Sinopsis Gangaa episode 102 by Meysha Lesatri. Gangaa pergi sekolah menggunakan Saree. Sagar melihatnya. Yash juga. Yash tahu bahw aa guru yangs edang menghukum anak-anak karena tidak pakai seragam. Yash melaporkan Gangaa pada guru tersebut. Guru memanggil Gangaa dan bertanya apakah Gangaa sekolah di sekolah mereka? Gangaa menunjukan hasil ujiannya, “aku datang untuk belajar.” Guru bertanya mengapa gangaa datang denga baju seperti itu, “ini bukan seragan sekolah kita.” Gangaa bertanya apakah yang dia kenakan tidak baik, “aku jug seorang murid. Aku telah lulus ujian. Mengapa tidak bisa sekolah? Aku hanya akan datang menggunakan seragan ini saja.” Guru membawa Gangaa menghadap kepala sekolah. Yash senang dan yakin Gangaa akan kena marah.
Nenek membagikan saree dan tasbih pada para janda. Omkar mengambil alih ketika tiba giliran Sudha. Beberapa wanita yang melihat kejdian Sudah dengan Omkar saling berbisik. Nenek menyuruh Sudha membawakan minuman untuknya. Sudha beranjak pergi. Omkar mengikutinya. Para wanita mengenali Omkar sebagai pria yang bersama Sudha. Seorang wanita berkata kalau Omkar memandang tanpa henti pada Sudha, begitu pula Sudha, “jadi ini tidak mungkin terjadi dari satu sisi.”
Kepala sekolah memberitahu Gangaa bahwa dia harus mengenakan seraham kalau ingin sekolah di sekolahnya. Gangaa bersikeras, “mengapa aku tidak bisa belajar dengan baju seperti ini?” Kepala sekolah berkata dia tak bsia mengganti aturan hanya demi dia. Gangaa memikirkan aturan di sekolah lain, “nenek ingin aku mengikuti dharma para janda, dan anda ingin aku memakai seragam. Lalu apa yang harus aku lakukan?” Gangaa menunjukan nilai ujiannya pada kepala sekolah, “aku mendapatkan nilai bagus dalam ujian, “tolong biarkan aku sekolah..” Kepala sekolah tidak berdaya, “aku harus menjaga disimplin di sekolah ini. Maafkan aku!” Gangaa keluar dari ruang kepala sekolah dengan sedih.
Omkar menekan Sudha ke dinding. Sudha mengancamnya akan berteriak. Omkar tidak terpengaruh, dia mengingatkan Sudha kalau dia itu perempuan, “orang tidak akan percaya pada wanita apapun yang terjadi. Pernahkah kau bertemu pria seperti aku sebelumnya? Aku hanya ingin memberikan warna dalam hidupmu yang sunyi.” Sudah tahu apa yang diinginkan Omkar, “kautidak akanberhasil!” Omkar bertanya alasannya. Sudha berkata karena dirinya tidak akan membiarkan bayangan orang yang menjijikan jatuh diatas tubuhnya, :kau sudah menghinaku, orang-orang mulai membicarakan tentang ini.” Omkar berkata kalau orangyang membicarakan mereka akanberhenti sendiri. Sudha mengingatkan omkar kalau dirinya adalah seorang janda, “apa yang kau lakukan adalah melanggar dharma. Kau coba berbuat baik padaku sehingga aku bertekuk lutut padamu. Mustahul! AKutidak akan menjalin ubungan dengan pria seperti dirimu!” Omkar berkata kalau dirinya hanya ingin memberi kehormatan pada Sudha, “banyak wanita cantik yang ingin bersamaku.” Sudha mengingatkan kalau dirinya sudah menunjukan di mana tempat omkar di kuil kemarin, “pergilah dariku!” Madhvi yang menguping pembicaraan mereka bersembunyi sehingga Omkar tak bisa melihatnya. Omkar keluar dengan marah. Sudah menangis. Madhvi menghubungkan kejadian itu dengan apa yang di katakan Dhristi padanya, “aku tidak menyangka kakak ipar bisa membungkuk begitu rendah.”
Gangaa duduk di luar sekolah dengan wajah sedih. Dia berpikir pasti ada sekolah di banaras yang mengizinkan muridnya mengenakan kain sare putih, “aku akan belajar di sekolah itu.” Dia menemui seorang penjuak dan minta segelas teh. Penjual itu tidak paham maksudnya dan memberinya Samosa. Ganga menolak, “aku adalah janda. aku tidak boleh makan makanan yang di goreng dan yang sejenisnya.” Seorang gadis datang membeli samosa. Dia mengenakan seragam berwarna putih. Gangaa bertanya padanya apakah dia janda? gadis itu menjawab kalau itu adalah seragam sekolahnya. gangaa mendapat ide, “seragamnya berwarna putih. nenek tidak akan keberatan.” Gangaa hendak bertanya pada gadis itu, tapi gadis itu sudah duduk di Bajaj dan pergi bersama teman-temannya. Gangaa coba mengejarnya tapi sia-sia.
Sagar melihat Gangaa, “apa yang kau lakukan di sini?” Gangaa memberitahu Sagar tentang sekolah yang memakai seragam berwarna putih, “nenek tidak suka aku sekolah karena mengenakan seragam berwarna. nenekpasti setuju kalau aku belajar di sekolah yang memakai seragamberwarna putih.” Sagar setuju dengan ide itu, “kau pintar, Gangaa. Tapi kita tidak tahu di mana ada sekolah yang seperi itu.” Mereka berdua lalu berpikir. Gangaa menyuruh Sagar menggunakan laptopnya untuk mencarinya. Sagar berlari mengambil laptop lalu bersama-sama dengan Gangaa coba cari sekolah yang memakai seragam putih. Hingga waktu habis mereka belum menemukan informasi itu. Peon memanggil Sagar, menyuruhnya masuk kelas. Akhirnya Sagar menemukan alamat sekolah itu. Dia memberikan alamatnya pada Gangaaa, “sekolah itu jauh sangat jauh.” Tapi Gangaa tidak keberatan, selama itu masih di Banaras. Sagar memberi Gangaa uang untuk ongkos naik bajaj atau yang lainnya. Gangaa berkata kalau dirinya mengambil uang itu sebagai pinjaman, “aku akan mengembalikannya.” Sagar malas berdebat denganya makanya hanya diam saja.
Gangaaa tiba di sekolah itu dandi beirtahu kalau ujian masuk sudah di tutup. Gangaa menemui kepala sekolah dan memohon agar di izinkan masuk ke kelasnya, “aku ingin belajar. Ini sangat penting bagiku. AKutidak bsia memakai seragam yang berwarna. AKu hanya bsia belajar di sini… aku seorang janda.” Para wanita yang mendengarnya tertegun. Mereka bertanya tentang pernikahan Gangaa dan bagaimana suaminya mati. Gangaa menunjukan nilai ujian masuknya, “aku akan belajar keras. AKu akan membuat anda bangga. AKu akan melakukan yang terbaik untuk sekolah. Kumohonkan izinkan aku sekolah di sini.” Para wanita berdunding dan akhirnya mengabulkan permintaan Gangaa, “ajak seseorang di rumahmu kesini untuk mengisi formulir. Kita akan lihat betapa keras kau belajar. Anak perempuan bisa belajar di sini dengangartis hingga kelas 8. Tidak akan ada biaya. Setidaknya kau bsia belajat hingga ingkat itu.” Sinopsis Gangaa episode 103 by Meysha lestari