Sinopsis Gangaa episode 35 by MeyshaLestari (17 April 2015/18-12-2015). Sudha mengulurkan tangannya saat Gangaa meminta handuk. Gangaa memegang tangan Sudha sambil bertanya, “bilehkan aku mandi kalau sudah selesai?” Nenek menatap Gangaa dengan takjub. Madhvi memberinya handuk sambil berkata, “jangan mandi malam hari, kaubisa sakit. Tuan bisa memarahiku kalau tahu tentang hal ini.” Gangaa mengingatkan Madhvi kalau ritual harus di ikuti oleh mereka yang puasa, “anda dapat memegang janji saya. Saya tahu tuan akan marah dan akan mengatakan agar saya berbuka puasa. Saya harus memenuhinya apapun yang terjadi. Saya tidak akan menghampakan bapak ku.” Gangaa kemudian pergi mandi.
Pulkit menemukan Sagar sedang melamun. Pulkit menenangkan Sagar bahwa tak ada yang akan terjadi sama Gangaa. Niranjan mendengar pembicaraan mereka dan bertanya, “apa yang terjadi Gangaa? Apakah dia baik-baik saja?” Niranjan menanyakan hal yang sama pada Madhvi. Madhvi memberitahu Niranjan kalau Sagar mengkhawatirkan Gangaa karena gadis itu belum makan dari pagi, “kau benar bahwa gadis kecil itu telaj melalui banyak masalah di usianya sehingga puasa ini tidak ada apa-apanya di bandingkan semua itu. DI amengikuti semua aturan dengan rajin sambil terus berpuasa.” Niranjan mengangguk setuju, “aku tahu bahwa kepercayaan diinya lebih kuat daripada kepercayaanku. Kita bisa melenceng dari tujuan tapi gadis itu tidakakan pernah menyerah, bahkan dalam sitiasu yang paling buruk.” Noiranjan datang sambil membawa buku catatan untuk anak-anaknya. Setelah menyerahkan buku itu pada mereka, Niranjan beranjank pergi.
Para wanita sendang menyanyikan Bhajan. Nenek melihat Gangaa duduk di sudut dengan mata setengah terutup. Nenek memberi isyarat pada Maharaj agar menyelimutinya. Maharaj menurut.
Sagar belajar mengatakanb maaf pada Gangaa di depan kaca. Pulkit melihatnya sambil tertawa. Nenek duduk diantara para wanita. Pulkit sudah tidur. Sagar terus berlatih, tapi akhirnya menyerah, “kakak benar, aku tak akan dapat mengatakannya.”
Esok paginya, semua wanita duduk untuk makan bersama. Gangaa meniru tindak tanduk Sudha. Mereka berdoa dulu sebelum makan. Gangaa tersenyum pada Sudha, tapi senyum itu membuat Sudha kesal, “apakah aku harus mengundangmu makan secara pribadi? Makanlah!” Gangaa menyahut, “silahkan makan dulu, bibi Sudha. Aku bisa bertahan lapar untuk 2 hari lagi.” Pishi Ma tersenyum. Sudha dengan kesal menjawab, “aku lebih tua darimu, bukan temanmu. Kupikir aku mengasihimu karen aku anak kecil tapi lihat dirimu!” Gangaa dengan gamblang meminta Sudha agar tidak mengasihinya. Sudha menjadi emosi, “jangan mendongak terlalu tinggi, nanti kau bisa tersandung dan jatuh. Kau juga seorang janda seperti kami. Kehormatan dan harga diri kita telah terlempar pergi karena itu. kau bahkan tidak akan mendapatkan tempat di neraka kalau tetap keras kepala seperti ini. Anggap ini sebagai kutukan dariku!” Semua orang menatap Sudha dengan terkejut. Gangaa menyahut, “tidak baik kalau marah-marah bibi Sudha. Bapak memberitahu aku kalau kau tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah saat kau marah. Lihat, akibatnya pada mu. Puasamu batal karena anda telah mengukutkku.” Sudha terhenyak menyadarinya. Nenek menyuruh Gangaa diam. Lalu dia bicara pada Sudha, “Gangaa benar. Sangat terlarang mengatakan sesuatu yang buruk saat kita puasa. Aku tak tahu apakah puasamu akan terpenuhi sekarang atau tidak tapi kau sudah dewasa. Kau seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara.” Mereka kemudian melanjutkan makannya. Nenek melirik Gangaa dengan penuh kasih. Gangaa mengigit makanannya. Madhvi dan Sagar terlihat lega. Sudha menggigit satu atau dua lalu memohon diri.
Sagar mengisi ulang piring Gangaa dengan makanan. Gangaa menyuruh Sagar berhenti tapi Sangat tidak perduli. Kata Sagar, “kau tidak makan apapun dari kemarin.” Semua orang tersenyum melihat ikatan yang terjalin antara mereka. gangaa teringat saat pertama kali Sagar tidak membiarkan dia menyelesaikan makanannya karena dia ingin mengajak Gangaa bermain. Gangaa tersenyum memikirkan perubahan pada diri Sagar.
Gangaa sedang bermain-main dengan kerikil. Niranjan dan Madhvi mendekatinya dan duduk di lantai bersamanya. Niranjan bertanya, “bagaimana puasamu?” Gangaa menjawab kalau puasa tidak terlalu berat. Niranjan bertanya apakah Gangaa pernah berpuasa? Gangaa menggeleng, “bapak sering berkata kalau puasa dan puja di lakukan oleh mereka yang lebih tua. Adalah pesta bagi orang miskin ketika dia mampu mendapatkan makanan dan puasa jika piring mereka kosong.” Niranjan sangat bangga mendengarnya, “bapakmu benar sekali. Ini juga puasa ketika orang bertahan lapar padahal dia punya segalanya. Orang kaya berpuasa agar bisa pergi kesurga, sedangkan orang miskin berpuasa agar bisa mempertahankan diri mereka sendiri.” Setelah berkata begitu Niranjan pergi. Madhvi bertanya pakah Gangaa mengerti dengan apa yang di katakan ayahnya? Gangaa menjawab kalau dirinya mengerti sedikit. Keduanya lalu tersenyum. Gangaa menambahkan, “suara tuan seperti madu. Apapun yang dia katakan terdengar manis dan baik saja. Saya menatapnya dengan terus menerus saat beliau bicara. Matanya bercahaya seperti bintang. Bappa sering berkata bahwa mata orang yang benar akan bersinar seperti bintang.” Mandhvi terkesan mendengar kalimat Gangaa. Tiba-tiba Gangaa teringat sesuatu dan berlari ke atas.
Gangaa sedang melipat baju ketika Sagar datang. Sagar dengan sedikit gugup berkata, “Gangaa, aku ingin mengatakan sesuatu..” Sagar terlihat bingung dan salah tingkah, “bagimana mengatakannya..??” Sagar kemudian menapat ide. DIa mengajak Gangaa ketempat di mana ada jemuran biji gandum. Sagar menuliskan kata Sorry di tumpukan gandum itu. Tapi Gangaa tidak dapat membacanya, “kau bisa membacakan apa yang kau tulis?” Sagar memperbaiki tulisannya. Gangaa ingin tahu tapi tak mau memaksa, “ya sudah kalau tak mau. AKu tahu kau sedang membogohi aku.” Gangaa membalikkan badan hendak pergi ketika Sagar mengumpulkan keberaniannya lalu berkata, “I m Sorry.” Gangaa tak tahu artionya dan salah paham dengan kata saree. Sagar tertawa mendengarnya lalu menjelaskan arti kata itu padda Gangaa. Gangaa menatap Sagar dengan datar dan berkata kalau dirinya tidak menginginkan permintaan maaf. Sagar dengan rasa ingin tahu bertanya, “apa yang kau inginkan?” Sinopsis Gangaa episode 36 by MeyshaLestari