika Ashoka hendak bangun, Ashoka merasa kakinya kesakitan, Sushima memperhatikannya, Sushima melihat Ashoka yang berjalan pincang dengan tatapan matanya yang tajam, saat itu mereka semua meminta restu dari para orang tua mereka “Ashoka, apakah kamu baik baik saja ?” Dharma merasa cemas, Ashoka hanya mengangguk, sedangkan Khalatak mengajak Sushima keluar dari ruangan tersebut karena ada sebuah masalah penting yang hendak disampaikannya
Di tempat Bindusara, Chanakya menyampaikan kepeduliannya pada Samrat Bindusara, Bindusara tahu kalau Chanakya sangat khawatir akan perbuatan Ulka “Bagaimana bisa dia menyelamatkan aku kalau ternyata dia hendak melukai aku ?” saat itu Ulka membawakan makanan untuk Bindusara, Chanakya segera mencegah Bindusara untuk makan, Chanakya menyuruh salah satu pelayannya untuk mencicipi makanan itu “Aku yang bertanggung jawab untuk keamananmu, Samrat” pelayan itupun mencicipinya dan ternyata tidak ada masalah, Samrat Bindusara bisa memakannya kemudian, semuanya baik baik saja kemudian pelayan itupun pergi “Guru, lebih baik kamu tenang saja sekarang” dari kejauhan Ulka memperhatikan mereka “Aku tahu apa yang kamu pikirkan, Chanakya, strategiku bukan yang ini tapi sesuatu yang lain !” ujar Ulka sinis
Kembali ke kerajaan Magadha, di ruang pribadi Samrat, Sushima sangat terkejut ketika mendengar kabar kalau ada seseorang yang menyelamatkan para biarawan itu sendirian “Kalian semua menerima kekalahan kalian dan lari dari sana ? Kalian seharusnya mencoba mencari tahu siapa dia sebenarnya !” Sushima mulai marah pada prajuritnya, prajuritnya mengabarkan kalau laki laki yang menyelamatkan para biarawan itu mengenalkan dirinya sebagai Agradhuta “Tapi sekilas aku melihat wajahnya ketika cadarnya terbuka, tapi aku ragu apakah itu pangeran Ashoka atau bukan” ujar prajurit tersebut “Kamu itu hanya ragu ragu atau benar benar yakin ?” kemudian prajurit itu memberitahukan sebuah taktik ke Sushima “Aku telah melukainya dengan pedangku, jika dia benar pangeran Ashoka, maka dia pasti akan mempunyai luka yang sama pada kakinya” Sushima segera bersumpah kalau dirinya tidak akan mengampuni Ashoka kalau ternyata semua ini benar! Sinopsis Ashoka Samrat episode 184 by Sally Diandra.