Sinopsis Gangaa episode 40 by MeyshaLestari (24 April 2015/19-12-2015). Gangaa keluar dari kamar Niranjan tanpa berkata apa-apa. Niranjan bingung di buatnya. Madhvi menduga bahwa mungkin Gangaa khawatir dengan biaya sekolah seperti yang telah di katakan nenek, “mungkin ini sebabnya dia berkata tidak.” Niranjan mengangguk mengerti, “Gangaa sangat menghormati harga dirinya. Ini pasti telah melukainya dan lagi mana ada anak yang tidak suka pergi kesekolah?”
Malamnya, Gangaa sedang tidur. Dia memimpikan kejadian ketika di desa, dan guru telah memukulnya dengan tongkat di tangan karena dia tidak menulis apapun dengan benar. Gangga terbangun dengan kaget dan menatap telapak tanganya. Gangaa berdoa, “Deawa Anoman tolong selamatkan aku! Aku tak ingin pergi ke sekolah! Aku ingat semuanya. Kepala sekolah sering memukuli aku dengan kayu. Kumohon selamatkan aku, aku tak mau mengalaminya lagi. Aku hanya bisa selamat kalau tuan mendengarkan nenek.” Nenek melihat Gangaa terbangun, “kenapa kau belum tidur? Kau tidak bahagia karena anakku bertengkar denganku karena dirimu? Pertengkaran ini telah di mulai sejak kau datang kesini. Selalu ada pertengkaran setiap hari. Setiap orang selalu mendukungmu karena itu kau menjadi keras kepala. Hanya tuhan yang tahu kapan kau akanberubah demi kebaikanmu sendiri. Tidurlah sekarang!” Gangaa mengangguk. Nenek sendiri tak bisa tidur, dia teringat kata-kata Niranjan.
Besok paginya, nenek kembali dari mandi disungai Ganga. DIa memberitahu Maharaj untuk membawakan nampan puja padanya. Madhvi juga telah menyiapkan sepering penuh buah-buahan untuk nenek. Mahdvi menunjukan piring itu. Nenek maju untuk memeriksa isi piring tapi kemudian berhenti karena teringat pada janjinya, “kau coba bertindak cerdas melebihi aku? Kau ingi bercanda denganku dengan coba memecahkan puasa tak terbatasku?” Madhvi mengingatkan nenek agar tidak meninggalkan makan dan minum di usianya yang sudah tua. Nenek memotong kalimat Madhvi denganberkata, “aku tidak ingin saran apapun darimu. Jelaskan tentang salah dan benar pada suamimu.” Madhvi segera pergi keatas. Gangaa membantu nenek menjemur pakaiannya sambil memikirkans sebuah ide. Lalu dia berkata pada nenek, “nenek, maukah anda membacakan Ramayana untukku? Aku akan belajar dengan cepat. Bapak pernah mengajariku arti dengan cara yang sama. Aku terbiasa menyanyikannya setiap hari. Anda benar. tak ada gunanya peri kesekolah.” Nenek menyahhut, “kau benar, tapi kau tak pernah mendengarkan aku. Apa yang terjadi padamu hari ini?” Gangaa berkata kalau dirinya akan mematuhi apapun yang dikatakan nenek. Gangaa membawa prasad untuk nenek. Nenek berpikir kalau Gangaa juga ingin dia membatalkan puasanya. nenek berkata, “aku sendirian.” Gangaa bersikeras kalau dirinya ada di pihak nenek. Nenek menolah jatuh dalam perangkap Gangaa. Gangaa memberitahu nenek kalau dirinya ingin Niranjan setuju dengan nenek, “aku sendiri tidak mau sekolah.” Nenek berguman, “yaang harus kita khawatirkan pasti sedang mondar-mandir dengan marah di kamarnya.”
Madhvi memberitahu Niranjan kalau nenek tetap berpegang teguh pada kata-katanya, “kau seharusnya pergi dan bicara padanya, bujuk dia. Dia tidak akan mendengarkan aku. Dia ingin putranya datang dan bicara padanya.” Niranjan tahu kalau ibunya sedang menunggu dirinya, “sangat mudah membuat anak-anak setuju dan mengerti tapi tidak begitu dengan kasus nenek.” Niranjan menyerahkan handphonenya pada Madhvi, “coba tolong hubungi tuan Raghav, aku tidak bisa menghubunginya.”
Nenek sedang membaca kitab Ramayana. Sekali-kali nenek menoleh karah pintu. Gangaa tahu kalau nenek sedang menunggu Niranjan. Tapi nenek menyangkal. Niranjan datang. Gangaa ingin memberitahu nenek, tapi Niranjan memberinya isyarat agar diam. Dengan pelan Niranjan melangkah mendekati nenek dan menyentuh pundaknya. Nenek segera mencoba untuk fokus pada kitab yang di bacanya tapi kemudian dia cepat-cepat berdiri daris ana ketika Niranjan tak mau melepaskan dirinya. Niranjan memberi isyarat pada Gangaa agar menunggu di luar. Sambil keluar gangaa berdoa semoga nenekbisa melakukan sesuatu yang bisa membuat Niranjan mendengarkannya, “aku tidak mau ke sekolah!”
Niranjan berkata pada nenek, “aku ayah dari 2 orang anak. Tidak akan terlihat bagus kalau aku melakukan sit up di depanmu di usia begini. Kau bisa mengatakan hukuman lain yang ada di dalam benakmu.” Nenek menyahut kalau dirinya bukan siapa-siapa yang bisa mengatakan apapun pada Niranjan. Nenek mengulangi janjinya, tapi Niranjan melarang karena dia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada ibu tersayangnya. nenek menolak membuka mulut. Sehingga Niranjan memutuskan untuk memberinya makan dengan infus atau dengan cara medis lainnya. Nenek menolak. Niranjan memutuskan kalau dirinya akan menyuapi nenek dengan makanan dulu baru setelah itu dia akan mendengarkan apapun yang akan dia katakan. Gangaa memnberitahu Niranjan kalau buah dan susu ada di dapur. Niranjan pergi mengambilnya. Nenek menatap Gangaa dengan kesal, “kau menikmati tontonan ini, kan?”
Niranjan dengan gembira meminta Maharaj mengambil piring, nenek setuju untuk makan. Madhvi datang dan memberikan telpon pada Niranjan. Dari seberang raghav Ji memberitahu Niranjan kalau hakim mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah golongan B+, “golongan darah anda sama ytuan.” tanpa membuang waktu lagi Niranjan segera pergi ke rumah sakit untuk menolong hakim. maharah memberikan piring pada Madhvi.
Nenek tahu kalau Niranjan sangat keras kepala. Gangaa menambahkan kalau tuannya sangat mencintai nenek. nenek menjawab, “aku tahu itu. Dia memalsukan cintanya hanya agar aku setuju dengan keputusannya.” Gangaa tidak setuju dengan dugaan nenek, “cintanya sangat tulus. Dia berjanji padamu lalau dia keluar untuk mengambil makanan. Apakah dia akan setuju dengan mu, nenek?” nenek berkata kalau dirinya akan menolak makan apapun sampai Niranjan menyerah. Gangaa juga mendoakan hal yang sama. sehingga dia tidak perlu pergi kesekolah. Nenek berkata kalau dirinyatdiak ingin melihat atau bicara dengannya. Dia telah menyusahkan aku. Sekarang giliranku!” madhvi membawakan piring berisi buah-buahan dan menyodorkannya kedepan nenek. Nenek tida mau melihat danmenyangkah kalau itu Niranjan. kata nenek, “berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan mengirim Gangaa ke sekolah!” Nenek terkejut saat madhvi yang menyahutinya. Madhvi memberitahu nenek kalau Niranjan pergi dengan tergesa-gegsa karena ada urusan yang sangat penting. Nenek menyuruh Madhvi membawa semua makanan itu kembali ke dapur. Madhvi memohon agar nenek memakan makanan itu. Tapi tekad nenek sudah sangat bulat, “tak ada yang bisa menghentikan aku dari puasa tanpa batas ini. baik dirimu atau suamimu! Beritahu Niru saat dia pulang kerumah bahwa jika Gangaa pergi ke sekolah aku akan pergi dari rumah ini.” Gangaa dan Madhvi terhenyak kaget mendengarnya.
Madhvi meminta Sagar agar mencoba menyuapi nenek sesuatu sekali saja. Sagar pergi ke kamar nenek dengan piring penuh dengan buah-buahan. Nenek meminta Sagar agar tidak ikut campur dalam masalah ini. Dengan sopan Sagar meminta nenek agar makan atau minum sesuatu tapi dia tidak berminat untuk mendengarkan rengekan Sagar hari ini. Semua permintaan Sagar di abaikan nenek. Akhirnya Sagar pergi dari kamar nenek dengan wajah sedih. Madhvi menjadi sangat tegang.
Terdengar nenek terbatuk-batuk lalu muntah. Semua orang bergegas kesisinya dengan prihatin. Madhvi meminta Maharaj untuk membawakan air. Tapi nenek tak menghiraukannya dan kembali ke kamarnya dengan segera. Madhvi dan yang lainnya terlihat sangat mengkhawatirkannya… Sinopsis Gangaa episode 41 by MeyshaLestari