Sinopsis Ashoka Samrat episode 187 by Sally Diandra. Di sepanjang koridor istana kerajaan Magadha, Dharma sedang menyusuri koridor istana sambil mencari cari Ashoka, tak lama Dharma bertemu dengan Helena “Rajmata Helena, apakah kamu melihat Ashoka ?” Dharma nampak cemas “Istana ini sangat besar, kamu bahkan tidak bisa mendengar teriakan yang datang dari bagian ujung istana yang lain, sejak Samrat Bindusara menerima kamu dan Ashoka, rasanya begitu banyak permasalahan yang terjadi pada kalian berdua, kamu masih ingat kan ketika dia harus di cambuk, hak Ashoka sebagai seorang pangeran juga telah diambil, tapi seharusnya dia tetap di hormati meskipun dia bukan seorang pangeran, aku khawatir tentang dirinya, dia bisa melakukan apa saja dengan menjadi agresif, dia itu membutuhkan bantuan, Rani Dharma” Dharma hanya mendengarkan ucapan Helena yang pura pura prihatin dengan keadaan Dharma dan anaknya “Kalian berdua harus selalu berjuang dalam kegelapan bersama sama jika ada sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua, rasanya ada sebuah perlawanan di dalam yang terjadi disini sepanjang waktu, tidak ada peraturan yang bisa di ikuti untuk hal ini, semuanya sah sah saja dalam pertarungan ini karena semua orang menginginkan kerajaan Magadha, tidak ada seorangpun yang bisa mengorbankan anaknya demi memperebutkan Magadha” ujar Helena kemudian berlalu meninggalkan Dharma sambil berkata dalam hati “Aku akan membuat Siamak menang dalam pertarungan antara Sushima dan Ashoka” sementara Dharma nampak semakin cemas dan panik
Di dalam kolam, Ashoka nampak tidak sadarkan diri setelah berjuang membebaskan dirinya di dalam air, namun ikatan tali itu sungguh kuat, Sushima segera menyuruh prajuritnya untuk menarik tali tersebut sehingga Ashoka keluar dari dalam air, para prajurit segera mengeluarkan Ashoka dari dalam kolam, kemudian mereka memompa perut Ashoka agar air yang di telannya keluar, tak lama Ashoka dalam keadaan setengah sadar, Sushima kembali bertanya tentang para pengungsi itu, kali ini Ashoka menceritakan padanya kenyataan yang sebenarnya, Sushima merasa senang sambil menepuk nepuk pipi Ashoka yang masih setengah sadar
Di dalam istana, Dharma masih terus menerus mencari cari Ashoka, ketika dia bertemu dengan Sushima, Dharma segera mencegatnya “Pangeran Sushima, apakah kamu melihat Ashoka ? Dia tadi mencari cari kamu” Sushima berbohong pada Dharma dengan mengatakan kalau dirinya juga mencari cari Ashoka “Tolong katakan padanya kalau aku ingin bicara dengannya tentang sesuatu yang penting jika ibu bertemu dengannya” ujar Sushima yang segera meninggalkan Dharma, Dharma menjadi semakin cemas dan panik kembali
Di kamar Sushima, Sushima sedang bersiap siap menyerang para pengungsi itu sendirian, perdana menteri Khalatak memberikan gambaran sketsa Agraduta pada Sushima “Aku akan mencari dia sendirian bersama beberapa prajurit saja dan aku juga akan berbohong pada ayahku ketika dia kembali nanti, aku akan mengatakan padanya kalau aku pergi untuk membicarakan perdamaian dengan mereka” saat itu perdana menteri Khalatak memikirkan Ashoka “Bagaimana jika Ashoka mengetahui tentang hal ini, pangeran ?” ujar Khalatak cemas “Pastikan kalau Ashoka tidak keluar dari kamarnya, ini akan sangat terlambat sampai dia siuman nanti” sementara itu di tepi kolam Ashoka mulai siuman “Apa yang terjadi padaku sebelumnya ? Aku pingsan rupanya tadi” Ashoka mulai sadar dari pingsannya dan bertanya pada dua orang prajurit yang menghampirinya “Siapa yang telah mengeluarkan aku dari dalam kolam ? Aku tadi kan tenggelam” para prajurit itu menyebut nama Sushima “Dia tidak ingin menengggelamkan kamu, pangeran ,,, pangeran Sushima mencampur semacam cairan ke dalam air itu untuk membuat kamu berkata jujur, dia ingin mengetahui lokasi para pengungsi itu” Ashoka sangat terkejut ketika menyadari bahwa dirinya telah mengatakan semuanya ke saudaranya itu di bawah pengaruh cairan yang diberikan oleh Sushima ke dalam kolam tadi “Aku harus menyelamatkan mereka” Ashoka mencoba untuk pergi tapi para prajurit itu mencegahnya.
Di tenda Bindusara, Bindusara mulai tidak sabar “Guru, apa yang kamu tunggu lagi ?” Chanakya merasa Ulka pasti tahu kalau racun itu pasti akan membunuhnya sebelum matahari tenggelam “Vish Kanya selalu memastikan kalau orang yang diserangnya itu akan mati dengan racunnya atau tidak, dia pasti akan datang sebelum petang” Bindusara sangat peduli dengan Chanakya “Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu sebelum dia datang ?” Chanakya memastikan pada Bindusara bahwa dia bisa mengurusi dirinya sendiri.
Kembali ke kamar Ashoka, para prajurit itu akhirnya memasukan Ashoka ke dalam kamarnya, kemudian berjaga jaga di pintu kamar mengawasi Ashoka, sementara di tenda Bindusara, Bindusara memerintahkan prajuritnya untuk mengawasi Ulka “Matahari sudah hampir terbenam, dia pasti akan melakukan sesuatu, jaga guru Chanakya ! Jangan sampai terjadi apa apa padanya !”
Di depan kamar Ashoka, dua orang prajurit sedang berjaga jaga di sana, mereka terus menerus mengawasi Ashoka, sedangkan Ashoka ingin segera mencapai tempat teman temannya itu sebelum Sushima sampai kesana tapi Ashoka bingung bagaimana caranya melakukan ini semua ? Sementara itu Sushima dan para prajuritnya dalam perjalanan menuju ke tenda para pengungsi, prajurit yang dibawa oleh Sushima kali ini adalah prajurit yang setia padanya, sebelum melakukan perjalanan ini, Sushima menyuruh mereka untuk memotong lidah mereka dengan tangan mereka sendiri, Sushima juga membunuh salah satu prajurit yang ragu ragu melakukan hal itu. Kembali ke kamar Ashoka, Ashoka mulai bersandiwara, Ashoka pura pura mengalami sakit yang luar biasa pada perutnya, salah satu prajurit bergegas memanggil tabib, sedangkan prajurit yang lain membantu Ashoka berbaring di atas tempat tidur, tak lama kemudian tabib itu mengecek kondisi Ashoka “Aku tidak mengerti apa yang terjadi padanya tapi seperti dia memakan atau meminum sesuatu yang membuat dirinya merasa tidak nyaman” Ashoka kemudian menceritakan pada tabib itu tentang cairan hijau yang di paksakan padanya untuk di minum “Aku tidak tahu apa yang ada didalamnya, aku mencurigai mereka, mereka bisa saja mencampur sesuatu di dalam minumanku lagi, mereka ingin membunuhku, tabib” tabib itu mengancam para prajurit untuk mengatakan yang sebenarnya atau dia akan menceritakan semuanya pada Samrat Bindusara, akhirnya mereka mengaku kalau sebenarnya mereka tidak berniat untuk menyakiti Ashoka “Kami hanya mengikuti perintah dari pangeran Sushima” kemudian tabib itu meminumkan air ke Ashoka “Sekarang kamu bisa beristirahat, pangeran”, “Aku tidak bisa tidur jika mereka selalu ada di sekitarku, aku selalu takut dengan keberadaan mereka sepanjang waktu, mereka bisa saja menyakiti aku lagi” akhirnya tabib itu menyuruh para prajurit untuk keluar “Ini adalah tanggung jawabku untuk menyembuhkan pangeran Ashoka, jika dia tidak bisa tidur gara gara kalian berdua maka obatku tidak akan bisa mengobatinya, dia akan tetap berada dibawah pengaruh cairan apapun yang kalian berikan padanya, sesuatu bisa terjadi padanya, kalian berdua harus bertanggung jawab !” ujar tabib kemudian berlalu dari sana, kedua prajurit itu akhirnya menyerah, mereka pun keluar dan menutup pintu kamar Ashoka dari luar dan berjaga jaga diluar kamar
Di tempat Charumitra, wanita penyihir itu membuat menggores tangan Charumitra dengan pisau, darahpun keluar dan menetes pada sebuah wadah yang berisi tepung, wanita penyihir itu meminta Charumitra untuk membuat sebuah Chapatti dari tepung yang bercampur dengan darah Charumitra dan menyuruh musuhnya untuk memakannya “Pertama tama kamu harus mendapatkan ibunya berada dalam genggamanmu, lalu kamu bisa melakukan hal yang sama pada anaknya” Charumitra melihat hal ini sangatlah mudah untuk di lakukan “Kamu harus membuat mereka memakan roti ini dari tanganmu, mereka tidak boleh mencurigai kamu sama sekali, jika mereka memakannya setelah mempercayai kamu maka lengkaplah sudah, hanya tantra saja yang akan mempengaruhi mereka tapi itu semua tidak akan berimbas pada mereka jika mereka mencurigai kamu meskipun hanya sedikit, kamu mempunyai waktu sampai matahari terbenam untuk menyuapkan roti ini ke Dharma”
Sementara itu Sushima dan para prajuritnya masih dalam perjalanan mereka, saat itu Ashoka juga sedang dalam perjalanan menuju ke Kaali Pahadi dengan menyamar sebagai Agraduta untuk menolong para pengungsi tersebut, tiba tiba dia terjatuh dari kudanya karena kudanya takut pada ular yang ada di depannya, kuda itu meninggalkan Ashoka sendirian, kemudian Ashoka berlari lagi secepat kilat.
Di tenda Bindusara, Bindusara nampak berjalan mondar mandir dengan perasaan cemas “Aku mohon, jangan lakukan ini, guru” namun racun itu telah menyebar dengan cepat, Chanakya kemudian menceritakan tentang tekad atau kemauan keras yang membuat semua ini terjadi, Bindusara hanya bisa melihat ketika racun itu mulai menyebar ke tangan Chanakya, Chanakya menjelaskan padanya bahwa tekadnyalah yang sebenarnya membawa Ulka kemari, Bindusara tidak tertarik untuk mencari tahu tentang musuhnya itu “Aku akan menahan dia ! Aku tidak bisa membiarkan kamu menanggung resiko seperti ini, guru” namun Chanakya menolaknya “Dia tahu kalau racunnya ini tidak akan membiarkan aku melihat matahari terbenam, dia pasti akan datang untuk mengecek kondisiku, sabarlah ,,, tunggulah beberapa saat lagi” Bindusara semakin tidak mengerti dengan maksud Chanakya yang terlihat tenang tenang saja sambil menahan sakit di tangannya .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 188 by Sally Diandra