Sinopsis Ashoka Samrat episode 204 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Bindusara segera mengkonfirmasi pada Ahenkara tentang ucapan Ashoka, dengan perasaan takut, Ahenkara pun mengangguk “Itu benar, Samrat” ujar Ahenkara sambil menangis, Ashoka akhirnya bisa menerima kejahatannya, pada saat yang bersamaan saat itu Dharma sedang berjalan di sepanjang koridor tepat pada saat itu Bindusara sedang menampar Ashoka, Dharma yang melihatnya dari kejauhan sangat terkejut begitu melihat perlakuan suaminya pada anaknya, sementara Charumitra sangat menderita melihat anaknya yang sedang terluka parah “Kenapa pengobatanmu tidak menolong anakku ?” Charumitra merasa cemas namun tabib meyakinkannya kalau dirinya telah melakukan yang terbaik untuk Sushima, namun Charumitra menganggap apa yang dilakukan oleh tabib itu sudah maksimal “Aku harap seharusnya tidak terjadi apa apa pada anakku, kamu akan membayar untuk itu, jika terjadi sesuatu pada anakku !” ancam Charumitra
Dari kejauhan Dharma bertanya “Samrat, kenapa kamu mengangkat tanganmu di depan Ashoka ?” ujar Dharma sambil berjalan menuju ke arahnya namun tiba tiba Dharma terjatuh karena Bindusara menghalang halangi jalannya, Ashoka sangat marah dan berteriak begitu melihat perlakuan ayahnya pada ibunya, Ashoka segera mengacungkan belati ke arah leher Bindusara, hal ini tentu saja membuat Bindusara semakin marah, Dharma berteriak pada Ashoka dan mencegahnya, Ashoka segera menjatuhkan belatinya, Bindusara terlihat sangat terluka perasaannya, kemudian Dharma meminta Ashoka untuk meminta maaf pada ayahnya, dengan perasaan sedih Ashoka mengatupkan kedua tangannya di depan dada dan meminta maaf pada Bindusara “Kejahatanmu tidak akan terampuni, karena kamu telah menyerang Samrat Bindusara, orang seperti itu pantas mendapat hukuman maksimal” ujar Khalatak sambil menyuruh para prajurit untuk menangkap Ashoka, Dharma memohon pada Bindusara agar jangan melakukan hal itu namun Bindusara hanya diam saja, akhirnya Ashoka dibawa oleh para prajurit di ikuti oleh Khalatak
Bindusara sedang merenung memikirkan semua saat saat yang indah yang telah dia habiskan bersama Ashoka, bagaimana dulu Ashoka menolongnya di masa lalu, Bindusara memikirkan kedua anaknya, sementara Dharma hanya bisa menangisi nasib Ashoka, Dharma meminta pada Bindusara untuk tidak menghukum Ashoka, Bindusara mengangkat pedangnya dengan perasaan marah “Ashoka itu tidak bisa menyakiti siapapun” ujar Dharma “Tapi Ashoka sudah menikam saudaranya sendiri, dia bahkan telah menerima kejahatannya ini di hadapan semua orang, anakku saat ini sedang dalam ambang kematian karena ulah anakmu !” bentak Bindusara kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Dharma, Dharma benar benar tidak percaya dengan semua hal ini “Samrat Bindusara tidak mungking mengatakan hal seperti itu, dia pasti salah mengatakannya” ujar Dharma cemas
Di kamar Sushima, saat itu tabib masih terus berupaya mengobati Sushima, tabib harus memasukan banyak pin ke dalam tubuh Sushima, Bindusara kaget melihat keadaan Sushima yang demikian rupa, Charumitra hanya bisa menangis “Samrat, aku mohon ,,, selamatkan anakku” Bindusara berusaha menghibur Charumitra “Kondisinya sangat kritis, Samrat” ujar tabib, Charumitra meminta Bindusara berjanji kalau tidak akan terjadi apa apa pada Sushima, Bindusara hanya bisa mengangguk menyetujui ucapan Charumitra, sementara itu Dharma menemui Ashoka di dalam penjara, Dharma meminta agar Ashoka menceritakan yang sebenarnya “Ibu tahu mengapa kamu menjadi Agraduta tapi kamu tidak bisa membunuh siapapun, ibu tidak akan pernah mempercayainya” Ashoka bingung dan terjebak dengan ucapannya sendiri “Saat itu Sushima menyerang Ahenkara dan adiknya, aku kehilangan kesabaranku dan menikamnya, ibu” Dharma tetap tidak percaya dengan ucapan Ashoka, kemudian Dharma meletakkan tangannya di atas kepalanya “Sekarang ceritakan pada ibu yang sebenarnya” pinta Dharma namun Ashoka segera menyingkirkan tangannya “Kenyataan yang sebenarnya tidak akan mengubah apapun jika ibu terus bertanya padaku terus menerus” ujar Ashoka sambil berbalik dan memalingkan wajahnya ke arah yang lain “Aku tahu kalau aku telah sangat menyakiti perasaan ibu dan ayah, ibu pasti akan kalap ketika memegang sebuah belati, itulah yang terjadi padaku, ibu ,,, aku benar benar lupa kalau dia itu adalah saudaraku dan bukan musuhku, tolong maafkan aku, ibu” ujar Ashoka sambil berbalik ke arah ibunya namun ternyata Dharma sudah tidak ada disana “Maafkan aku, ibu” ujar Ashoka
Dharma menemui Radhagupta dan bertanya padanya “Radhagupta apa yang terjadi ?”, “Mungkin saja Ashoka sangat kecewa dengan apa yang terjadi padamu, Rani Dharma ,,, dia pasti sedikit terganggu dengan hal ini” Dharma bisa mengerti kalau anaknya mungkin saat ini sedang menderita “Tapi dia itu tidak bisa membunuh saudaranya, rakyat atau siapapun” ujar Dharma cemas, Radhagupta juga sangat cemas dan ketakutan dengan hukuman yang akan di terima oleh Ashoka, Dharma meminta bantuan pada Radhagupta untuk menyelamatkan Ashoka “Aku mohon, tolong selamatkan Ashoka” Radhagupta hanya berharap dia bisa menunda hukuman untuk menolong Ashoka, sementara itu di tempat Charumitra, Khalatak mengabarkan sebuah informasi yang menarik untuk Charumitra “Saat ini tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan Ashoka, dia mengacungkan senjatanya di depan Samrat Bindusara, kita hanya perlu membuktikan kalau ini adalah keinginannya terbesar, yaitu menguasai Magadha, dia akan jatuh dengan bukti tersebut” Charumitra ingin menciptakan banyak kebencian pada hati Bindusara akan Ashoka, maka dengan begitu dia tidak akan lunak terhadap Ashoka “Aku tidak akan mengampuni Ashoka, ini waktunya untuk Dharma dan Ashoka untuk mati ! Aku akan memainkan kartuku yang terakhir sekarang” ujar Charumitra kemudian berlalu dari sana
Di penjara, Ahenkara meminta maaf pada Ashoka “Ashoka, kamu telah melakukan banyak hal untuk aku, dulu aku telah menipu kamu, aku telah menipu cinta kita” Ashoka bingung dengan ucapan Ahenkara “Ahenkara, aku tidak pernah mencintai kamu” Ahenkara kaget begitu mendengar ucapan Ashoka, Ahenkara mundur selangkah “Aku tahu kalau aku pasti menyakiti perasaanmu dengan mengatakan perasaanku yang sebenarnya kalau aku tidak mencintai kamu, tapi percayalah padaku, aku tidak pernah memperlihatkan padamu tentang hal itu, aku tahu perasaanmu bahkan ketika pertunanganmu dengan kakakku, aku selalu menghormati kamu” Ahenkra benar benar tidak menyangka kalau dirinya salah menduga tentang perasaan Ashoka “Lalu mengapa kamu selalu mengambil resiko besar dalam hidupmu hanya untuk aku ?”, “Karena kamu sudah menganggap aku sebagai temanmu, aku sangat menghargai hubungan itu, aku pikir ini adalah tugasku untuk menjaga dan melindungi kamu, kamu telah kehilangan kedua orangtuamu karena aku” ujar Ashoka, Ahenkara tidak ingin hidup dari rasa belas kasihan Ashoka dan hutang budi “Aku akan mengatakan semuanya ke Samrat Bindusara kalau begitu” namun Ashoka segera memegang tangan Ahenkara dan mencegahnya untuk melakukan hal itu “Kamu tidak akan melakukan hal semacam itu, Ahenkara” Ahenkara segera menyingkirkan tangan Ashoka “Kamu telah kehilangan hakmu untuk membuat keputusan dalam hidupku, sampai hari ini apa yang kamu lakukan dan apa yang kamu rasakan adalah benar, sekarang aku akan melakukan apa yang aku pikir aku anggap benar” ujar Ahenkara dan segera berlalu dari sana, Ashoka gagal menghentikan Ahenkara
Di kamar Bindusara, Dharma meminta pada Bindusara untuk mengampuni anaknya “Lebih baik salahkan aku, jangan anakku, kenapa kamu begitu keras dengannya ? Aku seharusnya tidak diam saja di hari dia mengatakan padaku kalau dia membenci Sushima, di hari dia mengatakan padaku dia tidak akan membiarkan Sushima berkuasa, aku seharusnya tidak tinggal diam di hari dia mengatakan padaku kalau dia akan menjadi Agraduta dan menunjukkan pada Sushima betapa berkuasanya dia dibanding Sushima” saat itu di cermin terlihat wujud Charumitra yang menjelma menjadi Dharma di hadapan Bindusara “Jadi selama ini kamu tahu segalanya dan kamu diam saja ? Dia itu pengkhianat !” ujar Bindusara geram “Aku benar benar buta oleh cintaku padanya, aku tidak menyangka kalau niatnya itu akan mengantarnya sampai sejauh ini, dia telah kehilangan arah, kita bisa membawanya ke jalan yang benar” saat itu Bindusara tidak bisa merasakan kalau sebenarnya yang ada di hadapannya kali ini bukan benar benar Dharma yang asli “Kamu pernah mengatakan padaku kalau kita seharusnya tidak mendukung yang bersalah, lalu kenapa sekarang kamu meminta padaku untuk mengampuninya ?” ujar Bindusara heran, Charumitra yang menjelma menjadi Dharma meminta agar Bindusara berbuat baik terhadap anak mereka “Cukup ! Hentikan Dharma ! Jangan pernah datang lagi padaku untuk meminta pengampunan Ashoka, jika dia seorang penjahat maka dia akan menghadapi hukuman, dan satu satunya hukuman untuk seorang pengkhianat adalah hukuman mati !” Dharma terkejut setengah mati mendengar ucapan Bindusara, namun Charumitra yang menjelma menjadi Dharma tersenyum sinis… Sinopsis Ashoka Samrat episode 205 by Sally Diandra