Sinopsis Ashoka Samrat episode 218 by Sally Diandra. Saat itu Chanakya masih di kepung oleh ke empat musuhnya, Helena, Charumitra, Sushima dan Khalatak, namun Chanakya tidak gentar sedikitpun dalam menghadapi mereka, Chanakya tetap tenang “Rajmata Helena, pengetahuan dari di peroleh Ashoka dari gurunya, aku yakin tidak akan pernah di salahgunakan olehnya, ini merupakan kepuasan dan kepercayaanku padanya, yang membuat aku tidak takut menghadapi kematian, jika kematian datang pada hari ini, maka kematian juga akan datang pada kalian semua !” ujar Chanakya tenang “Rajmata Helena, kamu adalah seorang Yunani yang buruk, keberadaanmu akan segera di hilangkan” tanpa basa basi Helena segera menusukkan belatinya ke perut Chanakya dengan perasaan yang marah, Chanakya menatapnya, semua musuh Chanakya mulai menyerang Chanakya satu per satu, Chanakya teringat dirinya melihat seekor singa dan Ashoka, dalam hati Chanakya berkata “Samrat Ashokaaaa” di lain sisi Ashoka berusaha mencari gurunya itu dan merasa ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi saat ini
Di tempat Bindusara, Bindusara juga sedang memperhatikan cuaca yang buruk dengan petir yang menggelegar “Ini bukan pertanda yang baik” tepat pada saat itu di tempat Chanakya, setelah berulang kali mendapat tusukan, akhirnya Chanakya terjatuh “Aku pikir aku harus menusuknya sekali lagi” bathin Helena dalam hati namun tiba tiba mereka melihat badai angin yang mulai bertiup kearah mereka, pada saat yang bersamaan Siamak memasuki gubuk tersebut, Helena segera menyambutnya dan berkata “Siamak, dialah musuh terbesarmu, tusuklah hatinya dan bunuh dia” Siamak menuruti permintaan Helena “Ibuku dan guruku yang tercinta mati karena kamu, kamu memang tidak pantas untuk hidup, aku benci sama kamu dan Ashoka yang selalu berada di hatimu” ujar Siamak sambil menusuk dada Chanakya, Chanakya semakin tidak berdaya dan berteriak memanggil nama Ashoka “Ashoookaaaaa !!!!!” dari kejauhan Ashoka mendengar suara gurunya “Guru memanggilku ruapanya, sepertinya dia meminta pertolongan” bathin Ashoka sambil terus mencari gurunya, sementara itu di tempat Chanakya, semua orang merasa puas bisa membunuh Chanakya “Kematian ini kami berikan untuk kamu, Chanakya !” ujar Khalatak sinis “Tidak akan ada seorangpun yang tahu siapa yang telah membunuh Chanakya” ujar Helena senang, saat itu Chanakya terbaring dengan luka luka di sekujur tubuhnya, Khalatak kemudian menuangkan minyak di sekitar Chanakaya dan segera keluar dari sana bersama yang lain, mereka membakar gubuk tersebut dan tersenyum senang melihat api yang mulai berkobar kobar, kemudian bergegas meninggalkan tempat tersebut
Di dalam istana, Dharma menceritakan tentang mimpi buruknya pada Radhagupta “Aku melihat ada api disekitar Ashoka, sepertinya dia terjebak dalam sebuah masalah” ujar Dharma cemas “Guru Chanakya juga telah mengetahui tentang ilmu hitam itu dan dia telah menggagalkan efeknya, kita akan segera tahu siapa yang melakukan ini semua” ujar Radhagupta “Siapa yang melakukan ini semua ?”, “Saat ini guru Chanakya dan Ashoka sedang mencoba mencari tahu kenapa orang itu menggunakan mantra sakti untuk melawan kamu untuk membuat hidupmu jadi berantakan” dari kejauhan Bindusara mendengarkan pembicaraan Radhagupta dan Dharma, mereka langsung memberikan salam pada Bindusara “Samrat, guru telah mengetahui tentang mantra sakti yang berimbas ke Dewi Dharma, semua gejala kesehetan yang buruk pada Dewi Dharma berasal dari sana, Chanakya telah membebaskan Dewi Dharma dari mantra sakti itu” Bindusara terkejut begitu mendengar ucapan Radhagupta “Siapa orang ini ? Aku tidak akan membiarkan dia dan memberikannya hukuman kematian dengan tanganku sendiri !” ujar Bindusara geram “Saat ini Ashoka dan guru Chanakya sedang mencari tahu, aku harap kita akan segera tahu siapa musuh kita sebelum matahari terbenam hari ini” ujar Radhagupta
Sushima dan Charumitra merasa senang karena telah berhasil membunuh Chanakya “Tidak ada seorangpun yang akan mencurigai kita, wanita penyihir yang melakukan mantra sakti itu juga telah mati bahkan Chanakya juga !” ujar Charumitra puas “Apapun yang dilakukan oleh perdana menteri Khalatak pada hari ini, aku yakin dia akan menyelamatkan aku dan aku tidak bisa membayangkan kalau Siamak, akhirnya akan menentang Ashoka, ibu bisa lihat kan bagaimana Rajmata Helena bisa mengambil keuntungan pada hari ini ?” Charumitra mengangguk membenarkan ucapan Sushima “Ya, itu benar, Sushima ,,, kita harus berhati hati dengan dia, hari ini dia memang menolong kita dan suatu saat nanti dia bisa meminta imbalannya dan ibu juga tidak akan membiarkan ayahmu bersatu dengan Dharma” ujar Charumitra kesal
Di tempat Bindusara, Bindusara merasa menyesal atas apa yang telah dia lakukan ke Dharma “Dharma, aku minta maaf, aku tidak tahu tentang hal ini dan aku juga tidak bisa melindungi kamu” Dharma hanya tersenyum dan berkata “Lupakan semuanya, Samrat ,,, kita ini sangat beruntung memiliki seorang guru seperti guru Chanakya, dia telah membuat kita tahu tentang mantra sakti ini”, “Aku tidak percaya pada guru Chanakya dan meragukan kamu, aku tidak tahu kenapa Dharmaku melakukan hal ini, seseorang yang sangat aku percayai, hatiku bebar benar tidak bisa mempercayai hal ini” ujar Bindusara sedih “Ucapanmu itu cukup buatku, Samrat” Bindusara menggelengkan kepalanya “Tapi itu tidak cukup buat aku” ujar Bindusara sambil mengatupkan tangannya didepan dadanya, Dharma tersenyum dan memeluknya erat
Ashoka akhirnya sampai di tempat itu dan melihat gubuk yang terbakar, Ashoka segera melompat dan masuk ke dalam gubuk, sementara itu Khalatak sedang membakar semua buku buku sastra Chanakya di dalam Havan Kund “Hari ini seorang Yug (guru) telah berakhir, babak cerita tentang Chanakya telah tamat, jadi buku buku sastranya juga harus dihancurkan ! Aku akan melindungi Magadha dan generasi berikutnya bahkan tidak akan tahu tentang Chanakya !” ujar Khalatak sambil tertawa terbahak bahak, pada saat yang bersamaan Radhagupta juga mencari cari Chanakya, Radhagupta bertanya pada Badrabhatt tentang Chanakya “Aku tidak tahu dimana Chanakya berada” ujar Badrabhatt “Kalau Ashoka, apakah kamu tahu dimana dia ?”, “Aku dengar dari seorang perempuan kalau Ashoka pergi ke suatu tempat, tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang dia” Radhagupta mulai cemas begitu mendengar ucapan Badrabhatt, Radhagupta sangat khawatir dan mulai menduga kalau akan ada bahaya besar yang akan datang ke Magadha
Ashoka masuk ke dalam gubuk dan berteriak memanggil gurunya yang terbaring terluka, Ashoka langsung melompat ke dalam gubuk dan melihat gurunya berdarah, Ashoka segera menutupi tubuh Chanakya dengan syal besarnya dan menggendongnya di punggung, Ashoka segera mengeluarkan Chanakya dari gubuk tersebut “Jangan khawatir, guru ,,, kita akan segera mendapatkan air” Chanakya memegang tangan Ashoka dan mencegahnya “Ashoka, waktunya sudah tidak ada lagi”, “Siapa yang telah melakukan ini, guru ?” tanya Ashoka penasaran “Aku akan bertanya pada guru Dakshina hari ini, apakah kamu bisa melakukannya ?” Ashoka langsung menganggukkan kepalanya sambil menangis “Kamu telah menemukan aku disini, aku percaya bahwa dinasti Maurya akan damai di tanganmu, kamu menggambarkan kenangan akan Chandragupta Maurya, hanya kamu yang membuatnya menjadi kenyataan, kehebatanmu akan menjadi kebanggaan tanah air kita, berjanjilah padaku, Ashoka ,,, kalau kamu akan menjadi seorang Samrat !” Ashoka berjanji pada gurunya “Perjalananku akan berakhir sampai disini dan perjalananmu baru dimulai, Ashoka” ujar Chanakya di hembusan nafasnya yang terakhir dan akhirnya Chanakaya meninggal dunia di pelukan Ashoka, tiba tiba seekor singan mengaum lantang di kejauhan, Ashoka menutup matanya dan menangis tersedu sedu karena telah kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya, bunga bunga di pohon pohon pun jatuh berguguran seperti mengisyaratkan sebuah duka yang cukup dalam dengan meninggalnya seorang guru besar yang telah mendirikan kerajaan Magadha.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 219 by Sally Diandra