Sinopsis Ashoka Samrat episode 206 by Sally Diandra. Di penjara, Ashoka memberikan alasannya pada Bindusara kenapa dirinya melukai Sushima “Aku hanya ingin menyelamatkan Ahenkara, ayah” Bindusara sangat penasaran dengan hubungan yang terjalin antara Ashoka dan Ahenkara “Kamu menyerang kakakmu hanya demi dia ? Hubungan seperti apa yang terjalin diantara kalian berdua ? Apakah jauh lebih dalam ketimbang hubungan persaudaraan ?” Ashoka menggeleng dan mengatakan kalau dirinya hanyalah sahabat Ahenkara tidak lebih dari itu “Lalu siapa yang memberikan kamu hak untuk menganggu hubungan mereka berdua ? Apa yang mendorong kamu membunuh saudara kamu sendiri ? Katakan sejujurnya besok ! Dia akan menjadi Samrat Magadha dan bukan ayahmu, ayah tidak akan bisa menyelamatkan kamu jika kamu menerima kejahatanmu besok dengan lapang dada !” ujar Bindusara kesal kemudian segera berlalu dari sana
Keesokan harinya, semua orang sudah berkumpul di ruang sidang, Bindusara memasuki ruang sidang tersebut, sementara Helena sangat mengharapkan Chanakya kembali saat ini, begitu pula Radhagupta yang juga berharap Chanakya sampai tepat pada waktunya, dari kejauhan para prajurit membawa Ashoka masuk ke dalam ruang sidang dengan rantai di sekujur tubuhnya dan ada sebongkah kayu yang mengitari lehernya plus tangannya, Dharma dan Ahenkara merasa iba dan kasihan melihat kondisi Ashoka yang seperti itu, Khalatak mulai membuka sidang tersebut “Hari ini adalah hari yang buruk dalam takdir kerajaan Magadha, rakyat Magadha sangat menyayanginya tapi sayangnya dia mencoba membunuh kakak tertuanya sendiri, saat ini pangeran Sushima masih berjuang antara hidup dan mati, dia hanya mencoba untuk melawan apa yang menurutnya salah, apakah itu sebuah kejahatan ?” semua orang mendengarkan ucapan Khalatak “Magadha adalah negeri yang penuh dengan kejujuran dan keadilan, dinasti Maurya datang bersama sama untuk mengakhiri ketidakadilan ini dan semua hal yang berhubungan dengan kejahatan yang ada di dunia ini, Ashoka tidak hanya melawan hukum di istana kita, dia juga menjadi Agraduta, dia memberontak melawan kita, dia menciptakan masalah pada saudaranya sendiri, dia menciptakan ketakutan di Patliputra, ini adalah hari kesedihan terbesar dalam sejarah kerajaan Magadha karena Ashoka tidak hanya menyerang saudaranya, Sushima, dia juga menyerang Samrat Bindusara, ayahnya ketika dia sampai disini” semua orang tegang mendengarkan ucapan Khalatak “Hari ini, aku meminta pada Samrat Bindusara untuk melakukan keadilan” ujar Khalatak lantang,
Kemudian Bindusara meminta Ashoka untuk mengatakan sesuatu jika memang ada yang ingin di sampaikan, pejabat tinggi yang lain juga bertanya pad Ashoka “Pangeran Ashoka, kenapa kamu melakukan ini semua ?” Charumitra langsung mencerca Ashoka dengan mengatakan kalau Ashoka berusaha membunuh saudaranya sendiri “Selama ini aku telah merawat ibumu, tapi kamu malah berusaha untuk membunuh anakku !” ujar Charumitra sengit, Ahenkara dan Radhagupta juga meminta Ashoka untuk bicara, sementara Dharma juga mengatakan hal yang sama “Aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu, Ashoka” ujar Dharma, sedangkan Bindusara berjanji akan mengatur segalanya menjadi baik “Katakanlah sejujurnya sekali saja !” pinta Bindusara, Ashoka hanya terdiam sambil memikirkan semua ucapan orang orang di sekitarnya “Sebenarnya aku tidak menyerang Sushima” Ashoka akhirnya mau membuka suara, semua orang merasa senang kecuali Charumitra,
Bindusara segera turun dari tahtanya dan menghampiri anaknya itu “Aku tahu kalau kamu tidak pernah melakukan hal ini” kemudian Bindusara menyuruh prajuritnya untuk membebaskan Ashoka, Ashoka tersenyum pada sentuhan kasih sayang ayahnya namun sayang semua itu hanya khayalan Ashoka belaka, kemudian Ashoka berkata “Aku tidak mempunyai pilihan lain, aku telah menginformasikan pada Sushima ketika aku tahu kalau ada ketidakadilan yang terjadi pada para pengungsi, tapi Sushima tidak menganggapnya serius” ujar Ashoka “Tapi tidak ada bukti terhadap semua yang di sebut sebagai biang keladinya, mereka memiliki semua bukti bahwa tidak ada ketidakadilan dengan siapapun, semua orang yang kamu dukung itu adalah pembohong !” sela Khalatak “Tapi aku meminta pada Sushima untuk menyelidiknya, tapi dia tidak mendengarkan aku, aku pikir itulah dharmaku untuk menlong mereka, inilah mengapa aku menjadi Agraduta !” timpal Ashoka
Khalatak berusaha untuk melanjutkan ucapannya yang melawan Ashoka “Dengan memberikan contoh yang lain ketika Ashoka atau Agraduta mencoba untuk menghentikan Sushima, kamu bahkan tidak membiarkan Sushima bertemu dengan para pengungsi itu, apa motif kamu dibelakang itu semua ? Apakah kamu tidak cukup mempercayainya ? Atau keegoisan pribadimu yang mencegah kamu agar orang orang itu tidak menemukan sisi baik dari saudaramu sendiri ?” Ashoka segera menolaknya, Khalatak menegaskan kalau Ashoka cemburu pada saudaranya “Dia bohong kalau dia tidak tertarik untuk duduk di singgasana kerajaan, dia merencanakan pemborentakan di masyarakat, dia menyerang saudaranya sendiri untuk menyembunyikan kebenaran yang ada” ujar Khalatak
Sementara itu di tempat Dastan, Dastan sedang memperhatikan pasukannya, Noor juga sudah siap hendak berangkat bersama mereka namun Noor sedikit tegang, dia harus memaksakan senyumnya ketika Dastan menatapnya secara langsung, Noor mengikatkan kain hitam di sekitar kepala Dastan, kemudian Dastan memerintahkan anak buahnya untuk pergi, tiba tiba Noor mendapatkan sebuah ide, secara sengaja Noor menjatuhkan dirinya ketika hendak menaiki kudanya, kaki Noor terluka, bergegas Dastan segera menghampiri Noor yang nampak kesakitan
Di ruang sidang kerajaan Magadha, Ashoka masih di adili disana “Aku tidak serakah untuk sebuah tahta kerajaan !” ujar Ashoka sengit, Bindusara mencoba mengingatkan Ashoka pada pokok permasalahan saat ini “Apakah kamu menyerang saudaramu atau tidak ?” Ashoka masih mengakuinya, Khalatak langsung menyoroti hal ini lebih jauh lagi “Aku ingin meminta pada Samrat Bindusara untuk tidak menunda lagi untuk memberikan keputusannya” ujar Khalatak “Itu tidak benar !” tiba tiba Ahenkara berteriak lantang, Charumitra menegurnya untuk tidak memberikan dukungan pada seseorang yang berusaha membunuh calon suaminya, Dharma juga mendukung Ashoka “Dia tidak akan pernah membunuh siapapun” ujar Dharma, namun Helena menyela dan berkata “Seseorang yang bisa menyerang ayah kandungnya sendiri maka bisa melakukan apapun, semua orang tahu tentang permusuhan antara Sushima dan Ashoka, dia itu masih muda jadi memiliki begitu banyak kemarahan dalam dirinya, aku tidak ingin dia mengalami hal yang serupa seperti nasib Justin, kebencian dan kecemburuan ini akan menjadi masalah di masa depan kerajaan Magadha, hukum Ashoka untuk kejahatannya” Dharma menolak semua perkataan orang orang di sekitarnya “Aku yakin dia tidak bermaksud untuk melukai saudaranya” ujar Dharma namun Charumitra segera melawan ucapan Dharma “Kalau dia tidak bermaksud maka seharusnya dia tidak melukai Sushima, Sushima kehilangan banyak darah, saat ini dia sekarat dan hampir mati ! Jelas sekali kalau motif Ashoka itu hanya untuk membunuh saudaranya saja !” Bindusara mencoba menenangkan Charumitra … Sinopsis Ashoka Samrat episode 207 by Sally Diandra