Sinopsis Ashoka Samrat episode 220 by Sally Diandra. Bindusara dan semua orang bergegas pergi ke penjara, penjara itu telah kosong “Apa yang sedang terjadi Patliputra ? Apakah para penjaga kita telah sangat lemah sekarang ?” Helena tiba tiba menduga kalau Dastanlah yang membunuh Chanakya, Helena mencoba mengkambing hitamkan Dastan di depan Bindusara “Itu bisa jadi, Rajmata Helena” Khalatak menimpali ucapan Helena “Iya, aku juga yakin itu, Mir dan Dastan pasti akan membalaskan dendamnya atas kematian Noor, mereka tahu bahwa tidak akan terjadi apa apa di Magadha selama Chanakya masih hidup, mungkin mereka yang membunuhnya” timpal Charumitra, Bindusara menyesal telah membiarkan Mir Khurasan tetap hidup “Aku telah membuat sebuah kesalahan besar, akulah yang harus disalahkan atas kematian guru Chanakya, aku telah memaafkan Mir, aku telah memberikan kesempatan padanya untuk menyerang lagi, dia seharusnyanya membunuh aku, kenapa guru Chanakya ? Aku tidak akan membiarkan pengorbanannya menjadi sia sia, aku juga pasti akan membalas dendam !” Bindusara kemudian memberitahu ke Khalatak kalau dirinya ingin Dastan dan Mir ditangkap, hidup atau mati “Mereka seharusnya tidak boleh pergi dari Magadha !” perintah Bindusara geram
Sementara itu, Dharma sedang menangis di kamarnya bersama Ashoka “Ibu tidak pernah bisa memaafkan diri ibu sendiri, kamu Ashoka selalu bertarung untuk guru Chanakya sehingga kalian berdua selalu menyelamatkan ibu, waktu itu guru Chanakya menginginkan Mir diberikan hukuman mati tapi ibu mencegahnya, guru Chankaya kehilangan nyawanya karena dia, hari ini nyawa semua orang dalam bahaya karena ibu, dia selalu berkata tidak akan terjadi apa apa pada Ashoka selama dia bersama kami, ibu baru menyadari maksudnya sekarang” Ashoka segera memeluk ibunya “Aku tidak akan mengampuni mereka kali ini, ibu ,,, mereka adalah musuh Magadha selama ini” Ashoka segera menyentuh kepala ibunya sambil berkata “Aku bersumpah aku akan menemukan Dastan, aku akan memastikan dia di hukum, jika aku gagal, aku tidak akan melihat guruku untuk yang terakhir kali” Dharma terkejut menatap ke arah Ashoka
Di tempat Bindusara, Khalatak memberikan separuh belati yang terbakar kepada Bindusara, simbol yang terdapat pada belati itu adalah simbol Khurasani “Tidak di ragukan lagi kalau Dastan ada dibelakang semua ini” ujar Khalatak “Dastan sebenarnya telah di tikam oleh Aryavashi, kita harus memberinya balasan yang setimpal, aku yakin mereka belum pergi jauh” tak lama kemudian Bindusara membuat sebuah pengumuman “Siapapun yang bisa membawa tersangka ke hadapan kami, akan diberi hadiah uang koin emas !” sambil berjalan menuju ke depan, Ashoka berkata “Itu tidak perlu, ayah ! Noda yang telah dibuat oleh Dastan pada orang Maurya akan dibersihkan oleh keturunan Maurya saja, ijinkan aku untuk pergi dan menghukum dia, ayah” Khalatak segera menyela ucapan Ashoka “Tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk pergi, pangeran” namun Bindusara bangga pada Ashoka dan berkata “Ya ! Kamu boleh pergi, anakku” Khalatak menatapnya dengan tidak berdaya
Pada saat yang bersamaan saat itu Mir dan Dastan sedang berada di dekat sungai, Mir sedang berfikir bagaimana mereka berdua bisa keluar dari penjara, Mir Khurasan teringat ketika dirinya melemparkan tombak yang tajam ke arah sel penjara Dastan, Dastan segera mengambilnya, lalu Mir pura pura batuk batuk dan meminta pada penjaga segelas air, kemudian Mir memukul penjaga yang memberikan air padanya dan membebaskan Dastan, mereka berdua membunuh semua penjaga yang mencoba menghentikan mereka, kemudian mereka melompat ke dalam sungai “Dastan, lalu kemana kita akan pergi sekarang ? Seberapa jauh anak buahmu ?” Dastan menggelengkan kepalanya “Tidak ! Kamu tidak akan ikut denganku, Mir ! Aku memaafkan Noor karena aku mencintainya, ketika kamu memberikannya ke Bindusara, tapi bagaimana bisa aku memaafkan kamu ?” Mir tidak takut dengan ancaman Dastan “Jika kamu meninggalkan aku disini maka kamu juga tidak akan bisa pergi dari sini !” namun belum juga selesai ucapannya Dastan langsung membunuh Mir “Bagaimana aku bisa melihat kamu sekarat jika aku meninggalkan kamu ?” Mir pun jatuh ke tanah, Dastan langsung mengatakan selamat tinggal pada Mir dan segera berlalu dari sana
Radhagupta bertanya pada Ashoka “Ashoka, bagaimana caranya kamu menemukan Dastan ?” Ashoka kemudian menunjukkan sebuah peta “Mereka lompat ke dalam sungai, mereka pasti terluka, mereka tidak akan pergi melawan air pasang, mereka pasti akan lelah, Dastan pasti akan memilih jalur yang mungkin aman baginya yaitu melalui hutan, dia akan menunggu saat yang tepat untuk keluar dari sana” salah satu teman Ashoka menyela pembicaraan mereka “Tapi hutan itu sangat besar, Ashoka ,,, bagaimana kita bisa menemukannya segera ? Sementara upacara kremasi pemakaman guru Chanakya akan dilakukan besok pagi”, “Kita tidak akan pergi ke Dastan tapi Dastan akan datang ke kita, seperti yang sering guru Chanakya katakan seorang pengecut selalu berjalan di keramaian” Radhagupta berdoa semoga Ashoka berhasil, kemudian Radhagupta memberikan tilak pada Ashoka dengan debu, Ashoka segera menyentuh kakinya meminta restu, Radhagupta merestui kepergian Ashoka
Helena bertanya pada Bindusara “Samrat, kenapa kamu membiarkan Ashoka pergi ? Dia itu masih anak anak, kita tahu bagaimana kuatnya Dastan, bagaimana bisa kamu mengirimkan Ashoka seperti ini ?” ujar Helena yang pura pura cemas, Charumitra juga memberikan saran pada Dharma untuk melindungi Ashoka “Aku tidak bisa menghentikan badai, Maharani Charumitra ,,, aku tidak akan pernah menginginkan dia mengambil jalan yang salah tapi aku tidak bisa menghentikannya dari keinginannya memenuhi tugasnya, ini adalah tugasnya pada saat ini” Bindusara juga membenarkan kata kata Dharma “Aku percaya pada Ashoka” dalam hati Charumitra berkata “Bagaimana bisa Ashoka kelihatan begitu hebat di mata Samrat sekali lagi” Helena juga sangat khawatir kalau nanti Dastan akan mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya ketika Ashoka berhasil menangkapnya
Hingga akhirnya hari pun berganti malam, Dastan sedang berjalan di dalam hutan yang gelap, dia mendengar serombongan orang sedang berjalan di dalam hutan, mereka semua berpakaian putih putih, Dastan berfikir untuk bergabung dengan mereka “Tidak ada cara yang lebih baik untuk keluar dari sini” bathin Dastan, kemudian Dastan memotong rambutnya, saat itu Ashoka merasakan sesuatu, Dastan membunuh salah satu orang dari rombongan itu dan dia mengenakan pakaiannya yang serba putih, dia juga menggosokkan warna putih pada wajahnya kemudian bergabung dengan rombongan tersebut, Ashoka memperhatikannya “Rupanya dia sendirian, dimana Mir Khurasan atau prajuritnya ? Mereka berdua kan melarikan diri bersama sama” bathin Ashoka dalam hati, tiba tiba seorang laki laki memberikan salam pada Dastan, Dastan pun membalas salamnya, namun tiba tiba orang itu berbalik menjadi Ashoka, Ashoka segera menyiramkan air ke wajah Dastan, identitasnya terungkap, Dastan dan Ashoka segera melepas kain yang menempel di dadanya, mereka sama sama mengeluarkan pedang mereka, rombongan orang orang tadi segera mengelilinginya membentuk sebuah lingkaran “Kali ini kamu membawa prajuritmu ! Bagus !”, “Aku sendiri saja sudah cukup buat kamu hari ini, Dastan !” ujar Ashoka lantang, sementara itu di dalam istana Magadha, Dharma sedang berdoa untuk keselamatan anaknya, sedangkan di dalam hutan Ashoka dan Dastan sudah mulai terlibat pertarungan pedang, di lain sisi Dharma terus menerus membunyikan lonceng di dalam kuil, Ashoka berhasil menyerang Dastan dan membuatnya terluka.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 221 by Sally Diandra