Sinopsis Ashoka Samrat episode 239 bag 2 by Meysha Lestari. Seorang anak, Som sedang berkuda dengan ayahnya. Kaurvaki dengan gembira menatap mereka dan menjadi emosional ketika melihat hubungan ayah-anak yang begitu erat. Ashoka mengamati Kaurvaki sambil berkata, ” saatnya sudah dekat ketika penyiksaan Kichak akan berakhir. Orang-orang akan bebas berkeliaran dengan kepala terangkat.” Kaurvaki menyela, “saat itu tidak akan datang selama Samrat Bindusara memerintah Magadha!” Ashoka terhenyak mendengarnya. Dia coba memberi penjelasan pada kaurvaki kalau samrat Bindusara tidak secara langsung bertanggungjawab atas semua bencana itu, “kenapa kau begitu membenci Samrat Bindusara?” Kaurvaki menjawab kalau dirinya bukan hanya membenci si Smarat, tapi juga semua orang yang punya hubungan dengan dia< “kau akan mengerti mengapa kalau kau ada di posisiku.” Ashoka bertanya-tanya akan apa yang telah terjadi sehingga Kaurvaki sangat membenci ayahnya.
Som lapar. Orang tuanya segera memberikan segela susu padanya agar dia mendapat tenaga dan tidak merasa lapar lagi. Dengan sedih orang tuanya menatap Som.
Amadhya dan para Biksu pergi ke kuil Takshila VIshwavidyala. Kichak telah menutup kuil itu karena takut kalau rakyatnya memahami apa itu yang benar dan salah jika mereka berpendidikan. Seorang biksu bicara menentang Kichak, “pemimpin seperti itu adalah musuh rakyat” Amadhya sedang berpikir bagaimana caranya agar dia bis abertemu Kichak , “tanpa bertemu dengannya dia tidak akan tahu kalau aku yang telah mengirim surat, bukan pangeran SHushim.” Biksu bertanya apa yangs edang di pikirkan Amadhya. Amadhya tidak menjawab, dia ingin memastikan kalau Kichak akan menemuinya jika dirinya tdiak bisa menemui Kichak.
Esok harinya, Ashoka terbangun. Dia melihat Kaurvaki merasa tidak nyaman dalam tidurnya karena sinar matahari jatuh di wajahnya. Ashoka tersenyum. Dia melepas kain yang menutupi lukanya dan mengingatkannya di jendela. Sinar matahari terhalang dan Kaurvaki tidur dengan nyaman. Ashoka kemudian beranjak keluar.
Ashoka melihat ayah Som menatap Koin emas. Som mengatakan kalau dirinya menemukan koin itu terjatuh dari dalam tas Ashoka ketika dia tidur. Ayah Som menanyai Ashoka, “apakah ini milikmu?” Ashoka mengangguk. Ayah Som menunjuk pada stempel kerajaan yang ada di sana, “bagaimana kau mendapatkan ini?” Ashoka memberitahu pria itu kalau dirinya adalah Pangeran Ashoka dari Magadha. Keluarag Som terkejut mendengarnya.
Kaurvaki bangun dari tidurnya. Dia bertanya-tanya kemana perginya Ashoka, “dia bahkan tidak membangunkan aku!”
Keluarga Som segera berlutut di depan Ashoka. Ashoka menyuruh mereka berdiri. Si pria berkata kalau Ashoka memiliki tempat di hatinya, “keberanian anda memberi kami kekyatan dan harapan untuk menyebarkan perdamaian di Takshila.” Pria itu juga berkata kalau semua orang berpikir Ashoka sudah tewas di laut. Kaurvaki berjalan kearah mereka. Ashoka meminta keluarga itu merahasiakan identitasnya. Di pria menyakinkan Ashoka bahwa tak seorangpun akan mengetahui percakapan mereka. Som memanggil Kaurvaki. Semua langsung diam. Ashoka dan ayah Som berbincang-bincang tetang bagaimana caranya bertemu Kichak. Dari orang itu Ashoka mendapat tahu kalau pemimpin sebelumnya, Sudama tinggal di sebuah reruntuhan tua. Kaurvaki masih kesal dengan kenyataan kalau Samrat tidak memikirkan hal lain selain Patliputra. Ashoka berpikir untuk melakukan sesuatu sebelum nama ayahnya tercemar di antara rakyat.
Seorang wanita bercerita tentang Avatar Narayan Narsimha. Bindu bertanya pada Drupad apakah dia memahami cerita itu? Drupad berkata bahwa kisah itu tentang bagaimana dewa memberi hukuman pada orang jahat. Bindu senang, dia memberi hadiah pada wanita yang datang untuk bercerita. para wanita itu kemudian pergi. Dharma mengusulkan agar mereka mengundang mereka setiap hari sehingga anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik, “kita bisa mengakhiri masalah mereka dengan memberi mereka uang.” Charu berkata kalau usul Charma bagus, tapi bendahara negara punya tanggung jawab yang lain juga. Dharma mengerti maksud Charumitra, “aku juga sudah memutuskan untuk memberikan perhiasanku pada mereka sehingga aku bisa membantu mereka.” Bindu memberi Dharma tanggungjawab untuk mengadakan pertemuan semacam itu di istana. Melihat Dharma lelah, Bincu berkata, “kau harus beristirahat sekarang. Aku akan mengantarmu ke kamar.” Charu merasa kesal dan berguman, “dia menjadi masalah bagi kita setelah kita menyingkirkan anaknya.”
Kaurvaki mengucapkan terima kasih pada orang tua Som karena telah mengizinkan mereka menginap. Som memeluk Kaurvaki dan Ashoka bergantian. Som bebisik pada Ashoka, bahwa dirinya mendengar semuanya, “aku yakin kau akan membawakan kami makanan.” Ashoka setuju, “kau harus merahasiakannya dari orang-orang.” Som setuju, “aku juga akan membagi rahasiaku padamu, aku tahu apa yang di berikan ayah padaku. AKu meminumnya agar mereka bahagia.” Ashoka juga setuju untuk merahasiakan itu. Mereka kemudian berpisah.
Di jalan, Ashoka memberitahu Kaurvaki bahwa mereka akan pergi ke Takshila Vishwavidyala sekarang.
Amadhya bertanya pada guru di kuil itu di mana mereka bisa mendapatkan batu untuk membuat patung. Biksu Anand terlihat bingung dan bertanya tujuan Amadhya. Amdhya meminta biksu untu menunggu, “kau akan tahu ketika waktunya tiba.” Biksu anand setuju untuk membantu Amadhya sebisanya.
Ashoka dan Kaurvaki menatap Biara Takshila Vishwavoidyala. Dia meminta Kaurvaki pergi kedalam biara karena itu adalah tujuannya. Kaurvaki menyarankan agar Ashoka meminta bantuan paad Bhanta Buddheswar. Ashoka teringat kalau Amadhya tidak seperti yang dia katakan siapa dirinya. Kaurvaki berkata hal serupa, “kau juga sama saja. Kita mulai terikat pada mereks bahkan setelah mengetahui hal itu. Aku merasa hidupnya berhubungan dengan kita. Hidup bukan hanya diberikan pada kita agar kita bsia hidup untuk diri sendiri. Keputusan akhir ada di tanganmu. Hanya dia yang bisa membantumu mencapai tujuanmu.” Setelah berkat abegitu Kaurvaki masuk kedalam Biara. Ashoka berpikir sejenak, “kupikir dia benar. AKu akan membutuhkan sebuah tempat untuk tinggal hingga aku menemukanSudama.”
Kichak marah pada komandan dan prajuritnya karena gagal menangkap Ashoka, “kau tidak bsia menemukan anak itu. Apa yang akan di pikirkan orang-orang sekarang? Mereka tidak akan takut padaku kalau kau terus melakukan hal seperi itu.” Saudara perempuan Kichak meminta agar Kichak tidak marah, “kita harus memikirkannya.” Saudara perempuan Kichak lalau menyuruh komandan itu kembali pergi untuk menangkap Ashoka. Komanda lalau pergi lagi dengan beberapa orang prajurit. Kichak menunggu kabar dari Patliputra, “Ashoka mati beberapa waktu yang lalu. Ini bukan pertanda yang bagus. Aku harus tahu apa yang mereka pikirkan sekarang!”
Amadhya memberitahu Ashoka bahwa sangat sulit bagi dirinya untuk percaya kalau Ashoka hanya anak nelayan biasa setelah apa yang dia lakukan. Ashoka berkata, “orang biasa juga melakukan sesuatu yang besar. ketika situasi menjadi tidak tertanggungkan oleh mereka.” Amadhya berpikir untuk memanfaatkan Ashoka dalam menjalankan misinya, “aku terkesan dengan pemikiranmu. AKu ingin kau membantuku menyebarkan perdamaian di sini.” Ashoka setuju untuk membantu Amadhya sebisanya. Amadhya menyuruh Ashoka pergi ke istana lama. Ashoka setuju tapi dia berkata kalau dirinya lapar. Amadhya memberinya makanan. Ashoka dan Kaurvaki mengambil makanan itu lalu pergi menyisih untuk memakannnya.
Amdhya menatap Ashoka sambil berpikir, “akan sangat baik jika Ashoka berhasil mencapai istana lama. Jika dia tertangkap maka aku akan mendapat kesempatan untuk menemui Kichak sebagai seorang Bhante!” Sinopsis Ashoka Samrat episode 239 by Meysha Lestari