Sinopsis Ashoka Samrat episode 205 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Helena akhirnya mendapatkan pesan dari Noor, Helena senang setelah mengetahui kalau Dastan sudah berada dalam genggaman Noor dan Noor akan segera kembali, Helena segera mengeluarkan kain yang bersimbah darah Justin seraya berkata “Sekarang saatnya untuk membalas dendam, Sushima tidak akan bertahan hidup, Ashoka akan mati, kedua penghalang akhirnya akan berakhir sekaligus, di lain sisi di tempat Dastan, saat itu Noor dan Dastan sedang membuat persiapan untuk mengakhiri keturunan dinasti Maurya, kembali ke kamar Helena, Helena berkata pada dirinya sendiri “Tidak ada seorangpun yang akan menghentikan Siamak duduk di tahta kerajaan” ujar Helena kemudian Helena memainkan alat musik harpanya sambil tertawa dan menangis
Sementara itu di dalam penjara, Radhagupta menemui Ashoka “Ini adalah politik, Ashoka ,,, kamu tidak akan bisa mengerti untuk memahami hal hal yang benar, akan ada banyak orang orang di ruang sidang besok yang menginginkan kamu mati dan tidak pernah duduk di singgasana kerajaan” ujar Radhagupta cemas “Hal itu tidak pernah menjadi tujuanku, aku selalu ingin menolong rakyatku untuk mendapatkan keadilan” ujar Ashoka “Tidak ada cara lain untuk membuktikan tujuanmu, aku tahu kalau kamu tidak menyerang Sushima, seseorang harus hidup untuk menolong tanah air kita, kematianmu hanya akan menolong musuh musuhmu, bagaimana aku bisa menolong kamu kalau kamu tidak menceritakan kenyataan yang sebenarnya ?” Ashoka menegaskan pada Radhagupta kalau dirinya tidak menyerang saudaranya, Radhagupta bisa melihatnya dari keragu raguan Ahenkara serta ketakutannya ketika Bindusara mengajaknya berbicara “Mengapa kamu ingin menyelamatkan dia ? Kamu benar benar egois, kamu mengambil resiko hidup orang lain dan bermimpi menyelamatkan satu orang saja ! Kamu akan di hukum mati karena menjadi seorang pengkhianat, setelah semuanya, jika Sushima masih hidup, dia akan mengambil alih tahta kerajaan, besok di ruang sidang, akan menjadi kesempatanmu terakhir untuk menceritakan kebenarannya, pikirkan hal itu ! Apakah kamu ingin memberikan sebuah harapan baru untuk kerajaan Magadha atau ingin memberikan kegelapan pada masa depan kerajaan Magadha untuk selamanya ?” ujar Radhagupta
Di tempat Dastan, Noor sedang menerangkan tentang tata ruang di istananya dan area area yang terdekat dari istana “Ingat mata mata Chanakya ada dimana mana, tidak ada seoranpun yang bisa sembunyi dari dirinya, rasanya hampir tidak mungkin untuk menyebrangi daerah tersebut tanpa ketahuan dirinya” Dastan menyetujui untuk melakukan apapun untuk Noor “Cara terbaik untuk masuk ke dalam sebuah rumah apapun adalah melalui dalamnya rumah, bersiap siaplah untuk mengajukan kata berpisah pada penderitaanmu dan Bindusara tapi aku ingin Chanakya yang mati pertama kali, kematian tidak akan mencapai Patliputra selama dia masih hidup !” ujar Noor geram, sementara itu tabib menyerahkan segalanya pada Dewa”Aku telah melakukan semuanya yang aku bisa, ini akan baik jika pangeran Sushima terbangun besok” ujar tabib, saat itu Charumitra menangis pilu sedangkan Bindusara hanya terdiam sambil melihat Sushima dengan sedih,
Tepat pada saat itu Dharma memasuki ruangan tersebut namun Charumitra segera mencegahnya, Dharma berniat untuk membantu Sushima, Charumitra langsung menolaknya dengan nada marah “Aku tidak akan membiarkan kamu atau anakmu mendekat ke arah Sushima !” ujar Charumitra “Aku tahu kamu datang kesini hanya untuk memastikan apakah anakku hidup atau tidak, iya kaan ? Dia itu anakku dan dia pasti hidup !” bentak Charumitra “Pangeran Sushim itu juga anakku, Maharani Charumitra” Charumitra langsung memperingati Dharma “Jangan katakan itu lagi, Rani Dharma !” ujar Charumitra sambil mendorong Dharma hingga terjatuh dengan tatapan marah, Dharma sangat terluka begitu mendengar ucapan Charumitra, dengan perasaan sedih Dharma segera berlalu dari sana, sepeninggal Dharma, Charumitra mendekati Bindusara yang hanya terdiam sambil memperhatikan Sushima “Samrat, aku ingin kamu melakukan keadilan untuk anakku !” ujar Charumitra “Dia juga anakku, Maharani Charumitra ,,, aku menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya ketika dia lahir” ujar Bindusara sambil membelai kepala Sushima kemudian berlalu dari sana, sepeninggal Bindusara, Charumitra segera duduk disamping Sushima dan memegang tangan Sushima “Sushima, ibu berjanji padamu kalau ibu akan mendapatkan musuh terbesarmu itu keluar dari jalan kita sampai kamu terbangun nanti” ujar Charumitra marah
Ketika Bindusara memasuki kamarnya, dilihatnya Ahenkara sudah berada disana menanti Bindusara, Ahenkara ingin menceritakan semuanya pada Bindusara “Samrat, pangeran Sushima itu membenci aku, dia selalu membuat masalah denganku dan adikku, dia telah merebut adikku dari aku untuk menyiksa aku, aku meminta Agraduta untuk membantu aku, aku tidak tahu kalau Ashoka adalah Agraduta, dia mendapatkan adikku kembali, Ashoka melihat ketika Sushima menyiksa aku dan dia menyelamatkan aku, aku harus menyerang Sushima, aku benar benar takut, aku tidak tahu apakah kamu akan mempercayai aku atau tidak tapi ini adalah kenyataan yang sebenarnya” Bindusara tertegun “Aku tidak bisa melihat seseorang yang selalu menghadapi penderitaan oranglain mendapat hukuman” ujar Ahenkara sedih sambil menangis “Kamu percaya pada Dewa kan ? Kamu bilang anakku, Sushima membenci kamu, dia selalu menyiksa kamu, bersumpahlah pada Dewa dan katakan padaku, apakah kamu pernah mencoba menceritakan kebenaran tentang Sushima ? Kamu tidak pernah kan berfikiran untuk melangsungkan pernikahan dengan Ashoka bukan Sushima ? Tidakkah kamu pernah mencoba untuk mengatakan padanya bahwa kalian berdua hanya teman biasa saja” ujar Bindusara kemudian berlalu meninggalkan Ahenkara dengan perasaan marah, Ahenkara meminta maaf pada Ashoka “Ashoka, maafkan aku, aku tidak bisa berbuat apapun untuk kamu” ujar Ahenkara sedih
Di tempat Dastan, malam itu Noor sedang berada di tepi sungai, tiba tiba seekor burung merpati terbang ke arahnya, Noor mendapat sebuah pesan untuknya dari Helena, dalam surat itu tertulis kalau Ashoka dan Sushima telah bertarung satu sama lain “Rajmata Helena, menginginkan aku agar menghentikan Dastan agar tidak menyerang Bindusara, aku harus tahu siapa yang pertama kali akan mati dalam pertarungan itu, lalu bagaimana caranya aku bisa menghentikan Dastan sekarang ? Dia telah membuat semua persiapan untuk besok” tepat pada saat itu Dastan menghampirinya dari arah belakang, Noor segera menyembuyikan pesan tersebut dan pura pura sakit perut “Noor, aku sudah siap” ujar Dastan sambil membalikkan tubuh Noor agar menghadap kearahnya dan membelai wajahnya, kemudian Dastan membungkuk untuk mencium Noor namun Noor pura pura malu dan berbalik membelakanginya, Dastan kembali membalikkan tubuh Noor dan dilihatnya Noor meneteskan airmata “Apakah kamu merasa kasihan pada Bindusara ?” Noor menggelengkan kepala “Ini adalah airmata kebahagiaan, kamu akan segera membebaskan aku dari semua permasalahanku dan aku akan menjadi milikku selama lamanya” Dastan segera memeluknya erat, wajah Noor sedikit marah ketika Dastan memeluknya “Jangan pernah palingkan wajahmu dariku, kamu akan bersama sama denganku dan pasukanku besok” ujar Dastan
Di dalam penjara, Ashoka sedang mengenang semua kejadian yang dialaminya bersama saudara saudaranya, Ashoka berdoa untuk Sushima agar segera sembuh “Tidak ada apa apa yang seharusnya terjadi padanya” tepat pada saat itu salah seorang prajurit membuka pintu penjara, Ashoka berbalik untuk melihat tamu siapa yang datang kali ini ternyata Bindusara, Ashoka sangat terkejut melihat ayahnya, Ashoka bertanya soal Sushima “Luka yang diberikan oleh saudaranya sendiri, tidak akan segera sembuh cepat atau mungkin selamanya, kamu seharusnya mengatakan dulu pada ayah jika kamu mempunyai masalah dengan saudaramu, mengapa kamu membunuhnya ?”, “Aku hanya ingin menyelamatkan Ahenkara, ayah” Bindusara semakin penasaran dengan hubungan Ashoka dan Ahenkara “Kamu menyerang saudaramu sendiri hanya demi dia ? Ada hubungan apa diantara kalian berdua ?” Ashoka nampak terkejut dengan pertanyaan ayahnya … Sinopsis Ashoka Samrat episode 206 by Sally Diandra.