Sinopsis Ashoka Samrat episode 232 by MeyshaLestari. Ashoka merasakan nyeri pada lukanya ketika melakukan pekerjaan. Ashok beristirahat sejenak dan menatap kelaut. Dia melihat seekor lumba-lumba berenang di air laut dengan riangnya. Lalu muncul 2 ekor hiu yang menyerang si lumba-lumba lalu memakannya. Tiba-tiba sebuah kesadaran merasuki pikiran Ashok. Batinnya, “seseorang menyerangku dengan cara yang sama. Bagaimana mereka bisa tahu kedatanganku? Bagaimana kabar ini bisa sampai pada Kichak? Seseorang dalam istana menginginkan kematianku. Sekarang aku harus menyembunyikan misiku. AKu tak punya dukungan sekarang.” Ashok melihat seorang pria memegang liontin Kaurvaki. Ashok memintanya dan akan menyerahkan pada yang berhak. Pria menolak memberikannya. Ashoka mengancamnya kalau dirinya akan memberitau semua orang kebenarannya kaalau dia tidak mau menyerahkan liontin itu padanya. Pria itu marah dan memukul Ashoka. Ashoka mengelak sambil berkata, “aku tak ingin berkelahi denganmu. Tapi aku juga tidak bisa membiarkan ketidakadilan tejadi.” Pria itu menantang Ashoka, “temui aku di lantai bawah, kita akan lihat siapa yang lebih kuat.”
Ratu Subhrasi menyuapi Dharma Laddo. Charu bergabung dengan mereka. Charu menyebut Dharma pemberi inspirasi, “kau telah kehilangan putramu tapi kau telrihat tegar.” Dharma memberitahu mereka kalau anaknya..Ashoka masih hidup, “aku bisa berpikir kalau dia sudah tak ada lagi, tapi pada akhirnya hanya rasa bangga saja yang kurasakan. Jika di butuhkan, aku bahkan bisa mengorbankan bayiku ini untuk tanah air.”
Pria yang mengajak Ashoka berkelahi sedang minum ketika Ashoka datang menemuinya. Dia menyisihkan botolnya dan berkata, “kau harus memenangkan pertaruhan ini. Kaurvaki tak akan bisa menemukan liontinnya ditempat dia menyembunyikannya.”
Pria itu sangat membenci oatmeal. DI amenantang Ashoka untuk memakannya, “dia yang makan lebih banyak akan jadi pemenangnya.” Bahkan Ashoka juga tidak menyukai rasa oatmeal tapi terus memakannya. Keduanya terlihat kesulitan dalam menelan. Tapi Ashoka selesai lebih dulu. Pria itu mengajak bertaruh ke level yang lebih tinggi.
Kaurvaki sedang mencari-cari liontinnya. Tapi tidak menemukannya. Wajahnya terlihat cemas takut kalau rahasianya terbongkar, “apakah seseorang mencurinya?”
Ashoka memenangkan pertandingan push up juga. Darah merembes keluar dari lukanya tapi dia tidak menyerah. Semua orang terkesan dengan kerja keras dan dedikasinya. Pria yang menantangnya kalah dan segera pergi dari tempat itu setelah menyerahkan liontin pada Ashoka. Para penonton bertepuk tangan untuk Ashoka. Seseorang bertanya mengapa Ashoka melakukan semua itu dengan menanggung rasa sakit akibat lukanya. Ashoka menjawab kalau dirinya melakukan itu untuk orang yang telah menyelamatkan nyawanya, “ibuku bilang, seseorang tidak seharusnya memikirkan rasa sakit saat menolong orang lain.”
Kairvaki datang dan melihat Ashoka memegang liontinya. Kaurvaki langsung menyangka kalau Ashoka yang telah mencuri liontin itu. Ashok menyangkal dan memberitahu Kaurvaki kalau dia mendapatkan liontin iti dari pencuri sebenarnya, “kau telah menuduhku. Aku tidak akan memberikan liontin ini padamu.” Setelah berkata begitu, Ashoka beranjak pergi. Kaurvaki bertriak memanggilnya tapi sia-sia, Ashoka tidak mau menoleh.
Kaurvaki mengikuti Ashoka. Dia menarik putus gelang Ashoka, “kembalikan liontinku, baru setelah itu aku kembalikan ini padamu.” Amadhya Raksha melangkah keluar, seorang pria menghentikannya dan meminta nasehat. Kata pria itu, “aku sangat marah beberapa hari ini. Aku merasa seperti ingin menghancurkan seluruh dunia.” Amadhya menasehati orang itu agar menahan amarahnya, “kemarahan hanya akan menghancurkan dirimu.”
Ashoka dan Kaurvaki saling bertukar barang. Kaurvi melihat perban Ashoka berdarah. Ashoka melarang Kaurvaki mengkhawatirkannya. Tapi kemudian Ashoka sempoyongan. Amadhya cepat-cepat memeganginya. Pria yang meminta nasehat Amadhya menyuruh Ashoka kembali bekerja. Kaurvaki memberitahu pria itu kalau Ashoka butuh istirahat. Amadhya Raksha setuju dengan usul Kaurvaki, “kau memang butuh istirahat. Kau sebaiknya turun di perhentian berikutnya.” Ashoka menolak, “sangat penting bagiku untuk tiba di Takshila secepatnya.” Amadhya menjadi curiga, “kenapa kau begitu sangat ingin pergi ke Takshila? Kau bisa bekerja di dermaga manapun sebagai pelaut.” Ashoka mengangguk, “aku bisa tapi aku melihat banyak kesempatan di Takshila. Semakin cepat aku mendapatkan uang, semakin cepat aku pulang.” Amadhya menunjuk orang-orangyang pergi meninggalkan Taskhila, “banyak orang Takshila pergi dari sana. DI sana pasti tidak ada uang.” Ashoka yakin kalau akan ada perubahan dalam hal pembayaran, mereka pasti akan membayar mahal. Tapi pemilik perahu memutuskan lain, dia menyuruh Ashoka turun di perhentian berikutnya, “aku tak ingin ada yang mati diperahuku!” Lalu pria itu dan Amadhya pergi dari sana. Ashoka terlihat tegang. Dia menatap Kaurvaki dengan kesal, “aku melakukan banyak hal untuknya tapi dia malah membuatku berada dalam masalah.”
Helena menulis surat pada seseorang. Pikirnya, “Shushim telah jatuh dalam perangkap Raakshas. Dia akan pergi ke Takshila setelah berduka selaama 13 hari. AKu harus memastikan Raakshas dan Kichak membuat rencana berikutnya.” Kurir pergi sambil membawa surat Helena. Charu datang danbertanya pada Helena, “apa yang harus kita lakukan dengan bayi dalam kandungan Dharma? Perubahannya pada dirinya sudah bisa di lihat dengan jelas.” Helena menasehati CHaru agar menunggu waktu yang tepat, “kita harus membuatnya terlihat seperti kecelakaan. Tak seorangpun boleh mencurigai kita.”
Ashoka mondar-mandir dengan cemas. Dia mengambil beberapa kertas yaang terjatuh dan membacanya, “ketika kita memulai pekerjaan, kita tidak boleh menyerah di pertengahan. Situasi bisa saja menentang anda tapi kau bisa merubahnya menjadi kekuatan..” Amadhya Raakshas melihat Ashoka dan bertanya, “kau sedang membaca apa?” Sinopsis Ashoka Samrat episode 233 by MeyshaLestari