Sinopsis Gangaaa episode 36 by MeyshaLestari (20 April 2015/18-12-2015) Sudha melampiaskan kemarahannya dengan mencuci pakaian. Pishi Ma mengamatinya sambil berkata, “anak itu tidak salah. Kau tidak boleh begitu emosi. Apa perlunya berdebat dengan dia?” Sudah menjawab bahwa Gangaa yang selalu memulai perdebatan. Dia selalu saja membuatku merasa kalau kita lebih rendah dia dalam segala hal. Dia tidak melihat usia kita dan menganggapo seolah-olah dia lebih cerdas dari kita. Akutidak tahu kegembiraan apa yang dia peroleh dengan memberi kita masalah. Jujur saja, aku tidak punya jawaban atas pertanyaannya ataupun kata-katanya. karena itu aku hilang kesabaran.” Dan emosi Sudha semakin terpecuat ketika dia melihat Gangaa berdiri menatapnya. Sudha segera emninggalkan cuciannya dan menghampiri Gangaa, “apa yang kau lakukan di sini?” gangaa menjawab kalau dirinya ingin mengambil sare dan perhiasannya. Sudha mengatakan kalau itu semua tak ada gunanya bagi gangaa, “apa yang akan kau lakukan dengan semua itu?” Sagar memanggil bibi Sudha dan menyuruhnya mengembalikan semua barang-barang Gangaa. Sudha terkejut mengetahui Sagar memihak gangaa. Begitu pula saat Pulkit datang dan mengatakan hal yang sama, “tolong kembalikan barang-barang Gangaa.” Sudha mengatakan hal yang sama, “apa gunanya barang itu untuk Gangaa?” Pulkin membalikkan kata-kata Sudha, “apa gunanya juga untuk anda bibi Sudha?” Sudha terhenyak. Sekali lagi Gangaa memohon agar barangnya di kembalikan, “bapak membelikannya untukku.” Sidha akhirnya setuju untuk memberikan semua itu pada Gangaa sambil berkata, “lagipula kita janda, tak memerlukan semua ini.” Sagar dan Pulkit terlihat senang. Sudha mengambil barang-barang Gangaa dan menyerahkan kembali padanya< “ambillah. AKu juga ingin tahu apa yang akan kau lakukandengan benda itu.” Gangaa memeriksa barang-barangnya, dan semua lengkap. Sebelum pergi Gangaa berpesan agar Sudha mengamatinya. Pulkit dan Sagar tersenyum. Kemudian mereka pergi menninggalkan Sudha yang menatap kepergian Gangaa dengan hati luka.
Gangaa menatap perhiasannya dengan gembira. DIa teringat hari Gaunanya ketika dia merasa sangat bahagia memakai semua perhiasan itu. Pulkit mengingatkan Gangaa agar pulang kerumah dulu, “barangmu akan selalu kau simpanbersamamu. Kau bisa melihatnya nanti.” Gangaa setuju. Mereka kemudian membantu Gangaa mengemasi barangnya dan pulang kerumah.
Pelayan sedang memijat bebek. Maharaj sedang menyirami bunga smbil menasehati nenek agar berhenti berpuasa seperti itu. Nenek menolak untuk menyerah karena dia telah terbiasa melakukan puasa itu setiap tahun, “lalu bagaimana akau akanmenghadap dewa kalau aku mati?” Pelayan terkejut mengetahui kalau Gangaa juga melakukan puasa yang berat itu dan memuji Gangaaa. Maharaj bicara mendukung Gangaa. nenek mengangguk, “lebih bagus baginya kalau dia belajar untuk mengikuti aturan bagaimana janda menjalani hidupnya. Tapi dia sangat nakal dan tidak pernah mendengarkan aku.” Madhvi yang tiba-tiba muncul menyahut, “dia tidak nakal, tapi cerdas. Dia berpoegang teguh pada kata-katanya.” Nenek mengingatkan Madhvi agar tidak memanjakan gadis seperti itu, “kalau tidak dia akan melakukan apa saja yang disukainya.”
Sudha menelpon nenek dan meberitahu segalanya tentang Gangaa. nenek terlihat kaget dan menjadi marah. Dia mencari-cari Gangaa, Pulkit dan Sagar, “Madhvi..apa kau melihat mereka?”
Anak-anak sedang menikmati Kulfi. Sagar bertanya apakah Gangaa masih marah padanya? Gangaa mengoda Sagar dengan berkata kalau dirinya akan berpikir dulu dan anti akan akan memberitahunya. Sagar menjadi bingung. Pulkit meminta anak=anak berpikir apa yang akan mereka katakan pada nenek, “bibi Sudha pasti sudah menelponnya. Nenek akan memarahi kita. Pikirkan bagaimana kita akan menghadapinya.” Sagar mengangguk. Mereka kemudian sibuk berpikir.
Nenek mondar-mandir sambil menunggu kedatangan anak-anak, “aku akan menghukum gadis itu! DIa sudah melewati batas!” madhvi menambahkan kalau anak-anak berbuat kesalahan, tapi gangaa hanya anak kecil.” Raghav Ji datang dan memberi salam. Dia melihat ketegangan di wajah nenek. Niranjan juga datang. Mereka berdua besiap hendak pergi ke pengadilan. tapi melihat eksptresi tegang di wajah nenek dan Madhvi dia menyempatkan diri bertanya, “apa ada masalah lagi?” Nenek menyembunyikannya, “tidak ada. hanya masalah rumah tangga. kami para wanita akan menanganinya. Lagi pula banyak hal yang perlu kau pikirkan.” Niranjan dan Nadhvi saling bertatapan.
Anak-amak tiba di depan rumah dengan sangat hati-hati. Mereka takut kemarahan nenek. Sagar mendapat ide, “nenek akan menyerah hanya kalau papa mengatakan sesuatu. Dia akan menyelamatkan kita!” Pulkit dan Gangaa setuju. Niranjan selalu membela orangyang jujur. Mereka bertiga sepakat akan langsung menemui Niranjan. Gangaa bertanya-tanya apa yang akan terjadi kalau nenek mengetahui mereka langsung menuju ke ruangan tuan. Sagar menyakinkan Gangaa kalau mereka berdua ada bersamanya.
Niranjan dengan rasa ingin tahu menatap Madhvi pai nenek menyuruh Niranjan segera pergi kerja. Niranjan menurut. Dia segera pergi. Begitu pula pelayan dan maharaj yang kembali melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
Anak-anak melihat Niranjan pergi dengan keretanya dan merasa sangat kecewa. Mereka tak tahulagi bagaimana harus mengatasi nenek. Pulkit memberi mereka semangat, “jangan takut, kita harus kuat. Dan lagi kita tidak melakukan kesalahan apa-apa. Kita akan mengatakan yang sebenarnya.” Mereka bertiga lalu masuk kedalam. Beranda kosong jadi mereka pikir kalau nenek pasti ada dikamarnya. Mereka hendak bergegas naik keatas ketika nenek memanggil nama mereka. Mereka bertiga segera berba;ik menghadap nenek. Nenek dengan wajah bengis bertanya, “darimana kalian?” Nenek memberi isyarat agar Gangaa mendekat. Tanpa gentar, Gangaa melangkah menghampiri nenek… SInopsis Gangaa episode 37 by MeyshaLestari