Sinopsis Ashoka Samrat episode 185 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Ashoka sedang berada di kamar Dharma, Ashoka segera menyembunyikan lukanya ketika dia menyadari ibunya datang menghampirinya “Ibu pasti akan sangat khawatir tanpa sebab” bathin Ashoka dalam hati “Ashoka, kamu bahkan tidak tahu betapa ibu sangat panik ketika kamu tidak membuka pintu kamarmu” Ashoka meyakinkan ibunya bahwa dirinya baik baik saja “Tidak ada yang terjadi padaku, ibu ,,, selama ibu ada disampingku, sekarang aku sangat lapar” Dharma segera berlalu dari kamar Ashoka untuk membawakan sesuatu untuknya.
Sushima sedang berjalan menyusuri koridor di dalam istana, kata kata prajurit itu menggema di kepala Sushima, Sushima segera menuju ke kamar Ashoka tapi dia mendapat kabar kalau Ashoka sedang bersama Rani Dharma di kamarnya, Sushima langsung berbalik menuju ke kamar Dharma. Di kamar Dharma, Ashoka sedang menikmati ladu bersama ibu kandungnya, tak lama kemudian Sushima datang kesana untuk mencari Ashoka, Sushima meminta Dharma untuk memanggil Ashoka, namun Dharma mengabarkan kalau Ashoka baru saja pergi keluar kamar “Rani Dharma, aku tidak akan mengampuni Ashoka !” Dharma menatapnya dengan perasaan bingung kemudian Sushima menyuruh prajuritnya untuk membawa Ashoka ke hadapannya “Ada masalah apa lagi ini ?” bathin Dharma cemas
Di tempat Bindusara, salah satu pelayan membantu Bindusara membersihkan tangannya sementara Ulka membantu Chanakya, Ulka sengaja menggarukkan tiga jarinya ke punggung tangan Chanaknya saat Chanaknya mengelap tangannya dengan kain, saat itu Chanakya tidak menyadarinya, namun ketika hendak masuk ke tenda lagi Chanakya sekilas melihat tanda itu sambil sedikit merenung, Ulka memperhatikan Chanakya dengan seksama dari kejauhan “Jangan khawatir tentang keadaan Samrat Bindusara, ketika kamu mati maka aku akan mengirimkan dia padamu segera” bathin Ulka dalam hati
Di kerajaan Magadha, Sushima menampar salah satu prajuritnya yang ditugaskan untuk mengawasi Ashoka “Pergi ! Dan cari dia !” Sushima memberitahukan ke perdana menteri Khalatak bahwa Ashoka itu mempunyai cara yang lebih pintar tidak seperti yang mereka pikirkan tentang dia selama ini “Dia telah keluar dari istana ini dengan memperdayai para prajurit, dia telah melakukan kesalahan ! Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan aku lakukan padanya !” pada saat yang sama Ashoka sedang melintas disana, Sushima segera menghampirinya “Darimana saja kamu ini ?” Sushima mulai semakin kesal “Aku sedang berjalan jalan di taman” kemudian Ashoka menceritakan sebuah cerita khayalan pada Sushima, Sushima dan Khalatak menatap ke arah kaki Ashoka dengan tajam “Apakah kamu mencoba mengalihkan perhatianku seperti ini ? Memangnya aku ini anak anak ?” Ashoka juga mengatakan hal yang sama “Aku juga bukan anak anak yang selalu kamu ikuti setiap detik, aku ini seorang pangeran, aku juga mempunyai beberapa hak, aku juga masih mengikuti semua peraturanmu, aku tidak akan keluar dari istana tapi aku bebas kan berjalan jalan di dalam dan di sekitar istana ?” Sushima berfikir keras bagaimana caranya agar Ashoka membuka pakaiannya “Mengapa kamu marah marah pada hal hal yang kecil seperti itu ? Aku tidak berusaha untuk menghentikan kamu, aku hanya peduli sama kamu, aku ingin mengatakan padamu tentang sebuah kamar mandi yang special yang di rancang khusus untuk kita semua bersaudara, sebuah pasta khusus juga akan di gunakan, Siamak dan Drupata juga akan ikut bergabung, itu akan membuat aku senang jika kamu mau juga ikut bergabung bersama kami” Ashoka menganggukkan kepalanya kemudian meninggalkan Sushima, Sushima meminta pada Khalatak agar menyiapkan kamar mandi tersebut.
Ketika Ashoka hendak menuju ke kamarnya, di jalan Ashoka bertemu dengan Aakramak “Pangeran Ashoka, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri ketika kamu jatuh di tebing tempo hari, aku benar benar terkejut, bagaimana bisa seseorang bisa tetap hidup meskipun setelah jatuh dari ketinggian seperti itu ?” Aakramak benar benar penasaran, Ashoka teringat pada hari itu ketika dirinya jatuh dari tebing dan masuk ke dalam sungai kemudian muncul dari sungai tersebut dengan keadaan yang baik baik saja “Musuh musuhku bahkan tidak bisa membunuhku, tidak juga tekadku ! Hal ini jelas jelas mengisyaratkan kalau para Dewa selalu bersamaku apapun yang aku lihat disana, para Dewa ingin agar aku membantu orang orang itu” bathin Ashoka dalam hati
Di kamar Helena, saat itu Siamak sedang bersama Helena, Siamak benar benar merasa kehilangan dan rindu pada ibunya, Noor “Ada apa, Siamak ?”, “Aku akan menulis surat pada ibuku” Helena bisa melihat kerinduan di mata cucunya ini “Apakah kamu akan mengirimkan surat itu padanya ?” Helena segera memeluk Siamak erat “Jadilah orang yang pembrani seperti kedua orang tuamu, ibumu pasti akan segera kembali” Helena mencoba menghibur Siamak
Di tempat Noor, Noor terbangun dengan perut keroncongan sambil mengelus ngelus perutnya, beberapa tikus sedang berjalan mondar mandir dimana dia berada, Noor memperhatikan tikus tikus dengan seksama, tak lama kemudian Noor membunuh salah satu tikus tersebut dan memakannya karena lapar.
Di kerajaan Magadha, Sushima dan adik adiknya memasuki kamar mandi special itu, Ashoka juga datang kesana mengenakan Dhotinya (semacam celana yang dililitkan yang dipakai untuk pemujaan) sementara Sushima dan kedua adiknya hanya mengenakan handuk yang dililitkan, Sushima meminta pada para pelayan untuk membalurkan pasta special untuk mereka kemudian dia berbalik ke arah Ashoka “Pastinya kamu baru datang ke kamar mandi kerajaan seperti ini untuk pertama kalinya bukan ? Lalu mengapa kamu mengenakan Dhoti ini ? Kamu harus melepaskannya” Ashoka merasa sedikit malu karena hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya “Aku mungkin akan duduk disini saja dengan kalian” Sushima kemudian menggoda Drupata agar melepaskan Dhotinya Ashoka, Ashoka berhasil melarikan diri dari cengkraman Drupata, Ashoka mengancam akan keluar dari kamar mandi tersebut jika mereka mulai membuat masalah dengannya dengan cara seperti ini, Sushima akhirnya setuju “Baiklah, bergabunglah bersama kami, tidak ada seorangpun yang akan menyentuh pakaianmu” kemudian Ashoka berbaring begitu pula saudara saudaranya, Sushima mengatakan pada para pelayannya agar mengurusi Ashoka dengan baik “Lakukan pekerjaan seperti ketika Ashoka kembali, balurkan juga di kakinya” ketika Ashoka berbalik dan pelayan mulai membuka kain Dhoti Ashoka, Sushima bisa melihat tidak ada tanda apapun di kaki Ashoka
Beberapa orang sedang menghadang rombongan kerajaan yang membawa banyak sekali koin emas di dalam gerobak, mereka membunuh para prajurit yang mengawal gerobak tersebut dan bertarung dengan mereka, orang orang tersebut ternyata adalah teman teman Ashoka, mereka memutuskan untuk membeli makanan dengan koin emas itu “Kita akan membagikannya pada semua orang !” ujar mereka
Di ruang pribadi Samrat, Sushima mengacungkan pedangnya pada prajurit yang melukai Ashoka, prajurit itu merasa ragu ragu “Aku memang telah melukai Agradhuta di kakinya untuk mengkonfirmasi apakah itu pangeran Ashoka atau bukan, percayalah padaku, Samrat ,,, Agradhuta itu mirip seperti pangeran Ashoka, aku tidak berbohong” tapi Sushima merasa heran dan tidak mengerti mengapa di kaki Ashoka sama sekali tidak ada tanda luka tersebut ternyata ketika Ashoka berada di kamar Dharma, pada saat Dharma pergi mengambilkan makanan untuk Ashoka, Ashoka telah membalurkan pasta herbal pada lukanya, tanda luka tersebut tiba tiba menghilang, Ashoka tersenyum sambil memikirkan kata kata para biarawan “Mereka telah memberikan obat herbal special ini” bathin Ashoka dalam hati, sementara itu Sushima benar benar merasa penasaran siapa itu Agradhuta “Jika bukan Ashoka lalu siapa dia ? Aku harus mencari tahu siapa orang ini sebenarnya !”… Sinopsis Ashoka Samrat episode 186 by Sally Diandra