Sinopsis Ashoka Samrat episode 222 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, para pembunuh Chanakya merayakan kematian Chanakya, Shushima mengolok olok Ashoka “Ketika menyalakan api di tumpukan kayu kayu itu mungkin dia berfikir kalau dia sekarang menjadi anak yatim, kamu ini benar benar tolol dengan berfikir kalau aku ini lebih baik daripada Sushima, percayalah padaku !” semua orang yang mendengar lelucon Sushima langsung tertawa terpingkal pingkal, Sushima juga mengolok olok Chanakya “Dia seharusnya mengatakan kalau dirinya tidak ragu dengan kapabilitas Ashoka tapi dia tidak tahu kalau dia telah berbuat suatu kesalahan, Sushima terus menerus mengolok olok Ashoka dan Chanakya, mereka semua juga terus menerus tertawa melihat ulah Sushima yang konyol, Khalatak menyuruh Sushima untuk bicara dengan nada yang rendah “Seorang pengecut tidak akan menyesuaikan dirinya setelah apa yang telah di lakukannya, kita akan memberikan hukuman yang sama untuk siapa saja mendengarnya, jadi santai saja dan nikmatilah ,,, ini semua karena kamu dan Rajmata Helena maka Dastan dijadikan kambingkan hitam” Khalatak mencoba untuk menjelaskan sesuatu namun Helena mencegahnya “Lupakan semuanya ! Dan rayakanlah !” tiba tiba Ashoka masuk ke ruangan itu dan menginterupsi mereka
“Hal itu tidak akan pernah terlupakan dan aku akan memastikan tidak ada seorangpun yang melupakannya juga !” mereka semua yang ada diruangan itu terkejut begitu melihat Ashoka ada disana, Ashoka memuji mereka “Seluruh Magadha sedang meratapi kepergian guru Chanakya dan kalian semua disini sedang menikmati minuman kalian” ujar Ashoka sambil menuangkan minuman itu di sekitar mereka membuat lingkaran “Ini seperti sebuah pesta kemenangan, dunia tahu kalau Dastanlah yang membunuh guru Chanakya, tapi hari ini aku datang dan memberitahu pada kalian semua sebuah rahasia, Dastan tidak membunuh guru Chanakya ! Tersangkanya masih berada di dalam istana” ujar Ashoka geram “Kematian Chanakya rupanya sangat berpengaruh buruk padamu, Ashoka” Ashoka langsung menghentikan ucapan Helena “Hanya ini satu satunya tempat di seluruh istana ini yang mengadakan sebuah perayaan, sekarang aku tidak ragu lagi tentang fakta bahwa tersangkanya memang ada disini” Ashoka kemudian mendekati Helena “Mungkin bisa jadi kamu karena anakmu Justin dihukum mati karena Chanakya” lalu Ashoka bergeser ke Sushima “Sudah banyak yang tahu kalau guru Chanakya ingin membuat aku sebagai penerus Magadha” hal yang sama juga di katakan Ashoka pada Charumitra “Kamu juga bisa melakukan apa saja untuk membuat anakmu duduk di tahta kerajaan” kemudian Ashoka menghampiri Khalatak yang terakhir “Tidak diragukan lagi kalau guru Chanakya selalu menghalang halangi jalanmu, kamu tidak akan pernah menjadi hebat daripada dia selama dia masih hidup” ujar Ashoka tenang “Coba buktikan kalau ada !” sela Sushima kesal “Ada protokol yang tepat dan peraturan keadilan, kami tidak akan mendengarkan apapun yang kamu katakan !” ujar Sushima lantang, “Bukti bukti itu di perlukan untuk sesuatu yang terjadi didalam ruang sidang, ini hanya soal pribadi saja, seseorang telah membunuh guruku ! Peraturan sebuah kota akan ada untuk mendapatkan hukuman yang tepat bagi pembunuh guru Chanakya, aku telah membawanya ke hutan, peraturan terbesar disana adalah tidak ada peraturan ! Ini akan menjadi moto utama balas dendamku sekarang, dihari aku menemukan pembunuh itu, di hari itulah adalah hari terakhir baginya untuk hidup dan hari itu tidak akan jauh ! Hitungan mundur untuk si pembunuh sudah dimulai dari sekarang !” Ashoka kemudian melemparkan lampu diya ke jejak minuman keras yang dibuatnya, ruangan itupun terbakar dan mereka berempat langsung berteriak minta tolong, sementara Ashoka segera pergi dari sana
Keesokan harinya, Ashoka sedang melakukan puja, Ashoka teringat dengan perseteruannya dengan Sushima di masa lalu, dia juga teringat ketika Helena mencoba membebaskan Justin dari penjara, seseorang berdiri dibelakangnya dengan memegang sebuah belati ditangannya, ternyata orang itu adalah Siamak, dengan perasaan marah dia berjalan ke arah Ashoka, Siamak teringat ketika dia menikam Chanakya, Helena segera menyeretnya, Siamak sangat khawatir kalau saja Ashoka tahu yang sebenarnya “Dia tidak akan mengampuni kita, Rajmata Helena” Helena menyuruhnya untuk diam, kemudian Ashoka segera berlalu dari sana, begitu Ashoka pergi, Helena segea memberitahu Siamak “Ashoka bisa berbuat seperti ini hanya karena Chanakya, dia itu sedang sangat terluka hatinya, dia tidak akan bisa berbuat apapun tanpa Chanakya, perlahan lahan dia juga akan berakhir, bagaimana dia bisa melakukan sesuatu ketika Chanakya sudah tidak lagi melakukan apa apa, memangnya dia siapa ?” ujar Helena sengit
Khalatak membagikan pengumuman di seluruh Magadha “Siapapun yang bisa mendapatkan Mir dalam keadaan hidup maka akan mendapatkan uang koin emas” saat itu Bindusara bertanya pada Khalatak “Kenapa seorang komandan perang yang baru belum ditunjuk juga ?”, “Aku telah membuat daftar namanya, Samrat’ ujar Khalatak, Ashoka langsung menyela “Orang itu seharusnya dipilih secara pribadi saat ini ! Karena ada banyak serangan di istana baru baru ini” Bindusara setuju dengan usul Ashoka, tak lama kemudian orang orang datang dan meminta tolong pada Bindusara agar menolong mereka, mereka berasal dari Takshila, mereka memberitahukan tentang permasalahan mereka pada Bindusara “Kami telah mendapatkan keuntungan yang maksimal dari upeti yang diberikan oleh Takshila, kenapa aku tidak sadar dengan permasalahan yang ada ? Bagaimana hal ini bisa terjadi ?” ujar Bindusara penasaran, salah satu dari orang Takshila memberitahukan kalau Sudama Ji adalah orang yang senama untuk saat ini, dia adalah orang yang salah yang telah memperalat Sudama untuk kepentingan pribadinya, Takshila adalah tempat yang suci tapi sekarang kota itu hampir kosong, semua orang mulai mengosongkan Takshila karena takut “Siapa orang itu ?” sela Ashoka, salah satu dari orang Takshila berkata “Dia telah menyerang Kalingga terlebih dulu dan menghancurkan impian guru Chanakya dan Samrat Chandragupta Maurya” Bindusara baru menyadari kalau orang itu adalah Kichak
Bindusara teringat ketika dulu Sudama meminta pada Bindusara untuk tidak membunuh Kichak “Dia ini adik istriku, dia tidak akan melakukan hal seperti ini lagi, akulah yang bertanggung jawab” ujar Sudama, Bindusara menyesal telah memaafkan Kichak “Guru Chanakya menentangnya, dia memang benar, kita seharusnya membunuh musuh musuh kita semua bersama sama atau dia akan datang untuk mencari kita demi sebuah balas dendam suatu saat nanti, inilah saatnya untukku bertobat atas semua kesalahanku !” kemudian Bindusara mengumumkan kalau Sushima akan pergi ke Takshila besok pagi sendirian, Sushima dan Charumitra juga Khalatak terkejut mendengarnya
Di kamar, Sushima meminta pada ibunya dan Khalatak untuk melakukan sesuatu untuk mencegahnya pergi ke Takshila “Kita masih punya satu malam untuk merubah keputusan Samrat Bindusara” ujar Khalatak, sementara itu Ashoka sedang membaca sesuatu, Dharma menghampirinya dan bertanya apa yang dibacanya “Aku sedang membaca tentang Takshila, ibu ,,, tapi mengapa tidak ada seorangpun yang menulis tentang kita di Magadha, ibu ? Bagaimana generasi berikutnya tahu tentang kita ? Aku menemukan banyak hal yang menarik tentang Takshila, rasanya sedih begitu mengetahui kalau Takshila saat ini hampir berada di ambang akhir hari ini” ujar Ashoka “Ilmu pengetahuan adalah kontribusi terbesar pada setiap negara, orang orang yang berpendidikan tidak akan pernah menerima sesuatu dalam keadaan yang tidak baik” tiba tiba Ashoka merasa khawatir pada Sushima “Lalu apakah Sushima bisa menangani hal ini dengan baik ?” Dharma menganggukkan kepalanya dan berkata “Kamu juga seharusnya mempercayai dia, apalagi guru Chanakya juga menyarankan namanya pada ayahmu” namun Ashoka masih merenungkan hal ini … Sinopsis Ashoka Samrat episode 223 by Sally Diandra.