Sinopsis Ashoka Samrat episode 240 by MeyshaLestari. Dharma terkejut melihat seekor cicak melompat keluar dari kotak perhiasannya. Pelayan mangatakan kaalau ini adalah pertanda buruk, “ini bisa mengisyaratkan kalau seseorang akan mati..”
Ashoka menutup wajahnya dengan selendang. Dia telah berjanji akan membawakan makanan untuk Som, “aku akan mencari Sudama setelah aku mendapatkan makanan untuk Som.” Ashoka berhasil mendapatkan makanan dan membawanya ke rumah Som. Alangkah terkejutnya dia ketika tiba di sana Som sudah mati dan rumahnya terbakar. Makanan yang di bawah Ashoka terjatuh. Airmata mengalir di pipi Ashoka memikirkan keluarga Som. Tiba-tiba terdengar teriakan ayak Som. Ashoka segera berlari menghampirinya. Lelaki itu terlihat tak berdaya. Dia memberitahu Ashoka kalau prajurit ada di sekitar mereka. Tapi sayang, sebelum dia berhasil menyelesaikan kalimatnya, lelaki itu telah menghembuskan nafas terakhirnya. Ashoka menjadi geram dan marah. Dia berjanji akan membalas siapapun yang telah melakukan kekejaman ini pada keluarga Som.
Komandan prajurit menanyakan tentang Ashoka pada pria yang pernah di temui Ashoka saat pertama turun dari kapal. Dia mengatakan kalau anak itu bukan berasal dari Takshila. Lalu dengan nada mengoda si pria bertanya, “bagaimana aku bisa mengenaki anak-anak dari wajahnya?” Merasa di ejek, si komandan memukul pria itu. Tapi anak buahnya melerai dan meminta si komandan agar tidak berdebat dengan pengemis. Mendengar itu, si pria tertawa, “aku pengemis?”
Prajurit berhasil menangkap Ashoka danmembawa dia kehadapan komandan. Pria pengemis menjadi tegang mengetahui Ashoka di tangkap. Komandan bertanya siapa Ashoka? Ashoka mengaku kalau dirinya adalah anak yang melempar batu pada prajurit yan telah menjatuhkan koin emasnya di gubuk Som dengan tidak sengaja. Mendengar itu prajurit segera memasukkan Ashoka dalam sebuah peti dan membawanya pergi kehadapan Kichak. Ashoka berusaha menacari jalan keluar.
Charumitra menjadi kesal pada Dharma yang pura-pura baik dan perhatian pada para wanita. Charu mengeluh pada Mahamadya, “dia bersikap berlebihan di hadapan semua orang. Seolah olah ingin berkata kalau dia telah kehilangan anak tapi tetap bisa berdiri tegar. Dan kedekatannya dengan Samrat sangat menggangu ku. Aku tak tahu mengapa aku mendengarkan ibu suri. Kalau tidak, saat ini aku bisa mengurus Dharma dan anaknya yang belum lahir.” Mahamadhya juga meragukan niat Helena, “tujuannya bukan untuk melihat Shushim duduk di tahta.” Charu mengambil kesimpulan kalau ibu suri helena bukan teman mereka. Mahamadhya meyarankan agar mereka merahasiakan rencana mereka dari helena, “kalau tidak dia bsia menggunakan itu untuk menentang Shushim kelak..” Charu sedikit tegang, “dia tahu terlalu banyak tentang rahasia kita. Dia mungkin berencana untuk menyakiti Shushim.” Mahamadhya setuju dan berniat mencari tahu mengapa dia sangat mendukung Siamak, ” setelah itu kita bisa menyusun rencana berikutnya.”
Amadhya menulis surat untuk Helena. Katanya dalam surat, “aku sedang berusaha menjalankan rencanaku. Sangat susah untuk menemui Kichak. Tapi aku telah membuat rencana yang bagus hari ini. Ini akan menjadi langkah awal dari rencana kita!” Kaurvaki melihat Amadhya menulis surat dengan wajah tegang. Kaurvaki bertanya-tanya sendiri, “pada siapa dia menulis surat? Mengapa dia terlihat tegang?” tas madhya terjatuh, beberapa koin meloncat keluar dari tasnya. Amadhya dengan cemas segera memungguti koin-koin itu. Kaurvaki bersembunyi ketika Amadhya melihat kearahnya. Kaurvaki sangat heran mengapa Amadhya tidak terlihat tenang seperti biksu yang lain. batin kaurvaki, “mengapa aku merasa ada yang aneh dengan dia?” Kaurvaki ingat betapa Amadhya sangat marah dan cemas ketika kapal mereka terjebak badai dan ada dalam masalah.
Amadhya keluar dari kamarnya sambil membawa surat. Kaurvaki segera menyelinap kedalam dan memeriksa tasnya. Kaurvaki sangat terkejut dan heran saat melihat Amadhya mempunyai begitu banyak koin emas. Kaurvaki mengambil salah satu koin itu dan mengembalikan tas pada posisi semula. gumannya, “aku tahu aku melakukan hal yang salah tapi aku membutuhkannya untuk memenuhi misiku. Aku merasa orang ini tidak benar, penipu. Dan tidak salah melakukan hal salah pada orang salah.” Kaurvaki berbalik dan menemukan biksu Anadn berdiri di pintu.
Kichak sedang menikmati waktu luangnya. Seorang prajurit datang, saudara perempuan Kicha bertanya mau apa dia datang? Prajurit memberitahu kalau komandan mereka berhasil menangkap anak yang melempar batu. Kakak Kichak segera menyuruh prajurit itu pergi. Dia sangat penasaran dan ingin melihat apakah yang di tangkap adalah anak yang sama yang telah mengoncang rasa percaya diri Kichak.
Biksu Anand menasehati kaurvaki agar tidak berpikir negatif, “kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan.” Kaurvaki berkata kalau dirinya punya pilihan maka dia dia tidak akan melakukan hal itu, “ku tidak melakukannya karena egois. Misiku sangat besar.” Anand berkata bahwa jika ada rasa bersalah setelah melakukannya maka itu salah, “selalu ada reaksi terhadap segala yang kita lakukan. Meskipun begitu, aku tidak akan menghentikanmu.” Setelah berkata begitu Biksu Anand berbalik pergi.
Peti yang membawa Ashoka sedang dalam perjalanan ke istana Kichak. Pria pengemis menghalangi rombongan prajurit dengan menggunakan sapi. Parjurit menjadi sibuk untuk mengusir sapi-sapi itu dari jalan. Ashoka terus berusaha agar bias keluar dari pertinya.
Charumitra menyiram Shushim dengan air untuk membangunkannya. Dengan kesal, Shushim bangun. Charu mengingatkan Shushim tentang kisah kelinci dan kura-kura, “kau terlalu percaya diri akan menang. Siamak secara perlahan maju menuju tujuannya. ia telah mencoba berbagai cara untuk mengisi tempat Ashoka.” SHushim geram dan berkata kalau dirinya tdiak akan membiarkan hal itu terjadi.
Kakak perempuan Kichak menarik komandan prajurit ketempat tersembunyi. Keduanya teryata saling mencinta. Seorang prajurit muncul, mereks segera menenangkan diri dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Lalu keduanya segera pergi untuk melihat Ashoka. Saat peti di buka, ternyata Ashoka sudah tidak ada di sana. Dia berhasil meloloskan diri begitu mendapat kesempatan.
Kakak Kichak terlihat kecewa dan mengejek si komandan prajurit. Komandan menjadi geram dan berjanji akan membawa Ashoka kehdapan Kichak bagaimanapun caranya… Sinopsis Ashoka episode 241 by Meysha Lestari.