Sinopsis Gangaa episode 30 by @MeyshaLestari (10 april 2015/16-12-2015). Nenek menyukai ide Sudha. Dia berkata kalau besok Gangaa akan ikut puasa bersama mereka, “kau tidak boleh memakan apapun mulai matahari terbit hingga matahari terbenam. kau juga tidak boleh minum air. Ini akan menjadi hukuman bagimu.” Sudha terlihat gembira melihat Gangaa di hukum dan meliriknya dengan puas. Tapi Pishi Ma tidak setuju, “kau tidak boleh menyuruh anak kecil puasa seperti itu. Itu sangat sulit dan berat.” Nenek (kanta) berkata kalau dirinya ingin memberi pelajaran pada Gangaa, “kau tidak akanmendapatkan Surga tanpa sekarat. Demikian juga, kau tidak akan mendapatkan akal sehat tanpa bersakit-sakit dahulu. Melalui puasa itu dia akan mengerti apa yang harus kita pelajari dalam hidup ini. Dia bukan gadis spesial.” Sat sang berlalu karena Gangaa. Janda yang lain memiliki pendapat yang berbeda tentang Gangaa. Sudha menunjukan pada gangaa bahwa hal itu akan terjadi ketika dia mencuri dan makan hasil curian. Gangaa menyahut kalau dirinya tidak mencuri. Sudha sama sekali tidak mengerti kenapa Gangaa sangat bandel, “kau bahkan tidak mau mengakui kesalahanmu sendiri.” Sudha teringat saat di panti asuhan dulu, ketika Gangaaa berbuat salah dan tidak mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf padanya. Dengan sinis SUdha berceletuk, “hanya tempat tinggalnya berbeda, sisanya tetap sama. Kau begitu keras kepala bahkan di usia seperti ini. Tak apa. Kau akan kembali di jalan yang benar besok setelah kelaparan seharian. Apakah kau pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya? Apakah kau berani melakukannya?” Gangaa dengan kalem menyengat, “jangan bicara tentang kemampuanku bibi Sudha. Kalau kau bisa melakukannya maka aku juga bisa. Itu bukan masalah besar.” Sudha menatap Gangaa dengan terbelalak kaget.
Maharaj Ji membawa semua barang yang baru di belinya ke dalam gudang. Dia menyuruh pembantu menghitung sebuah jumlah karung. maharaj ji berkata kalau barang-barang sekarang sangat mahal harganya dan hanya orang kaya seperti keluarga Chaturvedi yang sanggup membelinya. Sagar kembali dari sekolah. DI amendengar obrolan mereka. Pembantu mengatakan kalau itu semua karena seekor kucing. Nyonya harus menerima semua kemarahan itu karena kau berteriak dan memanggil semua orang. Sagar terkejut mendengar ibunya di matati. Sagar bertanya, “oleh siapa?” Pembantu menyebut nama nenek dan Niranjan, “semua terjadi karena nyonya lupa menutup pintu gudang.” Sagar segera masuk kedalam dengan wajah penuh sesal. Mahar membentak pelayan karena bergosip sepanjang waktu.
Sagar menemui nenek dan bertanya mengapa dia memarahi ibunya. Nenek menjawab kalau dirinya punya hak untuk memarahi menantunya. Sagar kemudian mengatakan semuanya, bahwa itu semua bukan kesalahan ibunya ataupun Gangaa, “aku pencurinya. Gangaa melarangku melakukan itu tapi aku bersikeras. Nenek boleh memarahiku, memukuku atau menghukumku tapi jangan mengatakan sesuatu pada ibuku. Ibu telah mengunci pintu gudang dengan benar. AKu yang mencuri kuncinya dari dapur dan membukanya.” Nenek terkejut mendengar penjelasan Sagar. Dia menyuruh Sagar diam dan mengajaknya ke kamar. Tiba di dalam, sagar menceritakan semuanya secara lebih lengkap, “ibutidak tahu apapun. Kenapa nenek memarahinya? Semua itu aku yang melakukannya.” Nenek meminta Sagar agar tidak mengatakan semua itu pada orang lain. Sagar ingin tahu kenapa. Nenek menjawab, “semua ini demi kebaikanmu sendiri. Tak boleh ada yang tahu kalau kau pelakunya. Kau membuat kesalahan dan aku memaafkanmu karena kau kesayanganku. tapi ayahmu akan memarahimu. Suasana hatainya sedang tidak baik. Kami harus membuang begitu banyak makanan karena ini. Kalau tahu, dia tidak akan mengampunimu. Itu sebabny aaku menyuruhmu diam. Pura-pura tidak tahu apa-apa. Ayahmu tidak boleh tahu kalau kau berada di belakang semua ini.”
Niranjan pulang kerumah sambil marah-marah, “tiga pertemuan di batalkan karena pergerakan bintang-bintang. Orang-orang sudah tidak perduli lagi dengan waktu orang lain..” Raghav mencoba menenangkan Niranjan tapi sia-sia. Madhvi dan Prabha mengetahui itu. Madhvi segera membuatkan teh setelah raghav menyentujuinya. Prabha pulang kerumahnya.
Sebuah telp berunyi, Niranjan melihat namanya. Itu adalah telp dari klien yang sama, tapi dia tak mau mengangkatnya. Raghav mengingatkan Niranjan kalau Mr Singh adalah pengusaha paling top di kota, “kita tidak boleh bersikap seperti itu padanya.” Niranjan berkata kalau dirinya tahu siapa Mr Singh, “aku tidak marah karena dia membatalkan pertemuan tiga kali. Tapi karena kasusnya. Telp dia dan katakan kalau aku tidak mau menangani kasusnya.” Raghav mengatakan kalau ada cara lain untuk mengatakan tidak pada Mr Singh, cara seperti itu akanmenimbulkan reaksi tidak baik dari Mr Singh. Madhvi datang sambil membawa teh, tapi Niranjan beranjak pergi. Raghav bicara pada Madhvi tentang temannya, “aku menghormati dan mengharagi Niranjan dengan segala nilai-nilai dan prinsipnya. Tapi kita harus berhati-hati dan berdiplomasi kalau bicara dengan orang kaya sehingga mereka tidak tersinggung.” Madhvi memberitahu Raghav kalau dirinya tidak ikut campur dalam urusan pekerjaan. Raghav mengangguk mengerti, “aku tahu. Tapi hanya kau yang bisa mmembuat dia mengerti. Kita bisa mengatakan tidak dengan tenang dan sopan. Tidak ada yang pasti dengan orang-orang kaya ini. Kenapa harus menjadi musuh seseorang tanpa alasan?” Madhvi menganggu setuju, “baiklah, aku akan coba bicara padanya..”
Niranjan sedang bicara di telp. Madhvi datang sambil membawa teh. Gangaa berdiri di luar ruangan. Mahdvi mencoba berbaik-baik dengan Niranjan sambil membenarkan kurtanya. Madhvi mencoba mencari tahu apa yang menggangu Niranjan. Niranjan menyahut kalau tidak akan terjadi apa-apa meski dia memberitahu Madhvi, “kautidak akan mengerti.” Madhvi memberitahu Niranjan kalau RaghavJi sudah memberitahunya, “tidak baik menolak seseorang secara langsung.” Niranjan menjadi marah, “sekarang kau akan memberitahu aku apa yang harus kulakukan? Berhenti mengkhawatirkan aku dan fokus pada pekerjaanmu sendiri. Tidak akan ada makanan yang terbuang percuma kalau kau berhati-hati. Kosentrasi pada pekerjaanmu dulu. Pergi sana!” Madhvi meneteskan airmata. Gangaa yang melihatnya menjadi sedih. Di asegera masuk kedalam sambil berkata, “tolong jangan memarahi nyonya. Dia tidak bersalah tapi semua orang memarahinya. Lihat, nyonya menangis.” Niranjan menyuruh Gangaa peri. Tapi Gangaa mengatakan yang sebenarnya, “saya yang pergi ke gudang semalam. Saya juga sudah mengatakannya pada nenek..” Niranjan dan Madhvi terkejut. Kata Gangaa, “marahi saja saya, tapi jangan mengatakan apa-apa pada nyonya.” Niranjan dan Madhvi bertanya apakah benar Gangaa yang masuk ke gudang? Gangaa menjawab kalau dirinya tidak pernah berbohong. Madhvi bertanya lagi, “apakah kau yang membuka kunci pintu dan mencuri beberapa barang dari sana?” Gangaa terdiam. Niranjan tidak percaya kalau anak seperti Gangaa yang menganggap kehormatan diri adalah segalanya bisa melakukan hal seperti itu, “kau bohong!” Niranjan mengajak Gangaa ke bawah, Madhvi mengikutinya.
Niranjan membawa Gangaa ke gudang, “katakan padaku mengapa kau masuk kesini?” Ganga berkata kalau dirinya sangat lapar, “aku datang untuk memakan mathri.” Mereka melihat toples tersimpan dirak bagian atas. Niranjan menyuruh Ganga menunjukan bagaimana dia mengapai toples itu. Gangaa naik keatas jerigen minyak tapi tetap tak bisa meraih toples itu. Niranjan menyimpulkan kalau Gangaa tidak sendiri tadi malam, “kau tidak datang kesini seorang diri. Seseorag ada bersamamu. kau tak mungkin bisa melakukannya sendiri. Setuju kalau kau datang kesini, tapi dengan siapa? Siapa yang ingin kauselamatkan? Katakan padaku siapa namanya?” Gangaa berdiri diam, tak mau mengatakan apa-apa.
Niranjan menoleh kearah Madhvi, “kau punya masalah dengan Gangaa yang tidak mungkin berpikirk buruk tentang orang lain. Dia diam agar Sagar atau Pulkit aman. Dia sedih karena kau di marahi tanpa alasan. Dia mengambil semua kesalahan untuk dirinya sendiri dan juga mengatakan hal yang sama pada nenek agar kau tidak di marahi. Dan kau??” Madhvi menyadari kesalahannya. Niranjan dengan kesal keluar dari sana.
Madhvi tersentuh dengan apa yangtelah di lakukan Gangaa. Gangaa mengusap airmata Madhvi, “anda jangan menangis, atau aku akan ikut menangis juga.” Madhvi memeluk Gangaa… Sinopsis Gangaa episode 31 by MeyshaLestari