Sinopsis Ashoka Samrat episode 256 by Meysha Lestari. Kaurvaki memasuki istana Kichak sebagai pelayan untuk membebaskan ayahnya yang di penjara. Kaurvaki berguman, “aku telah berjanji akan membawa ayah keluar dari tempat ini.”
Ashok menaikan bendera merah di atas atap dan mengelu-elukan tanah airnya bersama pengikutnya. Orang-orang sibuk membuat senjata dan menyerahkan apa yang meeka punya untuk membantu Kihak. Tabib datang menemui Kichak dan bertanya, “apa yang kita gunakan untuk mengobati yang terluka?” Ashok ingat Dharma selalu menggunakan minyak Kapor. Dia memberitahu tabib hal yang sama. Tabib mengangguk puas, “ya, itu bisa di gunakan.” Dia lalu menulisnya dalam daftar.
Ashok meninjau dapur, seorang wanita sedang memasak. Ashoka bertemu pendeta, dia berkata, “aku tahu apa yang aku lakukan bertentangan dengan aturan. Ibuku juga menentang kekerasan, tapikita tidak punya pilihan, Jika tentang aku maka aku akan memilih jalan damai, tapi ini semua tentang negara dan musuh kita tidak bisa berpikir tanpa kekerasan. Akan lebih baik jika kalian semua pergi dari sini dan peri ke tempat yang aman.” Pendeta berkata, “tidak melakukan kekerasan bukan berarti kita harus membiarkan rakyat dalam masalah. Aku bersamamu. Apakah kau tahu kabar Kaurvaki?” Ashok menggeleng, “tidak. Dan dalam seitusai seperti ini aku tidak bsia mencari dia.”
Kaurvaki masuk ke kamar Kichak, dia sedang berbaring di ranjang. Kaurvaki ingat bagaimana dia menyiksa ayahnya. Kaurvaki hendak mengeluarkan belati lketika Kichak menegurnya, “mengapa kau melihatku begitu? Bukankah seharusnya kau menjagaku? Kau beruntung karena mendapat kesempatan itu. Sekarang oleskan krim itu ke kakiku.” Kaurvaki menurut, dia mengoleskan krim itu di kaki Kichak dengan perasaan jijik. Entah mengapa kichak tiba-tiba menendang Kaurvaki dna berkata, “tanganmu tidak bertenaga, ini bukan kaku yang tidak berharga. Peri dari sini!” Kaurvaki segera pergi dari hadapan Kichak secepatnya.
Kaurvaki melangkah sambil berpikir, “apa yang aku lakukan? Apa jadinya kalau mereka melemparku keluar dari istana ini? Aku tidak boleh lemah. Aku telah jadi lemah di depan Ashoka dan lihat apa hasilnya. Sekarang aku tidak boleh lemah. Aku akan melakukan apapun untuk membawa ayahku pergi dari sini karena aku tidak punya pilihan lain.”
Pengikut Ashoka sedang berlatih pedang. Devrat mengajari mereka. Pendeta berkata, “aku selalu berdoa pada tuhan lalu bagaimana bisa aku mulai menggunakan senjata ini?” Ashoka menjawab, “anda benar, tapi kita harus tahu cara mempertahankan diri. Bahkan semutpun tahu cara mempertahankan diri di saat mendapat masalah. Maka kita juga harus mengetahuinya. Guruku Aakramak sering mengatakan bahwa semua orang akan menemukan cara untuk melawan. Akan ada perbendaan dalam caraku menyerang dan kalian. Kalian harus terus berlatih, dengan cara itu kalian dapat menyerang dengan baik.”
Kaurvaki berkelit dari seorang pelayand anberhasil mengusirnya agar pergi. Kaurvaki pegi ke penjara. Prajurit menyuruh dia memberi makan tahanan karena dia harus bekerja setiap hari kalau tidak Kichak akan menghukum mati dirinya. Kaurvaki masuk sambil membawa makanan. Dia melihat ayahnya sedang mengerakan mesin pembuat tepung. Dengan emosi kaurvaki berguman, “ayah…” Jagannath mengenali Kaurvaki. Dia sangat senang melihatnya dan menyapanya, “Kaurvaki? Anakku!” Jagannath hendak mendekati Kaurvaki tapi dia terjatuh karena rantai yang membelit kakinya. Kaurvaki tegang. Jagannath berkata, “anakku sudah besar sekarang…” dia tesenyum.
Ashok berkata pada Devrat bahwa orang-orang mempercayainya, “mereka mempunyai harapan bahwa aku akan membebaskan mereka dari Kichak tapi aku tegang. Kita telah mencoba tapi kurang jumlah di bandingkan pasukan Kichak.” Devrat mengangguk, “kau benar! Tapi kita punya keberanian. Kekuatan keinginan dan harapan bersama kita, Ya..kita butuh prajurit lebih banyak.” Ashok menyarankan agar mereka mengumpulkan banyak orang dari desa, “ibuku bilang persatuan membuat kita semakin kuat.” Devrat setuju, “dia benar. Kita akan pergi untuk bicara dengan Sarpanch.” Devrat kemudian pergi.
Arjun datang dan memberitahu Ashoka bahwa dirinya akan pergi bersamanya, “aku akan coba untuk menemukan kaurvaki.” Ashok berkata, “tapi Kichak mencurigaimu.” Arjun menjawab kalau dirinya hanya ingin melayani Ashok, “kumohon biarkan aku menemukannya.” Asok mengucapkan terima kasih. Asrjun menyahut, “berterima kasilah setelah aku menemukan kaurvaki.” Ashok mengangguk.
Kaurvaki menyuapi ayahnya makan. Jagannath menatap makanan itu dan berkata, “bahkan hewan saja tidak makan makanan seperti ini. Kichak ingin menghacurkan kita. Dia sudah mencobanya sejak dulu. Aku tidak akan membiarkan harga diriku rusak dan itu tak akan pernah terjadi. Aku tidak akan hidup jika aku hancur. Dan jika aku tidak hidup maka aku tidak akan bisa makan dari tangan anakku. Sekarang aku tidak akan perduli kalau aku harus mati.” Kaurvaki menyahut pelan, “tidak akan terjadi apa-apa padamu. Aju berjanji pada ibu untuk membawamu kembali dan aku akan melakukannya.” Jagannath berkata, “tidak! Hidupku sudah berakhir. Tapi kau bisa melakukan banyak hal. Aku yakin kau akanmencapai sesuatu. Kau harus menjaga ibu dan kakakmu. AKu tak tahu bagaimana aku bisa datang kesini, tapi aku tahu tidak mungkin untuk keluar dari tempat ini.” Kaurvaki menyahut, “tidak ada yang tidak mungkin. Aku pernah masuk ketempat ini sebelumnya. Dan malam ini aku akan membawamu keluar dari sini. Aku tidak kesini untuk kalah! Kau akan kembali ke Kalinga bersamaku.” Prajurit datang memukul Jagannath sambil menyuruhnya kembali bekerja. kaurvaki sangat marah melihat itu tapi Jagannath memberi isyarat pada Kaurvaki agar menahan diri. Jagannath menyentuh kepala Kaurvaki dan mengelusnya. Keduanya saling tatap, lalu Kaurvaki pergi dari sana. Kaurvaki masih sempat mendengar prajurit membentak jagannath aagar terus bekerja. Kaurvaki berpikir, “aku sudah berjanji untuk membawamu peri dari sini malam ini dan aku akan memenuhi janjiku itu!”
Shushim menyentuh kaki Bindusara. Bindu memberkatinya dan memeluknya, “tuntaskan tugas adikmu. Berikan keadilan pada rakyat Takshila.” SHushim mengangguk, “aku akan melakukannya. Orang-orang yang menderita, aku akan memastikan kalau meeka mendapat keadilan.” Helena berpikir akan melakukan sesuatu yang akan membuat Sianak mendapat dukungan dari rakyat. Kasturi menghampiri Dharma dan membisikan sesuatu, “aku tidak tahu gelasng siapa itu, tapi aku menerima surat yang mengatakan kalau dia tahu gelang siapa itu dan dia juga mengatakan kalau dia tahu siapa yang menyerang rumah Raj Vad.” Dharma bertanya, “kapan kita bisa bertemu orang yang mengatakan semua itu padamu?” Kasturi menjawab, “malam ini.” Dhama berkata malam ini kita akanmendapatkan bukti dan aku akan membuktikan pada samrat bahwa ada banyak misteri tentang kematian Chanakya.” Helena dan Charu mendengarkan pembicaraan itu dan terkejut.
Shushim berkata pada Charu dan Helena jika orang itu memberitahu Dharma kaalau itu adalah gelangnya, maka dia akan mengkaitkan aku dengan kebakaran itu.” Siamak menyalahkaan, “sehausnya kau lebih berhati-hati.” Shushim balas, “kalau kau yang mengerjakannya kau pasti tahu betapa sukarnya.” Charu menengahi, “tak perlu bertengkar. Kita akan memastikan kalau Dharma tidak akan bertemu orang itu.” Helena berpikir, “jika Dharma tahu ada orang yang tahu tentang misteri itu, mengapa dia tidak memberi tahu Bindusara?” Shushim berkat akalau dirinya kan pergi dari sini hari ini, “tapi kalian harus menangani Dharma. Dia ibunya Ashok, dia bis amelakukan apapun. Bagus dia belum mengatakan itu pada Samrat.” Helena berkat akalau malam ini mereka akan tahu seberapa banyak Dharma mengetahui kebenaran itu, “kemudian kita akan memainkan trik berikutnya berdasarkan pengetahuan itu.” Sinopsis Ashoka Samrat episode 257 by Meysha lestari