Sinopsis Ashoka Samrat episode 201 by Sally Diandra. Ahenkara masih bersama Agraduta, Ahenkara mengatakan pada Agraduta kalau Sushima telah mengambil adiknya dari dirinya dan memberikannya pada salah satu prajurit Sushima “Tuan putri, prajurit yang mana yang telah menculik adikmu itu ?” Ahenkara segera menceritakan semua ciri ciri prajurit itu pada Agraduta, di lain sisi prajurit yang membawa adik Ahenkara membawa adik Ahenkara kerumahnya sendiri, adik Ahenkara terus menerus menangis, istri si prajurit merasa gelisah “Tidak ada susu atau mainan yang bisa menghentikan tangisannya” ujar sang istri “Aku merasa seperti sedang membunuh anak seorang pengkhianat tapi jika sesuatu terjadi padanya maka pangeran Sushima pasti tidak akan membiarkan aku” ujar si prajurit yang kemudian pergi meninggalkan istrinya bersama adik Ahenkara untuk membelikan sesuatu untuknya, sementara itu di tempat pertemuan Agraduta dan Ahenkara, setelah selesai mengutarakan maksudnya, Ahenkara pergi meninggalkan Agraduta, sepeningggal Ahenkara, Agraduta berkata pada dirinya sendiri “Aku berharap aku bisa mengatakannya padamu kalau aku ini adalah Agraduta, tapi nanti tidak lama lagi aku akan mengatakan yang sebenarnya pada ayahku dan semuanya akan menjadi baik kembali” ujar Agraduta
Di tempat Noor, Noor sangat gelisah “Ini sudah sangat lama sekali, aku tidak mengirimkan surat untuk Rajmata Helena” tepat pada saat itu Noor melihat tendanya Dastan sedang terbakar api, Noor mengira kalau Dastan ada di dalam tenda “Jika sesuatu terjadi padanya maka rencanaku akan gagal ! aku harus melibatkan nyawaku dalam bahaya untuk melihat apakah dia baik baik saja atau tidak” ujar Noor pada dirinya sendiri, Noor bergegas menuju ke tenda Dastan yang terbakar ternyata Dastan memang berada di dalam tenda itu “Dastan ternyata di dalam tenda, apakah dia baik baik saja atau tidak ?” Noor mencoba mencari pertolongan namun tidak ada satupun orang yang mendengar, akhirnya Noor memutuskan untuk masuk ke dalam tenda untuk menyelamatkan Dastan tak lama kemudian setelah Noor berada di dalam tenda bersama Dastan, api pun padam, Noor kaget “Bagaimana bisa api itu padam ?” Dastan hanya tersenyum begitu melihat wajah Noor yang keheranan, Dastan segera memanggil penyihirnya dengan menepukkan tangannya, Dastan mengenalkan penyihirnya pada Noor yang saat itu mempraktikkan ilmu sihirnya dengan membakar kembali tenda kemudian memadamkannya dalam hitungan detik, setelah penyihir itu berlalu meninggalkan mereka, Noor baru menyadari kalau semua ini hanya permainan Dastan belaka “Jadi ini berarti kamu mengetes cintaku padamu ?” Dastan tersenyum “Aku tidak akan percaya dengan cintamu jika aku tidak mengetesnya, aku tidak percaya kalau aku masih mencintaimu bahkan sampai sekarang, bersiaplah untuk menghancurkan Bindusara dan jadilah milikku” Noor sangat senang mendengarnya, Noor segera memeluknya erat “Jangan lakukan hal seperti ini lagi padaku, aku tidak bisa menunggu untuk menjadi milikmu” ujar Noor dengan nada manja, dalam hatinya berkata “Inilah waktunya untuk membalas dendam pada Bindusara yang telah membunuh Justin dan merebut tahta darinya” bathin Noor dalam hati
Di tempat Charumitra, Charumita sedang menemui gurunya yang mengajarkannya ilmu hitam “Aku ingin membunuh Bindusara, aku ingin dia mengumumkan kalau Sushima yang akan menjadi putra mahkota dan tidak ada seorangpun yang akan bisa menanyakan tentang Sushima” si penyihir itu kemudian memberikan sebuah wadah minuman dari kuningan pada Charumitra “Buatlah Bindusara meminum ramuan ini, ini akan sulit untuk dilakukan, Dharma ada didalam hatinya, hanya Dharma yang bisa membuat Bindusara meminumnya, setelah meminumnya Bindusara akan berada pada keadaan setengah sadar maka dia akan melihat apa yang kamu inginkan” ujar penyihir,
Sementara itu Bindusara sedang berada di kamarnya dan memohon pada Dewa untuk membuat Dharma sembuh “Aku tidak bisa melihatnya menderita” tak lama kemudian Dharma memasuki kamar Bindusara dengan membawa dua gelas minuman dan tersenyum padanya, Bindusara juga tersenyum melihat Dharma, Dharma meminta Bindusara untuk duduk di tepi ranjang dan Dharma duduk di sebelahnya “Dharma, kamu memasuki kamarku ?” Dharma tersenyum “Aku ini kan istrimu yang tercinta, apakah aku perlu meminta ijin untuk memasuki kamarmu ?” Bindusara menggeleng dan berkata “Tentu saja tidak !”, “Aku minta maaf tempo hari aku telah berkata kata kasar padamu, aku menyesal” ujar Dharma sambil mengambilkan minuman itu dan memberikannya pada Bindusara, Bindusara menerimanya dengan senang hati “Kamu tidak perlu mengatakan hal itu, aku hanya ingin kamu sembuh dan aku akan menolong kamu, aku ingin bertanya padamu, apa yang terjadi padamu secara tiba tiba ini ? Kamu ini seolah olah seperti tidak peduli pada siapapun, kamu bertingkah di depanku seperti seolah olah aku ini bukan siapa siapa kamu” ujar Bindusara heran
Tepat pada saat itu Charumitra melihat kebersamaan mereka dari kejauhan, saat itu Dharma menangis ketika Bindusara mengutarakan semua keluh kesahnya tentang Dharma, Charumitra segera melakukan ilmu hitamnya lagi mempengaruhi Dharma “Aku berharap aku bisa menjawab semua pertanyaanmu, aku mencoba untuk membuat diriku sendiri nyaman di istana ini, aku fikir jika aku ingin menjadi seorang Ratu maka aku akan bertingkah seperti layaknya seorang Ratu, kamu tidak bersamaku saat itu, aku sangat takut kalau aku kehilangan kamu lagi” ujar Dharma sambil menangis “Tidak ! Aku tidak akan meninggalkan kamu, sekarang aku akan bersama dengan kamu dan aku akan menjaga kamu, aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan” ujar Bindusara, dari kejauhan Charumitra kembali melakukan ilmu hitamnya pada Dharma, Dharma mulai batuk batuk, Bindusara segera memberikan Dharma minum dari gelas yang di pegangnya sedari tadi, Dharma tersenyum kemudian meminta Bindusara untuk meminum air di gelas yang sama dimana air itu adalah air pemberian guru penyihir Charumitra, Charumitra tersenyum senang
Di sepanjang koridor luar istana, nampak Ahenkara sedang berjalan menyusuri koridor sambil menutupi wajahnya dengan baju pelayannya, di ujung sana ternyata ada Sushima yang berjalan mengarah kepadanya, Ahenkara panik dan mulai berjalan perlahan lahan sambil terus menutupi wajahnya, dan ketika Sushima berada tepat di depannya, Sushima terjatuh karena mabuk, Ahenkara hanya diam saja berusaha tidak panik, para prajurit segera menggandeng Sushima dan berlalu dari hadapan Ahenkara, Ahenkara merasa lega karena tidak ketahuan oleh Sushima, sementara itu di pasar, Ashoka menyamar menjadi penjual mainan anak anak, Ashoka mencoba memancing prajurit yang membawa adik Ahenkara “Adik Ahenkara pasti ada di sekitar sini karena Sushima pasti tidak akan menjauhkannya dari istana, prajurit itu pasti akan membutuhkan sesuatu untuk membuat adik Ahenkara tenang jadi pasti dia akan membeli mainan anak anak ini” bathin Ashoka dalam hati, tak lama kemudian para pembeli mulai berdatangan membeli mainan Ashoka, hingga akhirnya tersisa satu, seseorang mendatanginya hendak membeli mainan Ashoka, dari penampilannya Ashoka teringat akan cerita Ahenkara yang mengatakan kalau ada luka ditangannya, ternyata benar orang ini juga memiliki luka yang sama, Ashoka segera memberikan mainan itu padanya, prajurit itupun pergi setelah membayarnya, tanpa pikir panjang Ashoka segera mengikuti prajurit itu dari belakang
Sementara di kerajaan Magadha, Dharma sedang menunggu Bindusara bangun dari pingsannya, tak lama kemudian Bindusara bangun dari tidurnya, kepalanya sedikit pusing “Aku telah menunggumu bangun karena aku ingin menanyaakan sesuatu padamu, kamu tadi berjanji padaku kalau kamu akan memberikan aku apapun yang aku inginkan” Bindusara tersenyum pada Dharma “Aku mempercayai kamu lebih dari diriku sendiri, aku tahu kamu menanyakan sesuatu dari aku yang bisa aku berikan padamu”, “Aku tahu kamu pasti akan memberikannya padaku, aku ingin kamu menjadikan Ashoka menjadi putra mahkotamu dan umumkan dia sebagai Samrat berikutnya” Bindusara kaget dengan ucapan Dharma “Dharma, ini benar benar egois, bagaimana bisa kamu bertanya hal seperti itu ?” Dharma kembali tersenyum “Kamu tahu kan kalau Ashoka itu layak menjadi Samrat berikutnya dan kamu telah berjanji padaku untuk memberikan apapun yang aku inginkan !”, “Dharma, aku memang berjanji pada Dharma yang aku cintai tapi kamu sekarang menjadi seorang wanita yang egois, aku menemuimu karena tabib bilang kalau kamu membutuhkan bantuanku tapi sekarang aku tidak akan mendatangi kamu lagi !” ujar Bindusara kesal dan meninggalkannya begitu saja, ternyata itu bukan Dharma melainkan Charumitra yang menyamar menjadi Dharma, rupanya ketika Bindusara tertidur, Charumitra mengambil Dharma yang tertidur di sebelah Bindusara “Bindusara telah meminum air dari gelas Dharma tadi dan ini akan berimbas pada apapun yang aku inginkan, Bindusara akan melihat aku sebagai Dharma, aku akan seperti Dharma baginya, dia telah membawa Dharma dan anaknya ke istana ini dengan sangat hormat tapi tidak lama lagi dia akan melemparkannya begitu saja” ujar Charumitra sinis .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 202 by Sally Diandra