Sinopsis Gangaa episode 33 by MeyshaLestari (15 april 2015/17-12-2015). Gangaa berlari kesana kemari untuk memberikan serbat pada setiap oranga yang lewat. Nenek keluar untuk melihat Maharaj. Dia melihat bagaimana Gangaa kecil berlari begitu banyak untuk memberikan serbat pada semua orang. Setelah selesai, Gangaa masuk kedalam tanpa berkata apapun. Gangaa terlihat sangat letih. Dia duduk di sudut sambil memejamkan mata. Dia mendengar suara Maharaj dan membuka mata. Gangaa sangat haus. Sudha datang dan duduk di sampingnya, “itu adalah dosa, walau cuma melirik ketempat serbat berada. Puasamu bisa batal.” Gangaa menundukan kepalanya. Nenek mendengar percakapan mereka. Sagar juga melihat betapa Gangaa letih dan kehausan. Dia menawarinya segelas air, tapi Gangaa menolak. Gangaa masuk kedalam.
Sudha memandikan Gangaa. Gangaa teringat bagaimana dia terbiasa merasakan air hujan. Gangaa menari keluar lidahnya tapi segera menutup mulitnya kembali saat dia teringat nenek memberitahunya tentang puasa.
Semua wanita beryanyi Bhajan. Gangaa bangkit tapi merasa pusing. Madhvi dan nenek melihat itu dengan penuh perhatian saat Gangaa entah bagaimana berhasil pinda ke sisi lain halaman. Nenekbertanya pada Sudha, “apa tidak sebaiknya kita memberi Gangaa air? Dia tidak terbiasa bertahan tanpa air.” Sudha menolak, “tidak akan terjadi apa-apa padanya. Dia bermulut besar. Biarkan dia melakukan puasa ini sekali sehingga dia dapat mengerti betapa susahnya puasa ini dan betapa sulitnya hidup wanita seperti kita. Dengan cara itu, dia akan menghormati kita. Saat ini dia tidak perduli banyak.” Nenek masih mengkhawatirkan Gangaa, tapi coba mengalihkan perhatiannya dengan menyanyikan Bahajan.
Madhvi juga tidak tahan melihat Gangaa dalam kondisi seperti itu. Gangaa membantin, “Gangaa adalah tanggungjawabku. bagaimaana jika sesuatu terjadi padanya? DIa telah memenuhi peraturan puasa satu demi satu. Dia sangat keras kepala dan tidak mau mendengarkan aku. Nenek akan memarahinya jika melanggar salah satu aturan, tapi setidaknya dia akan terbebas dari puasa.” Sagar menatap Gangaa yang di duduk di sudut dengan wajah sedih, “aku harus memecahkan puasanya. Tapi bagaimana?”
Sudha berjalan kearah Gangaa dan mengajaknya menyanyikan Bhajan tapi sebelum itu, Sudha menyuruh Gangaa memberikan 21 roti chapatti pada seekor sapi. Gangaa menatap roti-roti itu penuh kerinduan. Sudha menantang Gangaa, “katakan padaku kalau kau tak bisa melakukannya, maka kau akan kalah.” Gangaa menyahut, “aku tidak akan kalah. Aku akan menyelesaikan puasa ini. AKu akan memberi makan sapi dengan tanganku sendiri.” Sagar bertekad untuk memecahkan puasa Gangaa sehingga dia bisa makan atau minum sesuatu.
Gangaa kemudian keluar. Di amelihat Maharaj menyiapkan serbat untuk semua orang. Sagar membawakan Gangaa segelas dan menyuruhnya minum, “nenek tidak akan tahu.” Maharaj juga meminta Gangaa agar minum, “anak-anak adalah kesayangan tuhan. Mereka tidak pernah di hukum karena hal-hal sekecil itu.” Gangaa menolak untuk makan atau minum, “aku tidak ingin apapun karena kasihan.” harapan Madhvi dan Sagar kandas. Gangaa kemudian pergi untuk memberi makan sapi dengan 21 chapatti.
Sagar mengikuti Gangaa. Keduanya menatap kesegala arah mencari sapi. Keduanya terlihat bingung takut kalau tidak menemukans sapi. Gangaa mendengar bunyi lonceng kuil. Dia memberi isyarat pada Sagar agar pergi kearah itu. Gangaa melihat orang-orang telah memberi makan sampi dengan chapatti. Melihat itu Sagar dan Gangaa tersenyum. Gangaa memberikan piring pada Sagar sementara dia menyuapkan chappati pada sapi sambil berguman, ‘kau pasti sudah kenyang, tapi kumohon makanlah chapatti ku ini. Aku harus menyelesaikan puasaku.”
Sagar memberikan chapatti satu persatu pada Gangaa yang dengan tanganya menyuakan roti itu pada sapi. Sagar mendapat ide. Dia memikirkan kata-kata ibunya danmenyembunyikan satu chapatti ke dalam kantongnya. Gangaa tidak tahu. Dia sangat senang ketika melihat chapatti di piring Sagar sudah habis. Dia mengucapkan terimakasih pada sapi dan segera kembali kerumah.
Gangaa memperlihatkan piring kosong pada Sudha, “aku telah memberikan semua cahapatti pada sapi.” Sudha menatap piring kosong didepannya dengan kagum. Nenek memberi pujian pada Gangaa. Sudha juga memuji Gangaa atas kerja kerasnya. lalu dia menyuruh gangaa melantunkan matra dengan keras sebanyak 108 kali, “mantra itu harus bisa didengar oleh semua orang.” Madhvi bicara untuk Gangaa, “anak itu kehausan dari pagi, bagaimana dia bisa melantunkan mantra dengan suara keras?” Sudha mengingatkan kalau diriny atelah memberitahu Gangaa betapa berat puasa yang akan dia jalani, “tapi anak ini bersikeras bahwa dia sanggup melakukannya. Jadi biarkan saja dia. Dia diharuskan untuk melakukan semua aturan dan rituak yang berkaitan dengan puasa atau biarkan dia menerima kenyataan kalau dia tidak dapat menyelesaikannya.” Nenek setuju dengan Sudha setengah hati. Gangaa setuju melakukan apa yang di suru Sudha. tapi Sagar menolak. Gangaa menanyakan alasan Sagar. Sagar mengeluarkan Chapatti dari kantongnya, “kau harus memberi makan 21 chapatti pada sapi tapi satu tertinggal.” Gangaa mengingatkanSagar atas apa yang telah dia katakan. Gangaa segera menyadarinya, “kau menyembunyikannya? kau berbohong padaku?” Sagar memberitahu Gangaa kalau tidak akan terjadi apa-apa sekarang karena puasanya telah pecah.. Sinopsis Gangaa epsode 34 by MeyshaLestari