Sinopsis Gangaa episode 38 by MeyshaLestari (22 April 2015/19-12-2015). Mendengar kata-kaata Gangaa tentang seorang ibu, nenek bertanya, “apakah sekarang kau membandingkan seorang dewi dengan manusia?” Gangaa menjawab, “kita semua adalah manusia. lalu bagaimana kau tahu apa yang dipikirkan dewa? bagaimana anda bisa mengerti apa yang ada dalam benaknya?” Semua orang kembali menatap takjub. Nenek tak bisa menjawab pertanyaan Gangaa. Dan dengan kesal berkata, “ini tidak akan terjadi.” Gangaa merasa kalau semua orang membodohinya dan berbohong padanya karena mereka tidak ingin dia memakai pakaian bagus dan mengenakan perhiasan. nenek menyadari kalau mereka berdua yang salah. Dengan kesal dia mengambil barang-barang gangaa sambil melangkah keluar kuil, “lihat, apa yang ku lakukan dengan barang-barang ini sekarang.” Gangaa mengikuti nenek sambil meminta dia mengembalikan barangnya.
Nenek dan Gangaa tiba di rumah. Gangaa menarik tas yang di pegang nenek, “bapak membelikan ini untukku. Aku mendapatkannya kembali dari bibi Sudha dengan susah payah dan kini nenek mengambilnya..” Sagar ikut memoohon pada nenek agar mengembalikan barang-barang Gangaa. Tapi nenek melatang Sagar ikut campur., “tak boleh ada yang ikut campur!” Nenek bergegas masuk kekamarnya. Madhvi melarang Sagar mengikuti nenek, karena nenek terlihat sangat marah.
Nenek menyimpan barang-barang Gangaa di salah satu kopernya. Gangaa memintanya, tapi nenek bersikeras tak mau memberikannnya. Nenek menyimpan kopernya di atas lemari yang jauh dari jangkauan Gangaa, “barang-barang itu tak ada gunanya untukmu. kau tak akan mendapatkan barang-barang itu ataupun kunci ini!” Nenek mengikat kunci koper itu di ujung sarenya. Gangaa dengan berani meminta kunci itu. Nenek berjanji kalau dirinya tak akan memberikan barang-barang hingga nafas terakhirnya. Gangaa menatap nenek tanpa berkedip. Nenek membentak Gangaa, “kau melotot padaku?” Gangaa berkata, “kelak anda pasti akan memberikan barang-barang itu padaku dengan tanganmu sendiri. Bapak yang memberikan barang-barang itu padaku. AKu akan mengambilnya suatu hari nanti. Aku tidak akan pernah meninggalkannya.” Steleh aberkata begitu Gangaa pergi meninggalkan nenek. Nenek menatap kepergian Gangaa dengan mata terbelalak tak percaya.
Sagar bergegas menemui Gangaa, “apakah nenek menyembunyikan barang-barangmu?” Gangaa peri dari hadapan Sangar tanpa berkata apapun.Madhvi melarang Sagar mengikuti Gangaa. Dengan marah Sagar menemui nenek, “mengapa nenek tidak mau memberkan barang itu pada Gangaa? Bapaknya membelikan barang-barang itu untuknya. Tolong kembalikan secepatnya.” Nenek marah pada Sagar karena bicara seperti itu padanya karena seorang gadis yang tidak dia kenal dengan baik. Sagar menolak untuk tenang bahkan setelah Madhvi menyuruhnya diam. Sagar berkata, “nenek pasti juga akan merasa sedih kalau seseorang mengambil barangmu, kan?” Madhvi menghentikan Sagar. Sagar dengan sedih pergi dari depan sana sambil berkata, “nenek jahat!” Nenek memarahi Madhvi karena tidak mendidik Sagar dengan benar, “dia bahkan tidak tahu bagaimana harus bicara pada orang tua. Kau telah memanjakannya.” Madhvi menyangkalnya, “anda tahu aku tidak pernah mengajarkan hal yang tidakbenar pada anak-anak. Bahkan keyataanya, sayalah yang menghentikan mereka melakukan itu!” Nenek tidak tertarik mendengar penjelasan Madhvi dan bergegas kembali ke kamarnya.
Gangaa mengingat kata-kata nenek dengan sedih. Dia teringat dahulu kala dia pernah menangis ketika Munakka mencuri semuah buah-buahan yang dia kumpulkan. Gangaa meminta Munakka agar tidak melakukan itu,, lalu mereka bertengkar dan Munakka membawa pergi semua nya. Bapak gangaa menghibur anaknya dengan berkata, “airmata tidak akan menyelesaikan masalah. Aku tahu Munakka berbuat salah tapi kau tidak akan mendapatkan apa-apa dengan marah-marah. Dia membuat kerugian kecil tapi kau rugi besar dengan menyia-nyiakan airmata seperti ini. Selalu ingat satu hal. Dunia bisa merampas apapun tapi mereka tidak bsia merampas takdir seseorang. Seseorang bisa merampas barangmu secara paksa, tapi tak ada yang bisa merampas senyummu.” Kilas balik berakhi.
Sagar menemui Gangaa dan senang melihat Gangaa tersenyum. Dengan antusias Gangaa memberitahu Sagar apa yang telah dikatakan bapaknya, “aku tidak akan membiarkan siapapun merampas apapun dariku ketika aku dewasa.” Sagar menghargai semangat Gangaa, “kau sangat pemberani.”
Gangga sedang menatap meja sementara Maharaj Ji membawa makanan. Bel pintu berbunyi. Maharaj menyuruh Gangaa melihat siapa yang datang. Seseorang mengulurkan amplop pada Gangaa lalu pergi. Gangaa menunjukan amplop itu pada Maharaj. Maharaj bertanya, “apakah itu sangat penting?” Gangaa menggeleng. maharaj menyuruh Gangaa menyimpan amplop itu diatas meja dan melanjutkan kerjanya. Gangaa menurut.
Jam 2 siang, madhvi mendapat telp dari Raghav menanyakan kalau ada kurir datang mengantarkan surat penting, “surat itu harus segera di bawa ke pengadilan. Kurir tidak datang kesini, jadi ku pikir mereka datang kerumah.” Madhvi mengatakan kalau dirinya tdiak tahu. Maharj Ji datang untuk menanyakan menu makan malam. Madhvi balik bertanya tentang kurir. Maharaj memberitahu kalau ada kurir datang dan Gangaa yang menerima suratnya. Madhvi membaca yang tertera di amplop dan berkata kalau surat itu sangat penting. Maharaj membela diri dengan mengatakan kalau Gangaa hanya mengatakan kalau itu cuma surat. Nenek yang mendengar obrolan itu bertanya, “apa sekarang Gangaa yang menentukan apa yang penting atau yang tidak?” Nenek mengirim maharaj untuk mengantarkan surat itu pada Niranjan. Maadhvi memberitahu rahgav Ji. Raghav Ji mengatakan kalau pengadilan akan di mulai 10 menit lagi.
Nenek mengejek Gangaa, “kau sengaja tidak mau menyerahkan surat itu kan? Kau hanya mengkhawatirkan perhiasan dan bajumu saja…” Madhvi terlihat tegang, karena waktunya sangat sempit.
Niranjan menanyakan dokumen itu pada Raghav. Maharaj terjebak macet. Niranjan memutuskan pergi ke pengadilan tanpa dokumen yang di bawah Maharaj karena keterlambatannya dapat dianggap menghina pengadilan. Maharaj tiba di kantor Niranjan hanya beberapa saat setelah Niranjan pergi. Maharaj menjadi tegang.
Tiba di rumah, Maharaj menceritakan semua kejadiannya pada nenek dan semua orang. Nenek terlihat sangat mengkhawatirkan anaknya karena dokumen itu sangat penting.
Niranjan dan Raghav datang. Noiranjan memarahi Madhvi karena tidak mengantarkan dokumen itu tepat waktu, “kerja kerasku selama berbulan-bulan hilang begitu saja dalam satu menit. tapi setidaknya, serahkan dokumen itu padaku!” Maharaj ji menyerahkan dokumen itu pada Niranjan. Niranjan bertanya dengan rasa tidak puas, “kenapa tidak kau antar dokumen ini padaku kalau ini di kirimkan kerumah? Kenapa butuh waktu begitu lama? Tidakkah kalian melihat betapa pentingnya dokumen ini setelah melihat sampulnya?” Nenek meminta Niranjan bertanya pada pelakunya bukan pada Madhvi, “Gangaa yang beruat ceroboh bukan Madhvi.” Niranjan menyahut kalau mereka semua ada dirumah, “kenapa menyalahkan dia?” Niranjan meminta Madhvi agar mengurus semua itu mulai sekarang, “jika ada sesuatu datang kerumah atas namaku maka itu harus sampai padaku diwaktu yang sama.” Madhvi mengangguk. Gangaa melihat semuanya dari kauh… Sinopsis Gangaa episode 39 by MeyshaLestari